AKAD MUDHARABAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syariah
Dosen Pengampu : Anita Dwi Utami, S.E., M.Ak.
Disusun Oleh :
Aghnia Ayu Briliani Resmana 220330221050
Dinda Mutiara Brata 220330221082
Maulida Nurzahwa 220330221112
Mohamad Mardiantara 220330221107
Siti Nurjanah 220330221103
B. Dasar Hukum
1. AL Quran
1) “Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi
dan carilah karunia Allah SWT.” (QS 62:10)
2) Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah
Yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa
Kepada Allah Tuhannya….” (QS.2:283)
2. AS-SUNNAH
1) Dari Shalih bin Suaih ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "tiga hal yang
didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampadukkan dengan tepung untuk keperluan
rumah bukan untuk dijual." (HR.Ibnu Majah).
2) "Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah,
ia mensyaratkan kepada pengelola dana nya agar tidak mengarungi
lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak.
Jika persyaratan itu dilanggar, ia (pengelola dana) harus menanggung
resikonya. Ketika persyaratan yang diteapkan Abbas didengar Rasulullah
SAW, beliau membenarkannya.". (HR.Thabrani dari Ibnu Abbas).
3. IJMA
Diriwayatkan bahwa sejumlah sahabat menyerahkan harta anak yatim
sebagai mudharabah, dan tidakada seorang pun megingkarinya. Oleh karena
itu, hal tersebut adalah ijma." (Al Zuhayli, 2001)23
4. FATWA DSN MUI
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya. (Al Zuhayli, 2001; Sabiq, 2011)
1) Ketentuan hukum tentang Mudharabah juga diatur dalam Fatwa DSN
MUI NO:07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah
(Qiradh).
2) Fatwa DSN MUINO: 38/DSN-MUI/X/2002 Tentang Sertifikat Investasi
Mudharabah Antar Bank (Sertifikat IMA).
3) Fatwa DSN MUI NO: 50/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Mudharabah
Musyarakah.
4) Fatwa DSN MUI NO: 115/DSN-MUI/LX/2017 Ten tang Akad
Mudharabah.
C. Rukun Mudharabah
Rukun mudharabah adalah sebagai berikut:
1. Orang yang berakad :
a. Pemilik modal/Shahibul maal atau Rabbul maal
b. Pelaksanaan atau usahawan/Mudharib
2. Modal/maal
3. Kerja atau usaha/Dharabah
4. Keuntungan/ribh
5. Shighat/Ijab Qabul
D. Karakteristik Mudharabah
Karakteristik Akad Mudharabah antara lain:
1. Entitas dapat bertindak sebagai pemilik dana maupun pengelola dana.
2. Jika menjadi pengelola dana, maka disajikan sebagai dana syirkah temporer.
3. Terdapat beberapa batasan dalam mudharabah muqayyadah
4. Pada prinsipnya dalam penyaluran tidak mengharuskan adanya jaminan, tetapi
pemilik dana bisa meminta hal tersebut kepada pengelola dana untuk
mengindari penyimpangan oleh pengelola dana.
5. Pengendalian dana mudharabah bisa dilakukan secara parsial
6. Jika dari pengelola dana mudharabah memghasilkan keuntungan maka porsi
jumlah bagian hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan
berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama
periode akadp
7. Pembagian hasil usaha mudharabah sesuai prinsi bagi hasil
E. Jenis – Jenis Mudharabah
1. Mudharabah Mutlaqah
Mudharabah Mutlaqah dalam PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah
diterjemahkan Menjadi “Investasi Tidak Terikat” untuk penghimpunan dana dan
“Pembiayaan Mudharabah” untuk penyaluran dana. Karena banyak menimbulkan
salah pengertian “Investasi Tidak Terikat” yang berada pada posisi pasiva maka
dalam PSAK Syariah yang baru istilah tersebut disempurnakan menjadi “Dana syirkah
Temporer” , sedangkan “pembiayaan mudharabah” disempurnakan menjadi
“Investasi Mudharabah”. Dikatakan mudharabah muthlaqah jika pemilik dana
memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya.
