Anda di halaman 1dari 29

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

(Laporan, Dokumen Sumber, Formulir dan Jurnal Akuntansi)

Dosen :
Desy Septariani, S.E.,M
Nama Anggota :
1. Widya Sonya Aprilia 201914500076
2. Destiana Suryanti 201914500078
3. Leni Aprilia Lubis 201914500083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2022/2023
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan
keuangan daerah yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penata
usahaan, akuntansi pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasankeuangan daerah. Untuk
menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, keapal daerah menetapkan sistem akuntansi
pemerintahan daerah dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintahan daerah disusun dengan
berpedoman pada prinsip pengendalian intern entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang
menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah.
Sistem akuntansi pemerintahan daerah (SAPD) merupakan suatu instrument untuk
mengoperasionalkan prinsip-prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam SAP dan
kebijakan akuntansi. SAPD menunjukkan rangkaian proses akuntansi yang terdiri dari proses
identifikasi transaksi keuangan, menjurnal kedalam buku jurnal, memposting kebuku besar,
menyusun neraca saldo, menyusun kertas kerja konsolidasian, dan diakhiri dengan
penyusunan laporan keuangan. Sebagai sebuah pedoman, SAPD menjelaskan siapa
melakukan apa dan menegaskan tentang transaksi apa saja yang dicatat dan bagaimana
mencatatnya. Pada prinsipnya, SAPD disusun agar para petugas yang menjalankan fungsi
akuntansi dapat memahami dan menjalankan proses akuntansi dengan baik dan benar
(kemendagri, 2014).
Setelah dikeluarkan paket Undang-Undang Keuangan Negara yaitu UU No. 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No.
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
maka informasi mengenai Laporan Realisasi APBN/APBD. Pelaporan keuangan pemerintah
selanjutnya harus mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah seperti yang tertuang dalam
PP 71 Tahun 2010.
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintah Daerah


1. Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah perlu menjalankan sistem akuntansi yang baik untuk mendukung
pelaksanaan pemerintahannya. Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
adalah serangkaian prosedur manual ataupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan pengikhtisaran, sehingga pelaporan posisi keuangan
(neraca) dan operasi keuangan pemerintah (LRA).
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terdiri atas dua bagian utama, yaitu:
a. Sistem Akuntansi Bendahara Umum Daerah pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD)
b. Sistem Akuntansi Instansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
2. Dasar Hukum
Untuk aturan pelaksanaannya dimulai dari:
 PP Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung jawaban keuangan
daerah; terhitung tahun anggaran 2001.
 Diatur lebih lanjut di Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta tata cara
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha
Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
 Lalu pada tahun 2005 diatur kembali yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang diatur lebih lanjut pada Pemendagri
Nomor 13 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Pemendagri Nomor
59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Pemendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang
digunakan oleh Pemerintah Daerah saat ini.
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
3. Kerangka Umum SAPD
a. SAPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) terdiri atas:
a) Sistem akuntansi PPKD; dan
b) Sistem akuntansi SKPD
b. Sistem akuntansi PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup
teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-LO, beban,
pendapatan-LRA, belanja, transfer, pembiayaan, asset, kewajiban, ekuitas,
penyesuaian dan koreksi, penyusunan laporan keuangan PPKD serta penyusunan
laporan keuangan konsolidasian pemerintah daerah.
Bagan proses penyusunan Laporan Keuangan PPKD :
Menyiapkan Kertas Kerja

1. Mengisi Neraca Saldo 2. Membuat Jurnal 3. Membuat Neraca


Sebelum Penyesuaian Penyesuaian Saldo Setelah
Penyesuaian

Menyusun Laporan Keuangan

1. Menyusun LRA, 2. Menyusun LO,


3. Menyusun Neraca,
membuat jurnal membuat jurnal
membuat jurnal
penutup LRA dan NS penutup LO dan NS
penutup akhir dan NS
setelah Penutupan setelah penutuapan
akhir
LRA LO

5. Menyusun Catatan
4. Menyusun Laporan
atas Laporan
Perubahan Ekuitas
Keuangan

c. SA-Konsolidator sebagai wakil Pemerintah Daerah (entitas pelaporan) yang akan


mencatat transaksi resiprokal antara SKPD dan PPKD ( selaku BUD) dan melakukan
proses konsolidasi laporan keuangan (laporan keuangan dari seluruh SKPD dan
PPKD menjadi laporan keuangan Pemerintah Daerah yang terdiri dari Laporan
Realisasi APBD (LRA), Neraca Pemerintah Daerah, LAK, dan Cal.K Pemerintah
Daerah).
Bagan Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah :
Menyiapkan Kertas Kerja Konsolidasi

