Dosen :
Desy Septariani, S.E.,M
Nama Anggota :
1. Widya Sonya Aprilia 201914500076
2. Destiana Suryanti 201914500078
3. Leni Aprilia Lubis 201914500083
A. Latar Belakang
Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan
keuangan daerah yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penata
usahaan, akuntansi pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasankeuangan daerah. Untuk
menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, keapal daerah menetapkan sistem akuntansi
pemerintahan daerah dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintahan daerah disusun dengan
berpedoman pada prinsip pengendalian intern entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang
menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah.
Sistem akuntansi pemerintahan daerah (SAPD) merupakan suatu instrument untuk
mengoperasionalkan prinsip-prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam SAP dan
kebijakan akuntansi. SAPD menunjukkan rangkaian proses akuntansi yang terdiri dari proses
identifikasi transaksi keuangan, menjurnal kedalam buku jurnal, memposting kebuku besar,
menyusun neraca saldo, menyusun kertas kerja konsolidasian, dan diakhiri dengan
penyusunan laporan keuangan. Sebagai sebuah pedoman, SAPD menjelaskan siapa
melakukan apa dan menegaskan tentang transaksi apa saja yang dicatat dan bagaimana
mencatatnya. Pada prinsipnya, SAPD disusun agar para petugas yang menjalankan fungsi
akuntansi dapat memahami dan menjalankan proses akuntansi dengan baik dan benar
(kemendagri, 2014).
Setelah dikeluarkan paket Undang-Undang Keuangan Negara yaitu UU No. 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No.
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
maka informasi mengenai Laporan Realisasi APBN/APBD. Pelaporan keuangan pemerintah
selanjutnya harus mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah seperti yang tertuang dalam
PP 71 Tahun 2010.
PEMBAHASAN
5. Menyusun Catatan
4. Menyusun Laporan
atas Laporan
Perubahan Ekuitas
Keuangan
2. Membuat Neraca
1. Mengisi Neraca Saldo 3. Membuat Jurnal
Saldo Setelah
Sebelum Penyesuaian Penyesuaian
Penyesuaian
1. Menyusun LRA,
7. Menyusun LO, 6. Menyusun Neraca,
membuat jurnal
membuat jurnal LO membuat jurnal
penutup LRA dan NS
dan NS setalah penutup akhir dan NS
setalah Penutupan
penutupan LO akhir
LRA
2. Menyusun Catatan
Atas Laporan
Keuangan
d. Sistem akuntansi SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurub b mencakup
teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-LO, beban,
pendapatan-LRA, belanja, asset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi serta
penyusunan laporan keuangan SKPD.
Bagan proses penyusunan Laporan Keuangan SKPD :
Menyiapkan Kertas Kerja
2. Membuat Neraca
5. Mengisi Neraca Saldo 3. Membuat Jurnal
Saldo Setelah
Sebelum Penyesuaian Penyesuaian
Penyesuaian
1. Menyusu LRA,
4. Menyusun LO, 1. Menyusun Neraca,
membuat jurnal
membuat jurnal membuat jurnal
penutup LRA dan NS
penutup LO dan NS penutup akhir dan NS
SETELAH Penutupan
setelah penutupan LO akhir
LRA
2. Menyusun Catatan
3. Menyusun Laporan
atas Laporan
Perubahan Ekuitas
Keuangan
Entitas = untuk memastikan prosedur penuntasan akunstabilitas (accountability discharge),
perlu ditetapkan entitas untuk menunjukkan entitas akuntansi yang menjadi pusat-pusat
pertanggungjawaban keuangan pemerintah. Entitas pelaporan keuangan mengacu pada
konsep bahwa setiap pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya sesuai dengan peraturan. Penetapan Dinas sebagai entitas akuntansi Pemerintah
Daerah didasarkan pada pengertian bahwa pengukuran kinerja akan lebih tepat jika dilakukan
atas suatu fungsi. Dalam struktur Pemerintahan Daerah, dinas merupakan suatu unit kerja
yang paling mendekati gambaran suatu fungsi Pemerintah Daerah.
C. Penyusunan SAPD
Untuk menyusun SAPD tersebut, perlu memerhatikan beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Identifikasi Prosedur
Tahapan penyusunan sistem akuntansi pemerintah daerah dimulai dari memahami proses
bisnis pada pemerintah daerah khususnya terkait siklus pengelolaan keuangan daerah.
Berdasarkan siklus itulah penyusun SAPD mengidentifikasi prosedur-prosedur apa saja
yang harus dibuat.
2. Menentukkan Pihak – Pihak Terkait
Setelah prosedur-prosedur teridentifikasi, ditentukan pihak-pihak terkait pada masing-
masing prosedur. Masing-masing pihak memiliki peran tersendiri agar prosedur dapat
menghasilkan output yang diinginkan.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas antara lain :
1) Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah
2) Surat Ketetapan Retribusi
3) Surat Tanda Setoran (STS)
4) Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP)
5) Nota Kredit
6) Bukti Transfer
7) Dokumen lainnya
Buku catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas meliputi :
1) Buku Jurnal Penerimaan Kas
2) Buku kas umum
3) Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian
4) Buku Besar Kas
5) Buku Besar Pembantu Penerimaan Kas
Prosedur Pengeluaran KasSistem akuntansi pengeluaran kas adalah serangkaian proses mulai
pencatatan,penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan
dengan pengeluaran kas pada SKPKD dan/atau pada SKPKD yang dapatdilaksanakan secara
manual maupun terkomputerisasi.
Pelaksana sistem akuntansi pengeluaran kas adalah sebagai berikut :
1) Tingkat SKPD dilaksanakan oleh PPK-SKPD dan Bendahara Pengeluaran
2) Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD-Fungsi Akuntansi dan Bendahara
Pengeluaran
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas antara lain :
1) SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)
2) SPJ (Surat Pertanggungjawaban)
3) Nota Debet
4) Bukti Transfer
5) Dokumen Lainnya
Buku catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas meliputi :
1) Buku Jurnal Pengeluaran Kas
2) Buku Kas Umum
3) Buku Besar Kas
4) Buku Besar Pembantu Pengeluaran Kas
Prosedur Akuntansi Selain KasSistem akuntansi selain kas adalah serangkaian proses mulai
pencatatan penggolongan,dan peringkasan transaksi dan/ atau kejadian keuangan serta
pelaporan keuangan dalamrangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan
dengan transaksi dan/atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/ atau pada SKPKD
yang dapatdilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Dokumen yang diperlukan dalam sistem akuntansi selain kas berupa Bukti Memorial
Bukti memorial dapat berupa :
1) Berita Acara Koreksi
2) Berita Acara Penerimaan Barang Donasi
3) Kontrak
4) Jaminan
Buku catatan akuntansi yang terkait dengan akuntansi selain kas meliputi :
1) Buku Jurnal Umum
2) Buku Besar
3) Buku Besar Pembantu
Berdasarkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual (Lampiran II, PP No. 71 Tahun
2010), pemerintah daerah selaku entitas pelaporan diwajibkan untuk menyusun laporan
keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri dari:
Contoh format LO
4) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos
sebagai berikut:
Ekuitas awal;
Surplus/defisit – LO pada periode bersangkutan;
Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang
antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya
Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya
Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
Ekuitas akhir
1. Formulir
2. Jurnal
a. Contoh Jurnal Anggaran SKPD
Jurnal ini dilakukan pada sub-sist
em akuntansi pelaksanaan anggaran, yaitu untuk mencatat data anggaran SKPD
berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran SKPD (DPA-SKPD). Berdasarkan
dokumen ini, SKPD (dalam hal ini petugas akuntansi PPK-SKPD) akan mencatat
akun “Estimasi Pendapatan” di debit sebesar total anggaran pendapatan, dan
“Apropriasi Belanja” di kredit sebesar total anggaran belanja. Selisih antara anggaran
pendapatan dan anggaran belanja dicatat ke akun ‘Estimasi Perubahan SAL’ (SAL=
Saldo Anggaran Lebih). Jurnal anggaran tersebut dicatat sbb:
Estimasi Pendapatan xxx
Estimasi Perubahan SAL* xxx
Apropriasi Belanja xxx
Bagi SKPD yang tidak memiliki tupoksi memungut pendapatan daerah, biasanya
tidak menetapkan target (anggaran) pendapatan. Oleh karena itu, bagi SKPD yang
hanya memiliki anggaran belanja akan membuat jurnal anggaran sbb:
Estimasi Perubahan SAL xxx
Apropriasi Belanja xxx
Selanjutnya, pada saat diterimanya kas dari piutang pendapatan tsb (berdasarkan
bukti penerimaan/kwitansi) akan dicatat dengan jurnal:
Kas di Bendahara Penerimaan xxx
Piutang Pendapatan xxx
Selanjutnya, pada saat kas tersebut disetorkan ke Kasda (berdasarkan bukti setor)
akan dicatat dengan jurnal:
RK-PPKD xxx
Kas di Bendahara Penerimaan xxx
Saat pengakuan belanja tergantung dari cara pembayaran belanjanya itu sendiri,
sebagai berikut.
1) Belanja yang dibayara secara LS
Belanja yang dibayar secara LS (langsung dibayar oleh BUD) akan diakui setelah
SKPD menerima SP2D-LS dari BUD/Kuasa BUD. Jurnal yang dibuat yaitu:
Belanja xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
b) Saat SPJ pembayaran belanja disahkan oleh PA/KPA, jurnal yang dibuat adalah
Beban (selain belanja modal) xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
c) Saat menerima SP2D-GU, jurnal yang dibuat adalah sama seperti ketika
menerima SP2D-UP, yaitu:
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
RK-PPKD xxx
3) Utang Beban
Apabila terdapat belanja yang sudah terjadi atau sudah menjadi kewajiban
pemda, dimana barang/jasanya sudah diterima, namun belum dilakukan
pembayarannya hingga akhir tahun, maka diakui adanya utang belanja dengan
membuat jurnal penyesuaian berikut:
Beban (selain belanja modal) xxx
Utang Beban xxx
Contoh dari transaksi ini misalnya, adanya tagihan belanja listrik/telpon yang
harus dibayar di bulan Desember, namun belum bisa dibayarkan hingga akhir
tahun.
Jika yang terjadi adalah belanja modal, maka jurnal penyesuaian yang dibuat
adalah: