Salah satu misi KPPN sebagai pengelola perbendaharaan negara adalah mewujudkan aku
ntansi dan pelaporan keuangan negara yang akuntabel, transparan, dan tepat waktu. Misi ini berk
aitan langsung dengan tugas dan fungsi Seksi Verifikasi dan Akuntansi (Vera). Tugas Seksi Vera
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 adalah sebagai berikut. :
Sembilan tugas tersebut diuraikan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur (SOP). Be
rdasarkan SOP tersebut pegawai dapat mengetahui tugas pokok dan tanggung jawabnya. Tugas t
ersebut bisa saja dialihkan dan diperbantukan jika terdapat kondisi yang memungkinkan. Contoh
kondisi tersebut adalah kedatangan siswa/mahasiswa yang melakukan magang/praktik kerja lapa
ngan. Mahasiswa yang melakukan praktik kerja lapangan dapat membantu pegawai dalam melak
ukan tugasnya.
Akan tetapi, tidak semua tugas bisa diperbantukan kepada mahasiswa praktik kerja lapan
gan (praktikan). Tugas yang diperbantukan kepada praktikan sekaligus menjadi fokus praktikan
berdasarkan SOP adalah penerbitan daftar laporan pertanggungjawaban (LPJ) bendahara peneri
maan/pengeluaran dan rekonsiliasi eksternal tingkat UAKPA dengan KPPN.
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara adalah laporan berkala yang dibuat benda
hara penerimaan/pengeluaran sebagai pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya. LPJ terse
but dapat digunakan oleh Seksi Vera sebagai alat monitoring saldo kas yang dikelola bendahara
penerimaan/pengeluaran. Oleh karena itu, perlu adanya verifikasi atas LPJ yang disampaikan ben
dahara penerimaan/pengeluaran.
Verifikasi atas LPJ atau bisa disebut juga Rekonsiliasi Data LPJ adalah mencocokkan dat
a LPJ dari dua sistem yang berbeda. Proses Rekonsiliasi Data LPJ dilakukan melalui aplikasi SP
RINT. Proses Rekonsiliasi di Aplikasi SPRINT antara lain sebagai berikut :
Membandingkan saldo awal dalam LPJ dengan saldo akhir dalam LPJ bulan sebelumny
a
Menguji kebenaran nilai uang di Rekening Bank dengan Rekening koran bendahara
Membandingkan data rekening Bendahara dengan data Rekening yang telah diterbitkan
persetujuan di SPRINT
Praktikan mulai melakukan praktik kerja pada tanggal 10 Februari 2020. Hari itu adalah h
ari terakhir upload ADK LPJ bulan Januari 2020 karena ADK LPJ bulan Januari harus diupload
maksimal 10 (sepuluh) hari kerja setelah bulan berakhir. Selain diupload, Satker juga wajib men
yampaikan dua rangkap hardcopy LPJ ke KPPN Serang. Setelah hardcopy LPJ diterima, praktik
an memeriksa kesesuaianya dengan ADK LPJ, kebenaran perhitungan dan penulisan serta keleng
kapan dokumen pendukung. Jika sudah sesuai dan dokumennya lengkap maka praktikan akan m
embawa LPJ tersebut untuk dilakukan persetujuan LPJ.
Rekonsiliasi eksternal adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses d
engan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama antara
UAKPA dengan KPPN. Rekonsiliasi eksternal bersifat mandiri. Hal itu terjadi karena rekonsilias
i dilakukan melalui aplikasi E-Rekon-LK.
Rekon-LK adalah aplikasi berbasis web yang dikembangkan dalam rangka proses rekonsi
liasi data transaksi keuangan dan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
tahun 2016. Aplikasi E-Rekon-LK dapat menciptakan keseragaman di tiap level unit akuntansi d
an mempercepat penyusunan laporan keuangan karena sudah menggunakan single database. Ole
h karena itu, tidak diperlukan lagi rekonsiliasi tingkat atas.
Aplikasi E-Rekon-LK memiliki banyak menu dan fitur. Akan tetapi, tidak semua menu
tersebut digunakan praktikan. Praktikan lebih banyak menggunakan menu proses rekon. Menu
proses rekon terdiri dari jadwal rekon, rekon bulanan, dan sawal bmn. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Dari menu proses rekon tersebut berikut kegiatan rutin yang praktikan lakukan.
melaksanakan analisis hasil rekon dengan cara mengunduh/ download, dan meneliti data
transaksi per jenis rekon
memberikan persetujuan penerbitan BAR apabila data hasil rekon sudah sama, atau
Pada akhirnya, proses rekonsiliasi selesai jika menghasilkan status “bar siap download”.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat gambar di bawah ini
Saat ini, aplikasi E-Rekon-LK tidak hanya dapat memantau keuangan satker tetapi juga
kinerja satker. Hal itu disebabkan perlunya optimalisasi fungsi KPPN dalam analisis laporan kine
rja satuan kerja. Monitoring kinerja satuan kerja diwujudkan dalam bentuk monitoring dan
konfirmasi data capaian output strategis
Pelaksanaan monitoring dan konfirmasi capaian output strategis Satker K/L dilakukan par
alel/bersamaan dengan periode rekonsiliasi laporan keuangan melalui aplikasi e-Rekon&LK. Das
ar penilaian/analisis data oleh KPPN sebatas pada logis atau tidaknya data capaian output pada a
plikasi e-rekon&LK tanpa memeriksa/memastikan kebenaran material dari capaian output Satke
r. Adapun data yang dianalisis adalah data yang terdapat pada empat kolom pada aplikasi e-
Rekon&LK, yakni:
Rencana: yang berisikan target capaian output dalam satuan tertentu sesuai DIPA (misalnya:
12 bulan, 7.300 orang, 20 km)
Progress (persen/%): yaitu progress capaian output s.d. periode tertentu (dalam persen).
Keterangan: yaitu kolom yang berisi penjelasan dari Satker terkait dengan progres,
hambatan, atau kondisi yang perlu disampaikan untuk memperjelas data ouput.
Output Nol adalah output yang capaiannya masih bernilai nol (0) (baik realisasi output
maupun persentasenya) namun telah terdapat realisasi anggaran yang cukup signifikan, serta
tidak didukung oleh keterangan yang memadai. Adapun Output Anomali adalah output yang
perbandingan antara persentase realisasi anggaran dan persentase capaian outputnya memiliki
gap yang cukup besar, namun tidak disertai keterangan yang memadai sehingga diindikasikan
tidak tepat dalam pengisian capaiannya.
Monitoring dan konfirmasi data capaian output strategis masih terbilang baru dalam
lingkup perbendaharaan negara. Oleh karena itu, masih ditemui berbagai kendala dan
permasalahan yang terjadi. Contohnya, masih banyak satker yang mengisi capaian output yang
menghasilkan output anomali dan output nol. Hal ini bahkan terjadi berulang-ulang.
Permasalahan yang terjadi lebih banyak karena kurang pahamnya operator satker terkait
dan masih menganggap remeh perkara capaian output. Oleh karena itu, perlu diadakan sosialisasi
terkait capaian output secara berkala. Selain itu, bisa juga dilakukan training kepada operator
satker terkait.
Monitoring dan konfirmasi data capaian output strategis ini harusnya tidak dipandang
sebelah mata. Pidato presiden pada 14 Juli 2019 menekankan pentingnya APBN yang fokus dan
tepat sasaran. Oleh karena itu, mari kita sama-sama kawal APBN menuju Indonesia Maju