2. Membuat Neraca
1. Mengisi Neraca Saldo 3. Membuat Jurnal
Saldo Setelah
Sebelum Penyesuaian Penyesuaian
Penyesuaian

Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi

1. Menyusun LRA,
7. Menyusun LO, 6. Menyusun Neraca,
membuat jurnal
membuat jurnal LO membuat jurnal
penutup LRA dan NS
dan NS setalah penutup akhir dan NS
setalah Penutupan
penutupan LO akhir
LRA

5. Menyusun Laporan 4. Menyusun Laporan 3. Menyusun Laporan


Perubahan LO Perubahan ekuitas Arus Kas

2. Menyusun Catatan
Atas Laporan
Keuangan

d. Sistem akuntansi SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurub b mencakup
teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-LO, beban,
pendapatan-LRA, belanja, asset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi serta
penyusunan laporan keuangan SKPD.
Bagan proses penyusunan Laporan Keuangan SKPD :
Menyiapkan Kertas Kerja

2. Membuat Neraca
5. Mengisi Neraca Saldo 3. Membuat Jurnal
Saldo Setelah
Sebelum Penyesuaian Penyesuaian
Penyesuaian

1. Menyusu LRA,
4. Menyusun LO, 1. Menyusun Neraca,
membuat jurnal
membuat jurnal membuat jurnal
penutup LRA dan NS
penutup LO dan NS penutup akhir dan NS
SETELAH Penutupan
setelah penutupan LO akhir
LRA

2. Menyusun Catatan
3. Menyusun Laporan
atas Laporan
Perubahan Ekuitas
Keuangan
Entitas = untuk memastikan prosedur penuntasan akunstabilitas (accountability discharge),
perlu ditetapkan entitas untuk menunjukkan entitas akuntansi yang menjadi pusat-pusat
pertanggungjawaban keuangan pemerintah. Entitas pelaporan keuangan mengacu pada
konsep bahwa setiap pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya sesuai dengan peraturan. Penetapan Dinas sebagai entitas akuntansi Pemerintah
Daerah didasarkan pada pengertian bahwa pengukuran kinerja akan lebih tepat jika dilakukan
atas suatu fungsi. Dalam struktur Pemerintahan Daerah, dinas merupakan suatu unit kerja
yang paling mendekati gambaran suatu fungsi Pemerintah Daerah.

B. Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah


Sistem Akuntansi BUD
a. Prosedur Akuntansi Pnerimaan Kas
b. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
c. Prosedur Akuntansi Aset Tetap
d. Prosedur Akuntansi Selain Kas
Laporan Keunagan yang dihasilkan pada tingkat SKPKD meliputi:
1) Laporan Realisasi Anggaran
2) Neraca
3) Laporan Operasional
4) Laporan Perubahan Ekuitas
5) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
6) Laporan Arus Kas
7) Catatan Atas Laporan Keuangan
Sistem Akuntansi Instansi
Sistem Akuntansi Instansi pada SKPD meliputi:
a. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
b. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
c. Prosedur Akuntansi Aset Tetap
d. Prosedur Akuntansi Selain Kas
Laporan Keuangan yang dihasilkan pada tingkat SKPD meliputi:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Neraca
c. Laporan Operasional
d. Laporan Perubahan Ekuitas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Komponen-komponen diatas diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

C. Penyusunan SAPD

Untuk menyusun SAPD tersebut, perlu memerhatikan beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Identifikasi Prosedur
Tahapan penyusunan sistem akuntansi pemerintah daerah dimulai dari memahami proses
bisnis pada pemerintah daerah khususnya terkait siklus pengelolaan keuangan daerah.
Berdasarkan siklus itulah penyusun SAPD mengidentifikasi prosedur-prosedur apa saja
yang harus dibuat.
2. Menentukkan Pihak – Pihak Terkait
Setelah prosedur-prosedur teridentifikasi, ditentukan pihak-pihak terkait pada masing-
masing prosedur. Masing-masing pihak memiliki peran tersendiri agar prosedur dapat
menghasilkan output yang diinginkan.

