Anda di halaman 1dari 11

PELAKSANAAN AUDIT EKSTERNAL

DISUSUN OLEH :

Yoga Pradipta (2016320259)

Annisaa Safitri R (2016320251)

Sulaiman (2016320255)

Afdhal Ichlazul (2016320268)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


TAHUN AJARAN 2019 / 2020
BAB I

PENDAHULUAN

Jika dilihat darii prakteknya ternyata banyak tantangan dan permasalahan yang di hadapi
dalam pengembangan bank Syariah terutama kaitannya dengan penerapan system perbankan
yang baru dan mempunyai perbedaan yang sangat prinsip dari system keuntungan yang dominan
dan telah berkembang pesat saat ini. Permasalahan ini bersifat operasional perbankan maupun
dari aspek lingkungan makro. Diantara beberapa tantangan dan permasalahan yang dihadapi
perbankan di Indonesia sebagai berikut :

1. Permbiayaan modal kerja Syariah


2. Regulasi dunia perbankan
3. Minimnya Sumber Daya Manusia
4. Tingkat pemahaman dan kepedulian ummat
5. Sosialisasi setengah hati
6. Piranti moneter ribawi
7. Pelayanan public
8. Bank Syariah belum syaria

Adanya tuntutan perkembangan maka UU Perbankan No. 7 tahun 1992 direvisi


menjadi Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, yang merupakan aturan secara leluasa
menggunakan istilah syari'ah, prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karekteristik
umum dan landasan bagi operasional bank Islam secara keseluruhan.
Secara syari'ah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah, yang berdasarkan
prinsip ini, bank syari'ah akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung, dengan
pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai
mudharib (pengelola), sedangkan penabung bertindak sebagai shohibul maal
(penyandang dana). Antara keduanya di adakan akad mudharabah yang mengadakan
keuntungan masing-masing pihak, di sisi lain pengusaha atau peminjam dana bank
syari'ah akan bertindak sebagai sohibul maal (penyandang dana), baik yang berasal
dari penabung atau pun deposito maupun dana bank sendiri berupa modal pemegang
saham. Sementara itu, pengusaha atau peminjam akan berfungsi sebagai mudharib
(pengelola) karena melakukan usaha dengan cara memutar dan mengelola dana bank.
Sistem bagi hasil yang diterapkan oleh bank sudah berjalan cukup lama seiring dengan
berdirinya bank tersebut. Salah satu ukuran keberhasilan penerapan sistem bagi hasil
adalah apabila masyarakat sudah sepenuhnya menerima sistem tersebut dengan
senang hati, tidak merasa dirugikan, adil dalam pembagian bagi hasil dan tentunya
tidak bertentangan dengan al-Qur'an dan al-Hadits. Bank syari'ah berdasarkan pada
prinsip profit and loss sharing (bagi untung dan bagi rugi). Bank syari'ah tidak
membebankan bunga, melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang
didanai. Para deposan juga sama-sama mendapat bagian dari keuntungan bank sesuai
dengan rasio yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian ada kemitraan
antara bank syari'ah dengan para deposan di satu pihak dan antara bank dengan para
nasabah investasi sebagai pengelola sumber dana para deposan dalam berbagai usaha
produktif di pihak lain.
Sistem ini berbeda dengan bank konvensional yang pada intinya meminjam dana
dengan membayar bunga pada satu sisi neraca dan memberikan pinjaman dana dengan
menarik bunga pada sisi lainnya. Kompleksitas perbankan Islam tampak dari
keragaman dan penamaan instrumen-instrumen yang digunakan serta pemahaman
alas dalil-dalil hukum Islamnya.
Perbankan Syari'ah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya,
pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi. Islam
melarang kaum muslimin menarik atau membayar bunga (riba). Pelarangan inilah
yang membedakan sistem Perbankan Islam dengan sistem Perbankan Konvensional.
Dalam tatanan konsep dan semangat, mereka menerima dengan antusiasme, tetapi
pada tataran praktis mereka bersifat sebaliknya. Memang merasa sangat aneh manakala
seseorang yang selalu berfikir komparatif atas dasar rasional semata, dalam memenuhi
ajakan untuk bertransaksi secara syari'ah. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru
dan juga langkah-langkah terobosan untuk mengembangkan pasar syari'ah di
Indonesia.
Persepsi yang selama ini ada dalam pemikiran masyarakat pasar non-syari'ah atau
pasar konvensional selalu lebih menguntungkan secara financial dibandingkan pasar
syari'ah karena sistem bunganya. Padahal sistem bagi hasil yang merupakan salah satu
elemen penting dari dasar syari'ah sudah sejak lama diterapkan di negara-negara
Eropa, terutama Inggris.
Tidak menutup kemungkinan bahwa akan terjadi perubahan persepsi di mana sangat
diharapkan masyarakat luas sudah mengerti sistem bagi hasil sebagai prinsip bagi
lembaga keuangan Islam dan yang membedakan dengan lembaga keuangan
konvensional. Makin pesatnya pertumbuhan perbankan syariah di tanah air memasuki
babak baru dalam industri perbankan Indonesia dengan disahkannya secara resmi
Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada tanggal 17 Juni
2008 oleh DPR RI
BAB II

PEMBAHASAN

A. AL-MUDHARABAH (TRUST FINANCING, TRUST INVESTMENT)


1. Pengertian al-Mudharabah
Mudharabah berasal dair kata dharb, berarti memukul atau berjalan.
Pengertian memukul atau berjalan ini lebih teaptnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.
Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak
di mana pihak pertama (shahibul maal) menyedikana seluruh (100%) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara
mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena
kecurangan atau kelalaian si pengelola, sipengelola harus bertanggung jawab
atas kerugian tersebut.

2. Landasan Syariah
Secara umum landasan dasar syariah al-mudharabah lebih mencerminkan
anjuran melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat-ayat dan hadits berikut
ini:
a. Al-Qur’an
“... dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia
Allah SWT....” (al-Muzzammil: 20).
Yang menjadi wajhud-dilalah atau argumen dari surah al-Muzammil: 20
adalah adanya kata yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah yang
berarti melakukan suatu perjalanan usaha.
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebarlah kamu dimuka bumi
dan carilah karunia Allah SWT....” (al-Jumu’ah: 10).
“Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia
Tuhanmu....” (al-Baqarah: 198).
Surah al-Jumu’ah: 10 dan al-Baqarah: 198 sama-sama mendorong kaum
muslimin untuk melakukan upaya perjalanan usaha.

b. Al-Hadits
”Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika
memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar
dananya tidak dibawa mengurangi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau
membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung
jawab atas dana tersebut.
Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah
pun membolehkannya.” (HR Thabrani).
Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal yang di
dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah),
dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk
dijual.”(HR Ibnu Majah no.2280, kitab at-Tijarah)

c. Ijma
Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus
terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah. Kesepakatan
para sahabat ini sejalan dengan spirit hadits yang dikutip Abu Ubaid.

3. Jenis-Jenis al-Mudharabah
Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis: mudharabah
muthlaqah dan mudharabah muqayyadah.
a. Mudharabah Muthlaqah
Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthalaqah adalah bentuk
kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannnya sangat luas
dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.
Dalam pembahasan fiqih ulama salafus saleh seringkali dicontohkan dengan
ungkapan if’al ma syi’ta (lakukan sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib
yang memberi kekuasaan sangat besar.

b. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted
mudharabah/ specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah
muthalaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau
tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan
kencendrungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.

4. Aplikasi dalam Perbankan


Al-mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan
pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, al-mudharabah diterapkan pada :
a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan
khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya;
b. Deposito spesial (special investment), di mana ada dana yang dititipkan
nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah
saja.
c. Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk:
 Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa;
 Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, di mana sumber
dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang
telah ditetapkan oleh shahibul maal.

