Dosen Pengampu :
Yuli Lestari Labangu, SE, M.SA, Ak, CA
Di Susun Oleh :
HARTINI (B1C119203)
JOKSMALA DEWI (B1C119211)
MUHAMMAD ASWAD (B1C119220)
NUR AIDATUL IZZA (B1C119229)
PUTRI (B1C119236)
RINDA (B1C119244)
SALSA DIAN ANUGRAH (B1C119251)
TRI DESTI (B1C119259)
WAHYU DWI SUKMA W. (B1C119267)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya kami
dari Kelompok 2 dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Prosedur Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah” Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Meskipun dalam penyusunan makalah ini kami banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat
terselesaikan. Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu Kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang
membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Tidak lupa Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
Pelaporan keuangan pemerintah selanjutnya harus mengacu pada Standar Akuntansi
Pemerintah seperti yang tertuang dalam PP 71 Tahun 2010.
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan ruang lingkup dan karakteristik akuntansi pemerintah daerah
2. Menjelaskan sistem akuntansi pemerintah daerah
3. Untuk mengetahui prosedur sistem akuntansi pemerintah daerah
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini untuk menambah pengetahuan tentang sistem
akuntansi pemerintah daerah yang telah diterapkan sesuai dengan Surat Edaran No.
900/316/BAKD Tahun 2007 tentang Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan
Akuntansi, Pelaporan, Pertanggungjawaban Keuangan Daerah serta memenuhi tugas
matakuliah Akuntansi Pemerintahan.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
Lalu pada tahun 2005 diatur kembali yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang diatur lebih lanjut pada
Permendagri Nomor 13 Tahun tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
serta Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 yang digunakan oleh Pemerintahan Daerah saat ini.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan
Pusat dan Daerah.
2.2.3 Karakteristik Akuntansi Pemerintah Daerah
1) Akuntabilitas, yakni mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya
(khususnya keuangan) serta pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan secara
periodik.
2) Manajerial, yakni menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk
perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan
pengendalian yang efektif atas asset, hutang dan ekuitas dana.
3) Transparansi, yakni menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi
masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang
baik.
vii
Bagan Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah :
4. Menyusun 5. Menyusun
6. Menyusun
Laporan Perubahan Laporan Perubahan
LO ekuitas Laporan Arus Kas
4) Sistem akuntansi SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-
LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian
dan koreksi serta penyusunan laporan keuangan SKPD.
7. Menyusun
Bagan proses penyusunanCatatan AtasKeuangan SKPD :
Laporan
Laporan Keuangan
Menyiapkan Kertas Kerja
viii
1. Menyusun LRA, 2. Menyusun LO, 3. Menyusun Neraca,
membuat jurnal membuat jurnal membuat jurnal
penutup LRA dan NS penutup LO dan NS penutup akhir dan NS
setelah Penutupan LRA setelah penutupan LO akhir
ix
2) Neraca
3) Laporan Operasional
4) Laporan Perubahan Ekuitas
5) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
6) Laporan Arus Kas
7) Catatan Atas Laporan Keuangan
x
Setelah prosedur-prosedur teridentifikasi, ditentukan pihak-pihak yang
terkait pada masing-masing prosedur. Masing-masing pihak memiliki peran
tersendiri agar prosedur dapat menghasilkan output yang diinginkan.
3. Menentukan dokumen terkait
Setelah prosedur dan pihak terkait ditentukan, langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi dokumen-dokumen yang mengalir pada prosedur sekaligus
menentukan pihak-pihak pengguna dokumen tersebut. Dari semua dokumen
tersebut diidentifikasi dokumen mana yang valid untuk dijadikan sebagai
dokumen sumber pencatatan jurnal.
4. Menentukan jurnal standar
Pada setiap prosedur yang telah ditetapkan tim penyusun menelaah SAP
dan kebijakan akuntansi terkait. Berdasarkan penelaahan tersebut tim penyusun
menentukan jurnal debet dan kredit yang akan digunakan untuk mencatat.
5. Menuangkannya dalam langkah teknis
Langkah terakhir dalam penyusunan SAPD ialah menyusun langkah
teknis. Langkah teknis merupakan alur pelaksanaan sistem akuntansi yang
menjelaskan pihak-pihak yang melaksanakan sistem akuntansi, dokumen apa saja
yang diperlukan, dan bagaimana pihak-pihak tersebut memperlakukan dokumen-
dokumen yang terkait. Selain itu, diberikan ilustrasi atau format pencatatan dalam
bentuk penjurnalan akuntansi pada setiap bagan alur atau transaksi yang
membutuhkan pencatatan.
xi
2) Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah) Fungsi Akuntansi, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Penerimaan
Pembantu.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas antara lain :
Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah.
Surat Ketetapan Retribusi (SKR).
Surat Tanda Setoran (STS).
Surat Tanda Bukti Penerimaan (STPB).
Nota Kredit.
Bukti Transfer.
Dokumen lainnya.
Buku catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas
meliputi :
Buku jurnal penerimaan Kas.
Buku Kas Umum.
Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian.
Buku Besar Kas.
Buku Besar Pembantu Penerimaan Kas.
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Kas di SKPD
1) Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi
daerah melalui Bendahara Penerimaan.
2) Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi
daerah melalui Bendahara Penerimaan Pembantu.
3) Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi
daerah melalui Badan, Lembaga Keuangan, atau Kantor Pos yang ditunjuk oleh
pemerintah daerah.
xii
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkenaan dengan pengeluaran kas pada SKPKD dan/atau pada SKPKD yang dapat
dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Pelaksana sistem akuntansi pengeluaran kas adalah sebagai berikut :
xiv
2.2.7 Prosedur Akuntansi Selain Kas
Sistem akuntansi selain kas adalah serangkaian proses mulai pencatatan
penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/ atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan
dengan transaksi dan/ atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/ atau pada
SKPKD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Transaksi selain kas antara lain berupa:
1) Hibah tidak dalam bentuk kas
2) Koreksi atas kesalahan pencatatan
3) Pembelian secara kredit
4) Retur pembelian kredit
5) Pembentukan dan pemakaian Dana Cadangan
6) Koreksi/pengembalian pendapatan dan belanja
7) Reklasifikasi Hutang Jangka Panjang menjadi bagian lancar Hutang Jangka Panjang
8) Penyesuaian akhir tahun:
9) Pengakuan piutang dan atau utang
10) Penyesuaian jumlah persediaan
11) Kapitalisasi Belanja Modal
Dokumen yang diperlukan dalam sistem akuntansi selain kas berupa Bukti Memorial.
Bukti memorial dapat berupa:
Berita Acara Koreksi
Berita Acara Penerimaan Barang Donasi
Berita Acara Perubahan Status Hukum
Kontrak
xv
Jaminan
Buku catatan akuntansi yang terkait dengan akuntansi selain kas meliputi:
Buku Jurnal Umum
Buku Besar
Buku Besar Pembantu
xvi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terdiri atas dua bagian utama yaitu:
Sistem Akuntansi Bendahara Umum Daerah pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD)
Sistem Akuntansi Instansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Prosedur dalam system akuntansi pemertintah daerah ada 4, yaitu prosedur penerimaan kas;
prosedur pengeluaran kas; prosedur asset tetap; dan prosedur selain kas.
xvii
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Pemendagri (2013). Peraturan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia nomor 64 tahun 2013
Ariesta, Fadila. (2013). Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan
Keuangan Pemerintag Daerah; Studi pada satuan kerja perangkat di Kabupaten Pasaman
Barat.
Kementrian Pemerintah Darah, n.d. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD). Diakses dari
http://trenggalekkab.go.id/transparansi/transparansi1.htm. (Diakses pada 4 Juni 2022)