2. Mudharabah Muqayyadah (Investasi Terikat)
Mudharabah muqayyadah dalam PSAK 59 maupun PSAK syariah yang baru
diterjemahkan sebagai ”Investasi Terikat”, apabila pemilik dana (shahibul maal)
memberikan syarat-syarat tertentu kepada mudharib dalam pengelolaan dana.
Dalam Mudharabah muqayyadah Lembaga Keuangan Syariah dapat bertindak
sebagai pemilik dana dan dapat pula sebagai pengelola dana. Dalam Mudharabah
muqayyadah pemilik modal mengikat pelaksana untuk berdagang di negeri tertentu
atau tempat tertentu, atau waktu tertentu. Atau pemilik modal menekankan pada
pelaksana untuk tidak membeli dan menjual kepada orang tertentu. Dikatakan
mudharabah muqayyadah jika pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola
dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi.
3. Mudharabah Musytarakah
Mudharabah musytarakah ini merupakan perpaduan akad mudharabah dengan
akad musyarakah, yaitu akad mudharabah dimana pengelola dana (nasabah)
memiliki kontribusi modal dalam usaha tersebut sebagaimana kontribusi modal
dalam musyarakah (dalam mudharabah seluruh dana berasal dari pemilik dana).
Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana
menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.
3. Penurunan nilai sebelum usaha dimulai (tanpa ada unsur kelalaian pengelola)
Diakui sebagai kerugian dan mengurangi investasi.
Db Kas XXXX
Db Penyisihan investasi mudharabah XXXX
Kr Pendapatan bagi hasil mudharabah XXXXX
5. Bagian bagi hasil yang belum dibayarkan oleh pengelola dana diakui sebagai
piutang.
Db Kas/piutang XXXX
Kr Pendapatan yang belum XXXX
dibagikan
3. Hak atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi
belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar porsi
hak pemilik dana.
Jurnal beban
J. MUDHARABAH MUSYTARAKAH
Mudharabah Musyarakah merupakan akad mudharabah yang dipadukan dengan akad
musyarakah, sehingga dalam akuntansinya hendaknya memperhatikan perlakuan
akuntansi kedua akad tersebut. Dalam PSAK 105 telah diatur ketentuan tentang
mudharabah mustarakah sebagai berikut:
1. Jika entitas juga menyertakan modal dalam mudharabah mustarakah,
maka penyaluran modal tersebut diakui sebagai investasi mudharabah
2. Dalam mudharabah Musyarakah, pengelola dana menyertakan juga
modalnya dalam investasi bersama. Pemilik modal musyarakah
memperoleh bagian hasil usaha sesuai porsi modal yang disetorkan.
Sedangkan bagi hasil antara pemilik dana dan pengelola dana dalam
mudharahah diperoleh dari hasil usaha musyarakah setelah dikurangi
porsi pemilik modal musyarakah.
Dalam hal penyertaan modal akad mudharabah Musyarakah, prinsip yang dipakai
adalah prinsip usaha bersama. Sehingga ketentuan akuntansinya mengikuti PSAK 106.
Sedangkan dalam pembagian hasil usaha dilakukan dengan dua cara bersamaan, yaitu
dengan cara mudharabah dan musyarakah. PSAK 105 mengatur
Pembagian hasil usaha mudharabah Musyarakah sebagai berikut:
1. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan
pemilik dana sesuai nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian bagian
hasil dari investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai
musytarik) dibagi antara pengelola dana dengan pemilik dana sesuai porsi
masing-masing.
Daftar Pustaka
Nurhayati, S. dan Wasilah. (2019). Akuntansi Syariah di Indonesia. Akad Mudharabah, edisi 5,
hlm. 86.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2020). Akuntansi Keuangan Syariah. Tersedia
di:https://web.iaiglobal.or.id/assets/materi/Sertifikasi/CA/modul/usas/AKS/mobile/index.html.
[9 Mei 2023]. Hlm. 110-120.
Wiroso. (2011). Akuntansi Transaksi Syariah. BAB VII : AKUNTANSI MUDHARABAH, revisi
November 2010, hlm. 325-333.