5. Manfaat al-Mudharabah
a. Manfaat al-Mudharabah
1. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha
nasabah meningkat.
2. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah
pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/ hasil
usaha bank sehingga tidak akan pernah mengalami negative spread.
3. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/ arus kas
nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
4. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar
benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret
dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
5. Prinsip bagi hasil dalam al-mudharabah/ al-musyarakah ini berbeda dengan
prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerima pembiayaan
(nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa punkeuntungan yang
dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

b. Risiko al-Mudharabah
Risiko yang terdapat dalam al-mudharabah, terutama pada penerapannya
dalam pembiayaan, relatif tinggi. Diantaranya:
1. Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut
dalam kontrak;
2. Lalai dan kesalahan yang disengaja;
3. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.
Secara umum, aplikasi perbankan al-mudharabah dapat digambarkan
dalam skema berikut:

PERJANJIAN
BAGI HASIL

Nasabah KEAHLIAN/ MODAL


KETERAMPILAN 100% Bank
(mudharib (shahibul maal)
)
PROYEK USAHA

NISBAH NISBAH
X% Y%
PEMBAGIAN
PENGAMBILAN
KEUNTUNGAN MODAL
KERJA

MODAL

B. Metode Perhitungan Bunga Tabungan (Bank Syariah) dan Sistem Bagi Hasil PT. Bank
BNI Syariah.
Pada perhitungan bunga tabungan pada bank syariah tidak dikenal istilah bunga,
melainkan nisbah. Nisbah adalah persentase pembagian keuntungan antara bank denga
nasabah (contoh nisbah 50:50, bank dan nasabah masing-masing memperoleh 50 % dari
keuntungan).

CONTOH

TANGGAL TRANSAKSI NOMINAL

05 Maret 2013 Setoran Tunai Rp 2.000.000

06 Maret 2013 Pemindahan Kredit Rp 500.000

Setoran Kliring Rp 1.000.000

23 Maret 2013 Penarikan Tunai Rp 1.000.000

Total dana tabungan yang berhasil di kumpulkan bank syariah Rp.100.000.000,-.


Keuntungan yang diperoleh dari dana tabungan (profit distibution) sebesar
3.000.000,-
TANGGAL SALDO ∑ HARI MENGENDAP
05 Maret 2013 Rp 2.000.000 1 (3 - 2)

06 Maret 2013 Rp 2.500.000 1 (4 - 3)

07 Maret 2013 Rp 3.500.000 16 (20 - 4)

23 Maret 2013 Rp 2.500.000 11 (30 – 20 + 1)

SALDO RATA-RATA

SR = {(2jt x 1) + (2,5jt x 1) + (3,5jt x 16) + (2,5jt x 11)} / 30

= 2.933.333,333

Bagi Hasil = (2.933.333,333 / 100.000.000) x 3.000.000 x 50 %

1. Perhitungan Bagi Hasil Metode Perbankan Syariah

MODAL INVESTASI JUMLAH BAGI HASIL


(MODAL x 1,60 % x 50 %)
Rp. 50.000.000 Rp. 2.902.500
Rp. 100.000.000 Rp. 5.805.000
Rp. 150.000.000 Rp. 8.707.500
Rp. 200.000.000 Rp. 11.610.000
Rp. 250.000.000 Rp. 14.512.500

2. Perhitungan Bagi Hasil Metode Perbankan Syariah

MODAL (TOTAL UANG YANG JUMLAH BAGI HASIL


DIKELOLA BANK (MODAL x 1 % x 50 %)
Rp. 500.000.000 Rp. 2.500.000
Rp. 1.000.000.000 Rp. 5.000.000
Rp. 1.500.000.000 Rp. 7.500.000
Rp. 2.000.000.000 Rp. 10.000.000
Rp. 2.500.000.000 Rp. 12.500.000

Anda mungkin juga menyukai