Anda di halaman 1dari 21

- Prestasi dalam Perjanjian

- Badan Usaha

Desi Anggraini
2010241717
Prestasi dalam Perjanjian
 Prestasi merupakan sesuatu yang wajib dipenuhi oleh pihak debitur dan
prestasi merupakan objek dari perikatan.

 Dalam hukum perdata, penyertaan jaminan merupakan suatu kewajiban


dalam memenuhi prestasi.

 Pasal 1131 KUH Perdata menyatakan bahwa segala barang-barang bergerak


dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada,
menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan perorangan debitur itu.
Pasal 1234 KUH Perdata menyatakan ada 3 wujud prestasi

Memberikan sesuatu, misalnya menyerahkan benda,


01 Membayar harga benda, dan memberikan hibah penelitian;

Berbuat sesuatu, misalnya membuatkan pagar


02 pekarangan rumah, mengangkut barang tertentu, dan
menyimpan rahasia perusahaan;

Tidak berbuat sesuatu, misalnya tidak melakukan


03 persaingan curang, tidak melakukan dumping, dan
tidak menggunakan merek orang lain.
Pasal 1234 KUH Perdata menyatakan ada 3 wujud prestasi

Wujud prestasi dalam memberikan sesuatu (te geven, give something)


01
berupa kewajiban bagi kreditur untuk memberikan sesuatu kepada kreditur.
Wujud memberikan sesuatu, misalnya dalam perjanjian jual beli adalah
kewajiban penjual untuk menyerahkan barang yang dimaksud untuk
perjanjian jual beli sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 1474
KUHPerdata. Dalam Pasal 1235 ayat (1) KUHPerdata, prestasi untuk
memberikan sesuatu adalah menyerahkan kekuasaan yang riil atas suatu
benda dari debitur kepada kreditur, misalnya dalam perjanjian jual beli,
perjanjian sewa menyewa, perjanjian hibah, perjanjian gadai, dan perjanjian
pinjam meminjam
Pasal 1234 KUH Perdata menyatakan ada 3 wujud prestasi

Pada dasarnya memberikan sesuatu sama dengan melaksanakan sesuatu.


Penentuan batas antara memberikan sesuatu dan melaksanakan sesuatu tidak
02 jelas. Walaupun menurut tata Bahasa memberi adalah berbuat, tetapi pada
umumnya yang diartikan dengan memberi adalah menyerahkan hak milik atau
memberi kenikmatan atas suatu benda. Misalnya, penyerahan hak milik atas rumah
atau memberi kenikmatan atas barang yang disewa kepada penyewa. Adapun yang
dimaksud dengan berbuat adalah setiap prestasi yang bersifat positif tidak berupa
memberi, misalnya melukis atau menebang pohon5. Di dalam perjanjian
pemborongan bangunan terdapat 2 (dua) pihak, yakni penyedia jasa (pemborong)
dan pengguna jasa (pemilik proyek), penyedia jasa wajib membangun bangunan
atau pekerjaan yang ditentukan dalam perjanjian. Melakukan pekerjaan
pembangunan tersebut dalam kriteria melaksanakan sesuatu.
Pasal 1234 KUH Perdata menyatakan ada 3 wujud prestasi

Prestasi untuk tidak berbuat atau melaksanakan sesuatu, misalnya tidak


03
akan mendirikan bangunan atau tidak menghalangi orang untuk
mendirikan bangunan6. Contoh : PT X sebagai suatu perusahaan
pengembang perumahan (developer) yang membangun perumahan di
suatu kawasan perumahan, ketika menjual rumah-rumah itu, PT X selaku
penjual membuat suatu ketentuan yang isinya melarang pembeli untuk
membangun bangunan tambahan di rumah itu.
Sifat - Sifat Prestasi

Harus
Harus mungkin diperbolehkan
Harus sudah (halal)
tertentu dan dapat
ditentukan

Bias terdiri dari suatu


perbuatan atau Harus ada
serentetan perbuatan manfaatnya bagi
kreditur
Tuntutan atau Gugatan Akibat Tidak Dipenuhinya Prestasi

01 02 03
Parate Executie Arbitrage (arbitrase) Riele Executie
yaitu kreditur melakukan tuntutan yaitu penyelesaian persengketaan Cara penyelesaian
sendiri secara langsung kepada yang dilakukan dihadapan arbitrator. sengketa antara
debitur tanpa melalui pengadilan. Jadi, karena kreditur merasa kreditur dan debitur
Dalam hal ini pihak yang dirugikan akibat wanprestasi yang melalui hakim di
bersangkutan bertindak dilakukan oleh pihak debitur, maka pengadilan.
secara eigenrichting atau menjadi antara kreditur dan debitur
hakim sendiri secara bersama- bersepakat untuk menyelesaikan
sama. persengketaan masalah mereka itu
kepada arbitrator. 
Wanprestasi

 Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang berarti prestasi


buruk.

 Wanprestasi seorang debitur dapat berupa 4 jenis:

1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya


2) Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana dijanjikan
3) Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat
4) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.
Sanksi, ganti rugi Pembatalan perjanjian

Akibat
Wanprestasi

Membayar biaya
perkara Peralihan resiko
Wujud Wanprestasi
1. Debitur tidak
3. Debitur memenuhi prestasi,
memenuhi prestasi sama
tetapi tidak tepat pada
sekali
waktunya

4. Melakukan sesuatu yang


2. Debitur memenuhi menurut perjanjian tidak
prestasi, tetapi tidak baik boleh dilakukannya
atau keliru
Faktor Penyebab Wanprestasi

Karena kesalahan
debitur, baik karena Kesalahan disini adalah kesalahan yang menimbulkan
kesengajaan ataupun kerugian.
kelalaiannya Kerugian itu dapat dipersalahkan kepadanya (debitur) jika ada
unsur kesengajaan atau kelalaian dalam peristiwa yang
merugikan pada diri debitur yang dapat
dipertanggungjawabkan kepadanya

Kewajiban yang dianggap lalai yaitu:


1) Kewajiban untuk memberikan
sesuatu yang telah dijanjikan.
2) Kewajiban untuk melakukan suatu
perbuatan.
3) Kewajiban untuk tidak
melaksanakan suatu perbuatan.
Faktor Penyebab Wanprestasi
1) Keadaan memaksa bersifat objektif, yang menjadi
objek perikatan tidak mungkin dapat dipenuhi oleh
Karena keadaan memaksa siapapun.
(Overmacht / force majure) 2) Keadaan memaksa bersifat subjektif, menyangkut
, diluar kemampuan perbuatan debitur itu sendiri, menyangkut kemampuan
debitur , atau debitur tidak debitur sendiri, jadi terbatas pada perbuatan atau
bersalah. kemampuan debitur.

Unsur dalam keadaan memaksa yaitu:


1) Tidak dipenuhi prestasi karena suatu peristiwa yang
membinasakan benda yang menjadi objek perikatan, ini selalu
bersifat tetap.
2) Tidak dapat dipenuhi prestasi karena suatu peristiwa yang
menghalangi perbuatan debitur untuk berprestasi, ini dapat
bersifat tetap atau sementara.
3) Peristiwa itu tidak dapat diketahui atau diduga akan terjadi
pada waktu membuat perikatan baik oleh debitur maupun
oleh kreditur. Jadi bukan karena kesalahan pihak-pihak,
khususnya debitur.
Pembelaan Terhadap Debitur yang Wanprestasi

Mengajukan tuntutan adanya Mengajukan bahwa si Mengajukan bahwa


keadaan memaksa (overmacht berpiutang (kreditur) sendiri kreditur telah melepaskan
atau force majeur) juga telah lalai (exceptio non haknya untuk menuntut
adimpleti contractus) ganti rugi
Akibat Hukum Dari Terjadinya Wanprestasi

Kewajiban
membayar ganti
rugi

Pembatalan
perjanjian

Peralihan risiko
Badan Usaha
 Badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor
produksi yang bertujuan mencari laba atau memberi layanan kepada
masyarakat.

 Disebut kesatuan yuridis karena badan usaha umumnya berbadan hukum.

 Disebut kesatuan ekonomis karena faktor-faktor produksi badan usaha


terdiri atas sumber daya alam, modal, dan tenaga kerja dikombinasikan
untuk mendapat laba atau member layanan kepada masyarakat
Jenis Badan Usaha
Berdasarkan Kegiatan

Ekstraktif Agraris Industri Perdagan


Jasa
gan

Membudidayakan Meningkatkan nilai Aktivitas menjual


Mengambil apa yang
Tumbuhan atau ekonomi barang barang tanpa Menyediakan jasa
telah tersedia di
Pertanian. dengan mengubah mengubah kepada Masyarakat
alam
bentuk. bentuknya.
Ex: PT Perkebunan Ex: PT Bank Raykat
Ex: PT Pertamina
Negara Ex: PT Kimia Farma Ex: PT Matahari Indonesia
Jenis Badan Usaha
Berdasarkan Kepemilikan Modal

BUMS BUMN BUMD CAMPUR


AN

Dimilik oleh Negara Dimiliki oleh Dimiliki sebagian swasta


Dimiliki oleh pihak dan sebagian
atau pemerintah pemerintah daerah
swasta (nasional dan pemerintah
asing) dengan tujuan
Ex: Bank
mencari laba Ex: PT Pembangunan
Ex: PT Kereta Api Pembangunan
Indonesia Daerah jaya oleh Pemda DKI
Jakarta dan swasta
Jenis Badan Usaha
Berdasarkan Wilayah Negara

Dalam Negeri Modal


Asing

Modalnya dimiliki oleh Modalnya dimiliki oleh


masyarakat negara itu masyarakat luar negeri
sendiri. yang beroperasi di dalam
negeri

Anda mungkin juga menyukai