Anda di halaman 1dari 40

PENGERTIAN MUDHARABAH

PSAK 105 mendefinisikan mudharabah sebagai akad kerjasama


usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana/shahibul
maal) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua atau (pengelola
dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi
diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian financial haya
ditanggung oleh pemilik dana. Kerugian akan ditanggung pemilik dana
sepanjang kerugian itu tidak diakiatkan oleh kelalaian pengelola dana,
apabila kerugian yang terjadi diakibatkan oleh kelalaian pengelola dana
maka kerugian ini akan ditanggung oleh pengelola dana. PSAK 105 par 18
memberikan beberap contoh bentuk kelalaian pengelola dana yaitu:
persyaratan yang ditentukan didalam akad tidak dipenuhi, tidak terdapat
kondisi diluar kemampuan (force majeur) yang lazim dan/atau yang telh
ditentukan dalam akad atau merupakan hasil keputusan dari institusi yang
berwenang.
Akad mudharabah merupakan suatu transaksi investasi yang
berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting
dalam akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari pemilik dana ke
pengelola dana. Oleh karena kepercayaan merupakan unsur terpenting,
maka mudharabah dalam istilah bahasa inggris disebut trust financing.
Pemilik dana yang merupakan investor disebut beneficial ownershiv atau
leeping partner, dan pengelola dana disebut managing trustee atau
labour partner. (Syahdeini, 1999)
Kepercayaan ini penting dalam akad mudharabah karna pemilik dana
tidak boleh ikut campur didalam manajemen peruahaan atau proyek yang
di biayain dengan dana pemilik dana tersebut, kecuali sebatas
memberikan saran saran dan melakukan pengawasan pada pengelola
dana. Apabila usaha tersebut mengalami kegagalan dan terjadi kerugian
yang mengakibatkan sebagian atau bahkan seluruh modal yang
ditanamakan oleh pemilik dana habis, maka yang menanggung kerugian
keuangannya hanya pemilik dana. Sedangkan pengelola dana sama sekali
tidak menanggung atau tidak harus mengganti kerugian atas modal yang
hilang, kecuali kerugian tesebut terjadi sebagai akibat kesengajaan,
kelalaian atau pelanggaran akad yang dilakukan oleh pengelola dana.
Pengelola dana hanya menanggung kehilangan atau risiko berupa waktu,
pikiran, dan jeri payah yang telah di curahakannya selama mengelola
proyek atau usaha tersebut, serta kehilangan kesempatan untuk
memperoleh sebagian dari pembagian keuntungan sesuai dengan yang
telah ditetapkan dalam perjanjian mudharabah.

Hikmah dari sitem mudharabah dapat memberikan keringanan


kepada manusia. Terkadang ada sebagian orang yang memilki harta,
tetapi tidak mampu membuatnya menjadi produktif.terkadang pula, ada
orang yang ridak memiliki harta tetapi ia mempunyai kemampuan untuk
memproduktifkannya. Sehingga dengan akad mudharabah kedua belah
pihak dapat mengambil manfaat dari kerjasama yang terbentuk.
Usaha mudarabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal
usaha mudharabah diterima oleh pengelola dana (PSAK 105 par 16).
Sedangkan pengembalian dana mudharabah dapat dilakukan secara
bertahap bersamaan dengan distribusi bagi hail atau secara total pada
saat akad mudharabah berakhir, sesuai kesepakatan pemilik dana dan
pengelola dana.

JENIS AKAD MUDHARABAH


Dalam PSAK, mudharabah diklasifikasikan kedalam 3 jenis yaitu
mudharabah muthalaqah, mudharabah muqayyadah, dan mudharabah
musytarakah.
1. Mudharabah muthalaqah
Mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada
pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Atau disebut juga
investasi tidak terkait.
2. Mudharabah muqayyadah
Mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasn kepada
pengelola atara lain mengenai dana, lokasi, cara, dan/atau objek
invetasi atau sektor usaha.
3. Mudharabah musytarakah
Mudarabah dimana pegelola dana menyertakan modal atau
dananya dalam kerjasama investasi.
DASAR SYARIAH
1. Sumber Hukum Akad Mudharabah
a. Al Quran
apabila telah ditunaikan solat maka bertebaranlah kamu di
muka bumi dan carilah karunia Allah SWT. (QS 62: 10)
... maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya dan hendaklah
ia bertakwa kepada Allah Tuhannya.... (QS ;83)
b. As Sunnah
Dari Shalib bin Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, tiga
hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual li secara tangguh,

muqaradhah (mudharabah), dan mencampuradukkan gandum


dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual.
(HR. Ibnu Majah)
2. Rukun dan Ketentuan Syariah Akad Mudharabah
Rukun mudharabah ada empat, yaitu:
a. Pelaku, terdiri atas: pemilik dana dan pengelola dana
b. Objek Mudharabah, berupa: modal dan kerja
c. Ijab Kabul / Serah Terima
d. Nisabah Keuntungan
Pada dasarnya pengelola dana tidak diperkenankan untuk
memudharabahkan kembali modal mudharabah, dan apabila terjadi
pelanggaran kecuali atas seizin pemilik dana. Apabila pengelola dana
dibolehkan oleh pemilik dana memudharabahkan kemali modal
mudharabah maka pembagian keuntungan untuk kasus seperti ini,
pemilik dana mendapatkan keuntungan sesuai dengan kesepakatan
antara dia dan pengelola dana pertama. Sementara itu bagian
keuntungan dari pengelola dana pertama dibagi dengan pengelola dana
yang kedua sesuai dengan porsi bagian yang telah disepakati antara
keduanya.
3. Berakhirnya Akad Mudharabah
Akad mudharabah dapat berakhir karena hal-hal sebagai berikut
(Sabbiq, 2008).
a. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka
mudharabah berakhir pada waktu yang telah ditentukan.
b. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri
c. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal
d. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pengelola
usaha untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dituangkan dalam
akad.
e. Modal sudah tidak ada.
PRINSIP PEMBAGIAN HASIL USAHA ( PSAK 105 PAR 11)
Dalam mudharabah istilah profit and loss sharing tidak tepat
digunakan karena yang dibagi hanya keuntungan saja ( profit ), tidak
termasuk kerugiannya ( loss).
Pemagianhasil usaha
mudharabah dapat dilakukan berdasarkan
pengakuan penghailan usaha mudharabah,dalam praktik dapat diketahui
berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan usaha dari
pengelola dana.

Untuk menghindari perseliihan dalam hal biaya yang dikeluarkan oleh


pengelola dana, dalam akad harus disepakati biaya-biaya apa saja yang
dapat dikurangkan dari pendapatan.
Contoh perhitunganpembagian hasil usaha:
Data:
Penjualan
RP1.000.000
HPP
(Rp650.000)
Laba Kotor
Rp 350.000
Biaya-biaya
(Rp250.000)
Laba (rugi) bersih
Rp 100.000
1. Berdasarkan prinsip bagi laba profit sharing, maka nisbah pengelola
dana : pengelola dana = 30:70.
Pemilik dana
:30% x Rp 100.000 = Rp 30.000
Pengelola dana
:70% x Rp 100.000 = Rp 70.000
Dasar pembagian hasil usaha adlah laba neto / laba berih yaitu laba
kotor beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal mudharabah.
2. Berdaarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha
adalah laba bruto/laba kotor bukan pendapatan usaha dengan nisbah
pemilik dana : pengelola dan = 10:90
Bank Syariah
: 10% x 350.000 = 35.000
Pengelola
: 90% x 350.000 = 315.000
Jika akad mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan
usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah ang
disepakati (PSAK 105 par 2010).
BAGI HASIL AKAD MUDHARABAH MUSYTAAKAH (PSAK 105 par 34)
Ketentuan bagi hasil untuk akad jenis ini dapat diakukan dengan dua
pendekatan yaitu:
1. Hasil invetasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana sesuai
nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah
dikurangi untuk pengelola dana tersebut dibagi antara pengelola dana
(sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai dengan porsi modal
masing-masing.
2. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana sebagai mstarik dan
pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing masing, selanjutnya
bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana sebagai
musytarik tersebut dibagi antara pengelola dana dengan pemilik dana
sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Contoh: Bapak A menginvestasikan uang sebesar Rp 2 juta untuk
usaha siomay yang dimiliki oleh Bapak B dengan akad mudharabah.
Nisbah yang disepakati oleh Bapak A dan Bapak B adalah B 25% setelah

usaha berjalan, trnyata dibutuhkan tambahan dana maka atas


persetujuan Bapak A, Bapak B ikut menginvestasikan uangnya sebesar Rp
500.000. dengan demikian bentuk akadnynya adalah akad mudharabah
musytarakah. Laba yang diperoleh bulan januari 2013 adalah sebesar Rp
1 juta.
Berdasarkan PSAK 105 par 34 jika terdapat keuntungan, maka bagi
hail dapat dilakukan dengan cara:
Alternatif 1
Pertama, hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana
sesuai nisbah yang disepakati:
1
Bagian A: 4 x Rp 1.000.000 = Rp 250.000
Bagian B:

3
4

x Rp 1.000.000 = Rp 750.000

Kemudian bagian hasil invetasi setelah dikurangi untuk pengelola dana


tersebut (1.000.000 -750.000) dibagi antara pengolah dana (sebagai
musytarik) dengan pemilik dana seuai dengan porsi modal masingmasing:
Bagian A: Rp 2.000.000/Rp 2.500.000 X Rp 250.000 = Rp 200.000
Bagian B: Rp 500.000/Rp 2.500.000 X Rp 250.000 = Rp 50.000
Sehingga B sebagi pengelola dana akan memperoleh Rp 750.000 + Rp
50.000 dan A sebagai pemilik dana akan memperoleh dana Rp 200.000.
Alternatif 2
Pertama, hasil investasi dibagi antara pengelola dana sebagai musytarik
sebagai dana sesuai dengan porsi modal masing-masing:
Bagian A: Rp 2.000.000 /Rp 2.500.000 X Rp 1.000.000 = Rp 800.000
Bagian B: Rp 500.000/Rp 2.500.000 X Rp 1.000.000 = Rp 200.000
Kemudian, bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk mengelola dana
(sebagai musytarik) sebesar Rp 800.000 (RP 1.000.000 Rp 200.000)
tersebut dibagi antara pengeola dana dengan pemilik dana sesuai dengan
nisbah yang disepakati.
1
Bagian A: 4 X Rp 800.000 = Rp 200.000
Bagian B:

3
4 X Rp 800.000 = Rp 600.000

Sehingga B sebgai pengelola dana akan memperoleh Rp 200.000 + Rp


600.000 = Rp 800.000, dan A sebagai pemilik dana akan memperoleh Rp
1.000.000 maka A akan menanggung rugi sebesar:
Rp 2.000.000/Rp 2.500.000 X Rp 1.000.000 =Rp 800.000
B akan menanggung rugi sebesar:
Rp 500.000 /Rp 2.500.000 X Rp 1.000.000 = Rp 200.000
PERLAKUAN AKUNTANSI (PSAK 105)
1. Akuntansi untuk Pemilik Dana

a. Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai


investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan
aset nonkas kepada pengelola dana
b. Pengukuran investasi mudharabah
1) Investasi mudharabah dalam bentuk kas dapat diukur sebesar
jumlah yang dibayarkan.
2) Investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar
nilai wajar aset nonkas pada saat penyerahan.
Nilai dari investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas harus
disetujui oleh pemilik dana dan pengelola dana pada saat kontrak.
Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesr jumlah yang
dibayarkan.
Jurnal pada saat penyerahan kas :
Investasi Mudharabah
xxx
Kas
xxx
Investai mudharabah dalam bentuk aset non-kas diukur sebesar nilai
wajar aset nonkas pada saat penyerahan kemungkinannya ada dua:
1) Jika nilai wajar lebih tinggi dari nilai tercatatnya, maka selisihnya
diakui sebesar keuntungan tangguhan dan diamortisasi seuai
jangka waktu akad mudharabah.
Jurnal pada saat penyerahan aset nonkas
Investasi Mudharabah
xxx
Keuntungan tangguhan
xxx
Aset Nonkas
xxx
Jurnal Amortisasi keuntungan tanggguhan:
Keuntungan tangguhan
xxx
Keuntungan
xxx
2) Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka
selisihnya diakui sebagai kerugian dan akui saat penyerahan aet
nonkas
Jurnal
Invetasi mudharabah
xxx
Kerugian
xxx
Aset nonkas mudharabah
xxx
c. Penurunan jika invetasi mudarabah dalam bentuk aset nonkas
1) Penurunan nilai ebelum usaha dimulai
Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha mulai
disebabkan rusak, hilang atau faktor lain yang bukan karena
kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka penurunan
nilai tersebut diakui sebaga kerugian dan mengurangi saldo
investasi mudharabah.
Jurnal
Kerugian investasi mudharabah
xxx
Invetasi mudharabah
xxx
2) Penurunan nilai setelah usaha dimulai
Jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah dimulainya saha
tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana maka

kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah investasi


umlah investasi mudharabah namun diperhitungkan pada saat
pembagian bagi hasil.
Jurnal pada saat terjadi kerugian
Kerugian invetasi mudharabah
xxx
Penyisihan investasi mudharabah
xxx
Jurnal pada saat bagi hasil
Kas
xxx
Penyisihan invetasi mudharabah
xxx
Pendapatan bagi hasil mudharabah
xxx
d. Kerugian
Kerugian yang terjadi dalam suatu periode dalam akad mudharabah
berakhir
Pencatatan kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum
akad mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan dientuk
penyisihan kerugian investasi
Jurnal
Kerugian investasi mudharabah
xxx
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
xxx
Catatan: tujuan dicatat sebagai penyisihan agar jelas nilai investasi
awal mudharabah penyisihan kerugian disajikan sebagai akun kontra
dari investai mudharabah.
e. Hasil Usaha
Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana sebagai
piutang
Jurnal
Piutang pendapatan bagi hasil
xxx
Pendapatan bagi hasil mudharabah
xxx
Pada saat pengelola dana membayar bagi hasil
Jurnal
Kas
xxx
Piutang pendapatan bagi hail
xxx
f. Akad mudharabah berakhir
Pada saat akad mudharabah berakhir, selisih antara invstasi
mudharabah setelah dikurangi penysihan kerugian investasi
mudharabah, diakui ebagai keuntungan atau kerugian.
Jurnal :
Kas/piutang/aset non kas
xxx
Penyisihan kerugian investasi
xxx
Investasi mudharabah
xxx
Keuntungan investasi mudharabah
xxx
Atau
Kas/piutang/aset non kas
xxx
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
xxx
Kerugia invetasi mudharabah
xxx
Investasi mudharabah
xxx
g. Penyajian

Pemilik dana menyajikan investai mudharabah dalam laporan


keuangan sebesar nilai tercatat, yaiut nilai investasi mudharabah
dikurangi penyisihan kerugian (jika ada)
h. Pengungkapan
Pemilik dana mengungkapkan hal hal yang terkait dengan
transaksi mudharabah , tetatpi tidak terbata pada :
1) Isi kesepakatan utama usaha mudharabah , seperti porsi dana ,
pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah, dll
2) Rincian jumlah investasi mudharabah berdasrkan jenisnya
3) Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan
4) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK NO. 101 tentang
penyajian laporan keuangan syariah.
AKUNTANSI UNTUK PENGELOLA DANA
1. Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui
dengan sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah ka atau nilai
wajar aset non kas yag diterima.
2. Pengukuran dana syirkah temporer
Dana syirkah temorer diukur sejumlah kas atau nilai wajar aset non kas
yag diterima.
Jurnal :
Kas/aset non kas
xxx
Dana syirkah temporer
xxx
3. Penyaluran kembali dana syirkah temporer
Jika engelola dana menyalurkan kembali dana syirkah temporer
yang diterima maka pengelola dana akan mengakui sebagai aset
( investasi mudharabah ). Sama seperti akuntansi untuk pemilik dana.
Dan ia akan mengakui pendapatan secara bruto sebelum dikurangi
dengan bagian hak pemilik dana.
Jurnal pencatatan ketika menerima pendapatan bagi hasil dari
penyaluran kembali dan syirkah temporer :
Kas/piutang
xxx
Pendapatan yang belum dibagikan
xxx
Hak pihak ketiga ata bagi hasil dana syirkah yang udah
diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui
sebagai kewajiban sebesar bagi hail yang menjadi porsi hak pemilik
dana.
Jurnal:
Beban Bagi Hasil Mudharabah
xxx
Utang Bagi Hasil Mudharabah
xxx
Jurnal pada saat pengelola dana membayar bagi hasil:
Utang bagi hasil mudharabah
xxx
Kas
xxx
4. Sedangkan apabila pengelola dana mengelola sendiri dana mudharabah
berarti ada pendapatan dan beban yang diakui dan pencatatannya
sama dengan akuntansi pada umumnya yaitu:

