Anda di halaman 1dari 5

NAMA : LUDIA DANIEL

NIM : A31116037

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan


dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah-pemda (kabupaten,
kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan
ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda (kabupaten, kota atau
provinsi).
Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD), badan pengawas keuangan, investor, kreditur, dan donatur, analisis ekonomi dan
pemerhati pemda, rakyat, pemda lain dan pemerintah pusat, yang seluruhnya berada dalam
lingkungan akuntansi keuangan daerah.
Sistem akuntansi Pemerintah Daerah terdiri dari sistem akuntansi pencatatan anggaran sistem
akuntansi penerimaan kas, sistem akuntansi pengeluaran kas dan Sistem Akuntansi Non Kas/selain kas.
Implementasi dari Sistem akuntansi pemerintah daerah tersebut dilaksanakan oleh masing SKPD
sebagai entitas akuntansi dan PPKD sebagai entitas pelaporan.

 Dasar Hukum Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)


1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2007 tentang Pengelolaan KeuanganDaerah
3. Undang-Undang Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
KeuanganAntara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

 Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah


1. Akuntabilitas, yakni mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya(khususnya
keuangan) serta pelaksanaan kebijkan pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan melalui laporan keuangan secara periodic.
2. Manajerial, yakni menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan
dan pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian yang efektif atas
asset, utang dan ekuitas dana.
3. Transparansi, yakni menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat
dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik.

 Perbedaan SAPP dengan SAPD


NO SAPP SAPD
1. Segi SAPP terdapat Sistem Akuntansi SAPD terdapat Sistem Akuntansi Pejabat
Sistem Bendahara Umum Negara (SA- Pengelola Keuangan Daerah (SA-PPKD)
Konstruksi BUN) dan Sistem Akuntansi yang dapat dianggap seperti SA-BUN
Instansi (SAI). dalam pemerintah pusat, dan Sistem
Akuntansi Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SA-SKPD) yang setara dengan
SAI dalam pemerintah pusat.
2. Segi Presiden berperan sebagai pemegang kekuasaan Pengelolaan
entitas pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD) adalah kepala
Akuntansi Keuangan Negara (PKN), lalu daerah, lalu Pejabat Pengelola Keuangan
Bendahara Umum Negara (BUN) Daerah (PPKD) bertindak sebagai
dipegang oleh Menteri Keuangan, Bendahara Umum Daerah (BUD), dan
dan Menteri K/L lainnya bertindak pengguna anggarannya adalah Satuan
sebagai pengguna anggaran. Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD).

 Kebijakan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Kebijakan dari System Akuntansi Keuangan Daerah menurut Permendagri No.13 tahun 2006
Pasal 239 (2006:77) terdiri dari :

1. Pengakuan Akuntansi
2. Pengukuran Akuntansi
3. Penyajian Akuntansi
1. Pengakuan Akuntansi

Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan kapan suatu transaksi harus dicatat
dalam jurnal. Pengakuan atas transaksi akuntansi terbagi menjadi 2 basis, yaitu Basis kas dan
basis Akrual

a. Basis kas, menetapkan bahwa pengakuan pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan
apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas.Pembukuan basis kas
dilakukan atas dasar penerimaan dan pembayaran tunai, jadi pendapatan diakui sebagai
pendapatan apabila sudah diterima tunai, dan pembelanjaan dianggap sebagai belanja
pada saat dibayar tunai (Indra Bastian, 2010:42).
Dalam Standar Akuntansi pemerintah (SAP) No 01 – Basis Akuntansi,
menerangkan bahwa basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa
pendapatan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/daerah atau
entitas pelaporan dan belanja diakui pad saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas laporan.
Penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih ataupun kurang untuk setiap
periode tergantung pada selisih relisasi penerimaan dan pengeluaran.Pendapatan dan
belanja bukan tunai seperti bantuan pihak luar asing dalam bentuk barang dan jas
disajikan pada Laporan realisasi Anggaran.
b. Basis Akrual (Accrual Basis), Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) No
01 – Basis Akuntansi, Basis akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi”.

Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keungan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar.
2. Pengukuran Akuntansi

“Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap
pos dalam laporan keuangan pemerintah daerah” (USAID 2009). Jadi dapat disimpulkan
pengukuran adalah apakah suatu transaksi atau kejadian akan diukur dengan
menggunakan nilai historis (nilai jual-beli ketika transaksi itu dilakukan) atau
menggunakan nilai pasar (yang didasarkan pada harga pasar yang berlaku).

3. Penyajian Akuntansi

Ikhtisar-ikhtisar atas kebijakan dan pelaksanan akuntansi kemudian dimuat dalam


Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) dan Laporan Realisasi Anggaran. Laporan
keuangan yang dibuat oleh berbagai dinas atau instansi pemerintah daerah lalu
disampaikan kepada kepala pemerintah daerah setempat dan diaudit oleh pemeriksa
ekstern atau Badan Pengawas Keuangan (BPK) sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

 Jenis jenis Transaksi SAPD


Dalam akuntansi keuangan pemerintah daerah, jenis transaksi dapat dirinci berdasarkan struktur
APBD yang terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Selain itu
masih ada jenis transaksi lain, yaitu transaksi Non-Kas Pemda, dan transaksi Rekening Antar-
Kantor (RAK), yaitu antara PPKD-SKPD. Di samping itu, berdasarkan sifat dan jenis entitas,
transaksi masih dapat dibagi ke dalam akuntansi untuk transaksi di SKPD atau disebut transaksi
SKPD dan transaksi untuk tingkat Pemda yang ditangani PPKD atau disebut juga transaksi
PPKD.

 Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) dapat


dikelompokkan ke dalam dua sub sistem pokok berikut :
1. Sistem Akuntansi SKPD (SA-SKPD)
SKPD merupaka entitas akuntansi yang berkewajiban menyusun laporan keuangan dan
menyampaikannya kepada kepala daerah melalui PPKD.
2. Sistem Akuntansi PPKD (SA-PPKD)
SA-PPKD terbagi kedalam dua subsistem yang terintegrasi, yaitu:
a. SA-PPKD sebagai pengguna anggaran (entitas akuntansi) yang akan
menghasilkan laporan keuangan PPKD yang terdiri dari LRA PPKD, Neraca
PPKD, dan CaLK PPKD.
b. SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas pelaporan) yang akan mencatat
transaksi resiprokal antara SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan melakukan proses
konsolidasi lapkeu (lapkeu dari seluruh SKPD dan PPKD menjadi lapkeu pemda
yang terdiri dari Laporan Realisai APBD (LRA), Neraca Pemda, LAK, dan CaLK
Pemda).

Referensi :

http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2017/09/11/sistem-akuntansi-keuangan-pemerintah-
daerah/

http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-akuntansi-berbasis-
akrual/modul3/PENGANTAR-MODUL-SISTEM-AKUNTANSI-PEMERINTAH-
DAERAH.pdf

https://www.academia.edu/13520056/Sistem_Akuntansi_Pemerintah_Daerah

Anda mungkin juga menyukai