PEMBAHASAN
bagi organisasi sektor publik yang berlaku secara internasional dan dapat di jadikan acuan
oleh negara-negara diseluruh dunia untuk mengembangkan standar akuntansi khusus sektor
publik di negaranya.
IPSAS bertujuan :
publik,
Cakupan yang diatur dalam IPSAS meliputi seluruh organisasi sektor publik,
Basis akuntansi yang digunakan dalam seluruh standar yang dikeluarkan oleh
IPSAS adalah basis akrual. Misalnya dapat dilihat definisi basis akrual tetapi definisi basis
kas tidak dicantumkan. Kemudian dalam ruang lingkup (scope) IPSAS 1 baik yang lama
maupun yang diuraikan dalam revisi, IPSAS diterapkan untuk penyajian laporan keuangan
berbasis akrual. Penyajian laporan keuangan sektor publik harus terkait dengan
Financial Accounting Committee) membawa pengaruh yang cukup berarti di dalam diskusi
menggunakan standar international atau IPSAS, tetapi banyak pihak yang mengatakan tidak
harus mengadopsi seluruh standar internasional, tetapi harus melihat kesesuaiannya dengan
kondisi di Indonesia (termasuk ketentuan perundang-undangan yang ada) atau dengan kata
difasilitasi oleh konsultan, menyebutkan bahwa standar akuntansi yang berlaku dalam
penyusunan laporan keuangan daerah adalah IPSAS. Bagaimana mungkin IPSAS ini
diberlakukan secara penuh sementara anggaran masih menggunakan basis kas Pernyataan
tersebut tentunya sangat menyesatkan, dan cenderung bahwa penerapan standar akuntansi
politik yang dituangkan dalam suatu regulasi tentunya juga akan sangat mempengaruhi
sistem dan standar akuntansi yang akan dikembangkan oleh suatu Negara.
a. Kelemahan-kelemahan :
Adopsi IPSAS Adaptasi IPSAS
- Tingkat pemahaman user baik di tingkat - Informasi mengenai kinerja keuangan
eksekutif daerah maupun legislatif daerah pemerintah (dalam hal ini daerah) tidak
terhadap konsep akrual masih rendah dan dilaporkan full cost, hanya menyajikan
diperlukan waktu laporan realisasi pendapatan dan belanja
(cash basis)
b. Keuntungan-keuntungan
Adopsi IPSAS Adaptasi IPSAS
- Memberikan informasi pendapatan dan - Memenuhi kebutuhan pelaporan
belanja berdasarkan hak dan kewajiban (lebih APBN/APBD sesuai regulasi (cash basis)
mencerminkan kinerja)
- Neraca memberikan informasi nilai aset yang - Lebih sederhana sehingga dapat segera
mendekati harga sebenarnya (pasar) dilaksanakan dengan hanya melatih SDM
yang ada (pelatihan tidak sekompleks bila
- Penyusunannya lebih cepat tinggal menggunakan akrual sesuai IPSAS).
menterjemahkan IPSAS saja
2.3.3 Standar Akutansi Internasional yang Belum Diadopsi
Dengan pendekatan adaptasi IPSAS ini, perumusan standar oleh Komite tidak saja
Adapun standar akuntansi internasional di sektor publik, yang saat ini belum dapat
diterapkan di sektor pemerintahan di Indonesia baik di pusat maupun daerah, antara lain :
Penerapan akrual ini akan dilakukan secara bertahap. Penggunaan cash basis untuk
anggaran atau laporan realisasi anggaran masih digunakan, dan baru setelah itu
publik, bukan untuk tujuan decision usefullness seperti halnya di dunia komersial
sehingga penilaian aset tetap harus didasarkan pada prinsip dasar penilaian aset
yaitu historical cost. Demikian juga masalah depresiasi aset tetap, pembentukan
aset, hal ini merupakan pemahaman dalam financial management, bukan pengertian
• aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah tidak dimaksudkan untuk diperjual
Sumber-sumber daya alam yang dimiliki oleh pemerintah daerah juga belum dapat
disajikan di dalam neraca, karena adanya unsur ketidakpastian mengenai nilai dan
manfaat ekonomis dari aset sumber daya alam tersebut. Di samping itu, berdasarkan
konstitusi/UUD 1945, sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia ini adalah
Oleh karena itu, kuranglah bijak apabila kita mengapdopsi seluruh praktek atau
yang diperlukan dalam rangka pembaharuan manajemen keuangan daerah ini akan
mengarah kepada praktek yang lebih ideal, seperti akrual basis apabila di masa mendatang
yang dilihat beberapa fase, kita terlebih dahulu harus mengetahui arah dari reformasi
sistem pencatatan single entry. Tetapi sistem single entry dirasakan memiliki
Dalam sistem double entry, setiap transaksi keuangan akan dicatat sebanyak dua
kali, yaitu dicatat dalam sisi debet dan sisi kredit. Sistem ini juga dikenal dengan
b) Perubahan basis pencatatan akuntansi dari basis kas menjadi basis akrual.