Saat mencatat pendapatan:


Kas/Piutang
xxx
Pendapatan
xxx
Saat mencatat beban:
Beban
xxx
Kas/Utang
xxx
Jurnal penutup yang dibuat diakhir periode (apabila diperoleh
keuntungan):
Pendapatan
xxx
Beban
xxx
Pendapatan yang belum di bagikan (kewajiban)
xxx
Jurnal ketika dibagihasilkan:
Pendapatan yang belum dibagikan
xxx
Utang bagi hasil Mudharabah
xxx
Jurnal penutup yang dibuat apabila terjadi kerugian:
Pendapatan
xxx
Penyisihan kerugian
xxx
Beban
xxx
Catatan: penyisihan kerugian disajikan sebagai akun kontrak dari Dana
Syirkah Temporer.
5. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelola dana diakui
sebagai beban pengelola dana.
6. Di akhir akad
Jurnal:
Dana Syirkah Temporer
xxx
Kas/Aset Nonkas
xxx
Jika ada penyisihan kerugian sebelumnya
Jurnal:
Dana Syirkah Temporer
xxx
Kas/Aset Nonkas
xxx
Penyisihan Kerugian
xxx
7. Penyajian
Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan
keuangan:
a. Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai
tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah; yaitu sebesar dana
syirkah temporer dikurangi dengan penyisihan kerugian (jika ada).
b. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi
belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi
hasil yang belum dibagikan sebagai kewajiban.
8. Pengungkapan
Pengelola dana mengungkapkan transaksi mudharabah dalam laporan
keuangan:
a. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana,
pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain.
b. Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya.
c. Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayadah.
Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

ILUSTRASI AKUNTANSI AKAD MUDHARABAH


1. Penyerahan Dana Investasi dalam Bentuk Kas (Asumsi: Pengelola Dana Tidak Memudharabahkan Kembali)
Transaksi (dalam ribuan rupiah)
Shahibul Maal (Pemilik Dana)
Mudharib (Pengelola Dana)
1 Januari 2011
Setelah melakukan akad pemilik dana Investasi mudharabah
100.000
Kas
menyerahkan dana sebesar Rp100.000.
Kas 100.000
periode akad: 2 tahun.
100.000
Dana
Syirkah
Temporer
Nisbah bagi hasil pengelola: pemilik
100.000
dana = 3:1
Keterangan: Dana Syirkah Temporer
disajikan sebagai akun terpisah dari
utang dan modal.
31 Desember 2011
Pengelola
dana
akan
mencatat
Jika hasil pengolahan dana selama
pendapatan dan beban kemudian di
tahun 2011 adalah:
akhir periode akan dibuat jurnal
- Memperoleh
Pendapatan
penutup:
Rp10.000
Kas/Piutang
10.000
- Menanggung Beban
Rp
Pendapatan
6.000
10.000
Beban
8.000
Kas/Utang
8.000
Pendapatan
10.000
Beban
8.000
Pendapatan yang belum
Dibagikan (kewajiban)
2.000
Membagi laba sesuai nisbah:
Pengelola Dana:

3
4 X 2000 =1.500

Kas

Pendapatan

yang

belum

dibagikan

Pemilik Dana

1
4

X 2000 = 500

Pembayaran kepada Pemilik Dana


Jika tidak dibagi langsung:

500
Pendapatan bagi hasil Mudharabah
500
Piutang
500

Bagi
Pendapatan

Kas
500

Hasil
bagi

hasil

bagi

hasil

500
Saat penerimaan uang:
Kas
500
Piutang
500

Transaksi (dalam ribuan rupiah)


31 Desember 2011
Melakukan ayat jurnal penutup bagi
hasil tersebut
Penyajian laporan keuangan
Neraca

500

Shahibul Maal (Pemilik Dana)

Aset:
Investasi
100.000
Penyisihan
0 100.000

mudharabah
kerugian

Mudharib (Pengelola Dana)

Utang:
Utang
bagi
hasil
0
Dana
Syirkah
100.000
Penyisihan
0 100.000

mudharabah
Temporer
kerugian

Tahun 2012
31 Desember 2012
Jika hasil pengelolaan dana selama
tahun 2012 adalah:
- Memperoleh pendapatan Rp 8.000
- Menanggung beban Rp 10.000

Kerugian
Mudharabah
2.000
Penyisihan kerugian Mudharabah
2.000

Pengelola
dana
akan
mencatat
pendapatan dan beban kemudian akan
ditutup:
Kas/Piutang
8.000

Pendapatana
8.000
Beban
10.000
Kas/Utang
10.000
Pendapatan
8.000
Penyisihan
2.000

kerugian
Beban

10.000
Penyajian Laporan Keuangan
Neraca (31/12/2012)

1 Januari 2013
Pengembalian investasi mudharabah
pada akhir akad dan menerima Rp
98.000

Aset:
Investasi
100.000
Penyisihan
2.000 98.000

Kas
98.000
Penyisihan
2.000

Kerugian

Utang:
Utang
Bagi
Hasil
0
Dana
Syirkah
100.000
Penyisihan
2.000 98.000
Dana
100.000

kerugian

Mudharabah

syirkah

Mudharabah

Temporer
Kerugian
temporer
Kas

98.000
Investasi

100.000

Mudharabah

mudharabah

Penyisihan
2.000

kerugian

2. Penyerahan Dana Investasi dalam Bentuk Aset Nonkas


Transaksi (dalam ribuan rupiah)
Shahibul Maal (Pemilik Dana)
1 Januari 201
Setelah melakukan akad, pemilik dana Investasi
Mudharabah
menyerahkan asset nonkas dengan:
100.000
Nilai buku Rp 80.000
Asset
Nonkas
Nilai pasar Rp 100.000.
80.000
Periode
akad:
2
tahun,
namun
Keuntungan Tangguhan
mengingat ada kebutuhan bahan baku, 20.000
operasional usaha akan dimulai 1 Maret
2011.
Nisbah bagi hasil pengelola:pemilik
dana = 2:2
28 Februari 2011
Terjadi penurunan nilai sebelum usaha
dimulai sebesar Rp 5.000

Kerugian
5.000

investasi
Investasi

Mudharabah

Keuntungan Tangguhan

10.000
Keuntungan

5.000
31 Desember 2011
Jika hasil pengolahan dana selama
periode tertentu adalah:
- Memperoleh pendapatan Rp 20.000
- Menanggung beban Rp 8.000

Pemilik dana mengamortisasikan


keuntungan tangguhan

10.000

Mudharib (Pengelola Dana)


Aset
100.000

Nonkas
Dana

Syirkah

Temporer

100.000

Dana
5.000

Syirkah

Temporer

Aset
Nonkas
5.000
Pengelola
dana
akan
mencatat
pendapatan dan beban, kemudian akan
ditutup:
Kas/Piutang
20.000
Pendapatan
20.000
Beban
8.000
Kas/Utang
8.000
Pendapatan
20.000
Beban
8.000
Pendapatan yang Belum

Dibagikan

(kewajiban)

12.000

Transaksi (dalam ribuan rupiah)


Membagi laba sesuai nasabah:
Mudharib:

1
2

Shahibul Maal:

Shahibul Maal (Pemilik Dana)

Mudharib (Pengelola Dana)

12.000 = 6.000

1
2

12.000 = 6.000

Pembayaran kepada shahibul maal:

