Anda di halaman 1dari 19

Pusat Pembinaan Profesi Keuangan

Kementerian Keuangan PPL ONLINE


AKUNTAN PUBLIK

MODUL 4 :
PEMERIKSAAN AKUNTAN PUBLIK
DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
2019
Disusun oleh:
Bidang Pemeriksaan Profesi Akuntansi – Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK),
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Disclaimer
Modul materi ini disusun sebagai salah satu bahan materi dalam Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL) Online yang diselenggarakan oleh PPPK. Modul materi ini menjelaskan
mengenai mekanisme, jenis-jenis dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan oleh Pusat
Pembinaan Profesi Keuangan kepada Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik..

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Profesi Akuntan Publik memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
kredibilitas informasi keuangan yang disajikan oleh suatu entitas, seperti lembaga
keuangan, BUMN, perusahaan yang terdaftar di pasar modal, dan perusahaan lainnya
dalam rangka mendukung perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta
meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan. Hasil pekerjaan
Akuntan Publik digunakan secara luas oleh stakeholders sebagai salah satu pertimbangan
penting dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Mengingat peran Akuntan Publik tersebut sangat penting sebagai penjaga pintu
kepercayaan publik, Akuntan Publik wajib memberikan jasa profesionalnya dengan
kualitas atau ukuran mutu yang memadai sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan pemberian jasanya.
Dalam rangka mendukung terwujudnya Akuntan Publik yang profesional, diperlukan
pembinaan dan pengawasan yang efektif dari pemerintah. Pembinaan dan pengawasan
terhadap Akuntan Publik (AP), Kantor Akuntan Publik (KAP), dan/atau cabang KAP
dilakukan oleh Menteri Keuangan sesuai ketentuan Undang-Undang nomor 5 tahun 2011
tentang Akuntan Publik, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik
Akuntan Publik, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.01/2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Akuntan Publik, serta peraturan perundangan-undangan
lainnya yang terkait.
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan tersebut, pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan Akuntan Publik, KAP dan/atau cabang KAP tersebut dilakukan oleh Pusat

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
1
Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK). Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan,
PPPK melakukan pemeriksaan terhadap AP, KAP dan/atau cabang KAP baik secara berkala
maupun sewaktu-waktu. Tujuan pemeriksaan adalah untuk menilai kepatuhan AP, KAP,
dan/atau cabang KAP terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik dan peraturan pelaksanaannya, serta Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Ruang lingkup pemeriksaan meliputi penilaian kepatuhan terhadap aspek administratif
dan aspek teknis. Aspek administratif meliputi Administratif Umum, Keberadaan Kertas
Kerja Pemberian Jasa Profesional, Kepatuhan terhadap Kewajiban Perpajakan, dan
Kepatuhan terkait Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ). Aspek teknis meliputi
penilaian atas desain dan implementasi Sistem Pengendalian Mutu KAP, serta kepatuhan
terhadap SPAP dan Kode Etik dalam pemberian jasa profesional.
Pemeriksaan terhadap AP, KAP dan/atau cabang KAP dilakukan berdasarkan Rencana
Pemeriksaan Tahunan (RPT) serta adanya pengaduan masyarakat dan hasil analisis yang
memerlukan tindak lanjut pemeriksaan. RPT ditandatangani dan ditetapkan oleh
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan yang mencantumkan jumlah pemeriksaan
terhadap AP dan KAP dalam satu tahun. Penentuan jumlah AP dan KAP yang akan
diperiksa berdasarkan profil risiko yang telah ditetapkan.

II. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik (UU No. 5/2011);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Akuntan Publik;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2017 dan Nomor 155/PMK.01/2017
tentang Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan dan Akuntan Publik;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
6. Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan mengenai Rencana
Pemeriksaan Tahunan; dan
7. Surat Keputusan Kepala Pusat Nomor 17/PPPK/2018 tentang Pedoman Pemeriksaan
terhadap Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik dan/atau Cabang Kantor Akuntan
Publik.

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
2
III. Tujuan

Tujuan dari penyusunan modul ini adalah untuk memberikan penjelasan lebih lanjut
mengenai proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
kepada Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik, sehingga diharapkan dapat
membantu peserta dalam memahami tahapan-tahapan maupun prosedur yang akan
dilakukan dalam rangka pemeriksaan.

AMANAH PEMERIKSAAN

Ketentuan Pasal 51 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, antara lain
mengatur hal-hal sebagai berikut:
1. Menteri Keuangan (selanjutnya disebut Menteri) melakukan pemeriksaan terhadap
Akuntan Publik, KAP, dan/atau Cabang KAP;
2. Menteri dapat menunjuk pihak lain untuk dan atas nama Menteri untuk melakukan
pemeriksaan;
3. Menteri berwenang untuk (i) meminta keterangan, informasi dan/atau dokumen kepada
pihak terasosiasi dan (ii) meminta keterangan, informasi dan/atau dokumen kepada
asosiasi profesi;
4. Akuntan Publik, KAP, dan/atau Cabang KAP dilarang menolak atau menghindari
pemeriksaan dan menghambat kelancaran pemeriksaan;
5. Akuntan Publik, KAP, dan/atau Cabang KAP yang diperiksa wajib memperlihatkan dan
meminjamkan kertas kerja, laporan dan dokumen lainnya serta memberikan keterangan
yang diperlukan termasuk kertas kerja yang berkaitan dengan nasabah penyimpan dan
simpanannya pada bank;
6. Pemeriksaan dilakukan untuk memperoleh keyakinan atas kepatuhan Akuntan Publik,
KAP, dan/atau Cabang KAP terhadap UU No. 5/2011 dan peraturan pelaksanaannya serta
SPAP; dan
7. Pemeriksa yang ditugasi oleh Menteri wajib menjaga kerahasiaan informasi yang
diperolehnya dari Akuntan Publik yang diperiksa.

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
3
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN

Sesuai ketentuan Pasal PMK No. 154/PMK.01/2017, jenis-jenis pemeriksaan meliputi:

I. Pemeriksaan berkala
Pemeriksaan bekala adalah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan rencana
pemeriksaan tahunan (RPT) yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama
Menteri. Dalam pelaksanaan pemeriksaan berkala, ruang lingkup pemeriksaan dapat
meliputi pemeriksaan aspek teknis dan non-teknis secara lengkap maupun terbatas
sesuai dengan kebijakan pemeriksaan.

II. Pemeriksaan sewaktu-waktu


Pemeriksaan sewaktu-waktu adalah pemeriksaan yang dilakukan apabila:
1. hasil pemeriksaan berkala memerlukan tindak lanjut;
2. terdapat pengaduan masyarakat yang layak ditindaklanjuti; dan/ atau
3. terdapat informasi yang layak ditindaklanjuti.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan sewaktu-waktu, ruang lingkup pemeriksaan terbatas
sesuai dengan hasil analisis indikasi pelanggaran oleh AP, KAP dan/atau Cabang KAP.

III. Evaluasi Pelaksanaan Sistem Pengendalian Mutu KAP (SMP KAP)

Evaluasi pelaksanaan SPM KAP adalah pemeriksaan untuk mengevaluasi atas desain
dan implementasi SPM KAP.

IV. Pemantauan terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan

Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memantau pelaksanaan atas rencana perbaikan dan implementasinya yang
disampaikan kepada Akuntan Publik, KAP dan/ atau cabang KAP.

RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN

Ruang Lingkup pemeriksaan mencakup aspek administratif dan aspek teknis pelaksanaan
jasa profesional Akuntan Publik, sebagai berikut :

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
4
I. Pemeriksaan aspek administratif
Pemeriksaan aspek administratif meliputi:

1. Administratif Umum
Pemeriksaan atas dokumen-dokumen administrasi umum antara lain terkait
dengan perizinan AP dan KAP, pemenuhan SKP dan pelaporan PPL AP dan
pelaporan tahunan KAP.

2. Keberadaan Kertas Kerja Pemberian Jasa Profesional.


Pemeriksaan atas keberadaan berkas/dokumen kertas kerja pemberian jasa
profesional untuk tahun audit yang termasuk dalam ruang lingkup pemeriksaan.

3. Kepatuhan Kewajiban Perpajakan.


Pemeriksaan kepatuhan AP, KAP dan/atau Cabang KAP terhadap penyelesaian
kewajiban perpajakan (PPN dan PPh) atas seluruh penyerahan jasa audit untuk
tahun yang termasuk dalam ringkup pemeriksaan.

4. Kepatuhan terkait Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ).


Pemeriksaan terhadap kepatuhan AP, KAP dan/atau Cabang KAP terhadap
ketentuan Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PMK.01/2017 tentang Prinsip
Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ) dan Peraturan Menteri Keuangan nomor
155/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan nomor
55/PMK.01/2017 tentang Prinsip Mengenali Pengguna Jasa.