3. Menentukkan Dokumen Terkait


Setelah prosedur dan pihak terkait ditentukan, langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi dokumen-dokumen yang mengalir pada prosedur sekaligusmenentukan
pihak-pihak pengguna dokumen tersebut. Dari semua dokumen tersebutdiidentifikasi
dokumen mana yang valid untuk dijadikan sebagai dokumen sumber pencatatan jurnal.
4. Menentukkan Jurnal Standar
Pada setiap prosedur yang telah ditetapkan tim penyusun menelaah SAP dan
kebijakanakuntansi terkait. Berdasarkan penelaahan tersebut tim penyusun menentukan
jurnaldebet dan kredit yang akan digunakan untuk mencatat.
5. Menuangkannya Dalam Langkah Teknis
Langkah terakhir dalam penyusunan SAPD ialah menyusun langkah teknis.
Langkahteknis merupakan alur pelaksanaan sistem akuntansi yang menjelaskan pihak-
pihakyang melaksanakan sistem akuntansi, dokumen apa saja yang diperlukan, dan
bagaimana pihak-pihak tersebut memperlakukan dokumen-dokumen yang terkait. Selain
itu, diberikan ilustrasi atau format pencatatan dalam bentuk penjurnalan akuntansi
padasetiap bagan alur atau transaksi yang membutuhkan pencatatan.

D. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas

Prosedur Akuntansi Penerimaan KasSistem akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian


proses mulai pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian
keuangan serta pelaporankeuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
yang berkenaandengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau pada SKPKD yang dapat
dilaksanakansecara manual maupun terkomputerisasi.Pelaksana sistem akuntansi penerimaan
kas adalah sebagai berikut :
1. Tingkat SKPD dilaksanakan oleh PKK-SKPD (Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah), Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Penerimaan Pembantu
2. Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) Fungsi
Akuntansi, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Penerimaan Pembantu.

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas antara lain :
1) Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah
2) Surat Ketetapan Retribusi
3) Surat Tanda Setoran (STS)
4) Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP)
5) Nota Kredit
6) Bukti Transfer
7) Dokumen lainnya

Buku catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas meliputi :
1) Buku Jurnal Penerimaan Kas
2) Buku kas umum
3) Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian
4) Buku Besar Kas
5) Buku Besar Pembantu Penerimaan Kas

Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Kas di SKPD


1) Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi
daerahmelalui Bendahara Penerimaan.
2) Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi
daerahmelalui Bendahara Penerimaan Pembantu
3) Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi
daerahmelalui Badan, Lembaga Keuangan, atau Kantor Pos yang ditunjuk oleh
pemerintah daerah

E. Prosedur Pengeluaran Kas

Prosedur Pengeluaran KasSistem akuntansi pengeluaran kas adalah serangkaian proses mulai
pencatatan,penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan
dengan pengeluaran kas pada SKPKD dan/atau pada SKPKD yang dapatdilaksanakan secara
manual maupun terkomputerisasi.
Pelaksana sistem akuntansi pengeluaran kas adalah sebagai berikut :
1) Tingkat SKPD dilaksanakan oleh PPK-SKPD dan Bendahara Pengeluaran
2) Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD-Fungsi Akuntansi dan Bendahara
Pengeluaran
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas antara lain :
1) SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)
2) SPJ (Surat Pertanggungjawaban)
3) Nota Debet
4) Bukti Transfer
5) Dokumen Lainnya

Buku catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas meliputi :
1) Buku Jurnal Pengeluaran Kas
2) Buku Kas Umum
3) Buku Besar Kas
4) Buku Besar Pembantu Pengeluaran Kas

Sistem dan Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas terdiri :


1) Penerbitan SP2D Langsung (LS)
2) Penerbitan SP2D Uang Persediaan (UP)
3) Penerbitan SP2D Ganti Uang (GU)
4) Penerbitan SP2D Tambahan Uang Persediaan (TU)

Sebelum penerbitan SP2D (LS,UP,GU,TU) didahului dengan proses penatausahaan ditingkat


SKPD berupa pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) oleh bendahara
pengeluaran.Pengajuan SPP harus didukung oleh dokumen-dokumen berikut :
1) Salinan Surat Penyediaan Dana (SPD)
2) Surat Pengantar SPP LS/UP/GU/TU
3) Ringkasan SPP LS/UP/GU/TU
4) Rincian Penggunaan SPP LS/UP/GU/TU
5) Surat pernyataan oleh pengguna anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran – khusus untuk
pengajuan SPP UP/GU/TU
6) Lampiran lainnya yang diperlukan

F. Prosedur Akuntansi Aset Tetap

Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan


ataukejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi dan atau kejadian aset tetap padaSKPD
dan atau pada SKPD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputersasi.
Buku Catatan Akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi aset tetap meliputi :
1) Buku Jurnal Umum
2) Buku Besar
3) Buku Besar Pembantu
Laporan yang dihasilkan :
 Tingkat SKPD > Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan
Keuangan
 Tingkat SKPKD > Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan
Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset Tetap
a. Sistem dan prosedur pengadaan aset tetap (barang milik negara/daerah)
b. Sistem dan prosedur penyimpanan dan penyaluran
c. Sistem dan prosedur pemanfaatan
d. Sistem dan prosedur pemeliharaan
e. Sistem dan prosedur tuntutan pembendaharaan dan tuntutan ganti rugi
f. Sistem dan prosedur perubahan status hukum

G. Prosedur Akuntansi Selain Kas

Prosedur Akuntansi Selain KasSistem akuntansi selain kas adalah serangkaian proses mulai
pencatatan penggolongan,dan peringkasan transaksi dan/ atau kejadian keuangan serta
pelaporan keuangan dalamrangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan
dengan transaksi dan/atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/ atau pada SKPKD
yang dapatdilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

Transaksi Selain kas antara lain berupa :


1) Hibah tidak dalam bentuk kas
2) Koreksi atas kesalahan pencatatan
3) Pembelian secara kredit
4) Retur pembelian kredit
5) Pembentukan dan pemakaian dana cadangan
6) Koreksi/pengembalian pendapatan dan belanja
7) Reklasifikasi Hutang Jangka Panjang menjadi bagian Lancar Hutang Jangka Panjang
8) Penyesuaian akhir tahun
9) Pengakuan piutang atau utang
10) Penyesuaian jumlah persediaan
11) Kapitalisasi Belanja Modal.

Pelaksanaan akuntansi selain kas adalah sebagai berikut :


1) Tingkat SKPD dilaksanakan oleh PPK-SKPD
2) Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD-Fungsi Akuntansi

Dokumen yang diperlukan dalam sistem akuntansi selain kas berupa Bukti Memorial
Bukti memorial dapat berupa :
1) Berita Acara Koreksi
2) Berita Acara Penerimaan Barang Donasi
3) Kontrak
4) Jaminan
Buku catatan akuntansi yang terkait dengan akuntansi selain kas meliputi :
1) Buku Jurnal Umum
2) Buku Besar
3) Buku Besar Pembantu

H. Laporan Keuangan Daerah

a. Komponen Laporan Keuangan Berdasarkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual

Berdasarkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual (Lampiran II, PP No. 71 Tahun
2010), pemerintah daerah selaku entitas pelaporan diwajibkan untuk menyusun laporan
keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri dari:

1. Laporan Realisasi APBD (LRA)


LRA menyajikan informasi mengenai realisasi anggaran pendapatan, belanja dan
pembiayaan dalam satu tahun anggaran tertentu yang diperbandingkan dengan
anggarannya masing-masing dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
2. Neraca
Neraca menyajikan informasi mengenai posisi keuangan pada tanggal tertentu yang
terdiri dari aset, kewajiban (utang) dan ekuitas dana (kekayaan bersih).
3. Laporan Arus Kas
LAK menyajikan informasi mengenai sumber penerimaan danpenggunaan kas dari
aktivitas operasi, investasi non keuangan, pembiyaan dan aktivitas non anggaran
selama satu tahun anggaran. LAK akan menjelaskan perubahan (kenaikan/penurunan)
saldo kas yang dilaporkan di Neraca.
4. Catatan atas Laporan Keuangan (LAK)
CaLK menyajikan informasi tambahan ataupun detil informasi dari ketiga komponen
laporan keuangan di atas (LRA, Neraca, LAK), maupun informasi lainnya yang tidak
berhubungan langsung dengan ketiga komponen laporan keuangan di atas tetapi
dianggap relevan/dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan, contoh: kondisi
makro ekonomi, kebijakan keuangan pemerintah, dsb

b. Komponen Laporan Keuangan Berdasarkan SAP Berbasis Akrual

Dalam perkembangan berikutnya, sebagaimana amanat UU 17/2003 dan UU


1/2004, ditetapkan SAP Berbasis Akrual yang dimuat di dalam Lampiran I PP 71/2010
sebagai pengganti dari SAP Berbasis Kas Menuju Akrual (PP 24/2005). Komponen
laporan keuangan yang harus disusun oleh pemerintah pusat maupun pemda berdasarkan
SAP yang baru tersebut terdiri dari:
1. Neraca
Neraca merupakan komponen laporan keuangan yang menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
tertentu.
2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
LRA merupakan komponen laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai
realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan
dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam
mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan
ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran.
3. Laporan Opearsional (LO)
LO merupakan komponen laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai
seluruh kegiatan operasional keuangan entitas
pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit
operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan
periode sebelumnya.
4. Laporan Arus Kas (LAK);
LAK merupakan komponen laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi
serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk
pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan.
5. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
LPE merupakan komponen laporan keuangan yang menyajikan sekurang kurangnya
pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan; koreksi-koreksi
yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, dan ekuitas akhir.
6. Laporan Perubahan SAL (LP-SAL);
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih merupakan komponen laporan keuangan
yang menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut
Saldo Anggaran Lebih awal, Penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang
Pembiayaan Anggaran tahun berjalan, Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun
Sebelumnya, dan Saldo Anggaran Lebih Akhir. Bagi pemerintah daerah LP-SAL ini
tidak wajib disusun (bersifat opsional).
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
CALK merupakan komponen laporan keuangan yang meliputi penjelasan atau daftar
terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan
atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan
oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya
yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

c. Struktur Dan Format Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Berbasis Akrual


Pada subbab ini akan dijelaskan struktur (elemen-elemen laporan keuangan) dan
contoh format laporan keuangan di tingkat pemerintah daerah (laporan keuangan
konsolidasian). Perbendaan antara laporan keuangan untuk pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota hanya terletak pada pos pendapatan yang terdapat di dalam LRA, LO dan
LAK. Oleh karena itu, contoh format LRA, LO dan LAK untuk pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota akan dijadikan satu, namun menunjukkan perbedaan tersebut akan
diberikan tanda bintang ( * ) pada contoh format laporan keuangan yang disajikan di
bawah ini. Sementara itu, untuk contoh format neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan
perubahan SAL dan CaLK tidak ada perbedaan baik untuk pemerintah provinsi maupun
kabupaten/kota.
Contoh format laporan keuangan pemerintah daerah berbasis akrual yang
diberikan di dalam Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan merupakan contoh format laporan keuangan di tingkat Pemda (laporan
keuangan konsolidasian). Oleh karena itu, di dalam peraturan kepala daerah tentang
kebijakan akuntansi dan/atau sistem akuntansi harus ditetapkan format dari laporan
keuangan di tingkat SKPD, PPKD, dan di tingkat Pemda (Konsolidasian). Contoh fomat
laporan keuangan di tingkat SKPD, PPKD dan di tingkat Pemda (konsolidasian) dapat
mengacu pada Lampiran II Permendagri No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP
Akrual pada Pemerintah Daerah. Berikut ini adalah penjelasan struktur dan ilustrasi
format laporan keuangan daerah di tingka pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan,
atau disebut juga sebagai laporan keuangan konsolidasian.

1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


LRA menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer,
surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya dalam satu periode. Laporan Realisasi Anggaran sekurang-
kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut:
a. Pendapatan-LRA
b. Belanja
c. Transfer
d. Surplus/Defisit-LRA
e. Penerimaan Pembiayaan
f. Pengeluaran Pembiayaan
g. Pembiayaan Neto
h. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

Berikut ini akan diberikan ilustrasi format LRA


2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL)
Laporan Perubahan SAL bersifat opsional bagi pemda tergantung apakah jumlah
SiLPA awal tahun dimasukkan seluruhnya atau hanya sebagian saja sebagai pos
penerimaan pembiayaan APBD. Apabila SiLPA awal tahun yang dimasukkan ke
dalam pos penerimaan pembiayaan merupakan jumlah seluruh SiLPA yang ada
pada awal tahun, maka pemda tidak perlu menyusun LP-SAL. Hal ini
dikarenakan jumlah SILPA akhir tahun di LRA akan menunjukan keseluruhan
saldo akhir SILPA. Akan tetapi, apabila SiLPA awal tahun yang dimasukkan ke
dalam pos penerimaan pembiayaan hanya sebagian saja dari jumlah SiLPA yang
akan benar-benar digunakan untuk menutup defisit dan/atau sebagai sumber
pembiayaan, maka pemda harus menyusun LP-SAL.

LP-SAL menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos


sebagai berikut:
a. Saldo Anggaran Lebih Awal;
b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
c. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
d. Koreksi kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya;
e. Lain-Lain;
f. Saldo Anggaran Lebih Akhir.

Contoh format LP-SAL

3) Laporan Operasional (LO)


Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,
surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar secara komparatif. Laporan Operasional
mencakup pos-pos informasi berikut:
a. Pendapatan-LO;
b. Beban;
c. Surplus/Defisit dari operasi;
d. Kegiatan Non Operasional;
e. Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa;
f. Pos Luar Biasa;
g. Surplus/Defisit-LO.

Contoh format LO
4) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos
sebagai berikut:
 Ekuitas awal;
 Surplus/defisit – LO pada periode bersangkutan;
 Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang
antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya
 Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya
 Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
 Ekuitas akhir

Contoh format LPE


5) Neraca

Neraca menyajikan informasi mengenai posisi keuangan suatu entitas


pada tanggal tertentu. Struktur Neraca di tingkat Pemda terdiri dari pos-pos
berikut :
a. Kas (dan Setara Kas) di Kas Daerah;
b. Kas di Bendahara Penerimaan;
c. Kas di Bendahara Pengeluaran;
d. Investasi jangka Pendek
e. Piutang Pajak Daerah;
f. Piutang Retribusi Daerah;
g. Piutang Dana Perimbangan;
h. Piutang Lain-Lain;
i. Penyisihan Piutang
j. Investasi Jangka Panjang;
k. Aset Tetap;
l. Dana Cadangan;
m. Aset Lainnya;
n. kewajiban jangka Pendek;
o. kewajiban jangka Panjang;
p. Ekuitas.
Contoh format neraca
6) Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan Arus Kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama
periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris.

Contoh format LAK


7) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan membandingkannya


dengan laporan keuangan entitas lainnya, Catatan atas Laporan Keuangan
biasanya disajikan dengan susunan sebagai berikut:
a. Informasi umum tentang entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
b. Kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
c. Ikhtisar pencapaian target keuangan berikut hambatan dan kendalanya;
d. Kebijakan akuntansi yang penting:
 Entits Pelaporan;
 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan;
 Basis pengukuran yang digunakan penyusunan laporan keuangan;
 Kessuaian kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan
ketentuan-ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan dan/atau
Kebijakan Akuntansi oleh suatu entitas pelaporan;
 Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami
laporan keuangan.
e. Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan:
 Rincian dan penjelasan masing-masing pos Laporan Keuangan;
 Penungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan
StandarMAkuntansi Pemerintahan dan/atau Kebijakan Akuntansi yang
belum disajikan dalam lembar muka Laporan Keuangan.
f. Informasi tambahan lainnya yang diperlukan.

I. Dokumen Sumber Akuntansi


Dokumen Akumtansi merupakan sumber utama untuk pencatatan ke dalam jurnal dan
buku pembantu. Karena akuntansi hanya mencatat objek yang timbul akibat transaksi yang
sah maka tidak ada transaksi tanpa bukti transaksi. Adanya bukti transasksi inilah yang
memicu pencatatan akuntansi. Setiap transaksi merupakan sumber utama untuk pencatatan ke
dalam jurnal dan buku pembantu. Setiap transaksi harus disertai dengan dokumen atau bukti
transaksi yang sah.

Dokumen transaksi terdiri atas:


1. Bukti Penerimaan Kas
Bukti Penerimaan Kas merupakan semua dokumen yang menjadi bukti adanya
penerimaan kas oleh daerah dan menjadi sumber bagi pencatatan ke dalam jurnal
penerimnaan kas. Bukti penerimaan kas dapat berupa:
a. Surat Tanda Setoran
b. Tanda Bukti Penerimaan
c. Rekap Penerimaan Hariian
d. Dst sesuai dengan kebijakan yang ada di daerah

2. Bukti Pengeluaran Kas


Bukti Pengeluaran Kas merupakan semua dokumen yang menjadi bukti adanya
pengeluaran kas oleh daerah dan menjadi sumber bagi pencatatan ke dalam jurnal
pengeluaran kas. Bukti pengeluaran kas dapat berupa:

a. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)


b. Surat Perintah Membayar (SPM)
c. Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
d. Tanda Bukti Pengeluaran
e. Dst sesuai dengan kebijakan yang ada di daerah
3. Bukti Memorial
Bukti Memorial merupakan bukti pencatatan pada Jurnal Umum.

