Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI MUDHARABAH

Pengertian

Kalimat Mudharabah berasal dari suku kata dharbu yang berarti berpergian sebab berdagang pun pada umumnya
memerlukan bepergian.
PSAK 105 mendefinisikan mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama
(pemiik dana / shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana / mudharib)
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian
finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.

Bentuk Kelalaian Pengelola Dana

PSAK 105 par 18 memberikan beberapa contoh bentuk kelalaian pengelola dana, yaitu: persyaratan yang
ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi, tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim dan
atau yang telah ditentukan dalam akad, atau merupakan hasil keputusan dari yang berwenang.

Karakteristik Akad Mudharabah

o Pembagian Risiko
Pemilik dana memiliki resiko dalam bentuk finansial dan pengelola dana memiliki resiko dalam bentuk
non finansial.
o Pembagian Keuntungan
Menggunakan nisbah yang disepakati dan menggunakan nilai realisasi keuntungan, yang mengacu pada
laporan hasil usaha periodic yang disusun oleh pengelola dana
o Jaminan Modal
Tidak boleh ada jaminan atas modal, namun agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan, emilik
dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau ihak ketiga dan jaminan hanya dapat dicairkan
apabila pengelola dana terbukti melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau melakukan pelanggaran
terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.
o Perjanjian
Akad/kontrak/perjanjian sebaiknya dituangkan secara tertulis dan dihadiri para saksi dan dalam perjanjian
harus mencakup berbagai aspek antara lain tujuan mudharabah, nisbah pembagian keuntungan, periode
pembagian keuntungan, ketentuan pengembalian modal, halhal yang dianggap sebagai kelalaian
pengelolaan dana dan sebagainya.

Hikmah Akad Mudharabah


Persengketaan :
Agar dapat memberi manfaat manfaat dan keringanan kepada manusia
Ada sebagian orang yang memiliki harta, tetapi tidak mampu untuk membuatnya menjadi produktif.
Ada pula orang yang tidak memiliki harta tetapi ia mempunyai kemampuan untuk memproduktifkannya.
Dengan akad mudharabah, dapat terciptanya kerjasama antara modal dan kerjasama demi kesejahteraan
umat manusia.

Skema Mudharabah
2. Mudharabah Muqayyadah

 Mudharabah Muqayyadah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana dan pengelola, dengan kondisi
pengelola dikenakan pembatasan oleh pemilik dana dalam hal tempat, cara, dan atau objek investasi.
 Dalam transaksi mudharabah muqayyadah, bank syariah bersifat sebagai agen yang menghubungkan
shahibul maal dengan mudharib. Peran agen yang dilakukan oleh bank syariah mirip dengan peran
manajer investasi pada perusahaan sekuritas.
 Imbalan yang diterima bank sebagai agen dinamakan fee dan bersifat tetap tanpa dipengaruhi oleh
tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh mudharib. Fee yang diterima oleh bank dilaporkan dalam
laporan laba rugi sebagai pendapatan operasi lainnya.

3. Mudharabah Musytarakah

 Mudharabah Musytarakah adalah bentuk mudharabah di mana pengelola dana menyertakan modal atau
dananya dalam kerja sama investasi.
 Dalam mudharabah musyatarakah, pengelola dana berdasarkan akad (mudharabah) menyertakan juga
dananya dalam investasi bersama.
 Setelah menambah dana oleh pengelola, pembagi hasil usaha antara pengelola dana dan pemilik dana
dalam mudharabah adalah sebesar hasil usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemili dana sebagai
pemilik dana musyarakah.

Rukun Akad Mudharabah

1. Pelaku
Terdiri atas pemilik dana dan pengelola dana
 Pelaku harus cakap hukum dan baligh
 Pelaku akad mudharabah dapat dilakukan sesame muslim atau dengan nonmuslim.
 Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh mengawasi.

