http://forumprima.multiply.com
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................
................... 1 A. LATAR
BELAKANG.................................... ......................................
...... 1 B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
KPPN................................ ..................... 2 C. RUANG LINGKUP
PENULISAN MODUL.......................................... ...... 3 D. TUJUAN
PENULISAN MODUL......................................................... ....... 3
BAB II
..................................................... 4
2. PENGUJIAN
SPM ............................................................................ 8
3. KONSULTASI PELAKSANAAN PERBENDAHARAAN .................. 14 B. PERMASALAHAN
DALAM PENGUJIAN SPM DI FRONT OFFICE ..... 15
...................................................................................
.................. 28
...................................................................................
............................ 29
http://forumprima.multiply.com
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Dengan amanat paket Undang-Undang Keuangan Negara yaitu Undang-
Undang No.17 Tahun 2003, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2004, Departemen Keuangan khususnya Ditjen Perbendaharaan telah
melaksanakan langkahlangkah reformasi dibidang pengelolaan Keuangan Negara,
termasuk reformasi birokrasi yang bertujuan untuk membentuk aparat birokrasi yang
professional, kompeten dan menciptakan system yang akuntabel handal dan transparan.
Reformasi di bidang keuangan negara mengatur pembagian wewenang dan tanggung jawab
pengelolaan anggaran antara kementerian/lembaga negara dengan Departemen Keuangan.
Menteri/Pimpinan Lembaga yang berfungsi sebagai pengguna anggaran berfungsi sebagai
Chief Operational Officer (COO) sedangkan Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum
Negara berfungsi sebagai Chief Financial Officer (CFO). Perubahan ini membuat
kementerian/lembaga negara menjadi lebih leluasa untuk menjalankan program dan
kegiatannya dengan prioritas yang mereka tetapkan sendiri. Sedangkan pengelolaan
perbendaharaan negara sepenuhnya menjadi wewenang dan tanggung jawab Menteri
Keuangan yang didelegasikan kepada Ditjen Perbendaharaan. Ditjen Perbendaharaan
selaku Kuasa BUN berfungsi sebagai State Treasurer yang memiliki tugas utama
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
pengelolaan dan
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI KPPN Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga selaku Kuasa
Pengguna Anggaran mempunyai Kewenangan Administrasi yaitu berupa pembuatan komitmen
yang membebani Belanja Negara, pengujian tagihan kepada negara dan menerbitkan
Surat Perintah Membayar (SPM). Sedangkan KPPN selaku yang Kuasa BUN mempunyai
kewenangan comptabel yaitu melakukan pengujian atas SPM yang disampaikan Satker dan
menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana. , Dalam melaksanakan kewenangan
tersebut, KPPN mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut; 1. Pengujian terhadap
dokumen surat perintah pembayaran; 2. Penerbitan surat perintah pencairan dana dari
kas Negara; 3. Penyaluran pembiayaan atas beban APBN; 4. Penilaian dan pengesahan
terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan; 5. Pengiriman dan penerimaan
kiriman uang; 6. Penatausahaan PNBP; http://forumprima.multiply.com 2
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE 7. Rekonsiliasi laporan keuangan.
C. RUANG LINGKUP PENULISAN MODUL Ruang lingkup penulisan modul ini meliputi : 1.
Tugas dan fungsi front office KPPN Percontohan dalam menerima, menguji SPM dan
memberikan bimbingan (konsultasi) pada Satuan Kerja; 2. Permasalahan dalam
pengujian SPM di front office; 3. Rencana pengembangan security system untuk
meningkatkan keamanan dalam pengeluaran APBN.
http://forumprima.multiply.com 3
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE
http://forumprima.multiply.com 4
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE .
A. RUANG LINGKUP TUGAS DI FRONT OFFICE Petugas front office merupakan ujung tombak
pelayanan di KPPN yang memiliki peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan di KPPN. Tugas
pelayanan di front office antara lain menerima dan menguji SPM serta memberikan
konsultasi pelaksanaan perbendaharaan. 1. PENERIMAAN SPM a. SPM Belanja Pegawai 1)
Gaji Induk dengan Aplikasi GPP Menerima SPM dan lampirannya beserta ADK SPM dan ADK
Belanja Pegawai dari Satker; Meneliti kelengkapan lampiran SPM; Apabila lampiran
SPM tidak lengkap dan ADK tidak dapat dicopy, untuk diperbaiki dan dilengkapi;
Apabila telah lengkap, melakukan Upload ADK SPM; Melakukan pengujian kecocokan
antara dokumen SPM dan ADK SPM; Mengcopy ADK Belanja Pegawai pada folder khusus;
Mencetak tanda terima dan routing slip; Meneruskan SPM dan lampirannya beserta
routing slip kepada Pelaksana Seksi Perbendaharaan 2) Gaji Lainnya dengan Aplikasi
GPP Menerima SPM dan lampirannya beserta ADK SPM dan ADK Belanja Pegawai dari
Satker; Meneliti kelengkapan lampiran SPM; Apabila lampiran SPM tidak lengkap dan
ADK tidak dapat dicopy, Satker diminta untuk memperbaiki dan melengkapi; Apabila
telah lengkap, melakukan Upload ADK SPM; Melakukan pengujian kecocokan antara
dokumen SPM dan ADK SPM; Mengcopy ADK Belanja Pegawai pada folder khusus; Mencetak
tanda terima dan routing slip; Meneruskan SPM dan lampirannya beserta routing slip
kepada Pelaksana Seksi Perbendaharaan http://forumprima.multiply.com 5
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE 3) Belanja Pegawai Lainnya Menerima SPM dan (ADK)
dari Satker; Meneliti kelengkapan dokumen; Melakukan penayangan ADK untuk
dicocokkan dengan hard copy SPM dan mentransfer ADK; Mencetak routing slip. b. SPM
Non Belanja Pegawai 1) SPM UP/TUP Menerima SPM dan dokumen pendukung berikut Arsip
Data Komputer (ADK) dari Satker; Meneliti kelengkapan dokumen; Melakukan penayangan
ADK untuk dicocokkan dengan hard copy SPM; Melakukan penayangan spesimen tanda
tangan dan data UP/ TUP; Melakukan pengujian substantif dan formal; Melakukan
pengembalian SPM dan dokumen pendukungnya kepada satker apabila berdasarkan
pengujian tidak memenuhi persyaratan dengan menyampaikan formulir pengembalian, dan
menyarankan untuk dokumen pendukung berikut Arsip Data Komputer
b. Pengujian substantif dilakukan atas jenis SPM sebagai berikut : 1. SPM Langsung
(LS) a) SPMLS Belanja Pegawai Gaji kesesuaian antara ADK Belanja Pegawai dengan
Daftar Perubahan Data Pegawai, Daftar Perubahan Potongan, Dokumen Pendukung dan
http://forumprima.multiply.com 8
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE menguji ketersediaan dana dalam DIPA yang tercantum
pada SPM-LS Belanja Pegawai. Pembayaran gaji beserta tunjangan yang melekat pada
gaji dapat tetap dibayarkan meskipun pagu yang tersedia dalam DIPA tidak mencukupi;
kesesuaian penulisan jumlah uang dan akun pada SSP PPh Pasal 21 dengan jumlah uang
dan akun pada potongan SPM-LS Belanja Pegawai; kesesuaian antara ADK SPM-LS dengan
hardcopy SPM-LS Belanja Pegawai;
b) SPM LS Belanja Pegawai Non Gaji kebenaran perhitungan pembayaran yang tercantum
dalam Daftar
Permintaan Pembayaran dan kecocokan dengan data yang tercantum dalam SPM-LS Belanja
Pegawai; ketersediaan pagu DIPA yang tercantum dalam SPM-LS Belanja Pegawai;
kesesuaian penulisan jumlah uang dan akun pada SSP PPh Pasal 21 dengan jumlah uang
dan akun pada potongan SPM-LS Belanja Pegawai; kecocokan antara tandatangan pada
spesimen dengan tandatangan pada SPM-LS Belanja Pegawai; kesesuaian antara dokumen
pendukung, antara lain SK pemberian Honorarium/Vakasi, SPK Lembur, Daftar Hadir dan
ketentuan pemberian Uang Makan dengan Daftar Permintaan Pembayaran; kesesuaian
antara ADK SPM dengan hardcopy SPM.
c) SPM-LS Non Belanja Pegawai menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum
dalam SPM; menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/akun dalam DIPA
yang ditunjuk dalam SPM tersebut; menguji dokumen sebagai dasar penagihan
(ringkasan kontrak/SPK/, Surat Keputusan, daftar nominatif perjalanan dinas);
menguji surat pernyataan tanggungjawab (SPTB) dari kepala satker/satker atau
pejabat lain yang ditunjuk mengenai tanggungjawab terhadap kebenaran pelaksanaan
pembayaran; menguji faktur pajak beserta SSP-nya
http://forumprima.multiply.com 9
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE 2. SPM UP/TUP Sesuai Pasal 10 dan Pasal 11 Peraturan
Menteri Keuangan No.134/PMK.06/ 2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No.
66/PB/2005 tentang Mekanisme Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara telah diatur mengenai beberapa prinsip pelaksanaan pembayaran uang
http://forumprima.multiply.com 10
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
menerbitkan SPM-UP berdasarkan DIPA atas permintaan Bendahara Pengeluaran yang
dibebankan pada MAK transito. Berdasarkan SPM-UP dimaksud, KPPN menerbitkan
SP2D untuk rekening Bendahara Pengeluaran yang ditunjuk dalam SPM-UP. Penggunaan UP
menjadi tanggung jawab Bendahara Peng eluaran.
Sisa UP yang masih ada pada bendahara pada akhir tahun anggaran harus disetor
kembali ke Rekening Kas Negara selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun
anggaran berkenaan. Setoran sisa UP dimaksud, oleh KPPN dibukukan sebagai
pengembalian UP sesuai Mata Anggaran yang ditetapkan.
Diluar ketentuan di atas, dapat diberikan pengecualian untuk DIPA Pusat oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan dan untuk DIPA Pusat yang kegiatannya berlokasi di
daerah serta DIPA yang ditetapkan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan oleh
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat.
UP dapat diberikan setinggi-tingginya: o 1/12 (satu per duabelas) dari pagu DIPA
menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu sampai dengan Rp. 900.000.000
(sembilan ratus juta rupiah); o 1/18 (satu per delapanbelas) dari pagu DIPA menurut
klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.100.000.000
(seratus juta rupiah) untuk pagu diatas Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah); o
1/24 (satu per duapuluh empat) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang
diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.200.000.000
http://forumprima.multiply.com 11
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE (dua ratus juta rupiah) untuk pagu diatas Rp.
2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah); o Perubahan besaran UP di luar
ketentuan di atas ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan. Pemberian TUP
diatur sebagai berikut: 1) Kepala KPPN dapat memberikan TUP sampai dengan jumlah
http://forumprima.multiply.com 12
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Penggantian UP, diajukan ke KPPN dengan SPM-GUP,
dilampiri SPTB, dan fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) yang dilegalisir oleh Kuasa
Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk, untuk transaksi yang menurut
ketentuan harus dipungut PPN dan PPh. Uang Persediaan dapat diberikan untuk
pengeluaran-pengeluaran Belanja Barang pada klasifikasi belanja 5211, 5212, 5221,
5231, 5241, dan Belanja Lain-lain 5811. Diluar ketentuan di atas, dapat diberikan
pengecualian untuk DIPA Pusat oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan dan untuk DIPA
Pusat yang kegiatannya berlokasi di daerah serta DIPA yang ditetapkan oleh Kepala
Kanwil Ditjen Perbendaharaan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat.
Pengisian kembali UP dapat diberikan apabila dana UP telah dipergunakan sekurang-
kurangnya 75 % dari dana UP yang diterima. Dalam hal penggunaan UP belum mencapai
75 %, sedangkan satker/ SKS yang bersangkutan memerlukan pendanaan melebihi sisa
dana yang tersedia, satker/ SKS dimaksud dapat mengajukan TUP. Pembayaran yang
dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada satu rekanan tidak boleh melebihi
Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honor dan perjalanan
dinas.
c. Pengujian Formal Tujuan pengujian formal dilakukan untuk mengetahui keaslian dan
keabsahan SPM yang diajukan oleh Satuan Kerja. Untuk menguji keaslian dan keabsahan
dokumen perintah pembayaran dapat dilakukan dengan pengujian terhadap hal-hal
sebagai berikut : 1. Keaslian dokumen perintah pembayaran ditunjukkan dengan :
Dokumen perintah pembayaran dan lampirannya adalah diterbitkan dan ditandatangani
oleh KPA/Penerbit dan Penandatangan SPM/Pejabat Pembuat Komitmen/Bendahara
Pengeluaran; Dokumen perintah pembayaran dan dokumen pendukungnya dibubuhi tanda
tangan asli (ttd basah) dan dibubuhi stempel asli (basah) oleh pejabat-pejabat yang
terkait pada Satker K/L
http://forumprima.multiply.com 13
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Disampaikan langsung oleh Satker bersangkutan oleh
KPA atau pejabat yang ditunjuk, sedangkan untuk dokumen perintah pembayaran yang
dsampaikan lewat jasa pengiriman kantor pos atau jasa pengiriman lainnya perlu
dilakukan konfirmasi kepada KPA/Pejabat Penerbit dan Penandatangan SPM untuk
memastikan kebenaran perintah pembayaran tersebut. 2. Keabsahan dokumen perintah
pembayaran antara lain ditunjukkan dengan : Tanda tangan KPA/Pejabat Penerbit dan
Penanda Tangan SPM/Pejabat Pembuat Komitmen/Bendahara Pengeluaran pada dokumen
perintah
pembayaran dan lampirannya harus asli (basah) dan sesuai dengan spesimen tanda
tangan yang disampaikan ke KPPN pada awal tahun anggaran bersangkutan Identitas KPA
atau pejabat yang ditunjuk untuk mengantarkan dokumen perintah pembayaran dan
dokumen pendukungnya harus sesuai dengan identitas yang disampaikan oleh KPA pada
awal tahun anggaran Dokumen perintah pembayaran dan seluruh dokumen pendukungnya
harus dibubuhi stempel asli (basah) dan sesuai dengan spesimen yang disampaikan
kepada KPPN pada awal tahun anggaran Dokumen perintah pembayaran dan lampirannya
harus lengkap sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam Perdirjen Perbendaharaan No.
PER66/PB/2005. Format dan tata cara pengisian dokumen perintah pembayaran dan
lampirannya adalah benar dan sesuai dengan ketentuan.
Pengujian Surat Setoran Pajak (SSP) Konfirmasi Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
Perbaikan/Ralat SPM Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) Pengajuan SPM
UP/TUP Pengajuan SPM LS
http://forumprima.multiply.com 15
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Peningkatan kualitas pelayanan perbendaharaan di
KPPN, tidak hanya dengan meningkatkan kecepatan dan transparansi dalam pelayanan
pencairan dana, tetapi juga dengan meningkatkan aspek keamanannya. Peningkatan
aspek keamanan (security) tersebut dilakukan dengan mengembangkan beberapa aplikasi
dan standar operasi prosedur (SOP) baru dalam pencairan dana di front office di
KPPN. Rencana pengembangan security system dimaksud antara lain mencakup :
1. PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI UNTUK IDENTITAS PETUGAS PENGANTAR SPM PADA SATKER
Setiap petugas pengantar SPM diberikan kartu identitas/ ID Card yang didalamnya
terdapat barcode untuk dicocokan dengan data yang pada aplikasi KPPN pada saat
penerimaan SPM Langkah-penyampaian dan pencocokkan identitas petugas pengantar
dokumen perintah pembayaran adalah sebagai berikut : a. Pada setiap awal tahun
anggaran, Satker menyampaikan kepada KPPN sebagai berikut : Surat Keputusan
penunjukkan Kuasa Pengguna Anggaran; Surat Keputusan penunjukkan Pejabat Pembuat
Komitmen, Pejabat Penerbit dan Penanda Tangan SPM, Bendahara Pengeluaran, dan
Bendahara Pengeluaran Pembantu; Surat Keputusan penunjukkan petugas pengantar SPM
ke KPPN; Spesimen tanda tangan para pejabat/petugas sebagaimana tersebut diatas
disertai pasfoto terbaru dari masing-masing pejabat/petugas tersebut serta spesimen
cap/stempel dinas; b. KPPN merekam/menginput data/identitas Pejabat petugas
tersebut pada aplikasi di Front Offices, dan selanjutnya data pada aplikasi
dimaksud digunakan sebagai bahan pengujian kebenaran SPM; c. Petugas Front Office
melakukan up-load ADK SPM pada komputer di Front Office, up-load pertama ini akan
menampilkan menu tampilan data identitas pejabat pengelola keuangan dan petugas
pengantar SPM sebagai alat untuk menguji keabsahan SPM. (Pada saat menu tampilan
ini argo penyelesaian SP2D belum mulai jalan); d. Up-load data dimaksud juga
akan menampilkan kode serial number aplikasi SPM yang digunakan untuk memproses SPM
tersebut dan sebagai bahan pencocokan referensi kode serial number yang ada pada
aplikasi SP2D di Front Office KPPN; e. Setelah diyakini bahwa perintah pembayaran
dimaksud benar, maka dilakukan proses penyelesaian SP2D.
http://forumprima.multiply.com 16
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE
http://forumprima.multiply.com 17
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE f. Jangka waktu dan tanggal penyelesaian pekerjaan
serta masa pemeliharaan apabila dipersyaratkan; g. Cara dan bulan pembayaran yang
akan dilaksanakan; Pembayaran dilakukan secara sekaligus, termin, MC; Apabila
dibayarkan secara termin atau MC, maka : h. i. 2. Pembayaran uang muka
(Nilai ., rencana bulan ..); Termin I (Nilai Prestasi Pekerjaan Minimal.
%, angsuran uang muka%, rencana bulan .); Termin II (Nilai Prestasi Pekerjaan
Minimal.%, angsuran uang muka%, rencana bulan .); dst; Retensi (bila ada)
KPA/PPK menyampaikan Surat Pengantar beserta ADK kontrak ke KPPN setiap awal bulan
bersamaan dengan penyampaian rencana kebutuhan dana, atau paling lambat bersamaan
dengan pengajuan SPM-LS berdasarkan kontrak berkenaan. Apabila ADK
Kontrak disampaikan bersamaan dengan pengajuan SPM, maka KPPN melakukan konfirmasi
kebenaran data kontrak pada KPA/PPK sebelum melakukan transfer ADK SPM ke aplikasi
SP2D. 3. Nilai kontrak yang telah di upload pada aplikasi SP2D secara otomatis akan
mengikat dana DIPA. Dana DIPA yang terikat tersebut tidak dapat dicairkan selain
oleh SPM LS yang diterbitkan berdasarkan kontrak tersebut. 4. Data kontrak yang
sudah berada pada database SP2D merupakan data penguji setiap pengajuan SPM-LS An.
Pihak Ketiga berdasarkan kontrak pada satker bersangkutan untuk masing-masing
kontrak; 5. Setiap ada perubahan data kontrak, baik yang disebabkan karena adanya
addendum kontrak termasuk perubahan nama dan rekening penerima serta nama bank, PPK
wajib menyampaikan perubahan data kontrak kepada KPPN melalui Surat dan dilengkapi
dengan ADK Kontrak. 6. Setiap perubahan data kontrak harus diketahui dan disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen. 7. Apabila terdapat pembatalan kontrak
(cancellation), PPK menyampaikan surat pembatalan kontrak kepada KPPN, dan
selanjutnya membuka kembali pagu dana sesuai nilai kontrak
http://forumprima.multiply.com 18
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE yang telah diblokir (Rekam/Ubah/Hapus); 8.