Penyajian Laporan Keuangan


Neraca

Kas
6.000

Pendapatan
12.000

Pendapatan Bagi
6.000
Jika tidak dibagi langsung:
Piutang
Bagi
6.000
Pendapatan Bagi
6.000
Saat uang diterima:
Kas
6.000
Piutang Bagi
6.000
Aset:
Investasi
95.000
Penyisihan
0 95.000

yang

Belum

Hasil

Dibagikan
Kas

12.000
Hasil
Hasil

Hasil

Mudharabah
Kerugian

Utang:
Utang
0
Dana
95.000

bagi

hasil

Syirkah

Mudharabah
Temporer

31 Desember 2012
Jika hasil pengolahan dana selama
periode tertentu adalah:
- Memperoleh pendapatan Rp 8.000
- Menanggung beban Rp 10.000

Kerugian
2.000
Penyisihan kerugian

mudharabah
Mudharabah

2.000
Pemilik
dana
mengamortisasi
keuntungan tangguhan
Keuntungan
10.000

yang

ditangguhkan
Keuntungan

10.000
Transaksi (dalam ribuan rupiah)
Penyajian laporan keuangan
Neraca

1 Januari 2013
Pengembalian investasi mudharabah
pada akhir akad, jika nilai asset nonkas
Rp 95.000

Shahibul Maal (Pemilik Dana)


Asset:
Investasi
95.000
Penyisihan
kerugian
2.000 93.000

Aset
nonkas
93.000
Penyisihan
Rugi
2.000
Investasi

mudharabah
mudharabah

Mudharabah

Penyidsihan
kerugian
0 95.000
Pengelola
dana
akan
mencatat
pendapatan dan beban, kemudian akan
ditutup:
Kas/Piutang
8.000
Pendapatan
8.000
Beban
10.000
Kas/Utang
10.000
Pendapatan
8.000
Penyisihan
Kerugian
2.000
Beban
10.000
Mudharib (Pengelola Dana)
Utang:
Utang
bagi
hasil
0
Dana
Syirkah
95.000
Penyisihan
2.000 93.000

mudharabah
Temporer
Kerugian

Dana Syirkah Temporer

Mudharabah

93.000

mudharabah

2.000

Aset

95.000
Nonkas

Penyisihan

Kerugian

95.000

PENGERTIAN AKAD MURABAHAH


Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
dan pembeli.Hal yang membedakan murabahah dengan penjualan yang
biasa kita kenal adalah penjual secara jelas memberi tahu kepada pembeli
berapa harga pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang
diinginkannya.Pembeli dan penjual dapat melakukan tawar menawar atas
besaran margin keuntungan sehingga akhirnya diperoleh kesepakatan.
Kemudian timbul perdebatan berkenaan dengan harga perolehan .apakah
hanya sebesar harga atau boleh ditambahkan dengan biaya lain. Secara
umum, keempat ulama mazhab membolehkan pembebanan biaya
langsung yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga.Mereka tidak
memperbolehkan pembebanan biaya langsung yang berhubungan dengan
pekerjaan yang memang seharusnya dilakukan oleh penjual, demikian
juga biaya yang tidak memberi nilai tambah pada barang (Karim, 2003).
Harga beli menggunakan harga pokok yaitu harga beli dikurangi
dengan diskon pembelian. Apabila diskon diberikan setelah akad, maka
diskon yang didapat akan menjadi hak pembeli atau hak penjual sesuai
dengan kesepakatan mereka di awal akad. Dalam PSAK 102 dijelaskan
lebih lanjut, jika tidak mengatur, maka diskon tersebut menjadi hak
penjual.Namun pada hakikatnya, diskon yang diberikan adalah hak
pembeli. Sehingga akan lebih baik jika prosedur operasional perusahaan
menyatakan bahwa diskon setiap akad murabahah adalah hak pembeli.
Diskon yang terkait dengan pembelian barang, antara lain meliputi
(PSAK No. 102 par 11):
1. Diskon dalam bentuk apa pun dari pemasok atas pembelian barang
2. Diskon biaya asuransi
dari perusahaan asuransi dalam rangka
pembelian barang
3. Komisi dalam bentuk apa pun yang diterima terkait dengan pembelian
barang.
Akad murabahah sesuai dengan syariah karena merupakan transaksi
jual beli di mana kelebihan dari harga pokoknya merupakan keuntungan
dari penjualan barang.Sangat berbeda dengan praktik riba di mana
nasabah meminjam uang sejumlah tertentu untuk membeli suatu barang
kemudian atas pinjaman tersebut nasabah harus membayar kelebihannya
dan ini adalah riba.Menurut ketentuan syariah, pinjaman uang harus
dilunasi sebesar pokok pinjamannya dan kelebihannya adalah riba, tidak
tergantung dari besar kecilnya kelebihan yang diminta juga tidak
tergantung kelebihan tersebut nilainya tetap atau tidak tetap sepanjang
waktu pinjaman.

JENIS AKAD MURABAHAH


1. Murabahah dengan pesanan(murabahah to the purchase order)
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang
setelah ada pemesanan dari pembeli.
2. Murabahah tanpa pesanan ,murabahah jenis ini bersifat tidak
merugikan
DASAR SYARIAH
1. Sumber hukum akad murabahah
a. Al quran
b. Al hadist
2. Rukun dan ketentuan akad murabahah
a. Pelaku
Pelaku cakap hukum dan balik( berakal dan dapat membedakan)
sedangkan jual beli dengan orang gila menjadi tidak sah sedangkan
jualbeli dengan anak kecil dikatakan sah apabila seizin walinya.
b. Objek jual beli, harusmemenuhi
1) Barang yang di perjual belikan adalah barang halal
2) Barang yang di perjual belikan harus dapat diambil manfaatnya
atau memiliki nilai dan bukan merupakan barang barang yang
dilarang perjual belikan misalnya barang yang kadaluarsa.
3) Barang tersebut dimiliki oleh penjual
4) Barang tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung dengan
kejadian tertentu dimasa depan .
5) Barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan dapat
diidentifikasikan
oleh
pembeli
sehingga
tidak
ada
gharar(ketidakpastian )
6) Barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan
jelas sehingga tidak ada gharar.
7) Harga barang tersebut jelas
8) Barang yang diakadkan ada ditangan penjual.
c. Ijab qabul
Pernyataan dan ekspresi saling ridha atau rela diantara pihak
pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui
korespondensi atau menggunakan cara cara komunikasi modern.
Apabila jual beli telah dilakukan sesuai ketentuan syariah
kepemilikannya pembayarannya dan pemanfaatan atas barng yang
diperjual belikan menjadi halal.
PERLAKUAN AKUNTANSI PSAK 102
Ruang lingkup PSAK ini adalah untuk lembaga keuangan syariah dan
koperasi syariah yang melakukan transaksi murabahah baik sebagai

penjual atau pembeli serta pihak lain yang


murabahah dengan entitas entitas tersebut.

melakukan

transaksi

1. Akuntansi untuk penjual


a. Pada saat perolehan , aset murabahah diakui sebagai persediaan
sebesar biaya perolehan
Aset murabahah
xxx
Kas
xxx
b. Untuk murabahah pesanan mengikat pengukuran aset murabahah
setelah perolehan adalah dinilai sebesar biaya perolehan dan jika
terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak, atau kondisi lainnya
sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai tersebut di akui
sebagai beban dan mengurangi nilai aset. Jika terjadi penurunan nilai
untuk murabahah pesanan mengikat maka jurnalnya :
Beban penurunan
xxx
Aset murabhah
xxx
Untuk murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak
mengikat maka aset di nilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai
bersih yang dapat di realisasi dan dapat dipilih mana yang lebih
rendah. Apabila nilai bersih yang dapat di realisasi lebih rendah dari
biaya perolehan maka selisihnya diakui sebagai kerugian. Jika terjadi
penurunan nilai untuk murabahah pesanan tidak mengikat maka
jurnalnya :
Kerugian penurunan nilai xxx
Aset murabahah
xxx
c. Apabila terdapat diskon pada saat pembelian aset murabahah maka
perlakuannya sebagai berikut
1) Jika terjadi sebelum akad murabahah akan menjadi pengurang
biaya perolehan aset murabahah , jurnalnya:
Aset murabahah
xxx(harga perolehan diskon )
Kas
xxx
2) Jika terjadi setelah akad mudarabah dan sesuai akad yang
disepakati menjadi hak pembeli menjadi kewajiban kepada
pembeli, jurnalnya :
Kas
xxx
Utang
xxx
3) Jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang
disepakati menjadi hak penjual menjadi tambahan pendapatan
murabahah , jurnalnya :
Kas
xxx
Pendapatan murabahah
xxx
4) Jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam
akad maka akan menjadi hak penjual dan diakui sebagai
pendapatan operasional lain, jurnalnya:
Kas
xxx

Pendapatan operasional lain

xxx

d. Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon


tersebut akan tereliminasi pada saat :
1) Dilakukan pembayaran kepada pembeli, sehingga jurnalnya:
Hutang
xxx
Kas
xxx
2) Akan dipundahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak
dapat dijangkau penjual sehingga jurnalnya:
Hutang
xxx
Kas
xxx
Dan
Dana kebajiakan kas
xxx
Dana kebajikan potongan pembelian
xxx
e. Pengakuan keuntungan murabahah
1) Jika penjualan dilakukan secara tunai atau secara tangguh
sepanjang masa angsuran murabahah tidak melebihi satu periode
laporan keuangan maka keuntungan murabahah diakui pada saat
terjadinya akad murabahah
Kas
xxx
Piutang murabahah
xxx
Aset murabahah
xxx
Pendapatan margin murabahah
xxx
2) Namun apabila angsuran lebih dari satu periode maka
perlakuannya :
a) Keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah dengan
syarat apabila risiko penagihannya kecil maka dicatat dengan
cara yang sama pada butir a
b) Keuntungan diakui secara proporsional dengan kas yang berhasil
yang berhasil ditagih dan pitang murabahah, metoe ini
diguanakan untuk transaksi murabahah tangguh dan dimana
ada risiko piutang tidak tertagih relatif besar dan atau beban
untuk mengelola dan menagh piutang yang relatif besar maka
jurnalnya:
Pada saat penjualan kredit dilakukan
Piutang murabahah
xxx
Aset murabahah
xxx
Marjin murabah tangguhan
xxx
Marjin murabahah tangguhan disajikan sebagai kontra dan
piutang murabahah.
Pada saat penerimaan angsuran
Kas
xxx
Piutang murabahah
xxx
Marjin murabah tangguhan
xxx
Pendapatan marjin murabahah
xxx
c) Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil
dibagi, metode ini digunakan untuk transaksi murabahah

tangguh dimana risiko piutang titad tertagih dan


pengelolaan piutang serta penagihannya cukup
Pencatatannya sama dengan poin dua hanya saja
pengakuan keuntungan dibuat saat seluruh piutang
ditagih.

beban
besar.
jurnal
selsai

f. Pada saat akad murabahah, pitang diakui sebesar biaya perlehan


ditambah dengan keuntungan disepakati. Pada akhir periode laporan
keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasi samdengan akuntansi konvensional, yaiutu saldo piutang
dikurangi penyisihan kerugian piutang. Jurnal untuk penyisihan
piutang tak tertagih :
Beban piutang tak tertagih
xxx
Penyisihan piutang tat tertagih
xxx
g. Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada
pembeli yang melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang
disepakati diakui sebagai pengurangang pendapatan murabahah.
1) Jika potongan diberikan pada saat pelunasan maka dianggap
sebagai pengurang keuntungan murabahah jurnalnya
Kas
xxx
Margin murabahah tangguhan
xxx
Piutang murabahah
xxx
Pendapatan margin murabahah
xxx
(Nilai pendapatan margin murabahah sebesar saldo margin
murabahah tangguhan potongan)
2) Jika potongan diberikan setelah pelunasan yaitu penjual menerima
pelunasan piutan dari pembeli dan kemudian membayar potongan
pelunasannya kepada pembeli maka jurnalnya:
Pada saat penerimaan piutang dari pembeli
Kas
xxx
Margin murabahah tangguhan xxx
Piutang murabahah
xxx
Pendapatan margin murabahah
xxx
(Nilai pendapatan margin murabahah sebesar periode saldo
margin murabahah tangguhan)
Pada saat pengembalian pada pembeli
Pendapatan margin murabahah xxx
Kas
xxx
(Nilai pendapatan margin murabahah sebesar potongan
pelunasan)
h. Denda dikenakan juka pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya
sesuai dengan akad dan denda yang diterima diakui sebagai bagian
dana kebajikan, jurnalnya
Dana kebajikan kas
xxx
Dana kebajikan denda
xxx

i. Pengakuan dan pengukuran penerimaan uang muka adalah sebagai


berikut :
1) Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah
yang diterima.
2) Pada saat barang jadi dibeli oleh pembeli maka uang muka diakui
sebagai pembayaran piutang (merupakan bagian pokok).
3) Jika barang batal dibeli oleh pembeli maka uang muka
dikembalikan kepada pembeli setelah diperhitngka dengan baya
biaya yang dikeluarkan oleh penjual.
Jurnal yang terkait dengan penerimaan uang muka:
1) Penerimaan uang muka dari pembeli, jurnalnya
Kas
xxx
Utang lain uang muka murabahah
xxx
2) Apabila murabahah jadi dilaksanakan jurnalnya
Utang lain uang muka murabahah
xxx
Piutang murabahah
xxx
Sehingga untuk penentuan margin keuntungan dapat didasarkan
nilai piutang (harga jual kepada pembeli setelah dikurangi uang
muka).
3) Pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh calon
pembeli lebih besar dari biaya yang dikeluarkan oleh penjual dalam
rangka memenuhi permintaan calon pembeli maka selisihnya
dikembalikan pada calon pembeli.
Utang lain uang muka murabahah
xxx
Pendapatan operasional
xxx
Kas
xxx
4) Pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh pembeli
lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan oleh penjual dalam rangka
memenuhi calom pembeli, maka penjula dapat meminta pembeli
untuk membayarka kekurangannnya dan pembeli membayar
kekurangannya.
Kas/ piutang
xxx
Utang lain uang muka murabahah
xxx
Pendapatan operasional
xxx
5) Jika perusahaan menanggung kekurangannya atau uang muka
sama engan beban yang dikeluarkan.
Utang lain uang muka murabahah
xxx
Pendapatan operasional
xxx
j. Acuan alternatif
Sesuai dengan patwa DSN MUI No.84 tahun 2012 tentang
metode pengakuan keuntungan pembiayaan murabahah, maka pada
PSAK 102( revisi 2013) khusus untuk menjual memberikan alternatif
perlakuan untuk menggunakan metode anuitas pada pengakuan
pendapatan. Dalam kondisi ini penjual harus mengikuti PSAK 50

tentang instrumen keuangan, PSAK 55 intrumen keuangan tentang


penyajian dan pengungkapan.
Acuan alternatif ini dapat digunakan oleh penjual jika memang
mereka memiliki risiko yang signifikan terkait dengan kepemilikan
persediaan untuk transaksi murabahah, seperti : risiko perubahan
harga persediaan, keusangan atau kerusakan persediaan biaya
pemeliharaan dan penyimpanan, serta risiko pembatalan pesanan
pembelian secara sepihak. Penjual seperti ini lebih terpapar risiko
akibat pembiayaan berbasias jual beli.
Untuk menentuka apakah penjual menggunakan metode
proporsional atau anuitas maka penjual harus melakukan penilaian
secara satu persatu dengan mempertimbangkan risiko terkait
kepemilikan persediaan.
Untuk itu pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
terkait dengan pembiayaan murabahah berbasis jual beli akan
mengacu pada PSAK 50,55, 60 .
1. Pada saat disepakati pembiayaan murabahah:
Piutang murabahah
xxx
Aset murabahah
xxx
Margin murabahah tanggungan
xxx
Dimana piutang murabahah diakui sejumlah harga jual
disepakati ditambah atau dikurangi dengan pendapatan atau
beban yang dapat didistribusikan langsung pada pembiayaan
murabahah tersebut, aset murabahah sesuai perolehan penjual
dan margin murabahah tangguh sebesar margin yang disepakati.
Jika terdapat pendapatan atau beban lainnya terkait langsung
dengan pembiayaan maka akan dicatat sebagai piutang
murabahah pendapatan dan beban ini nantinya akan di amortisasi
sesuai dengan imbal hasil efektif selama masa akad . perlakuan
amortisasi inilah yang membedakan dengan metode proporsional.
2. Pada saat pebayaran angsuran pembiayaan murabhah
Kas
xxx
Piutang murabahah
xxx
Margin murabahah tangguhan
xxx
Piutang murabahah
xxx
Pendapatan murabhah
xxx
k. Penyajian
Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat di
realisasikan, yaitu sebesar saldo piutang murabahah dikurangi
penyisihan kerugian piutang.
Margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang
piutang murabahah. Jika penjual menggunakan metde anuitas untuk
akad murabahah maka piutang murabahah akan disajikan sebesar
biaya perolehan yang di amortisasi dengan menggunakan effektif
rate.

2. Akuntansi Untuk Pembeli


a. Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya
perolehan tunai.
Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui
sebagai utang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah
yang wajib dibayarkan).Selisih antara harga beli yang disepakati
dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah
tangguhan.
Jurnal (apabila tidak ada uang muka):
Aset
xxx
Beban Murabahah Tangguhan
xxx
Utang Murabahah
xxx
b. Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan
porsi utang murabahah yang dilunasi.
Jurnal:
Utang Murabahah
xxx
Kas
xxx
Beban Murabahah
xxx
Beban Murabahah Tangguhan
xxx
c. Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan
pelunasan dan potongan utang murabahah diakui sebagai pengurang
beban murabahah tangguhan.
Jurnal untuk diskon pembelian yang diterima setelah akad
murabahah:
Kas
xxx
Beban Murabahah Tangguhan
xxx
Jurnal untuk potongan pelunasan dan potongan utang murabahah:
Utang Murabahah
Beban Murabahah
Kas
Beban Murabahah Tangguhan

xxx
xxx
xxx
xxx

Keterangan: beban murabahah dihitung sebesar beban murabahah


tangguhan-potongan.
d. Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban
sesuai dengan akad diakui sebagai kerugian.
Jurnal:
Kerugian-Denda
xxx
Kas/Utang
xxx
e. Uang muka
Pembeli membayarkan uang muka

Jurnal:
Uang Muka
xxx
Kas
xxx
Jika sudah memberikan uang muka, maka ketika penyerahan barang
jurnalnya.
Aset
xxx
Beban Murabahah Tangguhan
xxx
Uang Muka
xxx
Utang Murabahah
xxx
Jika pembeli membatalkan transaksi dan dikenakan biaya, maka
diakui sebagai kerugian. Apabila biaya yang dikenakan lebih kecil
dari uang muka, maka jurnalnya:
Kas
xxx
Kerugian denda
xxx
Uang muka
xxx
Sedangkan apabila biaya yang dikenakan lebih besar dari uanga
muka, jurnalnya:
Kerugian
xxx
Uang Muka
xxx
Kas atau Utang
xxx
f. Penyajian
Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra
account) utang murabahah.
g. Pengungkapan
Pembeli menungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi
murabahah, tetapi tidak terbatas pada:
1) Nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi murabahah;
2) Jangka waktu murabahah tangguh;
3) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
3. Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah (ED
PSAK 108)
a. Akuntansi untuk Kreditur (Penjual)
Penyelesaian piutang murabahah melalui retrukrisasi piutang
murabhah dilakukan terhadap debitur yang mengalami penurunan
kemampuan pembayaran dan dapat dilakukan dengan cara, satu
atau kebih kombinasi berikut:
1) Memberi potongan tagihan murabahah
2) Melakukan penjadwalan kembal tagihan murabahah
3) Melakukan konversi akad murabahah
a) Pemberian potongan tagihan murabahah
Potongan ini diakui sebagai pengurang jumlah tercatat margin
murabahah tangguhan
Jurnal:
Margin Murabahah Tangguhan
xxx
Piutang Murabahah
xxx

Jika jumlah potongan yang diberikan melebihi saldo margin


murabahah tangguhan, maka selisih tersebut diakui sebagai
kerugian.
Jurnal:
Margin Murabahah Tangguahan
xxx
Kerugian Restrukturisasi
xxx
Piutang Murabahah
xxx
b) Penjadwalan kembali tagihan murabahah
Penjadwalan kembali tagihan murabahah dilakukan dengan
ketentuan:
Tidak menambah jumlah uang yang tersisa
Perpanjangan
masa
pembayaran
harus
berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak
Pembebanan biaya dalam proses penjadwalan kembali adalah
biaya rill yaitu biaya langsung (direct cost) dari aktivitas
kreditur dalam melakukan penjadwalan kembali. Atas
pembebanan biaya ini, kreditur mengakuinya sebagai
pendapatan.
Jurnal:
Kas/Piutang
xxx
Pendapatan
xxx
c) Konversi akad murabahah
Konversi akad murabahah dilakukan dengan menghentikan akad
murabahah dan membuat akad baru dengan skema ijarah
muntahiyah bittmalik, mudharabah atau musyarakah.
Akad
murabahah
dihentikan
dengan
menjual
objek
murabahah oleh debitur kepada kreditur dengan harga pasar
Jurnal:
Aset
xxx
Kas
xxx
Debitur melunasi sisa utangya kepada kreditur dari hasil
penjualan, jika hasil penjualan lebih besar dari sisa utang.
Jurnal:
Kas
xxx
Margin Murabahah Tangguhan
xxx
Piutang Murabahah
xxx
Pendapatan Margin Murabahah
xxx
jika hasil penjualan lebih kecil dari sisa utang maka sisa utang
tetap menjadi utang debitur.
Jurnal:
Kas
xxx
Piutang Lain-lain
xxx
Margin Murabahah Tangguhan
xxx
Piutang Murabahah
xxx
Pendapatan Margin Murabahah
xxx

Jika hasil penjualan lebih kecil dari sisa utang dan kreditur
membebaskannya maka kurang bayar diakui sebagai
kerugian.
Jurnal:
Kas
xxx
Kerugian Restrukturisasi
xxx
Margin Murabahah Tangguhan
xxx
Piutangan Murabahah
xxx
Para pihak di atas (kreditur dan debitur) selanjutnya dapat
membuat akad baru dengan akad ijarah muntahiyah bittamlik;
mudharabah; atau musyarakah.Perlakuan akuntansi untuk akad
baru sesuai dengan PSAK terkait.
Penyajian
Kerugian yang timbul (jika ada) atas restrukturisasi piutang murabahah
disajikan secara terpisah dalam laporan laba-rugi.
Pengungkapan
1) Kreditur mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan
restrukturisasi piutang murabahah bermasalah meliputi tetapi tidak
terbatas pada, namadebitur, jumlah piutang yang direstrukturisasi,
alasan, dan metode restrukturisasi yang digunakan.
2) Kredotir juga mengungkapkan keberadaan hubungan istimewa
dengan debitur yang direstrutukrisasi (jika ada)
b. Akuntansi untuk Debitur (Pembeli)
1) Pemberian potongan utang murabahah
Jurnal:
Utang murabahah
xxx
Beban Murabahah Tangguhan

xxx

Jika nilai tercatat utang lebih besar dari jumlah yang harus dibayar
maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan (keuntungan
sebesar selisih utang murahah tercatat dikurangi jumlah yang
harus diselesaikan).
Jurnal:
Utang Murabahah
xxx
Beban Murabahah Tangguhan
xxx
Keuntungan Restrukturisasi
xxx
2) Penjadwalan kembali tagihan murabahah
Penjadwalan kembali tagihan murabahah dilakukan
ketentuan:
a) Tidak menambah jumlah utang yang tersisa

dengan

b) Perpanjangan
masa
pembayaran
harus
berdasarkan
kesepakatan kedua belah puhak
c) Pembebanan biaya dalam proses penjadwalan kembali adalah
biaya riil yaitu biaya langsung (dirrect cost) dari aktivias kreditur
dalam melakukan penjadwalan kembali. Atas pembebanan biaya
ini debitur mengakuinya sebagai beban.
Jurnal:
Beban Murabahah
xxx
Kas/Utang
xxx
3) Konversi akad murabahah
Konversi akad murabahah dilakukan dengan menghentikan akad
murabahah dan membuat akad baru dengan skema ijarah
muntahiyah bittamlik, mudharabah atau musyarakah.
a) Akad murabahah dihentikan dengan menhyak objek murabahah
oleh debitur kepada kreditur dengan harga pasar
Jurnal:
Kas
xxx
Aset
xxx
b) Debitur melunasi sisa utangnya kepada kreditur dari hasil
penjualan.
Jika hasil penjalan lebih besar dari sisa utang
Jurnal:
Utang Murabahah
xxx
Beban Murabahah
xxx
Kas
xxx
Beban Murabahah Tangguhaan
xxx
Jika hasil penjualan lebih besar dari sisa utang maka sisa utang
tetap menjadi utang debitur
Jurnal:
Utang Murabahah
xxx
Beban Murabahah
xxx
Kas
xxx
Utang Lain-lain
xxx
Beban Murabahah Tangguhan
xxx
Jika hasil penjalan lebih kecil daripada sisa utang dan kreditur
membebaskannya
maka
kurang
bayar
diakui
sebagai
keuntungan
Jurnal:
Utang Murabahah
xxx
Kas
xxx
Keuntungan Restrukturisasi
xxx
Beban Murabahah Tangguhan
xxx
Para pihak di atas (kreditur dan debitur) selanjutnya dapan
membuat akad baru dengan akad ijarah muntahiyah bittamlik,

mudharabah, atau musyarakah.Perlakuan akuntansi untuk akad baru


sesuai dengan PSAK terkait.
Penyajian
Keuntungan neto atas restrukturisasi utang murabahah setelah
pajak, jika ada, diakui dalam laporan laba rugi dalam periode terjadinya
dan disajikan tersendiri sebagai bagian pendapatan non-usaha.
Pengungkapan
Debitur mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
informasi yang terkait dengan rekstruturisasi utang murabahah meliputi
tetapi tidak terbatas pada, nama kreditur, jumlah utang yang di
restrukturisasi, alasan, dan metode restrukturisasi yang digunakan.
ILUSTRASI AKUNTANSI AKAD MURABAHAH
TUNAI
Transaksi Murabahah Tunai Pesanan Mengikat
Transaksi (dalam ribuan rupiah)
1 Januari 2013
Penjual dan pembeli melakukan
akad murabahah. Penjual
membeli dari pihak lain barang
yang akan dijual kepada
pembeli.
Penjual membeli ersediaan dari
pihak lain dengan harga
Rp100.000 dan akan diserahkan
pada 1 Juni 2013. Pesanan
mengikat.
1 Maret 2013
Jika terjadi penurunan nilai
sebelum barang pesanan
diserahkan kepada pembeli
sebesar Rp5.000.
1 Juni 2013
Penjual sesuai akad
menyerahkan barang kepada
pembeli dengan nilai Rp115.000

Penjual
Aset Murabahah
Kas/Utang
100.000

Pembeli
100.000

Beban Penurunan Nilai5.000


Aset Murabahah
5.000

Kas
115.000
Pendapatan Margin
Murabahah
20.000
Aset Murabahah
95.000

Transaksi Murabahah Tunai Pesanan Tidak Mengikat


Transaksi (dalam ribuan rupiah)
Penjual
1 Januai 2013

Aset
115.000
Kas
115.000

Pembeli

Jika penjual memperoleh aset


murabahah dengan harga beli
sebesar Rp100.000
1 Maret 2013
Jika terjadi penurunan nilai
sebelum barang pesanan
diserahkan kepada pembeli
sebesar Rp5.000.
Pesanan Tidak Mengikat
15 Maret 2013
Penjual sesuai akad
menyerahkan barang kepada
pembeli dengan nilai Rp115.000
secara tunai.

1 April 2013
Apabila diskon diberikan oleh
pihak ketiga setelah akad
ditandatangani oleh pembeli dan
penjual, sebesar Rp5.000 dan
biaya pengembalian diskon
Rp1.000.
- Pada saat menerima diskon dari
pihak ketiga
- Jika merupakan hak pembeli:
Saat diskon diterima

Saat diskon dibayarkan


kepada pembeli

Saat diskon tidak dapat


dibayarkan kepada pembeli
karena pembeli tidak
diketahui secara pasti
keberadaannya

- Jika merupakan hak penjual:


Saat diskon diterima dan
diperjanjikan dalam akad

Jika tidak dijanjikan dalam


akad

Aset Murabahah
Kas/Utang
100.000

100.000

Kerugian Penurunan Nilai


5.000
Aset Murabahah
5.000

Kas
115.000
Pendapatan Margin
Murabahah
20.000
Aset Murabahah
95.000

Kas
4.000
Utang
4.000
Utang
4.000
Kas
4.000
Dana kebijakan-Kas
4.000
Dana Kebijakan-Denda
4.000

Kas
4.000
Pendapatan Margin
Murabahah
4.000

Aset
115.000
Kas
115.000

Kas
4.000
Aset
4.000

Kas
4.000
Pendapatan Operasional
Lain
4.000

NON-TUNAI
Tidak Menggunakan Akun Penjualan dan Harga Pokok Penjualan
ketika Barang Diserahkan (Biasa Digunakan dalam Lembaga
Keuangan)
Transaksi (dalam Rp000)
1 Januari 2013
Penjual dan pembeli melakukan
akad murabahah pesanan
mengikat. Penjual membeli dari
pihak lain barang yang akan
dijual kepada pembeli.
Penjual membeli persediaan dari
pihak lain dengan harga
Rp200.000 dan akan diserahkan
pada 1 Juni 2013 akan
dibayarkandalam dua kali
angsuran.
1 Juni 2013
Penjual sesuai akad
menyerahkan barang kepada
pembeli dengan nilai Rp250.000
secara tidak tunai dan akan
dibayarkan selama 2 tahun. Nilai
tunai dari aset Rp200.000.
Dengan 2 kali angsuran.

1 Juni 2013
Pembayaran sebesar Rp125.000

1 Juni 2013
Pembayaran sebesar 125.000

Penjual

Pembeli

Aset Murabahah
200.000
Kas/Utang
200.000

Piutang Murabahah
250.000
Margin Murabahah
Tangguhan
50.000
Aset Murabahah
200.000

Aset
200.000
Beban Murabahah
Tangguhan
50.000
Utang
250.000

(Margin murabahah
tangguhan akan
diamortisasi sepanjang
akad)

(beban murabahah
tangguhan akan
diarmortisasi
sepanjang akad)

Kas
125.000
Margin Murabahah
Tangguhan
25.000
Piutang Murabahah
125.000
Pendapatan Margin
Murabahah

Utang
Murabahah
125.000
Beban
Murabahah
25.000
Beban
Murabahah
Tangguhan

25.000
Kas
125.000
Margin Murabahah
Tangguhan
25.000
Piutang Murabahah
125.000
Pendapatan Margin
Murabahah
25.000

25.000
Kas
125.000
Utang
Murabahah
125.000
Beban
Murabahah
25.000
Beban
Murabahah
Tangguhan
25.000
Kas
125.000

Transaksi Murabahah Jika Penjual adalah Produsen (Menggunakan


Akun Harga Pokok Penjualan) Walaupun Kasus ini Tidak Diatur
dalam PSAK 102, Penulis Menganggap Perlu karena Akad
Murabahah seperti ini Mungkin Saja Terjadi.
Transaksi
1 Januari 2013
Penjual menandatangani akad
murabahah. Penjualan dilakukan
secara kredit Rp250.000 dengan
harga perolehan Rp200.000 dan
diskon sebelum akad Rp10.000
dan akan diserahkan kepada
pembeli 1 Juni 2013.
Pembayaran akan dilakukan
secara angsuran 5 kali setiap 3
bulan.
1 Juni 2013
Untuk mencatat penyerahan

Jurnal Pengakuan laba


tangguhan/ jurnal penutup

Penjual
Aset Murabahah
Kas/Utang
190.000

Pembeli
190.000

Uang Muka
10.000
Kas
10.000

Kas
10.000
Utang Lain-lain
Murabahah
10.000

Piutang Murabahah
240.000
Utang Lain-lain
10.000
Penjualan
250.000
HPP
190.000
Aset Murabahah
190.000
Penjualan
250.000

Aset Nonkas
190.000
Beban Murabahah
Tangguhan
60.000
Utang
Murabahah
240.000
Utang Muka
10.000

HPP
190.000
Margin Murabahah
Tangguhan
60.000
1 September 2013
Pada saat pelunasan (dengan
dicicil 5 kali) dan dilakukan
amortisasi atas keuntungan dan
biaya ditangguhkan.

1 Desember 2013
Jika pembeli tidak dapat
membayar karena kelalaiannya
sehingga dikenakan denda
Rp1.000.
Pada saat pelunasan (dengan
dicicil 5 kali) dan dilakukan
amortisasi atas keuntungan dan
biaya ditangguhkan.

1 Februari 2013
Jika pembeli dapat melunasi
lebih cepat dari yang
seharusnya, maka penjual dapat
memberikan potongan. Pada
saat pembayaran cicilan ke-3,
dilunasi kemudian dengan
pemberian potongan sebesar
Rp5.000 (31.000=36.000-5.000)

Kas
48.000
Piutang Murabahah
48.000
Margin Murabahah
Tangguhan
12.000
Pendapatan Margin
Murabahah
12.000

Utang
Murabahah 48.000
Kas
48.000
Beban
Murabahah 12.000
Beban
Murabahah
Tangguhan
12.000

Dana Kebijakan-Kas
1.000
Dana Kebijakan-Denda
1.000

Kerugian
Kas
1.000

Kas
48.000
Margin Murabahah
Tangguhan
12.000
Piutang Murabahah
48.000
Pendapatan Murabahah
Tangguhan
12.000

Margin Murabahah
Tangguhan
36.000
Kas
139.000
Piutang Murabahah
144.000
Pendapatan Murabahah
Tangguhan
31.000

1.000

Utang
Murabahah
48.000
Beban
Murabahah
12.000
Kas
48.000
Beban
Murabahah
Tangguhan
12.000
Utang
Murabahah
144.000
Beban
Murabahah
31.000
Beban
Murabahah
Tangguhan
36.000
Kas
139.000

Menyelesaikan Utang Piutang Murabahah Bermasalahrestrukturisasi Utang Piutang


Transaksi (dalam Rp000)
3 Mei 2015 Penjual dan pembeli
melakukan akad murabahah.
Penjual membeli dari pihak lain
barang yang akan dijual kepada
pembeli dengan harga
Rp1.000.000. Barang akan
diserahakan pada pembeli
tanggal 1 Juni 2015
1 Juni 2015, penjual
menyerahkan barang kepada
pembeli dengan nilai
Rp1.250.000.
Secara tidak tunai dan akan
dibayar selama 10x angsuran.

Penjual
Aset
1.000.000
Kas/Utang
1.000.000

Piutang Murabahah
1.250.000
Margin Murabahah
Tangguhan
250.000
Aset
1.000.000
Margin murabahah
tangguhan akan
diamortisasi sepanjang
akad proporsional dengan
piutang yang dilunasi

Jurnal setiap pembayaran


angsuran

Kas
125.000
Margin Murabahah
Tangguhan
25.000
Piutang Murabahah
125.000
Pendapatan Margin
Murabahah
25.000

Sampai dengan angsuran ke-5,


pembeli dapat membayar
angsuran dengan baik. Untuk
angsuran selanjutnya pembeli
mengalami penurunan
kemampuan bayar, sehingga
penjual memutuskan akan
melakukan restrukturisasi utang

Piutang Murabahah
625.000
Margin Murabahah
Tangguhan
(125.000)

Pembeli

Aset
1.000.000
Beban Murabahah
Tangguhan 250.000
Utang
Murabahah1.250.0
00
Beban Murabahah
tangguhan akan
diamortisasi
sepanjang akad
proporsional
dengan utang yang
akan dilunasi
Utang
Murabahah
125.000
Beban
Murabahah
25.000
Beban
Murabahah
Tangguhan
25.000
Kas
125.000
Utang
Murabahah
625.000
Beban
Murabahah
(125.000)

500.000
500.000

perubahannya.
Posisi terakhir dari akun terkait
dengan utang piutang
murabahah adalah:

Jika Restrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam


Bentuk Pemberian Potongan Tagihan Murabahah
Transaksi
Apabila Penjual/Kreditur
memberi potongan tagihan
sebesar Rp750.000; sehingga
saldo piutang/utang menjadi
Rp550.000 (625.000-75.000)

Angsuran keenam dan


seterusnya Rp110.000
(550.000/5)

Apabila penjual/kreditur
memberi potongan tagihan
sebesar Rp175.000. sehingga
saldo piutang/utang menjadi
Rp450.000 (625.000-175.000)

Angsuran keenam dan


seterusnya Rp90.000
(450.000/5); saldo keuntungan
tangguhan dan beban
tangguhan sudah 0

Penjual

Pembeli

Margin Murabahah
Tangguhan
75.000
Piutang Murabahah
75.000

Utang
Murabahah 75.000
Beban
Murabahah
Tangguhan
75.000

Kas
110.000
Margin Murabahah
Tangguhan
10.000
Piutang Murabahah
110.000

Utang
Murabahah
110.000
Beban
Murabahah10.000
Beban Murabahah
Tangguhan
10.000
Kas 110.000
Utang
Murabahah
175.000
Beban Murabahah
Tangguhan125.000
Keuntungan
Retrukturisasi
50.000

Margin Murabahah
Tangguhan125.000
Kerugian
Restrukturisasi50.000
Piutang Murabahah
175.000

Kas90.000
Piutang Murabahah90.000

Utang
Murabahah
90.000
Kas90.000

Jika Restrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam


Bentuk Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah
Transaksi
Apabila penjual/kreditur
memberi perpanjangan waktu,

Penjual
Kas

62.500

Pembeli
Utang

dimana seharusnya debitur


harus melunasi 5 angsuran lagi
(angsuran keenam sampai
kesepuluh) menjadi 10 kali
angsuran untuk saldo
utang/piutang yang ada. Maka
besarnya angsuran menjadi
lebih kecil, yaitu sebesar
Rp62.500 (625.000/10) untuk
setiap kali angsuran

Margin Murabahah
Tangguhan 12.000
Piutang
Murabahah62.500
Pendapatan Margin
Murabahah12.500

Murabahah
62.500
Beban
Murabahah
12.500
Beban Murabahah
Tangguhan 12.500
Kas 62.500

Jika Restrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah dalam


Bentuk Konversi Akad
Transaksi
Apabila Aset debitur dijual ke
kreditur dengan nilai pasar yaitu
Rp800.000;
Pelunasan utang piutang

Penjual
Aset
800.000
Kas800.000

Pembeli
Kas800.000
Aset800.000

Margin Murabahah
Tangguhan125.000
Kas 625.000
Pendapatan Margin
Murabahah125.000
Piutang Murabahah
625.000

Kemudian selisih nilai jual aset


dengan utang dapat digunakan
sebagai uang muka IMBT, bagian
modal mudharabah
musytarakah atau musyarakah
menurun.
Perlakuan akuntansinya
mengikuti masing-masing jenis
akad tersebut.
Apabila aset debitur dijual ke
kreditur dengan nilai pasar yaitu
Rp550.000
Penlunasan utang piutang

Kas175.000
Dana Syirkah Temporer
Atau Pendapatan Sewa
175.000

Utang
Murabahah
625.000
Beban
Murabahah
125.000
Beban Murabahah
Tangguhan
125.000
Kas 625.000
InvestasiMusyarakah atau
Beban
Sewa 175.000
Kas 175.000

Apabila debitur melunasi sisanya

Apabila kreditur membebaskan


sisa utang debitur

Aset550.000
Kas550.000

Kas550.000
Aset550.000

Margin Murabahah
Tangguhan125.000
Kas 550.000
Piutang Lain-lain75.000
Pendapatan Margin
Murabahah 125.000
Piutang Murabahah
625.000

Utang
Murabahah
625.000
Beban
Murabahah
125.000
Beban Murabahah
Tangguhan125.000
Kas 550.000
Utang Lainlain75.000

Kas75.000
Piutang Lain-lain

Utang
Lain-lain75.000
Kas75.000
Utang75.000
Keuntungan
Restrukturisasi75.0
00

75.000

Kerugian Restrukturisasi
75.000
Piutang 75.000

Akuntansi Koperasi dan


Syariah
Rangkuman Akad Mudharabah dan Murabahah

1. Nia Nurlita

(A1C015100)

2. Rena Rizkia Saptiani

(A1C015111)

3. Risma Sanji Pratiwi

(A1C015112)

4. Rully Bimantoro

(A1C015115)

5. Umul Fadillah

(A1C015139)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MATARAM

2016

Anda mungkin juga menyukai