2. Objek Mudharabah (Modal dan Kerja)


Objek Mudharabah merupakan konsekuensi logis dengan dilakukannya akad mudharabah.
a. Modal
 Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau aset lainnya (dinilai sebesar nilai wajar), harus
jelas jumlah dan jenisnya.
 Modal harus tunai dan tidak utang. Tanpa adanya setoran modal, berarti pemilik dana tidak
memberikan kontribusi apa pun padahal pengelola dana harus bekerja.
 Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya sehingga dapat dibedakan dari keuntungan.
 Pengelola dana tidak diperkenankan untuk memudharabahkan kembali modal mudharabah, dan
apabila terjadi maka dianggap terjadi pelanggaran kecuali atas seizin pemilik dana.
 Pengelola dana tidak diperbolehkan untuk meminjamkan modal kepada orang lain dan apabila
terjadi maka dianggap terjadi pelanggaran kecuali atas seizin pemilik dana.
 Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut kebijaksanaan dan
pemikirannya sendiri, selama tidak dilarang secara syariah.
b. Kerja skill
 Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian, keterampilan, selling management skill, dan
lain-lain.
 Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diintervensi oleh pemilik dana.
 Pengelola dana harus menjalankan usaha sesuai dengan syariah.
 Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam kontrak.
 Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap
kesepakatan, pengelola dana sudah menerima modal dan sudah bekerja maka pengelola dana
berhak mendapatkan imbalan/ganti rugi/upah.

3. Ijab Kabul / Serah Terima


Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara
verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.
Contoh Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah Musytarakah

SOAL

A dan B usaha bersama, dimana A Investasi uang Rp. 2.000.000 dalam usaha B. Nisbah untuk A dan B disepakati
1:3. Setelah usaha berjalan, B ikut berinvestasi Rp.500.000. Laba Januari 2008 = Rp. 1.000.000.

 Contoh Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah Musytarakah Alternatif 1


1
1. Bagian A : x Rp 1.000.000 = Rp 250.000
4
3
Bagian B : x Rp 1.000.000 = Rp 750.000
4
2. Kemudian, bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana tersebut (Rp 1.000.000 – Rp
750.000) dibagi antara pengelola dana (sebagai mustarik) dengan pemilik dana sesuai dengan porsi
modal masing-masing.
Bagian A : Rp 2.000.000 / Rp 2.500.000 x 250.000 = Rp 200.000
Bagian B : Rp 500.000 / Rp 2.500.000 x 250.000 = Rp 50.000
3. Sehingga B sebagai pengelola dan akan memperoleh Rp 750.000 + Rp. 50.000 = Rp 800.000, dan A
sebagai pemilik dana akan memperoleh Rp 200.000
 Contoh Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah Musytarakah Alternatif 2
1. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik dana sesuai dengan porsi
modal masing-masing,
Bagian A : Rp. 2.000.000 / Rp 2.500.000 x Rp 1.000.000 = Rp 800.000
Bagian B : Rp 500.000 / Rp 2.500.000 x Rp 1.000.000 = Rp 200.000
2. Kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik) sebesar rp
800.000 (Rp 1.000.000 – Rp 200.000) tersebut dibagi antara pengelola dana dengan pemilik dana sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
1
Bagian A : x Rp 800.000 = Rp 200.000
4
3
Bagian B : x Rp 800.000 = Rp 600.000
4
3. Sehingga B sebagai pengelola dana akan memperoleh Rp 200.000 + Rp 600.000 = Rp 800.000, dan A
sebagai pemilik dana akan memperoleh Rp 200.000

Akuntansi Untuk Pemilik Dana

 Penyajian : Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat.
 Pengungkapan : Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas,
pas:
 Isi kesepakatan utama usaha musharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha
mudharabah, dan lain-lain;
 Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya;
 Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan;
 Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah

Akad Mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana.
Pengukuran Akad Mudharabah dalam bentuk kas dan non-kas pada saat kontrak. Jurnal pada saat penyerahan kas
sebesar jumlah yang dibayarkan;
Dr. Investasi mudharabah xxx
Cr. Kas xxx

Jurnal Penyerahan Modal Mudharabah Berupa Aset Non Kas :

Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan
diamortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah :
Dr. Investasi mudharabah xxx
Cr. Keuntungan tangguhan xxx
Dr Keuntungan tangguhan xxx
Cr Keuntungan xxx

1. Pengakuan Dana Syirkah Temporer


Dana Syirkah Temporer diakui pada saat kas atau aset non-kas diterima.
2. Pengukuan Dana Syirkah Temporer
Dana Syirkah Temporer diukur sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima.
Dr. Kas/aset non-kas xxx
Cr. Dana syirkah temporer xxx

Jurnal ketika menerima pendapatan bagi hasil (apabila dana syirkah temporer disalurkan kembali)
Dr. Kas/Piutang xxx
Cr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx

Jurnal ketika dibagi hasilnya pada pemilik dana


Dr. Beban bagi hasil mudharabah xxx
Cr. Utang bagi hasil mudharabah xxx

Jurnal pada saat pengelola dana membayar bagi hasil


Dr. Utang bagi hasil mudharabah xxx
Cr. Kas xxx

Mencatat pendapatan dan beban apabila dana dikelola sendiri


Dr. Kas/Piutang xxx
Cr. Pendapatan xxx
Dr. Beban xxx
Cr. Kas/utang xxx

Jurnal penutup untuk pendapatan dan beban, apabila perusahaan untung


Dr. Pendapatan xxx
Cr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx
Cr. Beban xxx

Jurnal penutup yang dibuat apabila dana dikelola sendiri dan rugi
Dr. Pendapatan xxx
Dr. Penyisihan kerugian xxx
Cr. Beban xxx

Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban pengelola dana
Dr. Beban xxx
Cr. Utang lain-lain/kas xxx

Diakhir akad pencatatan yang akan dilakukan:


Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas/Aset non-kas xxx

Jika ada penyisihan kerugian sebelumnya:


Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas/Aset non-Kas xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
Skema Musyarakah

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Musyarakah Permanen : Musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan saat akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad (PSAK no 106 par 04)
Contoh : Mitra a dan b melakukan akad musyarakah menanamkan modal yang jumlah awalnya 20.000.000
maka sampai akhir masa akad syirkah modal mereka masing masing tetap 20.000.000
Musyarakah Menurun / Musyarakah Mutanaqisah : Musyarakah dengan ketentuan again dana salah satu
mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya (PSAK no 106 par 04)
Contoh : Mitra a dan b melakukan akad musyarakah, mitra a menanakan 10.000.000 dan mitra b
menanamkan 20.000.000. seiring berjalannya kerja sama tersebut modal mitra a 10.000.000 akan beralih
kepada mitra b melalui pengalihan secara bertahap yang dilakukan oleh mitra b.

Rukun dan Ketentuan Syariah Dalam Akad Musyarakah

1. Pelaku
Para mitra harus cakap hukum dan baligh
2. Objek Musyarakah
Objek musyarakah merupakan suatu konsekuendi dengan dilakukannya kad musyarakah yaitu harus ada
modal dan kerja.

Objek Musyarakah terdiri dari modal dan kerja

Akuntansi Untuk Mitra Aktif dan Mitra Pasif

Akuntansi untuk mitra aktif dan pasif dianggap sama, karena dalam ilustrasi ini pencataatan akuntansi untuk usaha
musyarakah dilakukan oleh pihak ketiga (bank) yang ditunjuk agar lebih mudah diilustrasikan. Oleh karena itu,
pada hakikatnya jurnal yang dibuat oleh pihak ketiga atau mitra aktif adalah sama. Perbedaannya jika pencatatan
dilakukan oleh mitra aktif (pembukuannya tidak dipisahkan maka ia harus membuat akun buku besar pembantu
untuk memisahkan pencatatan dari transaksi musyarakag dengan transaksi lainnya. Sementara apabila ada
perbedaan perlakuan akuntansi untuk mitra aktif dan mitra pasif menurut PSAK, penulis akan menjelaskan lebih
lanjut.

1. Pengakuan Investasi Musyarakah


Investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan kas atau aset nonkas untuk usaha musyarakah.

2. Biaya pra akad


Jurnal untuk mitra aktif pada saat mengeluarkan biaya :
Dr. Uang Muka Akad xxx
Cr. Kas xxx
Jurnal apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai bagian investasi :
Dr. Investasi Musyarakah xxx
Cr. Uang Muka Akad xxx
Jurnal apabila mitra lain tidak setuju biaya iini dianggap sebagai bagian investasi :
Dr. Beban Musyarakah xxx
Cr. Uang Muka Akad xxx