kas. Kemudian basis kas ini dirubah menjadi basis akrual. Dalam mengantisipasi
perubahan basis kas menjadi basis akrual ini, digunakanlah basis kas menuju
akrual (cash basis toward accrual). Secara sederhana, akuntansi berbasis kas
mengakui dan mencatat transaksi pada saat terjadinya penerimaan dan pengeluaran
kas, dan tidak mencatat aset dan kewajiban. Sebaliknya akuntansi berbasisakrual
mengakui dan mencatat transaksi pada saat terjadinya transaksi (baik kas maupun
non-kas) dan mencatat aset dan kewajiban. Sedangkan akuntansi berbasis kas
menuju akrual (cash basis toward accrual) adalah menggunakan basis kas untuk
dalam neraca (Simanjuntak, 2012). Basis kas menuju akrual ini sebuah jalan
pada saat periode transisi menuju basis akrual penuh. Dan secara teknis pencatatan
dimulai dari era orde baru hingga orde reformasi. Menurut Mahmudi (2011), ada beberapa
a. Tahun 1975
Pada tahun ini belum ada sistem akuntansi, yang ada baru sebatas sistem
administrasi atau dikenal dengan istilah tata usaha keuangan daerah. Pelaksanaan
pada:
Daerah
sistem komputerisasi yang terintegrasi. Pada tahun ini belum memiliki Standar
yang disusun secara manual dan single entry. Penyampaian laporan PAN oleh
pemerintah kepada DPR dilaksanakan dalam waktu 2-3 tahun. Pada tahun itu juga
Menteri Dalam Negeri No. 900-099 Tahun 1980 tentang Manual Administrasi
daerah yang pada dasarnya sebatas tata buku bukan merupakan suatu sistem
akuntansi.
c. Tahun 1986
Instansi dengan mengusulkan disusunnya bagan akun standar dan standar akuntansi
yang memegang fungsi akuntansi dan pelaporan. Sistem yang disetujui Departemen
Keuangan pada saat itu adalah menyusun alokasi anggaran, proses penerimaan dan
pembuktian bukti jurnal dan daftar transaksi sebagai dasar pembukuan dalam buku
Mulai dilakukan simulasi sistem manual pada Departemen Pekerjaan Umum, Sosial,
Perdagangan pada wilayah Jakarta, Medan, dan Surabaya. Pada saat bersamaan,
timbul pemikiran penggunaan komputer untuk proses akuntansi dan pada tahun
masih berdasar pada desain manual sebelumnya, belum sampai proses yang
e. Tahun 1992
f. Tahun 2001-2002
Pada 1 Januari 2001 otonomi daerah dan desentralisasi fiskal serentak dilaksanakan
pemerintah daerah.
g. Tahun 2003-2004
h. Tahun 2005
Pada tahun ini Komite Standar Akuntansi Pemerintahan - KSAP (Standard Setter
Body) dibentuk dengan Keppres No. 84 tahun 2004 , diubah dengan Keppres No. 2
Tahun 2005, Keppres No. 3 Tahun 2009. Standar Akuntansi Pemerintahan untuk
Tahun 2005. PP No. 24 Tahun 2005 menggunakan pendekatan cash towards accrual
(CTA) dalam sistem pencatatan akuntansinya. Sehingga mulai tahun 2005, Laporan
Pemerintahan.
i. Tahun 2010
pemerintah pusat dan daerah harus menerapkan akuntansi akrual penuh (full accrual
(SAP) berbasis kas menuju akrual (cash towards accrual). Dalam SAP ini, pengakuan
terhadap pendapatan, belanja dan pembiayaan berbasis kas, sedangkan pengakuan terhadap
asset, utang dan ekuitas dana berbasis akrual. Laporan keuangan yang dihasilkan dalam
SAP ini adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA), neraca, laporan arus kas dan Catatan
2 Neraca Neraca
5 - Laporan Operasional
(SAP) berbasis akrual. SAP ini mengakui pendapatan, beban, asset, utang dan ekutas dalam
adalam APBN/APBD. Laporan keuangan yang dihasilkan dalam SAP ini adalah Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), neraca, laporan arus kas, Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK), laporan operasional, laporan perubahan SAL (Saldo Anggaran Lebih) dan laporan
perubahan ekuitas.
Dilihat dari jenis laporan keuangan yang dihasilkan, terdapat perbedaan antara SAP
berbasis kas menuju akrual dan SAP berbasis akrual. Dalam SAP berbasis akrual, entitas