Anda di halaman 1dari 4

2.

5 Langkah-Langkah yang Dilakukan dalam Praktek Keuangan Daerah


Setiap entitas, termasuk pemerintah daerah, wajib menyusun
laporan keuangan. Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD)
memberikan gambaran mengenai kondisi dan kinerja keuangan entitas
tersebut. Pada dasarnya LKPI) merupakan bentuk pertanggungjawaban
atas penggunaan dana publik (APBD).
Terlebih Pasal 32 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP).
Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP berbasis
akrual dimaksudkan untuk memberi manfaat lebih baik bagi para
pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun pemeriksa laporan
keuangan pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hal
ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi, yaitu bahwa biaya yang
dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
Laporan Keuangan memiliki karakteristik yang menjadi ukuran-
ukuran normatif dan perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
sehingga dapat memenuhi tujuannya. Karakteristik-karakteristik tersebut
adalah:
a. Relevan. Informasi dalam Laporan Keuangan dapat
mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan dengan
membantunya dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini
dan masa depan dan menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi
pengguna laporan di masa lalu.
b. Andal. Laporan Keuangan harus bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap kenyataan
secara jujur serta dapat diverifikasi.
c. Dapat dibandingkan. Laporan Keuangan dapat menjadi lebih
berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan pemerintah daerah lain pada
umumnya.
d. Dapat dipahami. Laporan Keuangan harus dapat dipahami oleh
pengguna laporan keuangan, dan dinyatakan dalam bentuk serta
istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna
laporan.
Dalam prakteknya, LKPD disusun terdiri dari 3 (tiga) hal, yaitu:
a. Laporan Keuangan yang disusun oleh SKPD selaku entitas
pelaporan;
b. Laporan Keuangan yang disusun oleh PPKD selaku entitas
akuntansi;
c. Laporan Keuangan Konsolidasi/Gabungan yang mencerminkan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah secara utuh.
Mengerucutkan pembahasan pada fungsi SKPD selaku entitas
pelaporan, yang perlu disiapkan oleh SKPD dalam menyusun Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) adalah:
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) SKPD;
b. Neraca SKPD;
c. Laporan Operasional (LO) SKPD;
d. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
e. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) SKPD.
Metode Pencatatan Akuntansi Keuangan:
Terdapat tiga metode pencatatan yaitu Single Entry, Double Entry
dan Triple Entry. Metode pencatatan Single Entry sekarang ini semakin
ditinggalkan, walau masih ada beberapa area Pemda yang masih memakai
karena mempunyai beberapa kelemahan seperti: tidak mencerminkan
kinerja secara riil dan tidak memberikan informasi yang komprehensif.
Maka dari itu, metode Double Entry hadir untuk mengisi kelemahan dari
metode Single Entry.
a. Single Entry
Ada banyak sistem pencatatan buku, salah satunya adalah
sistem pencatatan buku tunggal (single entry). Dalam sistem
ini, pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan satu kali.
Transaksi yang mengakibatkan pemasukan kas akan
dimasukkan dalam sisi penerimaan, sedangkan yang
mengurangi kas dimasukkan dalam sisi pengeluaran.
Sistem pencatatan buku tunggal memiliki kelebihan, salah
satunya adalah mudah dipahami dan sederhana. Namun, dalam
sistem ini kurang bagus untuk pelaporan karena sulit untuk
menemukan kesalahan pembukuan serta sulit melakukan
kontrol keuangan. Karena itu ada sistem pencatatan lain yang
lebih baik.
b. Double Entry
Prinsipnya, metode pencatatan Double Entry sama dengan
metode pencatatan debit-kredit pada prinsip dasar akuntansi
berterima umum. Namun, ada sedikit perbedaan formulasi
Persamaan Dasar Akuntansi di ranah Akuntansi Keuangan
Daerah. Formulasi Persamaan Dasarnya adalah :
Belanja + Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan
Pencatatan dengan metode Double Entry menggunakan
Basis Kas modifikasi. Maksud dari Basis Kas Modifikasi
adalah pencatatan akuntansi hanya berlaku pada pencatatan
yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas
sedangkan pencatatan di luar penerimaan dan pengeluaran kas
dicatat dengan basis akrual.
c. Triple Entry
Metode pencatatan Triple Entry merupakan pengembangan
dari metode Double Entry. Lagi dan lagi, prinsipnya sama
dengan Double Entry dengan tambahan pencatatan pada buku
anggaran. Sederhananya, ketika pencatatan Double Entry
dilakukan, metode Triple Entry akan bekerja dengan
melakukan pencatatan yang dilakukan oleh PPK SKPD
(Pejabat Pengelola Keuangan Surat Ketetapan Pajak Daerah)
dan SKPKD (Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah).
Perlakuan Akuntansi Daerah:
Untuk perlakuan akuntansi keuangan daerah penyusunannya harus
mengikuti PSAP yang telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24
tanggal 13 juni 2005, yaitu PSAP Nomor 1 sampai dengan Nomor 11,
dimana hasil proses akuntansinya adalah:
a. Neraca
b. Laporan Realisasi Anggaran
c. Laporan Arus Kas
d. Catatan Atas Laporan Keuangan.
Daftar Pustaka:
https://danisuluhpermadi.web.id/2019/10/11/langkah-langkah-menyusun-laporan-
keuangan-skpd-basis-akrual/
https://www.jurnal.id/id/blog/akuntansi-keuangan-daerah-pengertian-metode-
pencatatan-dan-siklus-akuntansi/
https://www.e-akuntansi.com/laporan-keuangan-pemerintah-daerah/

Anda mungkin juga menyukai