3. Pengukuran Investasi Musyarakah


Penyerahan kas atau asset nonkas sebagai modal untuk investasi musyarakah
a. Apabila investasi dalam bentuk kas akan diniai sebesar jumlah yang diserahkan, maka jurnalnya
adalah :
Dr. Investasi Musyarakah-Kas xxx
Cr. Kas xxx
b. Apabila investasi dalam bentuk aset nonkas, maka dinilai sebesar nilai wajar dan jika nilai wajar
yang diserahkan lebih besar daripada nilai buku, maka mitra aktif selisihnya akan dicatat dalam
akun selisih penilaian aset musyarakah.
Dr. Investasi Musyarakah-Aset Nonkas xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Cr. Selisih Penilaian Aset Musyarakah xxx
Cr. Aset Nonkas xxx
Selisih penilaian aset musyarakah tersebut diamortisasi selama masa akad musyarakah menjadi
keuntungan
Dr. Selisih Penilaian Aset Musyarakah xxx
Cr. Keuntungan xxx
Jika nilai wajar aset nonkas yang diserahkan lebih kecil dari nilai buku, maka selisihnya dicatat
sebagai kerugian dan diakui pada saat penyerahan aset nonkas.
Dr. Investasi Musyarakah-Aset Nonkas xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Cr. Kerugian Penurunan Nilai xxx
Cr. Aset Nonkas xxx

Untuk mitra pasif, akun selisih penilaian aset musyarakah digantikan dengan akun keuntungan tangguhan
dan diamortisasikan selama masa akad. Apabila aset nonkas dikembalikan di akhir akad maka akun
investasi musyarakah nonkas akan berkurang nilainya sebesar beban penyusutan aset yang diserahkan
dikurangi dengan amortisasi keuntungan tangguhan.

Jurnal penutup yang dibuat di akhir periode (apabila diperoleh keuntungan):


Dr.Pendapatan xxx
Cr. Beban xxx
Cr. Pendapatanyang Belum Dibagikan xxx
Jurnal ketika dibagi hasilkan kepada pemilik dana:
Dr.Pendapatanyang Belum Dibagikan xxx
Cr. Kas xxx
Jurnal penutup yang dibuat apabila terjadi kerugian:
Dr. Pendapatan xxx
Dr. Penyisihan Kerugian xxx
Cr. Beban xxx
Jika ternyata kerugian akibat kelalaian mitra aktif atau pengelola usaha, maka kerugian tersebut
ditanggung oleh mitra aktif atau mengelola usaha musyarakah. Maka ditambahkan jurnal:
Dr. Piutang-Mitra Aktif xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx

3. Pencatatan Yang Dilakukan Pada Akhir Akad


a) Apabila dana investasi yang diserahkan berupa kas:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
b) Apabila dana investasi yang diserahkan berupa aset nonkas dan diakhir akad dikembalikan
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Aset Nonkas xxx
Jika aset harus dikembalikan dan terjadi kerugian maka mitra yang menyerahkan aset nonkas harus
menyerahkan. Kas untuk menutup kerugian :
Dr. Kas xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
c) Apabila modal investasi yang diserahkan berupa aset nonkas dan diakhir akad dikembalikan dalam bentuk
kas, maka aset nonkas harus dilikuidasi/dijual terlebih dahulu. Jika penjualan tersebut menghasilkan
keuntungan maka akan menambah dana mitra :
Dr. Kas xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi xxx
Cr. Aset Nonkas xxx
Cr. Keuntungan xxx
Keuntungan ditutup kedana syirkah temporer dan jurnalnya:
Dr. Keuntungan xxx
Cr. Dana Syirkah Temporer xxx
Jika penjualan tersebut menghasilkan kerugian, akan ditagih kepada mitra. Maka jurnalnya:
Dr. Kas xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi xxx
Dr. Penyisihan Kerugian xxx
Cr. Aset Nonkas xxx
Ketika pelunasan, asumsi tidak ada penyisihan kerugian dan dari penjualan aset nonkas mengalami
keuntungan
Dr.Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas xxx
Ketika pelunasan, asumsik dan penyisihan kerugian dari penjualan asset nonkas mengalami keuntungan.
Jurnalnya :
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
Cr. Kas xxx

Saat Akad Disepakati


Bank membuka cadangan rekening pembiayaan musyarakah untuk nasabah dan mendebit rekening untuk biaya
administrasi
02 Feb Kontrak Komitmen Investasi Musyarakah Rp 60.000.000
Kewajiban Komitmen Investasi Musyarakah Rp 60.000.000
Kas / Rek Nasabah – Ibu Nisa Rp 600.000
Pendapatan Administrasi Rp 600.000