J. Formulir dan Jurnal

1. Formulir
2. Jurnal
a. Contoh Jurnal Anggaran SKPD
Jurnal ini dilakukan pada sub-sist
em akuntansi pelaksanaan anggaran, yaitu untuk mencatat data anggaran SKPD
berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran SKPD (DPA-SKPD). Berdasarkan
dokumen ini, SKPD (dalam hal ini petugas akuntansi PPK-SKPD) akan mencatat
akun “Estimasi Pendapatan” di debit sebesar total anggaran pendapatan, dan
“Apropriasi Belanja” di kredit sebesar total anggaran belanja. Selisih antara anggaran
pendapatan dan anggaran belanja dicatat ke akun ‘Estimasi Perubahan SAL’ (SAL=
Saldo Anggaran Lebih). Jurnal anggaran tersebut dicatat sbb:
Estimasi Pendapatan xxx
Estimasi Perubahan SAL* xxx
Apropriasi Belanja xxx

Bagi SKPD yang tidak memiliki tupoksi memungut pendapatan daerah, biasanya
tidak menetapkan target (anggaran) pendapatan. Oleh karena itu, bagi SKPD yang
hanya memiliki anggaran belanja akan membuat jurnal anggaran sbb:
Estimasi Perubahan SAL xxx
Apropriasi Belanja xxx

b. Contoh Jurnal Transaksi Pendapatan SKPD


1) Jurnal Transaksi Pendapatan-LRA
Transaksi pendapatan-LRA akan dicatat di dalam sub-sistem akuntansi
pelaksanaan anggaran, yang dicatat dengan basis kas untuk dilaporkan di dalam
LRA. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas telah diterima oleh bendahara
penerimaan SKPD. Berdasarkan bukti penerimaan pendapatan (kwitansi), jurnal
yang dibuat adalah:
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan-LRA xxx
2) Jurnal Transaksi Pendapatan-LO
Transaksi pendapatan-LO akan dicatat di dalam sub-sistem akuntansi keuangan,
yang dicatat dengan basis akrual untuk dilaporkan di dalam LO. Jurnal untuk
mencatat pendapatan-LO, yang diakui dengan basis akrual, tergantung dari
prosedur pemungutan pendapatannya itu sendiri, apakah didahului dengan
penerbitan surat ketetapan atau tidak.
a) Pendapatan dengan surat ketetapan
Apabila suatu pendapatan baru akan ditagih setelah pemda menerbitkan surat
ketetapan (SKP/SKR), maka pengakuan pendapatan sudah dapat diakui pada saat
pemda menerbitkan SKP/SKR dengan jurnal sbb:
Piutang Pendapatan xxx
Pendapatan-LO xxx

Selanjutnya, pada saat diterimanya kas dari piutang pendapatan tsb (berdasarkan
bukti penerimaan/kwitansi) akan dicatat dengan jurnal:
Kas di Bendahara Penerimaan xxx
Piutang Pendapatan xxx
Selanjutnya, pada saat kas tersebut disetorkan ke Kasda (berdasarkan bukti setor)
akan dicatat dengan jurnal:
RK-PPKD xxx
Kas di Bendahara Penerimaan xxx

b) Pendapatan tanpa melalui surat penetapan


Sebagian pendapatan pemda dapat diterima tanpa melalui penerbitan surat
penetapan seperti SKP/SKR, contoh pendapatan jasa giro/bunga, pendapatan
retribusi masuk objek wisata yang dikelola pemda dengan penjualan karcis
masuk, dsb. Jurnal yang dibuat untuk mengakui pendapatan jenis ini dilakukan
pada saat kas telah diterima oleh bendahara penermaan SKPD yaitu:
Kas di Bendahara Penerimaan xxx
Pendapatan-LO xxx

Selanjutnya, setelah kas dari penerimaan pendapatan tsb disetor ke Kasda,


berdasarkan bukti setor (STS) akan dijurnal:
RK-PPKD xxx
Kas di Bendahara Penerimaan xxx

c. Jurnal Transaksi Belanja SKPD


Transaksi belanja akan dicatat di dalam sub-sistem akuntansi pelaksanaan
anggaran, yang dicatat dengan basis kas untuk dilaporkan di dalam LRA. Belanja
yang dilaksanakan oleh SKPD umumnya terdiri dari: belanja pegawai (gaji,
tunjangan, honor); belanja barang dan jasa; dan belanja modal.

Saat pengakuan belanja tergantung dari cara pembayaran belanjanya itu sendiri,
sebagai berikut.
1) Belanja yang dibayara secara LS
Belanja yang dibayar secara LS (langsung dibayar oleh BUD) akan diakui setelah
SKPD menerima SP2D-LS dari BUD/Kuasa BUD. Jurnal yang dibuat yaitu:
Belanja xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx

2) Belanja yang dibayar oleh bendahara pengeluaran SKPD


Belanja yang dibayarkan oleh bendahara pengeluaran SKPD dengan
menggunakan dana uang persediaan (UP/GU/TU) akan diakui setelah
pertanggungjawaban (SPJ) belanja tersebut disetujui/disahkan oleh PA/KPA.
Jurnal yang dibuat tetap sama dengan jurnal belanja LS di atas. Perbedaan
pencatatan belanja LS dan UP/GU/TU hanya terletak pada saat
pengakuan/pencatatannya. Jurnal yang dibuat yaitu:
Belanja xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
d.Jurnal Transaksi Beban
1) Beban dibayar secara LS
Setelah SKPD menerima SP2D-LS dari BUD/Kuasa BUD, SKPD akan menjurnal
sbb.:
Beban (selain belanja modal xxx
RK-PPKD xxx

2) Beban dibayar oleh bendahara pengeluaran SKPD


Belanja yang dibayar oleh bendahara pengeluaran SKPD menggunakan uang
persediaan (UP) atau dana tambah uang persediaan (TU), sehingga sebelumnya
SKPD harus mengajukan SPP/SPM UP/GU/TU kepada BUD. Selanjutnya, jika
disetujui, kuasa BUD akan menerbitkan SP2D UP/GU/TU.
a) Pada saat diterima SP2D-UP ataupun SP2D-TU jurnal yang dibuat (oleh
SKPD) adalah
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
RK-PPKD xxx

b) Saat SPJ pembayaran belanja disahkan oleh PA/KPA, jurnal yang dibuat adalah
Beban (selain belanja modal) xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

c) Saat menerima SP2D-GU, jurnal yang dibuat adalah sama seperti ketika
menerima SP2D-UP, yaitu:
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
RK-PPKD xxx

d) Saat sisa dana TU ataupun sisa dana UP disetorkan kembali ke Kasda,


berdasarkan bukti penyetoran, jurnal yang buat adalah
RK-PPKD xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

3) Utang Beban
Apabila terdapat belanja yang sudah terjadi atau sudah menjadi kewajiban
pemda, dimana barang/jasanya sudah diterima, namun belum dilakukan
pembayarannya hingga akhir tahun, maka diakui adanya utang belanja dengan
membuat jurnal penyesuaian berikut:
Beban (selain belanja modal) xxx
Utang Beban xxx

Contoh dari transaksi ini misalnya, adanya tagihan belanja listrik/telpon yang
harus dibayar di bulan Desember, namun belum bisa dibayarkan hingga akhir
tahun.
Jika yang terjadi adalah belanja modal, maka jurnal penyesuaian yang dibuat
adalah:

Aset Tetap (sesuai jenis asetnya) xxx


Utang Beban xxx

4) Beban Dibayar Dimuka


Apabila terdapat belanja yang dibayar dimuka (misalnya sewa kendaraan
dibayar dimuka), namun barang/jasanya belum dilterima seluruhnya hingga
akhir tahun, maka harus dibuat jurnal penyesuaian pada akhir tahun untuk
mengakui adanya sisa hak pemda untuk mendapatkan barang/jasa. Jika pada
saat membayar belanja yang dibayar dimuka itu SKPD mencatatnya dengan
pendekatan beban (dicatat ke akun ’Beban’), maka jurnal penyesuaian yang
dibuat pada akhir tahun adalah:

Beban Dibayar Dimuka xxx


Beban xxx

Anda mungkin juga menyukai