Berdasarkan surat pembatalan kontrak dari PPK, KPPN membuka kembali pagu dana yang
telah diblokir. Adapun output dari perekaman data kontrak tersebut antara lain
adalah sebagai berikut : a. Resume kontrak/ ringkasan kontrak sebagai lampiran
pengajuan SPM-LS ke KPPN; b. Surat pengantar penyampaian ADK data kontrak; c. Surat
Pemberitahuan Perubahan data kontrak/addendum; d. Surat Pemberitahuan Pembatalan
Kontrak; e. Kartu Pengawasan Kontrak pada Satker; f. Kartu Pengawasan Kontrak pada
KPPN. pada Aplikasi SPM melalui menu Kartu Pengawasan Kontrak
3. PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI UNTUK KARTU PENGAWASAN DANA PNBP a. SPM UP/TUP
PNBP Pengajuan SPM UP oleh satker pengguna PNBP dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut : 1) Setiap awal tahun anggaran, untuk satker pengguna PNBP Tidak
Terpusat wajib melakukan perekaman pada Menu R/U/H Data PNBP dalam aplikasi SPM,
antara lain: Target pendapatan (data dari DIPA satker Tahun Berkenaan); Pagu
pengeluaran (data dari DIPA satker Tahun Berkenaan); Setoran PNBP dari 1 Januari
s.d 31 Desember Tahun Anggaran lalu ( jumlah lembar SSBP dan akumulasi nilai
nominal ); Realisasi seluruh jenis SPM PNBP dari 1 Januari s.d 31 Desember Tahun
Anggaran lalu ( jenis dan nilai nominal ); 2) Setoran Sisa UP/TUP Tahun Anggaran
lalu;
Hasil perekaman pada aplikasi SPM dicetak dengan Menu Pencetakan Daftar Realisasi
Pendapatan dan Penggunaan Dana DIPA Tahun Anggaran sebelumnya sesuai dengan
tampilan Lampiran 7 Perdirjen 66/PB/2005 yaitu Daftar Realisasi Pendapatan dan
Penggunaan Dana DIPA Tahun Anggaran sebelumnya. Sedangkan untuk satker pengguna
PNBP Terpusat, hanya merekam data Dana Yang Dapat Digunakan sesuai surat Dirjen
Perbendaharaan pada Menu R/U/H Data PNBP dalam Aplikasi SPM.
http://forumprima.multiply.com 19
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE 3) Untuk Satker Tidak Terpusat menyampaikan ke KPPN
hasil cetakan lampiran 7 tersebut sebagai lampiran SPM UP beserta ADK SPM.
Sedangkan untuk Satker Terpusat mencetak lampiran 8 yaitu Daftar Perhitungan Jumlah
Maksimal Dana Pencairan (MP) Satker Pengguna PNBP sebagai lampiran pengajuan SPM
UP. 4) KPPN melakukan pengujian SPM UP beserta lampiran dan mentransfer ADK SPM
dimaksud pada Aplikasi SP2D, setelah SPM yang diajukan dinyatakan telah memenuhi
ketentuan. 5) Pada Aplikasi SP2D terdapat Menu Kartu Pengawasan PNBP, petugas KPPN
menayangkan Kartu Pengawasan PNBP untuk menguji ketersediaan Dana PNBP Yang Dapat
Digunakan. 6) KPPN akan menerbitkan SP2D apabila dari hasil penayangan Kartu
Pengawasan PNBP masih tersedia dana yang dapat digunakan, kecuali untuk Perguruan
Tinggi Negeri Non BHMN.
b.
Pengajuan SPM TUP/GUP/LS Pengajuan SPM TUP/GU/LS oleh satker pengguna PNBP
dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1) Untuk satker pengguna PNBP
Tidak Terpusat, data PNBP yang telah direkam pada awal tahun juga akan menghasilkan
Daftar Perhitungan Jumlah Maksimal Dana, sebagai lampiran untuk pengajuan SPM
berikutnya. Apabila terdapat tambahan setoran PNBP agar melakukan perekaman pada
Menu R/U/H Data PNBP dalam aplikasi SPM, antara lain: Nomor Transaksi Penerimaan
Negara (NTPN) Nilai Nominal SSBP Akun Penerimaan PNBP 2) Hasil perekaman pada
aplikasi SPM dengan menggunakan Menu Pencetakan Daftar Perhitungan Jumlah Maksimal
Dana (MP) Satker Pengguna PNBP dicetak sesuai dengan tampilan Lampiran 8 Perdirjen
66/PB/2005 yaitu Daftar Perhitungan Jumlah Maksimal Dana (MP) Satker Pengguna PNBP.
3) Sedangkan untuk satker pengguna PNBP Terpusat, hanya merekam update data Dana
yang Dapat Digunakan (apabila ada) sesuai surat Dirjen Perbendaharaan pada Menu
R/U/H Data PNBP dalam Aplikasi SPM, selanjutnya mencetak lampiran 8 di atas.
http://forumprima.multiply.com 20
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE 4) KPPN melakukan pengujian SPM TUP/GUP/LS beserta
lampiran dan SSBP serta mentransfer ADK SPM dimaksud pada Aplikasi SP2D, setelah
SPM yang diajukan dinyatakan telah memenuhi ketentuan. 5) Ketika satker mengajukan
SPM yang bersumber dana PNBP, maka sistem aplikasi SP2D disamping menguji
ketersediaan pagu dana sesuai DIPA juga menguji maksimum pencairan dana PNBP.
Apabila salah satu dari pengujian tersebut tidak terpenuhi, maka sistem akan
menolak SPM tersebut. 6) Pada Aplikasi SP2D Menu Kartu Pengawasan PNBP, petugas
KPPN menayangkan Kartu Pengawasan PNBP untuk menguji ketersediaan Dana PNBP Yang
Dapat Digunakan. 7) KPPN akan menerbitkan SP2D apabila dari hasil penayangan Kartu
Pengawasan PNBP masih tersedia dana yang dapat digunakan. Pada aplikasi SP2D, Kartu
Pengawasan Dana PNBP terpisah dari Kartu Pengawasan Kredit dan Kartu Pengawasan
Kontrak. Kartu pengawasan tersebut menampilkan sisa setoran PNBP tahun anggaran
lalu, setoran PNBP tahun anggaran berkenaan, dana yang dapat digunakan, maksimum
pencairan dana, realisasi seluruh SPM yang sumber dana dari PNBP, sisa dana yang
digunakan dan SPM yang diajukan oleh satker.
4. PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI UNTUK KARTU PENGAWASAN UP/TUP Kartu Pengawasan
Uang Persediaan dapat dipergunakan oleh Satuan Kerja untuk melakukan pengawasan
atas uang persediaan yang dikelola Bendahara Pengeluaran. Dari kartu pengawasan
tersebut dapat dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut: Perhitungan Batas
Maksimal UP pada Aplikasi SPM dan KPPN; Validasi pengajuan SPM UP/TUP; Pengawasan
terhadap SPM UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan sesuai jadwal pada Aplikasi
SPM dan SP2D; Sisa UP yang belum dipertanggungjawabkan untuk tahun anggaran yang
lalu dan tahun anggaran berjalan; Besaran minimal penggantian UP (revolving) yang
dilakukan secara otomatis oleh aplikasi; Mengetahui besaran UP/TUP yang sudah
dipertanggungjawabkan; UP/TUP yang dikelola dan menjadi tanggung jawab Bendahara
Pengeluaran Satker; Pencetakan Rekap Kartu Pengawasan UP seluruh satker dan per
sumber dana sebagai pengawasan UP yang dikelola bendahara satker lingkup kerja
KPPN; http://forumprima.multiply.com 21
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE a. Perekaman Data Input Pengawasan UP pada Aplikasi
SPM 1. Setiap awal tahun anggaran satker wajib melakukan perekaman Data Input
Pengawasan UP pada Aplikasi SPM. 2. ADK Pengawasan UP disampaikan paling lambat
bersamaan dengan pengajuan SPM UP. 3. Data Input Pengawasan UP menjadi elemen data
pada Kartu Pengawasan UP satker dan KPPN. 4. Hal-hal yang direkam dalam Data Input
Pengawasan Uang Persediaan adalah sebagai berikut : a. Sumber Dana Pembiayaan (RM,
PHLN, atau PNP) b. Saldo UP Tahun Yang Lalu, data diambil secara otomatis dari sisa
akun 825111, 825112, atau 825113 tahun yang lalu; c. Kelompok Belanja UP, kelompok
belanja yang dapat dilakukan pembayaran dengan mekanisme UP dengan default sesuai
ketentuan, kecuali terdapat dispensasi (satker wajib merekam nomor dan tanggal
surat dispensasi); d. Batas Maksimal UP dengan default sesuai ketentuan, kecuali
terdapat dispensasi (satker wajib merekam nomor dan tanggal surat dispensasi); e.
Batas Minimal GUP dengan default sebesar 75%, kecuali terdapat dispensasi (satker
wajib merekam nomor dan tanggal surat dispensasi); f. Karwas UP PUM dalam hal
pengelolaan UP dikelola dan dibukukan oleh satu atau beberapa Bendahara PUM. 5.
Data Input Pengawasan UP yang disampaikan satker menjadi database pengawasan UP
pada Aplikasi SP2D. b. Pengawasan Uang Persediaan Pada Aplikasi SPM Satker 1.
Prosedur dan Validasi Perekaman dan Pengajuan SPM UP a. Untuk meminta uang
persediaan dari sumber dana RM, PHLN, atau PNBP, satker merekam SPM UP dengan batas
maksimal sesuai ketentuan. b. Aplikasi SPM menolak perekaman apabila jumlah UP yang
diajukan melebihi Batas Maksimal UP. c. Aplikasi SPM menolak perekaman apabila
masih terdapat sisa UP tahun yang lalu yang belum disetor/dipertanggungjawabkan. 2.
Validasi Perekaman dan Pengajuan SPM GUP
http://forumprima.multiply.com 22
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE a. Apabila dana uang persediaan telah digunakan
minimal sebesar batas minimal GUP, satker merekam SPM GUP. b. Batas Minimal GUP
sebesar prosentase minimal pengajuan GUP dari saldo UP satker. c. Aplikasi SPM
menolak perekaman apabila jumlah GUP yang diajukan kurang dari Batas Minimal GUP.
d. Aplikasi SPM menolak perekaman apabila jumlah GUP yang diajukan lebih dari saldo
UP. 3. Validasi Perekaman dan Pengajuan SPM TUP a. Untuk meminta Tambahan Uang
Persediaan dari sumber dana RM, PHLN, atau PNBP, satker merekam SPM TUP. b. Satker
merekam nomor dan tanggal surat persetujuan TUP dari Kepala KPPN atau surat
dispensasi dari Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Apabila satker merekam SPM TUP
pada Kelompok Belanja (Kelompok Akun) tidak sesuai ketentuan, satker merekam nomor
dan tanggal surat dispensasi kelompok belanja (kelompok akun) dari Kepala Kanwil
Ditjen Perbendaharaan. c. Aplikasi SPM menolak perekaman apabila satker tersebut
masih mempunyai TUP yang belum disetor/dipertanggungjawabkan. Perekaman dapat
dilanjutkan apabila satker merekam nomor dan tanggal SP2D GUP Nihil atas TUP atau
surat dispensasi dari pejabat berwenang. d. Satker merekam Rincian Rencana
Penggunaan Dana sesuai Fungsi/Sub Fungsi/Program/Kegiatan/Sub Kegiatan/Akun pada
Aplikasi SPM. e. Daftar Rincian Rencana Penggunaan Dana dan Surat Pernyataan
sebagai lampiran SPM TUP dapat dicetak dari Aplikasi SPM. f. ADK SPM TUP telah
termasuk didalamnya data Rincian Rencana Penggunaan Dana. 4. Validasi Perekaman dan
Pengajuan SPM GUP Nihil a. Untuk mempertanggungjawabkan UP/TUP, satker merekam SPM
GUP Nihil. b. Perekaman SPM GUP Nihil dibedakan untuk pertanggungjawaban atas UP
atau TUP. c. Apabila satker merekam SPM GUP Nihil atas TUP, satker wajib merekam
nomor dan tanggal SP2D TUP yang berkenaan.
http://forumprima.multiply.com 23
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE d. Dua minggu sebelum Batas Akhir Pertanggungjawaban
TUP, Aplikasi SPM memberi peringatan kepada satker untuk segera mengajukan SPM GUP
Nihil. e. Satker merekam nomor dan tanggal SP2D GUP Nihil yang telah diterbitkan
KPPN atas SPM GUP Nihil yang diajukan satker pada Kartu Pengawasan UP. f. Perekaman
sebagaimana pada huruf c diatas sebagai data validasi perekaman SPM TUP berikutnya.
Apabila satker belum merekam nomor dan tanggal SP2D GUP Nihil, satker tidak dapat
merekam SPM TUP berikutnya. a. Pengawasan Uang Persediaan Pada Aplikasi SP2D KPPN
1. Validasi pengajuan SPM UP a. KPPN menerima SPM UP beserta lampirannya dilengkapi
ADK SPM dari satker. b. KPPN menayangkan Kartu Pengawasan Uang Persediaan satker
pada Aplikasi SP2D untuk mengetahui batas maksimal pemberian uang persediaan (Batas
Maksimal UP). c. Setelah melakukan pengujian substantif dan formal, maka ADK
tersebut ditransfer ke dalam Aplikasi SP2D. d. Aplikasi SP2D memberi peringatan
apabila menurut ketentuan SPM UP melebihi batas maksimal pemberian uang persediaan.
e. Atas peringatan tersebut KPPN meneliti Data Pengawasan UP apakah satker
mendapatkan dispensasi besaran UP dan/atau klasifikasi belanja dari pejabat yang
berwenang. 2. Validasi Pengajuan SPM GUP a. KPPN menerima SPM GUP beserta
lampirannya dilengkapi ADK SPM dari satker. b. KPPN menayangkan Kartu Pengawasan
Uang Persediaan satker pada Aplikasi SP2D untuk mengetahui batas minimal GUP. c.
Setelah melakukan pengujian substantif dan formal, maka ADK tersebut ditransfer ke
dalam Aplikasi SP2D. d. Aplikasi SP2D menolak apabila menurut ketentuan SPM GUP
kurang dari Batas Minimal GUP satker berkenaan. e. Batas Minimal GUP sebesar
prosentase minimal pengajuan GUP dari saldo UP satker.
http://forumprima.multiply.com 24
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE f. Aplikasi SP2D menolak apabila menurut ketentuan
SPM GUP lebih dari saldo UP satker berkenaan. g. Aplikasi SP2D dapat menerima
(dengan memberi peringatan) pengajuan kembali SPM GUP yang telah dikembalikan
sebelumnya dan dilampiri surat pengembalian SPM. 3. Validasi pengajuan SPM TUP a.
KPPN menerima SPM TUP beserta lampirannya dilengkapi ADK SPM dari satker. b.
Aplikasi SP2D memberi peringatan terhadap pengajuan SPM TUP terkait dispensasi
(Jumlah dan/atau Kelompok Belanja) dari pejabat yang berwenang sesuai ketentuan.
KPPN meneliti surat dispensasi dari pejabat yang berwenang sebagai kelengkapan SPM
TUP. c. Aplikasi SP2D memberi peringatan agar KPPN meneliti Kartu Pengawasan UP
satker berkenaan untuk memastikan satker tidak mempunyai SPM TUP yang belum
dipertanggungjawabkan. Apabila satker mengajukan SPM TUP namun satker tersebut
masih mempunyai SPM TUP yang belum
http://forumprima.multiply.com 25
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE mempertanggungjawabkan TUP sampai batas waktu yang
telah ditentukan, KPPN mencetak Surat Peringatan Pertanggungjawaban TUP untuk
disampaikan kepada satker dilampiri Kartu Pengawasan Uang Persediaan satker yang
bersangkutan. g. Aplikasi SP2D memvalidasi SPM LS untuk beban kelompok belanja UP.
Aplikasi SP2D menolak/memberi peringatan apabila jumlah SPM LS melebihi sisa dana
pada pagu DIPA (Pagu DIPA dikurangi realisasi, UP, dan TUP) c. Output Kegiatan
Perekaman Pengawasan UP/TUP Dokumen yang diharapkan dari pengawasan UP tersebut
sebagai berikut : a. b. c. d. Kartu Pengawasan Uang Persediaan pada Satker dan
KPPN; Kartu Pengawasan Uang Persediaan PUM pada Satker dan KPPN; Rekap Kartu
Pengawasan Uang Persediaan seluruh Satker pada KPPN Rekap Kartu Pengawasan Uang
Persediaan seluruh Satker per sumber dana pada KPPN; e. f. g. h. i. Monitoring TUP
yang belum dipertanggungjawabkan Rincian Rencana Penggunaan Dana pada Satker; Surat
Pernyataan TUP; Surat Peringatan Pertanggungjawaban UP/TUP pada KPPN; Arsip Data
Komputer (ADK) Pengawasan UP pada Satker dan KPPN.
5. PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI UNTUK KEBENARAN DAN KEABSAHAN SPM YANG DIAJUKAN
OLEH SATKER. Aplikasi SPM yang digunakan Satker telah diberi kode PIN yang hanya
dapat dibaca oleh aplikasi KPPN pada saat ADK SPM di upload di Front Office KPPN.
Kode PIN diberikan berbeda untuk masing-masing Aplikasi SPM Satker.
http://forumprima.multiply.com 26
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Prosedur implementasi aplikasi SPM pada Satker
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : a. Subdit Pengembangan Aplikasi
Dit. SP membuat Aplikasi SPM Satker, sekaligus mengalokasikan serial number sebagai
identitas aplikasi SPM dengan kode pengamanan tertentu; b. Aplikasi tersebut di
upload melalui intranet perbendaharaan disertai dengan password/kode pengamanan.
Dengan kode pengamanan ini, Aplikasi SPM tersebut hanya akan bisa didownload oleh
petugas supervisor pada KPPN; c. Supervisor KPPN melakukan download aplikasi dari
intranet dengan menggunakan kode password tertentu yang dialokasikan untuk masing-
masing KPPN d. KPPN memberikan kode serial number pada aplikasi, dan selanjutnya di
sampaikan kepada Satker di wilayah kerjanya dengan memberikan kode identitas
(serial number) aplikasi SPM pada masing-masing satker e. Satker hanya menggunakan
aplikasi SPM yang telah diberikan kode identitas oleh KPPN, dan selanjutnya kode
identitas ini digunakan sebagai bahan pengujian kebenaran dokumen perintah
pembayaran.
BAB IV PENUTUP
http://forumprima.multiply.com 28
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE
REFERENSI
1. 2. 3.
Undang Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang Undang Nomor 1
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Peraturan Menteri Keuangan Nomor
134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN Perdirjen
Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas
Beban APBN Draf Perdirjen Perbendaharaan tentang Pengalihan Pengelolaan Belanja
Pegawai dari KPPN ke Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Keputusan Dirjen
Perbendaharaan Nomor KEP-297/PB/2007 tanggal 28 Desember 2007 tentang Standar
Operasi Prosedur KPPN Percontohan Modul Pembinaan KPPN (Kanwil XV Ditjen
Perbendaharaan Surabaya) Draf Bisnis Proses Kartu Pengawasan Kontrak Draf Bisnis
Proses Kartu Pengawasan PNBP Draf Bisnis Proses Kartu Pengawasan UP/TUP
4.
5.
6.
7. 8. 9. 10.
http://forumprima.multiply.com 29