Saat penyerahan investasi musyarakah oleh Bank kepada nasabah


Dalam kasus Ibu Nisa, pada tanggal 12 Februari Bank mentransfer sebesar Rp 35.000.000 ke rekeningg Ibu Nisa
sebagai pembayaran tahap pertama. Selanjutnya pada tanggal 2 Maret bank syariah menyerahkan dana tahap kedua
Rp 25.000.000
12 Feb Investasi Musyarakah Rp 35.000.000
Kas/Rek Ibu Nisa Rp 35.000.000
Kewajiban Komitmen Investasi Musyarakah Rp 35.000.000
Kontrak Komitmen Investasi Musyarakah Rp. 35.000.000
02 Mar Investasi Musyarakah Rp 25.000.000
Kas/Rek Ibu Nisa Rp 25.000.000
Kewajiban Komitmen Investasi Musyarakah Rp 25.000.000
Kontrak Komitmen Investasi Musyarakah Rp 25.000.000

Pendapatan usaha investasi musyarakah diakui sebesar bagian mitra pasif sesuai dengan kesepakatan.
Sedangkan kerugian investasi musyarakah diakui sesuai denga porsi dana (PSAK 106 prg 34)
Seperti contoh berikut : realisasi laba bruti usaha Ibu Nisa selama 2 kali masa panen yang dilaporkan pada tanggal
2 Juni dan 2 September.

Transaksi di atas dapat diklasifikasikan dalam 2 bentuk :


 Masa panen I, penerimaan bagi hasil yang pembayarannya dilakukan bersamaan dengan pelaporan bagi
hasil.
 Masa panen II, penerimaan bagi hasil yang waktu pembayarannya berbeda dengan tanggal pelaporana bagi
hasil.

1. Penerimaan bagi hasil yang pembayarannya dilakukan bersamaan dengan pelaporan bagi hasil
Misalnya untuk pembayaran bagi hasil musyarakah masa panen pertama, Ibu Nisa langsung membayar
bagi hasil untuk bank syariah pada tanggal 2 Juni sebesar Rp 3.500.000. Jurnal penerimaan tersebut :

2. Penerimaan bagi hasil yang waktu pembayarannya berbeda dengan tanggal pelaporan bagi hasil
Latihan Soal

1. Jenis musyarakah ada dua, yaitu musyarakah permanen dan musyarakah…


a. Inan
b. Mutanaqisah
c. Musytarakah
d. Mutlaqah

2. Pihak penyetor dana dan tidak bertanggungjawab dalam pengelolaan pembukuan usaha disebut dengan
mitra…
a. Aktif
b. Pasif
c. Berbayar
d. Kerja

3. Akun yang dipergunakan untuk membukukan pembentukan penyisihan kerugian atas investasi musyarakah
adalah…
a. Cadangan/penyisihan kerugian piutang
b. Cadangan/penyisihan kerugian investasi
c. Kerugian piutang
d. Kerugian investasi

4. Dalam hal para mitra menunjuk pihak ketiga atas pengelolaan musyarakah, jika terjadi kerugian dalam
transaksi musyarakah yang tidak ditimbulkan kelalaian pengelola dana akan ditanggung oleh…secara…
a. Mitra aktif;penuh
b. Mitra pasif;penuh
c. Mitra aktif dan pasif; proporsional
d. Pengelola dana;penuh

5. Dana yang diterima dari penyetor dana akan diakui sebagai…


a. Ekuitas
b. Dana Syirkah Temporer
c. Aset
d. Liabilitas

6. Hubungan antara keuntungan tangguhan atas penyerahan modal non kas terhadap investasi musyarakah
adalah…
a. Mengurangi
b. Menambah
c. Tidak berdampak
d. Meningkatkan

7. Pendapatan bagi hasil yang belum diserahkan oleh pengelola dana, akan dicatat oleh pengelola dana sebagai…
a. Utang pendapatan bagi hasil
b. Piutang pendapatan bagi hasil
c. Penambah investasi musyarakah
d. Akun kontra investasi musyarakah

8. Musyarakah dimana ketentuan bagian dana entitas akan dialihkan kepada mitra secara bertahap, sehungga
pada akhir masa akad, mitra akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut adalah definisi dari…
a. Musyarakah statis
b. Musyarakah permanen
c. Musyarakah dinamis
d. Musyarakah mutaqanisah

IJARAH

 Definisi
 Akad pemindahan hak guna atau pemanfaatan suatu asset dalam waktu tertentu, dan diperbolehkan
adanya pembayaran sewa (ujroh) yang telah disepakati di awal. Ijarah dapat diikuti perpindahan
kepemilihan asset itu sendiri, atau pun tidak.
 "akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran
sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri "(Fatwa DSN MUI
No 09/2000)
 Ijarah merupakan jual beli manfaat, yang manfaat tersebut berkedudukan sama dengan benda
 Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT) adalah transaksi ijarah yang pada akhir masa sewa, penyewa
diberi hak milik untuk memiliki barang yang disewa dengan cara yang disepakati oleh kedua belah
pihak.

 Keunguulan
 Dibandingkan akad jual beli/murabahah, akad ijarah lebih fleksible terkait objek transaksi
 Dibandingkan dengan akad investasi, maka akad ijarah mengandung risiko lebih rendah bagi LKS
karena adanya pendapatan sewa yang nominalnya relatif tetap.

 Hukum
 Hukum ijarah berdasarkan ijma’ ialah semua ulama sepakat
 Hukum asalnya menurut para ulama adalah mubah atau boleh, jika dilaksanakan sesuai dengan al-
qur’an, hadis, dan ketetapan ijma’ ulama
 Salah satu sumber hukumnya di QS. Al-Baqarah, ayat 233
…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut…”

 Kemaslahatan
Ada yang punya asset tetapi tidak dapat menggunakan dengan baik (kurang tenaga), ada yang punya tenaga
tetapi tidak punya asset/uang >> menggunakan ijarah, keduanya akan saling mendapatkan keuntungan dan
memperoleh manfaat.

 Perbedaan Ijarah dengan Leasing


 Rukun Ijarah

- Aqid (pihak yang melakukan akad ijarah)


 Mu’jir (pemberi sewa) adalah pihak yang menyewakan barang
 Musta’jir (penyewa/penerima manfaat barang) adalah pihak yang menyewa
 Ajir adalah pihak yang memberikan jasa dalam akad ijarah 'ala al-a'mal

- Sighat akad (ijab qabul)


 Sigat akad adalah pernyataan yang menunjukkan kerelaan atau kesepakatan dua pihak yang melakukan
kontrak atau transaksi.

 Berakhirnya Akad Ijarah


 Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian, namun kontrak masih dapat berlaku walaupun
dalam perjanjian sudah selesai dengan beberapa alasan, misalnya keterlambatan masa panen
jika menyewakan lahan untuk pertanian
 Periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan penyewa sepakat menghentikan akad
ijarah
 Terjadi kerusakan aset
 Penyewa tidak dapat membayar sewa
 Salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan untuk meneruskan akad karena
memberatkannya

 Cakupan Standar Akuntansi Ijarah


PSAK Nomor 107 merupakan standar akuntansi untuk ijarah yang memuat :
1. Pengakuan dan pengukuran biaya perolehan.
Objek Ijarah diakui pada saat objek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan (jumlah kas atau
setara kas yang dibayarkan).
2. Penyusutan
Objek Ijarah jika berupa asset yang dapat disusutkan, maka disusutkan sesuai dengan
kebijakan penyusutan selama umur manfaatnya.
3. Pendapatan sewa
Diakui pada saat manfaat atas asset telah diserahkan kepada penyewa. Piutang pendapatan
sewa diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan.
4. Beban :
Beban diakui selama masa akad saat manfaat atas asset telah diterima. Utang sewa diukur
sebesar jumlah yang harus dibayar atas manfaat yang telah diterima.
5. Perpindahan kepemilikan
- Hibah, jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai beban.
- Penjualan sebelum berakhirnya masa.
- Penjualan setelah selesai masa akad.
- Pembelian objek ijarah secara bertahap, maka penyewa mengakui asset sebesar biaaya
perolehan objek ijarah yang diterima.

 Pengertian Ijarah FE
Fee adalah biaya pemeliharan atau upah. Ijarah fee berkaitan dengan jasa yang disewakan, bisa
berupa jasa penyewaan SDB (Safe Deposit Box) atau jasa penyimpanan/pemeliharaan emas. Fee
dapat diberikan kepada bank.

 Ijarah Fee – SDB


 Berdasarkan sifat dan karakternya, Safe Deposit Box (SDB) dilakukan dengan menggunakan
akad ijarah (sewa).
 Barang-barang yang dapat disimpan dalam SDB adalah barang yang berharga yang tidak
diharamkan dan tidak dilarang oleh negara. Misalnya emas batangan legal ada sertifikatnya
 Besar biaya sewa ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
 Hak dan kewajiban pemberi sewa dan penyewa ditentukan berdasarkan kesepakatan
sepanjang tidak bertentangan dengan rukun dan syarat ijarah.

 Jual dan Ijarah (Sale and Lease Back)


 Jual beli suatu aset yang kemudian pembeli menyewakan aset tersebut kepada penjual
 Transaksi jual (bai) dan transaksi ijarah harus terpisah dan tidak boleh bergantung (ta’alluq) sehingga
harga jual harus dilakukan pada nilai wajar.
 Dalam akad bai', pembeli boleh berjanji kepada penjual untuk menjual kembali kepadanya aset yang
dibelinya sesuai dengan kesepakatan
 Akad ijarah dilakukan setelah terjadi jual beli asset
 Keuntungan dan kerugian dari transaksi jual tidak dapat diakui sebagai pengurang atau penambah beban
ijarah.

 IMBT (Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik)


“dilakukan jika akad ijarah telah berakhir atau diakhiri dan asset ijarah telah diserahkan kepada penyewa
dengan membuat akad terpisah”
 Hibah
 Penjualan sebelum akhir masa akad
 Penjualan pada akhir masa akad
 Penjualan secara bertahap

 Skema IMBT
 Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT)
- Pihak yang melakukan IMBT harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu
- Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad ijarah adalah wa’d, yang hukumnya tidak
mengikat
- Akad pemindahan asset terpisah dengan akad ijarahnya sendiri
- Perpindahan kepemilikan dilakukan jika akad ijarah telah selesai

 Ijarah-Lanjut
 Akad ini terjadi bila suatu entitas menyewa obyek ijarah untuk disewa-lanjutkan.
 Entitas mengakui sebagai beban ijarah tangguhan untuk pembayaran ijarah jangka panjang.
 Entitas mengakui beban ijarah untuk sewa jangka pendek kepada pihak lain atas asset yang disewanya.
 Entitas mengakui pendapatan ijarah dari penyewa atas asset yang disewa-lanjutkan kepada pihak lain.

1. Perolehan Aset Ijarah


 Biaya perolehan diakui saat objek ijarah diperoleh, sebesar biaya perolehan.
 Aset tersebut harus memungkinkan perusahaan akan mendapat manfaat ekonomis di masa
depan dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal
Asset Ijarah xxx
Kas/Utang xxx

2. Penyusutan Ijarah, IMBT


 IJARAH (asli) = umur ekonomis menjadi dasar penyusutan
 IMBT = dasar penyusutan adalah periode akad IMBT
 Metode garis lurus (straight line) , saldo menurun (diminishing balance), jumlah unit (sum
of the unit method)
 Pengaturan penyusutan objek ijarah untuk asset tetap (PSAK 16), amortisasi asset tidak
berwujud (PSAK 19)
Beban Penyusutan xxx
Akumulasi Penyusutan xxx

3. Pendapatan Ijarah, IMBT


Pendapatan sewa diakui pada saat manfaat atas asset telah diserahkan kepada penyewa akhir
periode pelaporan. Jika manfaat telah diserahkan tetapi perusahaan belum menerima uang, maka
diakui sebagai piutang sebesar nilai realisasi

Kas/Piutang Ijarah Rp 2.400.00


Pendapatan Ijarah Rp 2.400.00

4. Biaya perbaikan asset ijarah

 Penyajian dan pengungkapan

o Laporan Posisi Keuangan (Aset Ijarah)


Aset ijarah disajikan dalam nilai neto setelah dikurangi akumulasi penyusutan/amortisasi dan Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) asset ijarah.
o Laporan Posisi Keuangan (Piutang Ijarah)
Disajikan dalam nilai neto setelah dikurangi CKPN atas piutang ijarah.
o Laporan Laba Rugi (Pendapatan Ijarah)
Pendapatan ijarah disajikan setelah mengurangi beban-beban terkait misalnya penyusutan, beban
pemeliharaan dan perbaikan

