Anda di halaman 1dari 32

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PERBENDAHARAAN DI FRONT OFFICE

KPPN PERCONTOHAN MODUL BIMBINGAN TEKNIS


DIREKTORAT SISTEM PERBENDAHARAAN

http://forumprima.multiply.com
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................
................... 1 A. LATAR
BELAKANG.................................... ......................................
...... 1 B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
KPPN................................ ..................... 2 C. RUANG LINGKUP
PENULISAN MODUL.......................................... ...... 3 D. TUJUAN
PENULISAN MODUL......................................................... ....... 3

BAB II

TUGAS DAN FUNGSI FRONT OFFICE

..................................................... 4

A. RUANG LINGKUP TUGAS FRONT OFFICE ........................................ 5 1.


PENERIMAAN
SPM ........................................................................ 5

2. PENGUJIAN
SPM ............................................................................ 8
3. KONSULTASI PELAKSANAAN PERBENDAHARAAN .................. 14 B. PERMASALAHAN
DALAM PENGUJIAN SPM DI FRONT OFFICE ..... 15

BAB III RENCANA PENGEMBANGAN PENGAMANAN PENGELUARAN APBN..... 16 A. PENGEMBANGAN


SOP DAN APLIKASI IDENTITAS PETUGAS PENGANTAR
SPM................................................................................
....... 16 B. PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI KARWAS KONTRAK............. C.
PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI KARWAS PNBP..................... D. PENGEMBANGAN SOP
DAN APLIKASI KARWAS UP/TUP.................. E. PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI UNIK
SATUAN KERJA........... 17 19 21 27

BAB IV PENUTUP REFERENSI

...................................................................................
.................. 28

...................................................................................
............................ 29

http://forumprima.multiply.com
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Dengan amanat paket Undang-Undang Keuangan Negara yaitu Undang-
Undang No.17 Tahun 2003, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2004, Departemen Keuangan khususnya Ditjen Perbendaharaan telah
melaksanakan langkahlangkah reformasi dibidang pengelolaan Keuangan Negara,
termasuk reformasi birokrasi yang bertujuan untuk membentuk aparat birokrasi yang
professional, kompeten dan menciptakan system yang akuntabel handal dan transparan.
Reformasi di bidang keuangan negara mengatur pembagian wewenang dan tanggung jawab
pengelolaan anggaran antara kementerian/lembaga negara dengan Departemen Keuangan.
Menteri/Pimpinan Lembaga yang berfungsi sebagai pengguna anggaran berfungsi sebagai
Chief Operational Officer (COO) sedangkan Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum
Negara berfungsi sebagai Chief Financial Officer (CFO). Perubahan ini membuat
kementerian/lembaga negara menjadi lebih leluasa untuk menjalankan program dan
kegiatannya dengan prioritas yang mereka tetapkan sendiri. Sedangkan pengelolaan
perbendaharaan negara sepenuhnya menjadi wewenang dan tanggung jawab Menteri
Keuangan yang didelegasikan kepada Ditjen Perbendaharaan. Ditjen Perbendaharaan
selaku Kuasa BUN berfungsi sebagai State Treasurer yang memiliki tugas utama
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan negara. Reformasi birokrasi di lingkungan Departemen


Keuangan telah berlangsung selama hampir lima tahun, khususnya sejak berlakunya
paket undang-undang di bidang Keuangan Negara. Ditjen Perbendaharaan sebagai Unit
Organisasi Eselon I di Departemen Keuangan telah melaksanakan berbagai program
khususnya yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi yang diembannya yaitu
Pengelola Perbendaharaan Negara. Tugas selaku Kuasa BUN membutuhkan komitmen yang
kuat dan konsep yang jelas mengenai tata kelola pemerintahan yang baik khususnya
terkait penyaluran dana, pengelolaan kas, dan akuntabilitas pelaporan keuangan.
Dibidang pelayanan perbendaharaan negara, langkah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan dalam mewujudkan tujuan reformasi birokrasi adalah dengan


pembentukan http://forumprima.multiply.com 1
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Percontohan.
(KPPN Percontohan) dibentuk dengan tujuan meningkatkan kualitas layanan kepada
stakeholder/bendahara Satuan Kerja Kementerian/Negara. Peningkatan kualitas
pelayanan di KPPN Percontohan tercermin dalam layanan yang cepat, akurat, sederhana
dan transparan serta bebas dari pungutan. Satuan Kerja cukup berurusan pada satu
tempat pelayanan (front office) dan langsung memperoleh kepastian atas penyelesaian
SPM yang diajukan, dan apabila tidak lengkap atau tidak memenuhi syarat langsung
diberitahukan/dikembalikan kepada pihak satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran untuk
dilakukan perbaikan. Percepatan yang cukup signifikan tersebut dilakukan melalui
penyederhanaan proses penyelesaian pekerjaan, penggunaan teknologi informasi serta
dukungan SDM yang handal dan profesional. Kualitas pelayanan di front office tidak
hanya tercermin dalam kecepatan pelayanan tetapi juga ketepatan dan keamanan dalam
pencairan dana. Untuk itu perlu dikembangkan suatu security system agar pencairan
dana di KPPN tidak hanya cepat, tepat dan transparan tetapi juga dapat menjamin
keamanan agar dana APBN yang disalurkan benar-benar diterima kepada yang berhak.
Beberapa security system yang sedang dikembangkan antara lain; aplikasi identitas
petugas pangantar SPM, kartu pengawasan kontrak, kartu pengawasan PNBP, kartu
pengawasan UP/TUP, dan aplikasi dengan kode PIN khusus bagi tiap-tiap satker.

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI KPPN Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga selaku Kuasa
Pengguna Anggaran mempunyai Kewenangan Administrasi yaitu berupa pembuatan komitmen
yang membebani Belanja Negara, pengujian tagihan kepada negara dan menerbitkan
Surat Perintah Membayar (SPM). Sedangkan KPPN selaku yang Kuasa BUN mempunyai
kewenangan comptabel yaitu melakukan pengujian atas SPM yang disampaikan Satker dan
menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana. , Dalam melaksanakan kewenangan
tersebut, KPPN mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut; 1. Pengujian terhadap
dokumen surat perintah pembayaran; 2. Penerbitan surat perintah pencairan dana dari
kas Negara; 3. Penyaluran pembiayaan atas beban APBN; 4. Penilaian dan pengesahan
terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan; 5. Pengiriman dan penerimaan
kiriman uang; 6. Penatausahaan PNBP; http://forumprima.multiply.com 2
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE 7. Rekonsiliasi laporan keuangan.

C. RUANG LINGKUP PENULISAN MODUL Ruang lingkup penulisan modul ini meliputi : 1.
Tugas dan fungsi front office KPPN Percontohan dalam menerima, menguji SPM dan
memberikan bimbingan (konsultasi) pada Satuan Kerja; 2. Permasalahan dalam
pengujian SPM di front office; 3. Rencana pengembangan security system untuk
meningkatkan keamanan dalam pengeluaran APBN.

D. TUJUAN PENULISAN MODUL Penyusunan modul ini bertujuan untuk : 1. Memberikan


pedoman kerja bagi petugas front office di KPPN Percontohan; 2. Memudahkan petugas
front office dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya; 3. Menyamakan persepsi
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi front office KPPN Percontohan; 4.
Meningkatkan efektifitas pelaksanaan tupoksi dan meningkatkan kualitas pelayanan di
front office KPPN Percontohan.

http://forumprima.multiply.com 3
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE

BAB II TUGAS DAN FUNGSI FRONT OFFICE


Dalam pola pelayanan Bendahara Umum Negara dalam melaksanakan pencairan dana APBN
yang dilaksanakan oleh KPPN sebagai Kuasa BUN di daerah khususnya yang telah
menerapkan pola pelayanan KPPN Percontohan, sebagian besar peran BUN dalam
pengujian atas pengeluaran anggaran dilaksanakan oleh petugas front office pada
pada KPPN. Dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
dijelaskan bahwa fungsi Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara terbatas
pada aspek rechmatigheid dan wetmatigheid. Peran ini dilaksanakan oleh KPPN
khususnya oleh petugas front office yang merupakan pintu awal masuknya perintah
pembayaran yang dilanjutkan dengan perintah pencairan dana yaitu proses keluarnya
uang dari Kas Umum Negara. Sebagai bentuk upaya peningkatan pelayanan dalam proses
pencairan dana APBN, KPPN (khususnya yang telah menerapkan pola KPPN Percontohan)
menerapkan pola One Stop Services dalam pelayanan kepada stakeholder (Satker
Kementerian Negara/ Lembaga). Seluruh pengajuan SPM (Surat Perintah Membayar) dari
Satker dilakukan melalui Front Office pada KPPN. Di front office inilah proses
pengujian terhadap SPM yang diajukan satker K/L dilakukan mencakup pengujian
substantif dan formal. Pada tahap ini dapat diperoleh kepastian apakah Surat
Perintah Membayar yang diajukan oleh Satker dapat dibayarkan, walaupun selanjutnya
proses pengujian juga dilakukan oleh petugas di middle office. Dalam pelaksanaan
pengujian atas perintah pembayaran oleh Satker K/L, front office memiliki posisi
yang sangat penting, karena selain SPM dan dokumen pendukung yang diajukan akan
diperiksa untuk pertama kali, petugas front office juga berhadapan langsung dengan
petugas dari Satker. Sehingga dalam pelaksanaan pengujian substantif dan formal
dapat dilakukan optimal baik dengan menguji SPM (hardcopy dan softcopy) dan
lampirannya yang diterima maupun memastikan bahwa SPM tersebut adalah benar atau
sah dari Satker terkait. Posisi ini menempatkan petugas front office menjadi pihak
yang mempunyai tanggung jawab lebih besar atas setiap pengeluaran negara. Oleh
karena itu dalam pelaksanaan tugas tersebut perlu adanya pedoman yang jelas dan
inovasi-inovasi yang dapat membantu petugas front office dalam melakukan pengujian
SPM secara profesional.

http://forumprima.multiply.com 4
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE .

A. RUANG LINGKUP TUGAS DI FRONT OFFICE Petugas front office merupakan ujung tombak
pelayanan di KPPN yang memiliki peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan di KPPN. Tugas

pelayanan di front office antara lain menerima dan menguji SPM serta memberikan
konsultasi pelaksanaan perbendaharaan. 1. PENERIMAAN SPM a. SPM Belanja Pegawai 1)
Gaji Induk dengan Aplikasi GPP Menerima SPM dan lampirannya beserta ADK SPM dan ADK
Belanja Pegawai dari Satker; Meneliti kelengkapan lampiran SPM; Apabila lampiran
SPM tidak lengkap dan ADK tidak dapat dicopy, untuk diperbaiki dan dilengkapi;
Apabila telah lengkap, melakukan Upload ADK SPM; Melakukan pengujian kecocokan
antara dokumen SPM dan ADK SPM; Mengcopy ADK Belanja Pegawai pada folder khusus;
Mencetak tanda terima dan routing slip; Meneruskan SPM dan lampirannya beserta
routing slip kepada Pelaksana Seksi Perbendaharaan 2) Gaji Lainnya dengan Aplikasi
GPP Menerima SPM dan lampirannya beserta ADK SPM dan ADK Belanja Pegawai dari
Satker; Meneliti kelengkapan lampiran SPM; Apabila lampiran SPM tidak lengkap dan
ADK tidak dapat dicopy, Satker diminta untuk memperbaiki dan melengkapi; Apabila
telah lengkap, melakukan Upload ADK SPM; Melakukan pengujian kecocokan antara
dokumen SPM dan ADK SPM; Mengcopy ADK Belanja Pegawai pada folder khusus; Mencetak
tanda terima dan routing slip; Meneruskan SPM dan lampirannya beserta routing slip
kepada Pelaksana Seksi Perbendaharaan http://forumprima.multiply.com 5
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE 3) Belanja Pegawai Lainnya Menerima SPM dan (ADK)
dari Satker; Meneliti kelengkapan dokumen; Melakukan penayangan ADK untuk
dicocokkan dengan hard copy SPM dan mentransfer ADK; Mencetak routing slip. b. SPM
Non Belanja Pegawai 1) SPM UP/TUP Menerima SPM dan dokumen pendukung berikut Arsip
Data Komputer (ADK) dari Satker; Meneliti kelengkapan dokumen; Melakukan penayangan
ADK untuk dicocokkan dengan hard copy SPM; Melakukan penayangan spesimen tanda
tangan dan data UP/ TUP; Melakukan pengujian substantif dan formal; Melakukan
pengembalian SPM dan dokumen pendukungnya kepada satker apabila berdasarkan
pengujian tidak memenuhi persyaratan dengan menyampaikan formulir pengembalian, dan
menyarankan untuk dokumen pendukung berikut Arsip Data Komputer

berkonsultasi dengan petugas customer service guna mendapatkan bimbingan/


konselling; Mentransfer ADK ke dalam sistem aplikasi SP2D, mencetak dan
menyampaikan tanda terima kepada satker apabila SPM memenuhi persyaratan;
Meneruskan SPM dan dokumen pendukungnya beserta lembar ke-2 tanda terima kepada
Pelaksana Seksi Perbendaharaan 2) SPM GUP Menerima SPM dan dokumen pendukung
berikut Arsip Data Komputer (ADK) dari Satker; Meneliti kelengkapan dokumen;
Melakukan penayangan ADK untuk dicocokkan dengan hard copy SPM; Melakukan
penayangan data pagu, spesimen tanda tangan, dan data UP/ TUP; Melakukan pengujian
substantif dan formal, serta menguji jumlah pengajuan SPM GUP minimal telah
mencapai 75% dari dana UP yang diterima; http://forumprima.multiply.com 6
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Melakukan pengembalian SPM dan dokumen pendukungnya
kepada satker apabila berdasarkan pengujian tidak memenuhi persyaratan dengan
menyampaikan formulir pengembalian, dan menyarankan untuk

berkonsultasi dengan petugas customer service guna mendapatkan bimbingan/


konselling; Mentransfer ADK ke dalam sistem aplikasi SP2D, mencetak dan
menyampaikan tanda terima kepada satker apabila SPM memenuhi persyaratan;
Meneruskan SPM dan dokumen pendukungnya beserta lembar ke-2 tanda terima kepada
Pelaksana Seksi Perbendaharaan 3) SPM Pengganti dan SPM Nihil BLN Menerima SPM GUP
Isi/Potongan dan/atau SPM GUP Nihil BLN dan dokumen pendukung berikut Arsip Data
Komputer (ADK) dari Satker; Meneliti kelengkapan dokumen; Melakukan penayangan ADK
untuk dicocokkan dengan hard copy SPM; Melakukan pengujian substantif dan formal,
serta kecukupan jumlah pengajuan SPM GUP minimal 75% dari dana UP yang diterima;
Apabila berdasarkan pengujian tidak memenuhi persyaratan, maka SPM dan dokumen
pendukungnya dikembalikan kepada Satker, dan

menyarankan untuk berkonsultasi dengan petugas customer service guna mendapatkan


bimbingan/konseling; Apabila SPM memenuhi persyaratan, mentransfer ADK kedalam
sistem aplikasi SP2D, mencetak tanda terima dan menyampaikan kepada satker;
Meneruskan SPM dan dokumen pendukungnya kepada Pelaksana Seksi Perbendaharaan 4)
SPM LS Menerima SPM dan dokumen pendukung berikut Arsip Data Komputer (ADK) dari
Satker; Meneliti kelengkapan dokumen; Melakukan penayangan ADK untuk dicocokkan
dengan hard copy SPM; Melakukan penayangan data pagu, kontrak, dan spesimen tanda
tangan; Melakukan pengujian substantif dan formal; Melakukan pengembalian SPM dan
dokumen pendukungnya kepada satker apabila berdasarkan pengujian tidak memenuhi
persyaratan dengan http://forumprima.multiply.com 7
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE menyampaikan formulir pengembalian, dan menyarankan
untuk berkonsultasi dengan petugas customer service guna mendapatkan bimbingan/
konselling; Mentransfer ADK ke dalam sistem aplikasi SP2D, mencetak dan
menyampaikan tanda terima kepada satker apabila SPM memenuhi persyaratan;
Meneruskan SPM dan dokumen pendukungnya beserta lembar ke-2 tanda terima kepada
Pelaksana Seksi Perbendaharaan 2. PENGUJIAN SPM Pengujian SPM di front office
mencakup pengujian substantif dan formal. a. Pengujian substantif dilakukan untuk :
1) menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM; 2) menguji
ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/akun dalam DIPA yang ditunjuk dalam
SPM tersebut; 3) menguji dokumen sebagai dasar penagihan (ringkasan kontrak/SPK/,
Surat Keputusan, daftar nominatif perjalanan dinas); 4) menguji surat pernyataan
tanggungjawab (SPTB) dari kepala satker/satker atau pejabat lain yang ditunjuk
mengenai tanggungjawab terhadap kebenaran pelaksanaan pembayaran; 5) menguji faktur
pajak beserta SSP-nya

b. Pengujian substantif dilakukan atas jenis SPM sebagai berikut : 1. SPM Langsung
(LS) a) SPMLS Belanja Pegawai Gaji kesesuaian antara ADK Belanja Pegawai dengan
Daftar Perubahan Data Pegawai, Daftar Perubahan Potongan, Dokumen Pendukung dan

Rekapitulasi Daftar Permintaan Pembayaran yang dibuktikan dengan Surat Keterangan


Rekonsiliasi yang dibuat oleh KPPN melalui Aplikasi GPP KPPN; kebenaran perhitungan
pembayaran yang tercantum dalam Rekapitulasi Daftar Permintaan Pembayaran dengan
data yang tercantum dalam SPMLS Belanja Pegawai;

http://forumprima.multiply.com 8
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE menguji ketersediaan dana dalam DIPA yang tercantum
pada SPM-LS Belanja Pegawai. Pembayaran gaji beserta tunjangan yang melekat pada
gaji dapat tetap dibayarkan meskipun pagu yang tersedia dalam DIPA tidak mencukupi;
kesesuaian penulisan jumlah uang dan akun pada SSP PPh Pasal 21 dengan jumlah uang
dan akun pada potongan SPM-LS Belanja Pegawai; kesesuaian antara ADK SPM-LS dengan
hardcopy SPM-LS Belanja Pegawai;

b) SPM LS Belanja Pegawai Non Gaji kebenaran perhitungan pembayaran yang tercantum
dalam Daftar

Permintaan Pembayaran dan kecocokan dengan data yang tercantum dalam SPM-LS Belanja
Pegawai; ketersediaan pagu DIPA yang tercantum dalam SPM-LS Belanja Pegawai;
kesesuaian penulisan jumlah uang dan akun pada SSP PPh Pasal 21 dengan jumlah uang
dan akun pada potongan SPM-LS Belanja Pegawai; kecocokan antara tandatangan pada
spesimen dengan tandatangan pada SPM-LS Belanja Pegawai; kesesuaian antara dokumen
pendukung, antara lain SK pemberian Honorarium/Vakasi, SPK Lembur, Daftar Hadir dan
ketentuan pemberian Uang Makan dengan Daftar Permintaan Pembayaran; kesesuaian
antara ADK SPM dengan hardcopy SPM.

c) SPM-LS Non Belanja Pegawai menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum
dalam SPM; menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/akun dalam DIPA
yang ditunjuk dalam SPM tersebut; menguji dokumen sebagai dasar penagihan
(ringkasan kontrak/SPK/, Surat Keputusan, daftar nominatif perjalanan dinas);
menguji surat pernyataan tanggungjawab (SPTB) dari kepala satker/satker atau
pejabat lain yang ditunjuk mengenai tanggungjawab terhadap kebenaran pelaksanaan
pembayaran; menguji faktur pajak beserta SSP-nya

http://forumprima.multiply.com 9
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE 2. SPM UP/TUP Sesuai Pasal 10 dan Pasal 11 Peraturan
Menteri Keuangan No.134/PMK.06/ 2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No.
66/PB/2005 tentang Mekanisme Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara telah diatur mengenai beberapa prinsip pelaksanaan pembayaran uang

persediaan, antara lain: Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dapat


mengajukan

permintaan Uang Persediaan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Uang


Persediaan (SPM-UP) untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari.
Besaran Uang Persediaan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan. Untuk
memperoleh penggantian Uang Persediaan yang telah digunakan, Satuan Kerja yang
bersangkutan menerbitkan Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-
GUP). Dalam hal Uang Persediaan tidak mencukupi kebutuhan, Satuan Kerja dapat
mengajukan tambahan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Tambahan Uang
Persediaan (SPM-TUP). Pelaksanaan pembayaran dengan Uang Persediaan dapat
dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran sepanjang pembayaran dimaksud tidak dapat
dilakukan melalui pembayaran langsung (SPM-LS). Pembayaran yang dilakukan oleh
Bendahara Pengeluaran tidak boleh melebihi Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)
kepada satu rekanan. Untuk membantu pengelolaan Uang Persediaan pada kantor/satker
di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga, kepala satker dapat menunjuk Pemegang
Uang Muka. Dalam pelaksanaan tugasnya Pemegang Uang Muka bertanggung jawab kepada
Bendahara Pengeluaran. Bendahara pengeluaran dapat membagi uang persediaan kepada
beberapa PUM. Apabila diantara PUM telah merealisasikan penggunaan UP-nya sekurang-
kurangnya 75 %, Kuasa PA/ pejabat yang ditunjuk dapat mengajukan SPM GUP bagi PUM
berkenaan tanpa menunggu realisasi PUM lain yang belum mencapai 75 %.

http://forumprima.multiply.com 10
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
menerbitkan SPM-UP berdasarkan DIPA atas permintaan Bendahara Pengeluaran yang
dibebankan pada MAK transito. Berdasarkan SPM-UP dimaksud, KPPN menerbitkan
SP2D untuk rekening Bendahara Pengeluaran yang ditunjuk dalam SPM-UP. Penggunaan UP
menjadi tanggung jawab Bendahara Peng eluaran.

Bendahara Pengeluaran melakukan pengisian kembali UP setelah UP dimaksud digunakan


(revolving) sepanjang masih tersedia dana dalam DIPA. Bagi bendahara yang dibantu
oleh beberapa PUM, dalam pengajuan SPM-UP diwajibkan melampirkan daftar rincian
yang menyatakan jumlah uang yang dikelola oleh masing-masing PUM.

Sisa UP yang masih ada pada bendahara pada akhir tahun anggaran harus disetor
kembali ke Rekening Kas Negara selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun
anggaran berkenaan. Setoran sisa UP dimaksud, oleh KPPN dibukukan sebagai
pengembalian UP sesuai Mata Anggaran yang ditetapkan.

Uang Persediaan dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran Belanja Barang pada


klasifikasi belanja 5211, 5212, 5221, 5231, 5241, dan Belanja Lain-lain 5811.

Diluar ketentuan di atas, dapat diberikan pengecualian untuk DIPA Pusat oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan dan untuk DIPA Pusat yang kegiatannya berlokasi di
daerah serta DIPA yang ditetapkan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan oleh
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat.

UP dapat diberikan setinggi-tingginya: o 1/12 (satu per duabelas) dari pagu DIPA
menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu sampai dengan Rp. 900.000.000
(sembilan ratus juta rupiah); o 1/18 (satu per delapanbelas) dari pagu DIPA menurut
klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.100.000.000
(seratus juta rupiah) untuk pagu diatas Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah); o
1/24 (satu per duapuluh empat) dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang
diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.200.000.000
http://forumprima.multiply.com 11
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE (dua ratus juta rupiah) untuk pagu diatas Rp.
2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah); o Perubahan besaran UP di luar
ketentuan di atas ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan. Pemberian TUP
diatur sebagai berikut: 1) Kepala KPPN dapat memberikan TUP sampai dengan jumlah

Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) untuk klasifikasi belanja yang


diperbolehkan diberi UP bagi instansi dalam wilayah pembayaran KPPN bersangkutan.
2) Permintaan TUP di atas Rp.200.000.000,- (duaratus juta rupiah) untuk klasifikasi
belanja yang diperbolehkan diberi UP harus mendapat dispensasi dari Kepala Kanwil
Ditjen Perbendaharaan. Syarat untuk mengajukan Tambahan UP : a. Untuk memenuhi
kebutuhan yang sangat mendesak/ tidak dapat ditunda; b. Digunakan paling lama satu
bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan. c. Apabila tidak habis digunakan dalam satu
bulan sisa dana yang ada pada bendahara, harus disetor ke Rekening Kas Negara; d.
Apabila ketentuan pada butir c tidak dipenuhi kepada satker yang bersangkutan tidak
dapat lagi diberikan TUP sepanjang sisa tahun anggaran berkenaan. e. Pengecualian
terhadap butir d diputuskan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan atas usul
Kepala KPPN. Dalam mengajukan permintaan TUP bendahara wajib menyampaikan : a.
Rincian Rencana Penggunaan Dana untuk kebutuhan mendesak dan riil serta rincian
sisa dana MAK yang dimintakan TUP. b. Rekening Koran yang menunjukkan saldo
terakhir. c. Surat Pernyataan bahwa kegiatan yang dibiayai tersebut tidak dapat
dilaksanakan/dibayar melalui penerbitan SPM-LS. SPM UP/Tambahan UP diterbitkan
dengan menggunakan kode kegiatan untuk rupiah murni 0000.0000.825111, pinjaman luar
negeri 9999.9999.825112, dan PNBP 0000.0000.825113. 3. SPM GUP

http://forumprima.multiply.com 12
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Penggantian UP, diajukan ke KPPN dengan SPM-GUP,
dilampiri SPTB, dan fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) yang dilegalisir oleh Kuasa
Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk, untuk transaksi yang menurut
ketentuan harus dipungut PPN dan PPh. Uang Persediaan dapat diberikan untuk
pengeluaran-pengeluaran Belanja Barang pada klasifikasi belanja 5211, 5212, 5221,
5231, 5241, dan Belanja Lain-lain 5811. Diluar ketentuan di atas, dapat diberikan
pengecualian untuk DIPA Pusat oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan dan untuk DIPA
Pusat yang kegiatannya berlokasi di daerah serta DIPA yang ditetapkan oleh Kepala
Kanwil Ditjen Perbendaharaan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat.
Pengisian kembali UP dapat diberikan apabila dana UP telah dipergunakan sekurang-
kurangnya 75 % dari dana UP yang diterima. Dalam hal penggunaan UP belum mencapai
75 %, sedangkan satker/ SKS yang bersangkutan memerlukan pendanaan melebihi sisa
dana yang tersedia, satker/ SKS dimaksud dapat mengajukan TUP. Pembayaran yang
dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada satu rekanan tidak boleh melebihi
Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honor dan perjalanan
dinas.

c. Pengujian Formal Tujuan pengujian formal dilakukan untuk mengetahui keaslian dan
keabsahan SPM yang diajukan oleh Satuan Kerja. Untuk menguji keaslian dan keabsahan
dokumen perintah pembayaran dapat dilakukan dengan pengujian terhadap hal-hal
sebagai berikut : 1. Keaslian dokumen perintah pembayaran ditunjukkan dengan :
Dokumen perintah pembayaran dan lampirannya adalah diterbitkan dan ditandatangani
oleh KPA/Penerbit dan Penandatangan SPM/Pejabat Pembuat Komitmen/Bendahara
Pengeluaran; Dokumen perintah pembayaran dan dokumen pendukungnya dibubuhi tanda
tangan asli (ttd basah) dan dibubuhi stempel asli (basah) oleh pejabat-pejabat yang
terkait pada Satker K/L

http://forumprima.multiply.com 13
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Disampaikan langsung oleh Satker bersangkutan oleh
KPA atau pejabat yang ditunjuk, sedangkan untuk dokumen perintah pembayaran yang
dsampaikan lewat jasa pengiriman kantor pos atau jasa pengiriman lainnya perlu
dilakukan konfirmasi kepada KPA/Pejabat Penerbit dan Penandatangan SPM untuk
memastikan kebenaran perintah pembayaran tersebut. 2. Keabsahan dokumen perintah
pembayaran antara lain ditunjukkan dengan : Tanda tangan KPA/Pejabat Penerbit dan
Penanda Tangan SPM/Pejabat Pembuat Komitmen/Bendahara Pengeluaran pada dokumen
perintah

pembayaran dan lampirannya harus asli (basah) dan sesuai dengan spesimen tanda
tangan yang disampaikan ke KPPN pada awal tahun anggaran bersangkutan Identitas KPA
atau pejabat yang ditunjuk untuk mengantarkan dokumen perintah pembayaran dan
dokumen pendukungnya harus sesuai dengan identitas yang disampaikan oleh KPA pada
awal tahun anggaran Dokumen perintah pembayaran dan seluruh dokumen pendukungnya
harus dibubuhi stempel asli (basah) dan sesuai dengan spesimen yang disampaikan
kepada KPPN pada awal tahun anggaran Dokumen perintah pembayaran dan lampirannya
harus lengkap sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam Perdirjen Perbendaharaan No.
PER66/PB/2005. Format dan tata cara pengisian dokumen perintah pembayaran dan
lampirannya adalah benar dan sesuai dengan ketentuan.

3. KONSULTASI PELAKSANAAN PERBENDAHARAAN Konsultasi pelaksanaan perbendaharaan


dilakukan oleh Customer Service pada KPPN Percontohan dengan cara memberikan
penjelasan kepada KPA/satker tentang tata cara/prosedur pelayanan pada KPPN,
penjelasan masalah perbendaharaan, aplikasi dan system akuntansi.

B. PERMASALAHAN DALAM PENGUJIAN SPM DI FRONT OFFICE 1. 2. Penerapan Bagan Akun


Standar (BAS) Pejabat Pengelolan Keuangan http://forumprima.multiply.com 14
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE 3. 4. 5. 6. 7. 8. Rangkap Jabatan Pergantian Pejabat

Pengujian Surat Setoran Pajak (SSP) Konfirmasi Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
Perbaikan/Ralat SPM Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) Pengajuan SPM
UP/TUP Pengajuan SPM LS

BAB III RENCANA PENGEMBANGAN PENGAMANAN PENGELUARAN APBN

http://forumprima.multiply.com 15
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Peningkatan kualitas pelayanan perbendaharaan di
KPPN, tidak hanya dengan meningkatkan kecepatan dan transparansi dalam pelayanan
pencairan dana, tetapi juga dengan meningkatkan aspek keamanannya. Peningkatan
aspek keamanan (security) tersebut dilakukan dengan mengembangkan beberapa aplikasi
dan standar operasi prosedur (SOP) baru dalam pencairan dana di front office di
KPPN. Rencana pengembangan security system dimaksud antara lain mencakup :

1. PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI UNTUK IDENTITAS PETUGAS PENGANTAR SPM PADA SATKER
Setiap petugas pengantar SPM diberikan kartu identitas/ ID Card yang didalamnya

terdapat barcode untuk dicocokan dengan data yang pada aplikasi KPPN pada saat
penerimaan SPM Langkah-penyampaian dan pencocokkan identitas petugas pengantar
dokumen perintah pembayaran adalah sebagai berikut : a. Pada setiap awal tahun
anggaran, Satker menyampaikan kepada KPPN sebagai berikut : Surat Keputusan
penunjukkan Kuasa Pengguna Anggaran; Surat Keputusan penunjukkan Pejabat Pembuat
Komitmen, Pejabat Penerbit dan Penanda Tangan SPM, Bendahara Pengeluaran, dan
Bendahara Pengeluaran Pembantu; Surat Keputusan penunjukkan petugas pengantar SPM
ke KPPN; Spesimen tanda tangan para pejabat/petugas sebagaimana tersebut diatas
disertai pasfoto terbaru dari masing-masing pejabat/petugas tersebut serta spesimen
cap/stempel dinas; b. KPPN merekam/menginput data/identitas Pejabat petugas
tersebut pada aplikasi di Front Offices, dan selanjutnya data pada aplikasi
dimaksud digunakan sebagai bahan pengujian kebenaran SPM; c. Petugas Front Office
melakukan up-load ADK SPM pada komputer di Front Office, up-load pertama ini akan
menampilkan menu tampilan data identitas pejabat pengelola keuangan dan petugas
pengantar SPM sebagai alat untuk menguji keabsahan SPM. (Pada saat menu tampilan
ini argo penyelesaian SP2D belum mulai jalan); d. Up-load data dimaksud juga
akan menampilkan kode serial number aplikasi SPM yang digunakan untuk memproses SPM
tersebut dan sebagai bahan pencocokan referensi kode serial number yang ada pada
aplikasi SP2D di Front Office KPPN; e. Setelah diyakini bahwa perintah pembayaran
dimaksud benar, maka dilakukan proses penyelesaian SP2D.
http://forumprima.multiply.com 16
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE

2. PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI UNTUK KARTU PENGAWASAN KONTRAK Kontrak/perikatan


adalah perikatan atau perjanjian yang dibuat oleh satker untuk melaksanakan
kegiatan/pekerjaan tertentu dalam rangka pelaksanaan APBN. Dalam kontrak biasanya
berisi tentang pihak-pihak yang melakukan perikatan, pekerjaan/kegiatan yang akan
dilakukan, jangka waktu pelaksanaan, nilai kontrak serta syarat dan tatacara
pembayaran kontrak. Data-data tersebut dapat diringkas dalam suatu resume kontrak
dan harus disampaikan oleh Satker kepada KPPN. Untuk memudahkan satker dalam
menyampaikan resume kontrak kepada KPPN, maka dalam Aplikasi SPM perlu ditambahkan
Menu Perekaman Data Kontrak, Pencetakan Resume Kontrak, Kartu Pengawasan Kontrak,
Surat Pengantar ADK Data Kontrak, Surat Pengantar Perubahan Data Kontrak dan Surat
Pengantar Pembatalan Kontrak. Adapun dokumen sumber untuk perekaman ringkasan
kontrak adalah: SPK, atau Kontrak, atau Dokumen Perikatan Lain. Prosedur
perekaman dan penyampaian data kontrak ke KPPN serta ketentuan pembayarannya diatur
sebagai berikut : 1. Satker segera melakukan perekaman data kontrak setelah
kontrak/perikatan

ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen dan Pihak


Ketiga. Data kontrak tersebut direkam pada aplikasi SPM melalui menu : Perekaman
Data Kontrak Perekaman data kontrak/ perikatan tersebut sekurang-kurangnya
mencakup data sebagai berikut : a. Nama dan kode satker serta uraian fungsi/ sub
fungsi, program, kegiatan, sub kegiatan dan akun (enam digit) yang digunakan; b. c.
d. e. Nomor SP dan tanggal DIPA; Nomor, tanggal dan nilai kontrak/perikatan yang
telah dibuat oleh satker; Uraian pekerjaan yang dikontrakan. Data pihak ketiga atau
rekanan yang tercantum dalam kontrak, antara lain nama rekanan, alamat rekanan,
NPWP, nama bank, nama dan rekening penerima pembayaran;

http://forumprima.multiply.com 17
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE f. Jangka waktu dan tanggal penyelesaian pekerjaan
serta masa pemeliharaan apabila dipersyaratkan; g. Cara dan bulan pembayaran yang
akan dilaksanakan; Pembayaran dilakukan secara sekaligus, termin, MC; Apabila
dibayarkan secara termin atau MC, maka : h. i. 2. Pembayaran uang muka
(Nilai ., rencana bulan ..); Termin I (Nilai Prestasi Pekerjaan Minimal.
%, angsuran uang muka%, rencana bulan .); Termin II (Nilai Prestasi Pekerjaan
Minimal.%, angsuran uang muka%, rencana bulan .); dst; Retensi (bila ada)

Ketentuan sanksi bila terjadi wanprestasi; Addendum kontrak apabila terdapat


perubahan data pada kontrak tersebut;

KPA/PPK menyampaikan Surat Pengantar beserta ADK kontrak ke KPPN setiap awal bulan
bersamaan dengan penyampaian rencana kebutuhan dana, atau paling lambat bersamaan
dengan pengajuan SPM-LS berdasarkan kontrak berkenaan. Apabila ADK

Kontrak disampaikan bersamaan dengan pengajuan SPM, maka KPPN melakukan konfirmasi
kebenaran data kontrak pada KPA/PPK sebelum melakukan transfer ADK SPM ke aplikasi
SP2D. 3. Nilai kontrak yang telah di upload pada aplikasi SP2D secara otomatis akan
mengikat dana DIPA. Dana DIPA yang terikat tersebut tidak dapat dicairkan selain
oleh SPM LS yang diterbitkan berdasarkan kontrak tersebut. 4. Data kontrak yang
sudah berada pada database SP2D merupakan data penguji setiap pengajuan SPM-LS An.
Pihak Ketiga berdasarkan kontrak pada satker bersangkutan untuk masing-masing
kontrak; 5. Setiap ada perubahan data kontrak, baik yang disebabkan karena adanya
addendum kontrak termasuk perubahan nama dan rekening penerima serta nama bank, PPK
wajib menyampaikan perubahan data kontrak kepada KPPN melalui Surat dan dilengkapi
dengan ADK Kontrak. 6. Setiap perubahan data kontrak harus diketahui dan disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen. 7. Apabila terdapat pembatalan kontrak
(cancellation), PPK menyampaikan surat pembatalan kontrak kepada KPPN, dan
selanjutnya membuka kembali pagu dana sesuai nilai kontrak
http://forumprima.multiply.com 18
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE yang telah diblokir (Rekam/Ubah/Hapus); 8.
Berdasarkan surat pembatalan kontrak dari PPK, KPPN membuka kembali pagu dana yang
telah diblokir. Adapun output dari perekaman data kontrak tersebut antara lain
adalah sebagai berikut : a. Resume kontrak/ ringkasan kontrak sebagai lampiran
pengajuan SPM-LS ke KPPN; b. Surat pengantar penyampaian ADK data kontrak; c. Surat
Pemberitahuan Perubahan data kontrak/addendum; d. Surat Pemberitahuan Pembatalan
Kontrak; e. Kartu Pengawasan Kontrak pada Satker; f. Kartu Pengawasan Kontrak pada
KPPN. pada Aplikasi SPM melalui menu Kartu Pengawasan Kontrak

3. PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI UNTUK KARTU PENGAWASAN DANA PNBP a. SPM UP/TUP
PNBP Pengajuan SPM UP oleh satker pengguna PNBP dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut : 1) Setiap awal tahun anggaran, untuk satker pengguna PNBP Tidak
Terpusat wajib melakukan perekaman pada Menu R/U/H Data PNBP dalam aplikasi SPM,
antara lain: Target pendapatan (data dari DIPA satker Tahun Berkenaan); Pagu
pengeluaran (data dari DIPA satker Tahun Berkenaan); Setoran PNBP dari 1 Januari
s.d 31 Desember Tahun Anggaran lalu ( jumlah lembar SSBP dan akumulasi nilai
nominal ); Realisasi seluruh jenis SPM PNBP dari 1 Januari s.d 31 Desember Tahun

Anggaran lalu ( jenis dan nilai nominal ); 2) Setoran Sisa UP/TUP Tahun Anggaran
lalu;

Hasil perekaman pada aplikasi SPM dicetak dengan Menu Pencetakan Daftar Realisasi
Pendapatan dan Penggunaan Dana DIPA Tahun Anggaran sebelumnya sesuai dengan
tampilan Lampiran 7 Perdirjen 66/PB/2005 yaitu Daftar Realisasi Pendapatan dan
Penggunaan Dana DIPA Tahun Anggaran sebelumnya. Sedangkan untuk satker pengguna
PNBP Terpusat, hanya merekam data Dana Yang Dapat Digunakan sesuai surat Dirjen
Perbendaharaan pada Menu R/U/H Data PNBP dalam Aplikasi SPM.

http://forumprima.multiply.com 19
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE 3) Untuk Satker Tidak Terpusat menyampaikan ke KPPN
hasil cetakan lampiran 7 tersebut sebagai lampiran SPM UP beserta ADK SPM.
Sedangkan untuk Satker Terpusat mencetak lampiran 8 yaitu Daftar Perhitungan Jumlah
Maksimal Dana Pencairan (MP) Satker Pengguna PNBP sebagai lampiran pengajuan SPM
UP. 4) KPPN melakukan pengujian SPM UP beserta lampiran dan mentransfer ADK SPM
dimaksud pada Aplikasi SP2D, setelah SPM yang diajukan dinyatakan telah memenuhi
ketentuan. 5) Pada Aplikasi SP2D terdapat Menu Kartu Pengawasan PNBP, petugas KPPN
menayangkan Kartu Pengawasan PNBP untuk menguji ketersediaan Dana PNBP Yang Dapat
Digunakan. 6) KPPN akan menerbitkan SP2D apabila dari hasil penayangan Kartu
Pengawasan PNBP masih tersedia dana yang dapat digunakan, kecuali untuk Perguruan
Tinggi Negeri Non BHMN.

b.

Pengajuan SPM TUP/GUP/LS Pengajuan SPM TUP/GU/LS oleh satker pengguna PNBP
dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1) Untuk satker pengguna PNBP
Tidak Terpusat, data PNBP yang telah direkam pada awal tahun juga akan menghasilkan
Daftar Perhitungan Jumlah Maksimal Dana, sebagai lampiran untuk pengajuan SPM
berikutnya. Apabila terdapat tambahan setoran PNBP agar melakukan perekaman pada
Menu R/U/H Data PNBP dalam aplikasi SPM, antara lain: Nomor Transaksi Penerimaan
Negara (NTPN) Nilai Nominal SSBP Akun Penerimaan PNBP 2) Hasil perekaman pada
aplikasi SPM dengan menggunakan Menu Pencetakan Daftar Perhitungan Jumlah Maksimal
Dana (MP) Satker Pengguna PNBP dicetak sesuai dengan tampilan Lampiran 8 Perdirjen
66/PB/2005 yaitu Daftar Perhitungan Jumlah Maksimal Dana (MP) Satker Pengguna PNBP.
3) Sedangkan untuk satker pengguna PNBP Terpusat, hanya merekam update data Dana
yang Dapat Digunakan (apabila ada) sesuai surat Dirjen Perbendaharaan pada Menu
R/U/H Data PNBP dalam Aplikasi SPM, selanjutnya mencetak lampiran 8 di atas.
http://forumprima.multiply.com 20
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE 4) KPPN melakukan pengujian SPM TUP/GUP/LS beserta
lampiran dan SSBP serta mentransfer ADK SPM dimaksud pada Aplikasi SP2D, setelah
SPM yang diajukan dinyatakan telah memenuhi ketentuan. 5) Ketika satker mengajukan
SPM yang bersumber dana PNBP, maka sistem aplikasi SP2D disamping menguji
ketersediaan pagu dana sesuai DIPA juga menguji maksimum pencairan dana PNBP.
Apabila salah satu dari pengujian tersebut tidak terpenuhi, maka sistem akan
menolak SPM tersebut. 6) Pada Aplikasi SP2D Menu Kartu Pengawasan PNBP, petugas
KPPN menayangkan Kartu Pengawasan PNBP untuk menguji ketersediaan Dana PNBP Yang
Dapat Digunakan. 7) KPPN akan menerbitkan SP2D apabila dari hasil penayangan Kartu
Pengawasan PNBP masih tersedia dana yang dapat digunakan. Pada aplikasi SP2D, Kartu
Pengawasan Dana PNBP terpisah dari Kartu Pengawasan Kredit dan Kartu Pengawasan
Kontrak. Kartu pengawasan tersebut menampilkan sisa setoran PNBP tahun anggaran
lalu, setoran PNBP tahun anggaran berkenaan, dana yang dapat digunakan, maksimum
pencairan dana, realisasi seluruh SPM yang sumber dana dari PNBP, sisa dana yang
digunakan dan SPM yang diajukan oleh satker.

4. PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI UNTUK KARTU PENGAWASAN UP/TUP Kartu Pengawasan
Uang Persediaan dapat dipergunakan oleh Satuan Kerja untuk melakukan pengawasan
atas uang persediaan yang dikelola Bendahara Pengeluaran. Dari kartu pengawasan
tersebut dapat dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai berikut: Perhitungan Batas
Maksimal UP pada Aplikasi SPM dan KPPN; Validasi pengajuan SPM UP/TUP; Pengawasan
terhadap SPM UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan sesuai jadwal pada Aplikasi
SPM dan SP2D; Sisa UP yang belum dipertanggungjawabkan untuk tahun anggaran yang
lalu dan tahun anggaran berjalan; Besaran minimal penggantian UP (revolving) yang
dilakukan secara otomatis oleh aplikasi; Mengetahui besaran UP/TUP yang sudah
dipertanggungjawabkan; UP/TUP yang dikelola dan menjadi tanggung jawab Bendahara
Pengeluaran Satker; Pencetakan Rekap Kartu Pengawasan UP seluruh satker dan per
sumber dana sebagai pengawasan UP yang dikelola bendahara satker lingkup kerja
KPPN; http://forumprima.multiply.com 21
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE a. Perekaman Data Input Pengawasan UP pada Aplikasi
SPM 1. Setiap awal tahun anggaran satker wajib melakukan perekaman Data Input
Pengawasan UP pada Aplikasi SPM. 2. ADK Pengawasan UP disampaikan paling lambat
bersamaan dengan pengajuan SPM UP. 3. Data Input Pengawasan UP menjadi elemen data
pada Kartu Pengawasan UP satker dan KPPN. 4. Hal-hal yang direkam dalam Data Input
Pengawasan Uang Persediaan adalah sebagai berikut : a. Sumber Dana Pembiayaan (RM,
PHLN, atau PNP) b. Saldo UP Tahun Yang Lalu, data diambil secara otomatis dari sisa
akun 825111, 825112, atau 825113 tahun yang lalu; c. Kelompok Belanja UP, kelompok
belanja yang dapat dilakukan pembayaran dengan mekanisme UP dengan default sesuai
ketentuan, kecuali terdapat dispensasi (satker wajib merekam nomor dan tanggal
surat dispensasi); d. Batas Maksimal UP dengan default sesuai ketentuan, kecuali
terdapat dispensasi (satker wajib merekam nomor dan tanggal surat dispensasi); e.
Batas Minimal GUP dengan default sebesar 75%, kecuali terdapat dispensasi (satker
wajib merekam nomor dan tanggal surat dispensasi); f. Karwas UP PUM dalam hal
pengelolaan UP dikelola dan dibukukan oleh satu atau beberapa Bendahara PUM. 5.
Data Input Pengawasan UP yang disampaikan satker menjadi database pengawasan UP
pada Aplikasi SP2D. b. Pengawasan Uang Persediaan Pada Aplikasi SPM Satker 1.
Prosedur dan Validasi Perekaman dan Pengajuan SPM UP a. Untuk meminta uang
persediaan dari sumber dana RM, PHLN, atau PNBP, satker merekam SPM UP dengan batas
maksimal sesuai ketentuan. b. Aplikasi SPM menolak perekaman apabila jumlah UP yang
diajukan melebihi Batas Maksimal UP. c. Aplikasi SPM menolak perekaman apabila
masih terdapat sisa UP tahun yang lalu yang belum disetor/dipertanggungjawabkan. 2.
Validasi Perekaman dan Pengajuan SPM GUP

http://forumprima.multiply.com 22
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE a. Apabila dana uang persediaan telah digunakan
minimal sebesar batas minimal GUP, satker merekam SPM GUP. b. Batas Minimal GUP
sebesar prosentase minimal pengajuan GUP dari saldo UP satker. c. Aplikasi SPM
menolak perekaman apabila jumlah GUP yang diajukan kurang dari Batas Minimal GUP.
d. Aplikasi SPM menolak perekaman apabila jumlah GUP yang diajukan lebih dari saldo
UP. 3. Validasi Perekaman dan Pengajuan SPM TUP a. Untuk meminta Tambahan Uang
Persediaan dari sumber dana RM, PHLN, atau PNBP, satker merekam SPM TUP. b. Satker
merekam nomor dan tanggal surat persetujuan TUP dari Kepala KPPN atau surat
dispensasi dari Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Apabila satker merekam SPM TUP
pada Kelompok Belanja (Kelompok Akun) tidak sesuai ketentuan, satker merekam nomor
dan tanggal surat dispensasi kelompok belanja (kelompok akun) dari Kepala Kanwil
Ditjen Perbendaharaan. c. Aplikasi SPM menolak perekaman apabila satker tersebut
masih mempunyai TUP yang belum disetor/dipertanggungjawabkan. Perekaman dapat
dilanjutkan apabila satker merekam nomor dan tanggal SP2D GUP Nihil atas TUP atau
surat dispensasi dari pejabat berwenang. d. Satker merekam Rincian Rencana
Penggunaan Dana sesuai Fungsi/Sub Fungsi/Program/Kegiatan/Sub Kegiatan/Akun pada
Aplikasi SPM. e. Daftar Rincian Rencana Penggunaan Dana dan Surat Pernyataan
sebagai lampiran SPM TUP dapat dicetak dari Aplikasi SPM. f. ADK SPM TUP telah
termasuk didalamnya data Rincian Rencana Penggunaan Dana. 4. Validasi Perekaman dan
Pengajuan SPM GUP Nihil a. Untuk mempertanggungjawabkan UP/TUP, satker merekam SPM
GUP Nihil. b. Perekaman SPM GUP Nihil dibedakan untuk pertanggungjawaban atas UP
atau TUP. c. Apabila satker merekam SPM GUP Nihil atas TUP, satker wajib merekam
nomor dan tanggal SP2D TUP yang berkenaan.

http://forumprima.multiply.com 23
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE d. Dua minggu sebelum Batas Akhir Pertanggungjawaban
TUP, Aplikasi SPM memberi peringatan kepada satker untuk segera mengajukan SPM GUP
Nihil. e. Satker merekam nomor dan tanggal SP2D GUP Nihil yang telah diterbitkan
KPPN atas SPM GUP Nihil yang diajukan satker pada Kartu Pengawasan UP. f. Perekaman
sebagaimana pada huruf c diatas sebagai data validasi perekaman SPM TUP berikutnya.
Apabila satker belum merekam nomor dan tanggal SP2D GUP Nihil, satker tidak dapat
merekam SPM TUP berikutnya. a. Pengawasan Uang Persediaan Pada Aplikasi SP2D KPPN
1. Validasi pengajuan SPM UP a. KPPN menerima SPM UP beserta lampirannya dilengkapi
ADK SPM dari satker. b. KPPN menayangkan Kartu Pengawasan Uang Persediaan satker
pada Aplikasi SP2D untuk mengetahui batas maksimal pemberian uang persediaan (Batas
Maksimal UP). c. Setelah melakukan pengujian substantif dan formal, maka ADK
tersebut ditransfer ke dalam Aplikasi SP2D. d. Aplikasi SP2D memberi peringatan
apabila menurut ketentuan SPM UP melebihi batas maksimal pemberian uang persediaan.
e. Atas peringatan tersebut KPPN meneliti Data Pengawasan UP apakah satker
mendapatkan dispensasi besaran UP dan/atau klasifikasi belanja dari pejabat yang
berwenang. 2. Validasi Pengajuan SPM GUP a. KPPN menerima SPM GUP beserta
lampirannya dilengkapi ADK SPM dari satker. b. KPPN menayangkan Kartu Pengawasan
Uang Persediaan satker pada Aplikasi SP2D untuk mengetahui batas minimal GUP. c.
Setelah melakukan pengujian substantif dan formal, maka ADK tersebut ditransfer ke
dalam Aplikasi SP2D. d. Aplikasi SP2D menolak apabila menurut ketentuan SPM GUP
kurang dari Batas Minimal GUP satker berkenaan. e. Batas Minimal GUP sebesar
prosentase minimal pengajuan GUP dari saldo UP satker.

http://forumprima.multiply.com 24
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE f. Aplikasi SP2D menolak apabila menurut ketentuan
SPM GUP lebih dari saldo UP satker berkenaan. g. Aplikasi SP2D dapat menerima
(dengan memberi peringatan) pengajuan kembali SPM GUP yang telah dikembalikan
sebelumnya dan dilampiri surat pengembalian SPM. 3. Validasi pengajuan SPM TUP a.
KPPN menerima SPM TUP beserta lampirannya dilengkapi ADK SPM dari satker. b.
Aplikasi SP2D memberi peringatan terhadap pengajuan SPM TUP terkait dispensasi
(Jumlah dan/atau Kelompok Belanja) dari pejabat yang berwenang sesuai ketentuan.
KPPN meneliti surat dispensasi dari pejabat yang berwenang sebagai kelengkapan SPM
TUP. c. Aplikasi SP2D memberi peringatan agar KPPN meneliti Kartu Pengawasan UP
satker berkenaan untuk memastikan satker tidak mempunyai SPM TUP yang belum
dipertanggungjawabkan. Apabila satker mengajukan SPM TUP namun satker tersebut
masih mempunyai SPM TUP yang belum

dipertanggungjawabkan, KPPN meneliti surat dispensasi dari pejabat yang berwenang


sebagai kelengkapan SPM TUP. d. Aplikasi SP2D menolak apabila jumlah SPM TUP
melebihi sisa dana pada pagu DIPA (Pagu DIPA dikurangi realisasi, dan TUP) 4.
Validasi Pengajuan SPM GUP Nihil a. KPPN menerima SPM GUP Nihil beserta lampirannya
dilengkapi ADK SPM dari satker. b. KPPN menayangkan Kartu Pengawasan Uang
Persediaan satker pada Aplikasi SP2D untuk mengetahui saldo UP/TUP satker
berkenaan. c. Setelah melakukan pengujian substantif dan formal, maka ADK tersebut
ditransfer ke dalam Aplikasi SP2D. d. KPPN merekam setoran pengembalian uang
persediaan pada Kartu Pengawasan UP Aplikasi SP2D e. Aplikasi SP2D menolak apabila
SPM GUP Nihil dan Setoran Pengembalian UP melebihi uang persediaan satker
berkenaan. f. KPPN melakukan monitoring TUP yang belum dipertanggungjawabkan
melalui menu monitoring pengawasan UP/TUP, apabila satker belum

http://forumprima.multiply.com 25
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE mempertanggungjawabkan TUP sampai batas waktu yang
telah ditentukan, KPPN mencetak Surat Peringatan Pertanggungjawaban TUP untuk

disampaikan kepada satker dilampiri Kartu Pengawasan Uang Persediaan satker yang
bersangkutan. g. Aplikasi SP2D memvalidasi SPM LS untuk beban kelompok belanja UP.
Aplikasi SP2D menolak/memberi peringatan apabila jumlah SPM LS melebihi sisa dana
pada pagu DIPA (Pagu DIPA dikurangi realisasi, UP, dan TUP) c. Output Kegiatan
Perekaman Pengawasan UP/TUP Dokumen yang diharapkan dari pengawasan UP tersebut
sebagai berikut : a. b. c. d. Kartu Pengawasan Uang Persediaan pada Satker dan
KPPN; Kartu Pengawasan Uang Persediaan PUM pada Satker dan KPPN; Rekap Kartu
Pengawasan Uang Persediaan seluruh Satker pada KPPN Rekap Kartu Pengawasan Uang
Persediaan seluruh Satker per sumber dana pada KPPN; e. f. g. h. i. Monitoring TUP
yang belum dipertanggungjawabkan Rincian Rencana Penggunaan Dana pada Satker; Surat
Pernyataan TUP; Surat Peringatan Pertanggungjawaban UP/TUP pada KPPN; Arsip Data
Komputer (ADK) Pengawasan UP pada Satker dan KPPN.

Validasi pengawasan UP tersebut pada Satker dan KPPN sebagai berikut : a. b. c. d.


e. Validasi Sisa UP Tahun Yang Lalu; Validasi Batas Maksimal UP; Validasi Batasan
Minimal GUP dan Batas Maksimal GUP; Validasi Kelompok Belanja untuk UP; Validasi
TUP yang belum dipertanggungjawabkan;

5. PENGEMBANGAN SOP DAN APLIKASI UNTUK KEBENARAN DAN KEABSAHAN SPM YANG DIAJUKAN
OLEH SATKER. Aplikasi SPM yang digunakan Satker telah diberi kode PIN yang hanya
dapat dibaca oleh aplikasi KPPN pada saat ADK SPM di upload di Front Office KPPN.
Kode PIN diberikan berbeda untuk masing-masing Aplikasi SPM Satker.
http://forumprima.multiply.com 26
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE Prosedur implementasi aplikasi SPM pada Satker
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : a. Subdit Pengembangan Aplikasi
Dit. SP membuat Aplikasi SPM Satker, sekaligus mengalokasikan serial number sebagai
identitas aplikasi SPM dengan kode pengamanan tertentu; b. Aplikasi tersebut di
upload melalui intranet perbendaharaan disertai dengan password/kode pengamanan.
Dengan kode pengamanan ini, Aplikasi SPM tersebut hanya akan bisa didownload oleh
petugas supervisor pada KPPN; c. Supervisor KPPN melakukan download aplikasi dari
intranet dengan menggunakan kode password tertentu yang dialokasikan untuk masing-
masing KPPN d. KPPN memberikan kode serial number pada aplikasi, dan selanjutnya di
sampaikan kepada Satker di wilayah kerjanya dengan memberikan kode identitas
(serial number) aplikasi SPM pada masing-masing satker e. Satker hanya menggunakan
aplikasi SPM yang telah diberikan kode identitas oleh KPPN, dan selanjutnya kode
identitas ini digunakan sebagai bahan pengujian kebenaran dokumen perintah
pembayaran.

BAB IV PENUTUP

Reformasi dalam bidang keuangan negara mengharuskan adanya reformasi birokrasi


untuk memperbaiki pelayanan kepada masyrakat. Dalam rangka reformasi birokrasi
tersebut, http://forumprima.multiply.com 27
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE maka Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara
membentuk KPPN Percontohan untuk meningkatkan pelayanan kepada stakeholder sehingga
transparan dan tanpa ada pungutan. Dalam KPPN percontohan terdapat pelayanan front
office sebagai ujung tombak pelayanan di KPPN. Tugas dan fungsi front office antara
lain menerima dan menguji SPM yang diajukan oleh satuan kerja serta memberikan
bimbingan dan konsultasi kepada satker dalam rangka pelaksanaan perbendaharaan.
Peningkatan kualitas pelayanan di front office akan tercermin pelayanan yang cepat,
tepat dan transparan. Untuk itu perlu adanya sumber daya manusia yang kompeten,
profesional dan mempunyai integritas yang tinggi. Selain itu perlu didukung oleh
standar operasi prosedur yang sederhana dan efisien serta teknologi informasi yang
handal Pelayanan yang cepat di front office KPPN, tidak harus mengurangi aspek
kehatian-hatian, untuk itu perlu dikembangkan suatu security system yang dapat
meningkatkan keamanan dalam rangka pencairan dana di KPPN. Beberapa security system
yang sedang di kembangkan antara lain pengembangan SOP dan aplikasi untuk identitas
petugas pengantar SPM, kartu pengawasan kontrak, kartu pengawasan pencairan dana
PNBP, kartu pengawasan UP/TUP, dan aplikasi unik untuk setiap satuan kerja.
pelayanan di KPPN lebih cepat

http://forumprima.multiply.com 28
MODUL BIMTEK FRONT OFFICE

REFERENSI

1. 2. 3.

Undang Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang Undang Nomor 1
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Peraturan Menteri Keuangan Nomor
134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN Perdirjen
Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas
Beban APBN Draf Perdirjen Perbendaharaan tentang Pengalihan Pengelolaan Belanja
Pegawai dari KPPN ke Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Keputusan Dirjen
Perbendaharaan Nomor KEP-297/PB/2007 tanggal 28 Desember 2007 tentang Standar
Operasi Prosedur KPPN Percontohan Modul Pembinaan KPPN (Kanwil XV Ditjen
Perbendaharaan Surabaya) Draf Bisnis Proses Kartu Pengawasan Kontrak Draf Bisnis
Proses Kartu Pengawasan PNBP Draf Bisnis Proses Kartu Pengawasan UP/TUP

4.

5.

6.

7. 8. 9. 10.

http://forumprima.multiply.com 29

Anda mungkin juga menyukai