II. Pemeriksaan Aspek Teknis


Pemeriksaan Aspek Teknis meliputi pemeriksaan atas kepatuhan AP, KAP dan/atau
Cabang KAP terhadap:

1. Standar Pengendalian Mutu (SPM 1);


Penilaian kepatuhan terhadap SPM 1 mencakup penilaian atas desain dan
implementasi Sistem Pengendalian Mutu KAP (SPM KAP).

2. Standar Profesi dan Kode Etik Profesi.


Penilaian kepatuhan atas standar profesi mencakup penilaian atas kepatuhan AP
dan KAP terhadap Standar Audit (SA)-SPAP dan standar profesi lainnya.
Sedangkan penilaian kepatuhan terhadap kode etik profesi mencakup penilaian
atas kepatuhan AP dan KAP terhadap kode etik profesi yang dikeluarkan oleh
Intitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
5
PROSES BISNIS PEMERIKSAAN
Tahapan proses pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel berikut :

No. Tahapan Uraian

1. Perencanaan 1. Analisis Profil Risiko Akuntan Publik dan KAP;


Pemeriksaan 2. Rencana Pemeriksaan Tahunan;
3. Rencana Pemeriksaan Sewaktu-waktu;
4. Rencana Pemeriksaan SPM;
5. Rencana Pemantauan Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan.

2. Pelaksanaan 1. Persiapan pemeriksaan;


Pemeriksaan 2. Pemeriksaan lapangan.

3. Pelaporan 1. Laporan Hasil Pemeriksaan Bentuk Lengkap; dan


2. Laporan Hasil Pemeriksaan Bentuk Ringkas.

4. Tindak Lanjut Hasil 1. Kewajiban Menyampaikan Rencana Perbaikan


Pemeriksaan (Action Plan); dan
2. Usulan Pengenaan Sanksi Administratif.

Tahapan pemeriksaan secara lebih detail diuraikan sebagai berikut:

I. Perencanaan Pemeriksaan

1. Analisis Profil Risiko Akuntan Publik dan KAP

a. Analisis profil risiko pemeriksaan terkait kualitas audit. Profil risiko dengan
kriteria diantaranya: status Akuntan Publik, jenis klien, jumlah klien, ukuran
KAP, usia Akuntan Publik, informasi dari pelaporan, informasi dari pihak
eksternal (BPK, OJK, dan pengaduan masyarakat);
b. Analisis profil risiko pemeriksaan terkait Prinsip Mengenal Pengguna Jasa
(PMPJ). Penilai risiko sektoral (Sectoral Risk Assessment) untuk Akuntan dan
Akuntan Publik yang ditetapkan oleh PPPK.

2. Rencana Pemeriksaan Tahunan (RPT)

a. RPT ditetapkan dengan keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian


Keuangan;
b. RPT sebagai dasar pelaksanaan pemeriksaan berkala;

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
6
c. RPT memuat jumlah Akuntan Publik dan KAP yang akan diperiksa dalam 1
(satu) tahun;
d. Pertimbangan penyusunan RPT adalah jumlah hari efektif setahun, lingkup
pemeriksaan, anggaran, alokasi hari untuk kegiatan pemeriksaan, alokasi
untuk masing-masing jenis pemeriksaan dan jumlah pegawai serta profil
risiko.

3. Rencana Pemeriksaan Sewaktu-waktu


a. Pemeriksaan sewaktu-waktu dialokasikan setiap tahun sekitar 10% dari total
pemeriksaan berkala;
b. Pemeriksaan sewaktu-waktu dilakukan apabila:
1) Hasil pemeriksaan berkala yang memerlukan tindak lanjut;
2) Terdapat pengaduan masyarakat yang perlu ditindaklanjuti;
3) Terdapat informasi yang layak ditindaklanjuti.

4. Rencana Pemeriksaan SPM


a. Rencana pemeriksaan SPM dilakukan terutama untuk KAP yang kecil dan KAP
yang baru;
b. Pemeriksaan SPM dialokasikan sekitar 10% dari jumlah pemeriksaan.

5. Rencana Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan


a. Berdasarkan hasil pemeriksaan, PPPK dapat mengenakan sanksi atau
kewajiban penyampaian rencana perbaikan (Action Plan);
b. Berdasarkan analisis tersebut, maka PPA dapat melakukan pemantauan
lapangan atas implementasi rencana perbaikan yang disampaikan.

II. Pelaksanaan Pemeriksaan

1. Persiapan Pemeriksaan
a. Penyusunan dokumen administratif seperti surat pemberitahuan
pemeriksaan dan surat tugas;
b. Untuk pemeriksaan berkala, AP, KAP dan/atau Cabang KAP diinformasikan
terlebih dahulu terkait rencana pemeriksaan yang akan dilakukan;
c. Penyampaian surat pemberitahuan pemeriksaan, surat tugas dan surat
permintaan dokumen;
d. Jangka waktu pemeriksaan, yaitu:
1) KAP big 4 dan big 6 adalah 20 hari kerja;
2) KAP menengah adalah 15 hari kerja; dan
3) KAP kecil adalah 10 hari kerja.

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
7
2. Pemeriksaan Lapangan
a. Pertemuan pendahuluan (opening meeting);
b. Analisis pendahuluan;
c. Penentuan sampel pemeriksaan;
d. Pemeriksaan aspek administratif;
e. Pemeriksaan aspek teknis pelaksanaan jasa profesional yaitu SPM dan
Standar Audit (SA);
f. Permintaan keterangan;
g. Simpulan sementara hasil pemeriksaan; dan
h. Pembahasan hasil pemeriksaan dan pertemuan penutup (closing conference)

3. Pelaporan Hasil Pemeriksaan


Pemeriksa menyusun LHP sesuai dengan SSHP, RPHP, dan BAP yang telah dibuat.
Laporan Hasil Pemeriksaan disusun dalam dua versi yaitu:

a. Laporan Hasil Pemeriksaan Bentuk Lengkap


Laporan Hasil Pemeriksaan bentuk lengkap (LHP-L) memuat sekurang-
kurangnya informasi umum mengenai obyek pemeriksaan, tujuan
pemeriksaan, landasan pemeriksaan, standar dan peraturan yang digunakan
sebagai acuan, pendekatan pemeriksaan, dan simpulan hasil pemeriksaan
Laporan Hasil Pemeriksaan bentuk lengkap ditandatangani oleh Tim
Pemeriksa yang terdiri dari Koordinator, Ketua dan Anggota.

b. Laporan Hasil Pemeriksaan Bentuk Ringkas


Laporan Hasil Pemeriksaan bentuk ringkas (LHP-R) memuat informasi
mengenai ikhtisar LHP khususnya simpulan hasil pemeriksaan, kewajiban bagi
AP, KAP, dan/atau cabang KAP untuk melaksanakan rekomendasi, dan
permintaan kepada AP, KAP, dan/atau cabang KAP untuk menyampaikan
rencana perbaikan (Action Plan) dan rencana waktu pelaksanaan perbaikan
terkait dengan rekomendasi tersebut.
Laporan Hasil Pemeriksaan bentuk ringkas ditandatangani oleh Kepala PPPK
dan disampaikan kepada AP, Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP, atau Pemimpin
Cabang KAP yang diperiksa.

III. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

Tim Pemeriksa mengusulkan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan berdasarkan LHP
yang telah disusun. Tindak lanjut dimaksud dapat berupa usulan pengenaan sanksi
administratif dan/atau kewajiban AP dan KAP untuk menyampaikan rencana
perbaikan (Action Plan). Kewajiban rencana perbaikan oleh Akuntan Publik dan KAP
disampaikan paling lama 30 hari setelah tanggal laporan hasil pemeriksaan.

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
8
METODOLOGI PEMERIKSAAN

I. Pemeriksaan Administratif

Pemeriksaan aspek administratif dilakukan untuk menilai kepatuhan AP dan KAP


terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan di bidang jasa Akuntan
Publik yang meliputi :

1. Aspek administratif umum AP dan KAP.


Tujuan pemeriksaan aspek administratif umum AP dan KAP adalah untuk menilai
kepatuhan AP dan KAP terhadap UU, PP dan PMK.
Adapun prosedur pemeriksaan yang dilakukan terkait aspek administratif umum
AP dan KAP, yakni dengan melakukan penelusuran dokumen. Prosedur ini
terutama ditujukan untuk memperoleh bukti yang memadai berupa dokumentasi
yang menunjukkan bahwa AP dan KAP telah mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang jasa Akuntan Publik. Dokumentasi dimaksud
meliputi dokumen administratif AP dan KAP yang terdiri dari:

a. Administratif Umum KAP.


1) Kewajiban Pengelolaan KAP, sesuai dengan ketentuan UU Pasal 27 ayat
(1) s.d. (2).
2) Penggunaan Nama KAP, sesuai dengan ketentuan UU Pasal 31 ayat (1)
dan (2), dan PMK 154 Pasal 15 ayat (1) s.d. (7).
3) Kantor Cabang KAP, sesuai dengan ketentuan UU Pasal 19 ayat (1) s.d. (3).
4) Tenaga Profesional Asing, sesuai dengan ketentuan UU Pasal 17 ayat (2).
5) Pelaporan Perubahan dalam KAP, sesuai dengan ketentuan PMK 154
Pasal 35 ayat (1).
6) Laporan Kegiatan KAP, sesuai dengan ketentuan UU Pasal 27 ayat (3), dan
PMK 154 Pasal 36 ayat (1).
7) Kerjasama dengan OAI, sesuai dengan ketentuan UU Pasal 34 ayat (1) dan
(2), dan PMK 154 Pasal 24 ayat (1) dan (2).
8) Kerjasama dengan KAPA atau OAA, sesuai dengan ketentuan UU Pasal 35
ayat (1) dan (2), dan PMK 154 Pasal 26 ayat (1) dan Pasal 28 ayat (2).
9) Kewajiban atas Pemeriksaan KAP, sesuai dengan ketentuan UU Pasal 51
ayat (4) dan (5), dan PMK 154 Pasal 47 ayat (2).
10) Ketentuan Internal Tentang PMPJ, sesuai dengan ketentuan PMK 55
Pasal 11 ayat (1).

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
9
b. Administratif Umum AP:
1) Kewajiban Umum, Keanggotaan IAPI, Domisili dan aturan rangkap
jabatan, sesuai dengan ketentuan UU Pasal 25 ayat (1) dan (2), dan PMK
154 Pasal 12 ayat (1) s.d. (3).
2) Kewajiban AP dalam masa Penghentian Jasa Asurans Sementara, sesuai
dengan ketentuan PMK 154 Pasal 9.
3) Pembatasan Pemberian Jasa Audit, sesuai dengan ketentuan PP Pasal 11
ayat (1) s.d. (4), dan POJK 13 Pasal 16 ayat (1) s.d. (3).
4) Kewajiban Pelatihan Profesional Berkelanjutan dan pelaporannya, sesuai
dengan PMK Pasal 32 ayat (2), (3), (4) dan (7), dan Pasal 33 ayat (1).
5) Kewajiban atas Pemeriksaan AP, sesuai dengan ketentuan UU Pasal 51
ayat (4) dan (5), dan PMK 154 Pasal 47 ayat (2).

2. Aspek Administratif terkait Kertas Kerja Pelaksanaan Pemberian Jasa Profesional.


Tujuan pemeriksaan aspek administratif terkait kertas kerja pelaksanaan
pemberian jasa profesional adalah untuk menilai kepatuhan AP dalam menyusun
dan menyimpan kertas kerja pelaksanaan pemberian jasa profesional.
Adapun prosedur pemeriksaan yang dilakukan terkait aspek administratif terkait
kertas kerja pelaksanaan pemberian jasa profesional, yakni dengan melakukan
penelusuran dokumen.
Prosedur ini terutama ditujukan untuk memperoleh bukti yang memadai berupa
dokumentasi yang menunjukkan bahwa AP telah membuat dan menyimpan kertas
kerja pelaksanaan pemberian jasa profesional. Dokumentasi dimaksud terdiri dari:
a. Kesesuaian Jumlah Klien Audit Umum dalam LKU dengan register LAI, sesuai
dengan ketentuan PMK 154 Pasal 36 ayat (1).
b. Kesesuaian Jumlah Klien Register LAI dengan KKP, sesuai dengan ketentuan
UU Pasal 25 ayat (2) huruf c, dan PMK 154 Pasal 55 ayat (5).

3. Aspek Administratif terkait Perpajakan.


Tujuan pemeriksaan aspek administratif terkait perpajakan adalah untuk menilai
kepatuhan AP dalam menyelesaikan kewajiban perpajakan terkait pelaksanaan
pemberian jasa profesionalnya.
Adapun prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam aspek administratif terkait
perpajakan, yakni dengan melakukan penelusuran dokumen.

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
10
Prosedur ini terutama ditujukan untuk memperoleh bukti yang memadai berupa
dokumentasi yang menunjukkan bahwa AP telah menyelesaikan kewajiban
perpajakan terkait pelaksanaan pemberian jasa profesionalnya. Dokumentasi
dimaksud terdiri dari :
a. Kesesuaian LKU dengan register LAI;
b. Kesesuaian register LAI dengan SPT Masa PPN;
c. Kesesuaian besar Fee audit dengan DPP PPN (Fee dalam Surat Perikatan
dengan SPT Masa PPN); dan
d. Kesesuaian perhitungan PPN.

4. Aspek Administratif terkait Ketentuan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi


Akuntan dan Akuntan Publik (PMPJ).
Tujuan pemeriksaan aspek administratif terkait ketentuan PMPJ adalah untuk
menilai kepatuhan KAP dalam mematuhi ketentuan yang berlaku pada PMK 155
tentang PMPJ.
Adapun prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam aspek administratif terkait
PMPJ, yakni memperoleh dokumen registrasi pada aplikasi Gathering Reports and
Information Processing System (GRIPS).

II. Pemeriksaan SPM

Tujuan pemeriksaan aspek teknis terkait SPM adalah untuk menilai kepatuhan KAP
terhadap Standar Profesional Akuntan Publik khususnya Standar Pengendalian
Mutu 1.
Adapun prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam aspek teknis terkait SPM, yakni
dengan melakukan penelusuran dokumen.
Prosedur ini terutama ditujukan untuk memperoleh bukti yang memadai berupa
dokumentasi yang menunjukkan bahwa AP telah menyusun desain Sistem
Pengendalian Mutu (SPM) KAP sesuai dengan SPM 1 dan telah mengimplementasikan
kebijakan dan prosedur yang tertuang dalam SPM KAP. Dokumentasi dimaksud terdiri
dari :
1. Desain SPM KAP.
2. Implementasi SPM KAP, yang meliputi pelaksanaan unsur-unsur berikut:
a. Tanggung Jawab Kepemimpinan Atas Mutu;
b. Ketentuan Etika Profesi Yang Berlaku;
c. Penerimaan Dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien;
d. Sumber Daya Manusia;

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
11
e. Pelaksanaan Perikatan; dan
f. Pemantauan.

III. Pemeriksaan Pelaksanaan Perikatan

Pemeriksaan pelaksanaan perikatan dilakukan untuk menilai kepatuhan AP dan KAP


terhadap Standar Profesional Akuntan Publik khususnya Standar Audit (SA) SPAP
dalam pelaksanaan perikatan jasa profesional.
Pemeriksaan untuk menilai kepatuhan AP terhadap SA SPAP dalam pelaksanaan jasa
profesional dilakukan secara sampel terhadap kertas kerja perikatan audit umum atas
laporan keuangan. Sampel diambil dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Minimal 1 (satu) perikatan audit untuk masing-masing Akuntan Publik yang
diperiksa.
2. Perikatan audit yang diprioritaskan adalah perikatan audit atas laporan keuangan:
a. perusahaan yang tergolong public interest entities, antara lain:
1) perusahaan yang go public;
2) perusahaan yang mengerahkan dana masyarakat (bank, asuransi, dana
pensiun, perusahaan efek, menerbitkan surat utang/obligasi).
b. BUMN/BUMD.
c. perusahaan yang total asetnya lebih dari Rp 25 miliar.
Adapun prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam aspek teknis terkait
pemeriksaan perikatan, yakni:
1. Penelusuran dokumen
Prosedur ini terutama ditujukan untuk memperoleh bukti yang memadai berupa
dokumentasi yang menunjukkan bahwa AP dalam pemberian jasanya telah sesuai
dengan Standar Audit (SA) Standar Profesional Akuntan Publik. Dokumentasi
dimaksud mencakup 3 tahapan proses audit yakni :
a. Tahap Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Dalam tahap penilaian risiko, dokumen yang diperiksa mencakup:
1) Penerimaan dan keberlanjutan perikatan, terdiri dari:
a) Proses pendahuluan yang meliputi evaluasi atas kecukupan SDM
termasuk kompetensi, waktu, dan independensi, serta evaluasi atas
integritas manajemen.
b) Prakondisi audit yang dituangkan dalam surat perikatan audit.
c) Surat penugasan audit yang dilengkapi dengan jadwal audit.

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
12
2) Strategi audit menyeluruh, yang menguraikan sifat, saat, dan luas prosedur
audit yang direncanakan.
3) Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
4) Pertimbangan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
5) Pertimbangan audit tahun pertama, apabila perikatan audit yang dilakukan
perupakan perikatan tahun pertama.
6) Penentuan dan penggunaan materialitas.
7) Pelaksanaan diskusi tim audit.
8) Penilaian risiko bawaan, termasuk risiko signifikan, melalui pemahaman
atas entitas dan lingkungannya.
9) Penilaian risiko pengendalian, melalui pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian internal entitas.
10) Pengidentifikasian dan penilaian risiko salah saji material pada tingkat
laporan keuangan dan tingkat asersi.
11) Pengevaluasian atas kebijakan estimasi akuntansi klien.
12) Pengidentifikasian pihak yang memiliki hubungan istimewa dan
transaksinya.
13) Pengevaluasian atas kelangsungan usaha entitas.

b. Tahap Menanggapi Risiko (Risk Response)


Dalam tahap menanggapi risiko, dokumen yang diperiksa mencakup:
1) Pengujian pengendalian, jika espektasi atas pengendalian berfungsi efektif
dan mengandalkan efektivitas pengendalian tersebut.
2) Pengujian substantive untuk setiap jenis transaksi, saldo akun,dan
pengungkapan, yang dapat berupa:
a) Prosedur analitikal substantif.
b) Konfirmasi eksternal.
c) Prosedur substantif khusus untuk asersi yang memiliki risiko signifikan.
d) Prosedur substantif untuk periode sisa setelah pelaksanaan audit
interim.
3) Penggunaan sampling audit.
4) Pengujian saldo awal, jika merupakan perikatan audit tahun pertama.
5) Pengevaluasian atas penggunaan tenaga ahli.

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
13
6) Pengevaluasian atas peristiwa yang terjadi setalah tanggal laporan
keuangan.
7) Pengkomunikasian temuan signifikan dari audit dengan TCWG.
8) Pengevaluasian atas penilaian manajemen terkait kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan usaha.
9) Surat representasi tertulis.

c. Tahap Pelaporan (Reporting)


1) Penelahaan bukti audit dan kertas kerja.
2) Koreksi audit dan pengkomunikasiannya.
3) Penyusunan Laporan Auditor Independen, termasuk jika terdapat
modifikasi Laporan Auditor.
4) Pertimbangan atas hal lain, seperti:
a) Evaluasi estimasi akuntansi dan pengungkapan tentang hubungan
istimewa dan transaksinya.
b) Perlunya pencantuman paragraf Penekanan Suatu Hal, termasuk
pengkomunikasian susunan kata-kata dengan TCWG.

2. Permintaan Keterangan
Dalam prosedur permintaan keterangan, pemeriksa melakukan wawancara,
klarifikasi dan atau konfirmasi atas fakta-fakta yang diperoleh selama penelusuran
dokumen kertas kerja perikatan audit umum atas laporan keuangan. Secara
umum, pemeriksa dituntut untuk mengklarifikasi kondisi-kondisi yang
mengindikasikan ketidakpatuhan dan/atau pelanggaran terhadap Standar Audit.
Meskipun prosedur permintaan keterangan biasanya mengkomunikasikan hasil
penelusuran dokumen, akan tetapi permintaan keterangan dapat dilakukan
selama pemeriksaan berlangsung dan bukan merupakan prosedur yang hanya
dapat dilakukan setelah prosedur penelusuran dokumen selesai dilakukan.
Berdasarkan prosedur penelusuran dokumen dan permintaan keterangan
tersebut, Tim Pemeriksa menyusun simpulan hasil pemeriksaan yang berisi fakta-
fakta yang menunjukkan ketidakpatuhan dan/atau ketidaksesuaian dengan
Standar Audit yang ditemui selama pemeriksaan.

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
14
HASIL PEMERIKSAAN

Contoh temuan hasil pemeriksaan:

1. AP tidak menetapkan materialitas (SA 320).


a. Tidak terdapat dokumentasi sama sekali yang menunjukkan bahwa AP telah
menetapkan OM dan PM;
b. Terdapat Penetapan OM tetapi tidak terdapat penentuan PM.
2. AP tidak melakukan identifikasi dan penilaian risiko salah saji material (SA 315).
a. Identifikasi dan Penilaian risiko salah saji material secara menyeluruh (SA 315 par.
25, par. A105-A108)
b. Identifikasi dan Penilaian risiko inheren per asersi (SA 315 par. 25, par. A109-A118)
c. Identifikasi dan Penilaian risiko pengendalian per asersi (SA 315 par. 25, par. A109-
A118)
d. Identifikasi dan Penilaian risiko salah saji material per asersi (SA 315 par. 25, par.
A109-A118
3. Tidak terdapat dokumentasi pelaksanaan komunikasi dengan pihak TCWG (SA 260).
4. Tidak terdapat dokumentasi pelaksanaan identifikasi pihak-pihak yang memiliki
hubungan istimewa (SA 550).
5. Tidak terdapat dokumentasi atas pemahaman dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan (SA 250).
6. Tidak mendokumentasikan kertas kerja secara memadai (SA 230).
7. Tidak melakukan konfirmasi dan/atau prosedur audit alternatifnya (SA 505).
8. Tidak mengidentifikasikan dan menilai risiko kesalahan penyajian material pada
tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun dan pengungkapan (SA 315).
9. Tidak mengevaluasi kompetensi, kapabilitas, dan objektivitas pakar manajemen yang
digunakan (SA 500).
10. Tidak melakukan pengujian (SA 500).
11. Tidak menentukan kebijakan sampling audit secara memadai pada pengujian
pengendalian dan pengujian subtantif (SA 530).
12. Tidak melakukan pengujian cut-off untuk pendapatan dan beban (SA 500).
13. Tidak mengusulkan kepada manajemen pengungkapan laporan keuangan secara
memadai sesuai standar akuntansi (SA 330).
14. Tidak menentukan tingkat materialitas secara memadai, baik untuk laporan keuangan
secara keseluruhan, pelaksanaan dan untuk golongan transaksi, saldo akun atau
pengungkapan (SA 320).
15. Tidak melakukan pengujian penilaian saldo persediaan (SA 500).

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
15
16. Tidak melakukan cek fisik persediaan (SA 500).
17. Tidak melakukan pengujian untuk meyakini kewajaran pengungkapan transaksi pihak
berelasi (SA 300).
18. Tidak menetapkan strategi audit secara keselutuhan yang menetapkan ruang lingkup,
waktu, dan arah audit (SA 580).
19. Tidak memperoleh surat representasi manajemen sesuai ketentuan standar audit (SA
550).
20. Tidak melakukan pengujian nilai tertagih piutang atau kredit yang diberikan (SA 500).
21. Tidak melakukan pengujian saldo awal pada audit tahun pertama (SA 510).
22. Format laporan auditor independen tidak sesuai standar audit (SA 700).
23. Tidak melakukan pemahaman dan evaluasi pengendalian internal (SA 330).

PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN

Pelaksanaan pemantauan adalah kegiatan pemantauan atas seluruh hasil pemeriksaan


termasuk pemantauan atas rencana perbaikan (Action Plan) dan implementasinya oleh AP,
KAP dan/atau Cabang KAP. AP, KAP dan/atau Cabang KAP yang diminta untuk
menyampaikan Action Plan, wajib membuat dan menyampaikan Action Plan dimaksud
kepada Kepala PPPK paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal ditetapkannya hasil
pemeriksaan.

Action Plan yang telah disampaikan oleh AP dan KAP direviu oleh PPPK, selanjutnya PPPK
menyampaikan hasil reviu Action Plan tersebut kepada AP dan KAP untuk diperbaiki (jika
Action Plan belum memadai) dan dilaksanakan. Selanjutnya pelaksanan Action Plan
tersebut dilaporkan kepada PPPK.

PPPK melakukan pemantauan atas pelaksanaan Action Plan tersebut. Kegiatan


Pemantauan terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu Pemantauan Di Dalam Kantor (Desk
Monitoring) dan Pemantauan Lapangan (On Site Monitoring).

SANKSI ADMINISTRATIF

Tindak lanjut hasil pemeriksaan dapat berupa kewajiban menyampaikan rencana


perbaikan (Action Plan) dan/atau pengenaan sanksi administratif.

Jenis Sanksi Administratif dapat berupa:


1. rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu;

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
16
2. peringatan tertulis;
3. pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas tertentu;
4. pembatasan pemberian jasa tertentu;
5. pembekuan izin;
6. pencabutan izin; dan/atau
7. denda.

Dalam pengenaan sanksi administrtif, PPPK mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:


1. bobot pelanggaran;
2. Pelanggaran yg pertama kali atau berulang;
3. Jenis klien (memiliki akuntabilitas publik signifikan atau tidak);
4. dampak laporan terhadap masyarakat;
5. jenis pemeriksaan;
6. Inisiatif perbaikan;
7. Pertimbangan lain dalam rangka perlindungan publik dan pembinaan terhadap
AP/KAP; dan
8. Masukan dari IAPI dan instansi/otoritas terkait.

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
17
PENUTUP

Dengan diterbitkannya Modul ini, diharapkan dapat membantu Peserta PPL Online ini dalam
lebih memahami beberapa substansi mengenai Pemeriksaan Akuntan Publik dan/atau Kantor
Akuntan Publik, sehingga dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Modul ini merupakan modul yang akan terus mendapatkan penyempurnaan materi, seiring
dengan bertambahnya materi muatan atau substansi yang layak mendapatkan perhatian
sehingga perlu dijelaskan lebih lanjut, yang akan didapatkan seiring waktu bersamaan dengan
pelaksanaan proses Pemeriksaan pada Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik.

Modul PPL Online - Pemeriksaan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
18

Anda mungkin juga menyukai