 Pengungkapan
Pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan IMBT, tetapi tidak terbatas
pada:
 Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada keberadaan wa'd
pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan, pembatasan dalam penggunaan aset ijarah, dan
agunan yang digunakan
 Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan atau amortisasi untuk setiap kelompok aset ijarah
 Keberadaan transaksi jual dan ijarah

1) 20 Juni 20XA, BPRS Syariah Maju membeli kendaraan truk senilai Rp360.000.000 beserta biaya
kelengkapan surat dan pajak sebesar Rp40.000.000.
Aset Ijarah 400.000.000
Kas 400.000.000
2) 1 Juli 20XA, BPRS Syariah Maju melakukan transaksi ijarah dengan Tuan Ahmad. Objek ijarah
adalah kendaraan truk yang diperoleh sebelumnya. Nilai sisa Rp 0, kebijakan penyusutan 8 tahun,
masa sewa 5 tahun dengan tingkat return 20% per tahun. Biaya admin 0,5% pada saat akad.
Kas 25.000.000
Pendapatan Administrasi 25.000.000

 Akuntansi Penyewa (Musta’jir)


 Membayar sewa atau upah dan bertanggungjawab terhadap objek sewa serta menggunakannya sesuai
kontrak
 Menanggung biaya pemeliharaan yang sifatnya ringan (tidak material)
 Bertanggungjawab atas kerusakan barang, karena pelanggaran atas kontrak (kelalaian)

 Beban Sewa dan Beban pemeliharaan

LATIHAN SOAL

1. Penyewaan safe deposit box dan jasa pemeliharaan emas biasanya menggunakan akad ijarah,
yaitu…
a. Jual-Ijarah
b. Ijarah Mumtahiyah Bit Tamlik (IMBT)
c. Ijarah Fee
d. Ijarah Aset

2. Akad sewa menyewa yang diserta dengan janji sepihak (Wa’d) untuk kemungkinan dilakukan
perpindahan kepemilikan, disebut…
a. Ijarah Berlanjut
b. Ijarah Multijasa
c. Ijrah
d. Ijarah Mumtahiyah Bit Tamlik (IMBT)
3. Bapak Bona memiliki aset berupa ruko yang disewakan kepada Ibu Cece, kemudian ruko
(objek ijarah) tersebut disewakan kembali kepada Tuan Fred yang membutuhkannya untuk
toko beras. Jenis akad sewa menyewa yang sesuai yaitu....
a. Ijarah Mumtanahiyah Bit Tamlik
b. Ijarah Lanjut
c. Jual-Ijarah
d. Ijarah Multijasa
(- Ijarah Lanjut merupakan bentuk akad sewa menyewa dimana suatu entitas menyewakan
lebih lanjut kepada pihak lain atas asset yang sebelumnya disewa dari pemilik
- Ijarah Multijasa merupakan bentuk dari jarah berlanjut yang biasanya digunakan untuk
transaksi pendidikan (misalnya AA membutuhkan bantuan pembayaran UKT, Bank Syanah
membayar UKT dan selanjutnya kesempatan untuk kuliah di universitas X disewakan kepada
AA)
- Jual-Ijarah merupakan kombinasi antara akad penjualan yang dilanjutkan dengan sevia.
Misalnya Tuan Bona membutuhkan uang sehingga menjual rumahnya kepada Bank,
selanjutnya bank membayar secara Tunal transaksi jual beli rumah tersebut, namun karena
Tuan Bona juga membutuhkan rumah untuk tempat tinggal maka Tuan Bona menyewa
kembali rumah yang telah dijual ke bank.)

4. Pilihlah jawaban-jawaban yang tepat!


Perpindahan kepemilikan aset di dalam akad tjarah Mumtanahiyah Bit Tamillik (MET) dapat
dilakukan melalui beberapa cara berikut.
a. Hibah
b. Penjualan sebelum masuk masa akad
c. Penjualan secara bertahap
d. Penjualan saat akhir masa akad
(Perpindahan kepemilikan pada IMBT dilakukan jika akad ijarah telah berakhir atau diakhiri
dan asset ijarah telah diserahkan kepada penyewa dengan membuat akad terpisah. Caranya
dengan hibah, penjualan sebelum akad berakhir, penjualan setelah akad berakhir, atau
penjualan objek ijarah secara bertahap.)

Anda mungkin juga menyukai