NIM: A031221038
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) adalah sebuah sistem yang dirancang untuk
mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 dan mengakomodasi arsitektur Pengelolaan Keuangan Daerah yang dibangun oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019. SAPD mencakup prosedur, penyelenggara,
peralatan, dan elemen lain yang diperlukan untuk menjalankan fungsi akuntansi dari analisis
transaksi hingga pelaporan keuangan dalam lingkungan organisasi pemerintahan daerah. SAPD
tersebut ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.
SAPD meliputi pilihan prosedur dan teknik akuntansi dalam melakukan identifikasi transaksi,
pencatatan pada jurnal, posting ke dalam buku besar, penyusunan neraca saldo, dan penyajian
laporan keuangan. SAPD juga mencakup sistem akuntansi SKPKD dan sistem akuntansi SKPD.
Proses akuntansi pemerintah daerah mengandung informasi, aliran data, penggunaan, dan
penyajian dokumen yang dilakukan secara elektronik. Kebijakan akuntansi dibangun secara
dinamis dan memuat praktik spesifik yang dipilih oleh Pemerintah Daerah yang berfungsi sebagai
panduan proses penyusunan laporan keuangan mulai dari entitas akuntansi sampai dengan entitas
pelaporan.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terdiri atas dua bagian utama yaitu:
1. Sistem Akuntansi Bendahara Umum Daerah pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD)
2. Sistem Akuntansi Instansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
DASAR HUKUM
1. PP Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban keuangan daerah;
terhitung tahun anggaran 2001.
2. Diatur lebih lanjut di Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta tata cara Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan
Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
3. Lalu pada tahun 2005 diatur kembali yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang diatur lebih lanjut pada Permendagri Nomor
13 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Permendagri Nomor
59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang digunakan
oleh Pemerintahan Daerah saat ini.
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor
25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah.
1. Tujuan dan Fungsi: Akuntansi pemerintahan daerah memiliki tujuan utama untuk
memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Fungsi
utamanya adalah untuk menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada
pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan masyarakat tentang kondisi keuangan daerah.
Sistem akuntansi PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup teknik pencatatan,
pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, transfer,
pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi, penyusunan laporan keuangan
PPKD serta penyusunan laporan keuangan konsolidasian pemerintah daerah.
b. Neraca
c. Laporan Operasional
Komponen-komponen diatas diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 tahun 2010
PENYUSUNAN SAPD
Untuk menyusun SAPD tersebut, perlu memperhatikan beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Identifikasi prosedur
Tahapan penyusunan sistem akuntansi pemerintah daerah dimulai dari memahami proses
bisnis pada pemerintah daerah khususnya terkait siklus pengelolaan keuangan daerah.
Berdasarkan siklus itulah tim penyusun SAPD mengidentifikasi prosedurprosedur apa saja
yang harus dibuat.
Setelah prosedur dan pihak terkait ditentukan, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi
dokumen-dokumen yang mengalir pada prosedur sekaligus menentukan pihak-pihak
pengguna dokumen tersebut.Dari semua dokumen tersebut diidentifikasi dokumen mana
yang valid untuk dijadikan sebagai dokumen sumber pencatatan jurnal.
Pada setiap prosedur yang telah ditetapkan tim penyusun menelaah SAP dan kebijakan
akuntansi terkait. Berdasarkan penelaahan tersebut tim penyusun menentukan jurnal debet
dan kredit yang akan digunakan untuk mencatat.
Langkah terakhir dalam penyusunan SAPD ialah menyusun langkah teknis. Langkah
teknis merupakan alur pelaksanaan sistem akuntansi yang menjelaskan pihak-pihak yang
melaksanakan sistem akuntansi, dokumen apa saja yang diperlukan, dan bagaimana pihak-
pihak tersebut memperlakukan dokumen-dokumen yang terkait. Selain itu, diberikan
ilustrasi atau format pencatatan dalam bentuk penjurnalan akuntansi pada setiap bagan alur
atau transaksi yang membutuhkan pencatatan.
Sistem akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan penerimaan kas pada SKPD
dan/atau pada SKPKD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Pelaksana sistem akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut :
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas antara lain :
Buku catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas meliputi :
1. Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi daerah melalui
Bendahara Penerimaan.
2. Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi daerah melalui
Bendahara Penerimaan Pembantu.
3. Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi daerah melalui
Badan, Lembaga Keuangan, atau Kantor Pos yang ditunjuk oleh pemerintah daerah.
Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah serangkaian proses mulai pencatatan,penggolongan, dan
peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan pengeluaran kas pada SKPKD
dan/atau pada SKPKD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas antara lain :
Buku catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kasmeliputi :
Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi danatau kejadian
keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawabanpelaksanaan APBD yang
berkenaan dengan transaksi dan atau kejadian aset tetap pada SKPDdan atau pada SKPD yang
dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputersasi.
Buku catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi asset tetap meliputi :
1. Tingkat SKPD = Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatn Atas Laporan Keuangan
2. Tingkat SKPKD = Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan
Atas Laporan Keuangan
Sistem akuntansi selain kas adalah serangkaian proses mulai pencatatan penggolongan, dan
peringkasan transaksi dan/ atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi dan/ atau kejadian
keuangan selain kas pada SKPD dan/ atau pada SKPKD yang dapat dilaksanakan secara manual
maupun terkomputerisasi.
7) Reklasifikasi Hutang Jangka Panjang menjadi bagian lancar Hutang Jangka Panjang
Dokumen yang diperlukan dalam sistem akuntansi selain kas berupa Bukti Memorial.
4) Kontrak
5) Jaminan
Buku catatan akuntansi yang terkait dengan akuntansi selain kas meliputi: