Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang mahs kuasa sehingga makalah denngan judul

“PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DALAM DAERAH”

, dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas individu mata kuliah APLIKASI
KOMPUTER pada Program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS ICHAN
SIRAP (UNISAN)

Selesainya makalah ini tidak lain dari usaha penulis dan juga doa dari orang tua, serta dukungan dar
semua teman-teman saya. Penulis berharap makalah ini dapat membantu menambah wawasan para
pembaca tentang PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DALAM DAERAH.

Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu
saya atas nama Lisa sebagai penulis Meminta maaf dan juga mengucapkan terimah kasih apabila ada
dari pembaca yang memberikan kritik serta saran yang bersfat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

PENULIS

MUH. ASRI ILYAS


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Istilah-istilah Akuntansi Keuangan Daerah
2.2 Bultek
2.3 Ketertarikan Konseptual Framework, SAP, IPSAP, Bultek dan sistem
2.4 Siklus Akuntansi Keuangan Daerah
2.5 Transaksi Keuangan Daerah

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akuntansi keuangan daerah merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah - Pemda (kabupaten, kota, atau provinsi) yang
dijadikan sebagai informasi dalam ranka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak
eksternal entitas pemda.

Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan
daerah tersebut antara lain adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD); badan pengawas keuangan;
investor, kreditur, dan donatur: analisis ekonomi dan pemerhati pemda: rakyat; pemda lain; dan pemerintah
pusat yang seluruhnya berada dalam lingkungan akuntansi keuangan daerah.

Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan dan dasar akuntansi tertentu pada era pra dan pasca
reformasi. Selain itu, dasar atau basis akuntansi merupakan salah satuasumsi dasar yang penting dalam
akuntansi. Hal ini disebabkan karena asumsi ini menentukan kapan pencatatan suatu transaksi dilakukan, yang
dikenal dalam tata buku keuangan daerah sclama era pra reformasi keuangan daerah.

Dari definisi menurut American Accounting Association yang mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi, maka dapat diketahui bahwa
akuntansi terdiri atas beberapa tahap. Setelah tahap. terakhir selesai, maka selanjutnya akan berputar kembali ke
tahap pertama, dan terus seperti itu. dengan kata lain, akuntansi adalah suatu siklus atau urutan tahap-tahap yang
terus berulang. Tahap-tahap yang ada dalam siklus akuntansi lebih rinci dari keempat tahap yang ada dalam
definisi di atas, karena tahap-tahap dalam definisi akuntansi merupakan garis besar dari tahap- tahap yang ada
dalam siklus akuntansi

1.2. Rumusan Masalah

1. Sebutkan Istilah-istilah Akuntansi Keuangan Daerah

2. Jelaskan Apa yang dimaksud dengan Bultek

3. Jelaskan ketertarikan konseptual framework SAP. IPSAP.Butek dan Sistem

4. Jelaskan Siklus Akuntansi Keuangan Daerah

5. Jelaskan Transaksi Keuangan Daerah

1.3. Tujuan Penulisan

1. Menyebutkan Istilah-istilah Akuntansi Keuangan Daerah


2. Menjelaskan Apa yang dimaksud dengan Bultek
3. Menjelaskan ketertarikan konseptual framework SAP IPSAP.Butek dan Sistem
4. Menjelaskan Siklus Akuntansi Keuangan Daerah
5. Menjelaskan Transaksi Keuangan Daerah
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Istilah-istilah Akuntansi Keuangan Daerah

DAFTAR ISTILAH KEUANGAN DAERAH DALAM PERMENDAGRI NO 13 TAHUN 2006

1. Musrenbang Musyawarah Perencanaan Pembangunan Aktifitas yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
rangka penyusunan perencanaan pembangunan daerah

2. RPJPD: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dokumen perencanaan jangka panjang daerah untuk
periode 20 (dua puluh) tahun.

3. RPJMD: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah -> Dokumen perencanaan jangka menengah
daerah untuk periode 5 (lima) tahun..

4. RKPD: Rencana Kerja Pemerintah Daerah Dokumen perencanaan jangka pendek daerah untuk periode 1
(satu) tahun.

5. Renstra SKPD: Rencana Strategis SKPD->Dokumen perencanaan strategis SKPD untuk periode 5 (lima)
tahun

6. Renja SKPD: Rencana Kerja SKPD -> Dokumen perencanaan kerja SKPD untuk periode I (satu) tahun

7. KUA Kebijakan Umum APBD Dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan
pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun

8. PPAS Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal
anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD
sebelum disepakati dengan DPRD

9. PPA Prioritas dan Plafon Anggaran-> Program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan
kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah disepakati dengan
DPRD

10. RKA-SKPD Rencana Kerja dan Anggaran SKPD Dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar
penyusunan APBD

11. DPA-SKPD: Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD Dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan
pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran

12. DPPA-SKPD Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD Dokumen yang memuat perubahan
pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh
pengguna anggaran

13. DPAL-SKPD: Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan SKPD Dokumen yang memuat pendapatan,
belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran lanjutan oleh pengguna anggaran

14. APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah
15. Program Penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan
menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD

16. Kegiatan Bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian
dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber
daya baik yang berupa personil (sumber dayamanusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana,
atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai ma sukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa

17. Kinerja Kegiatan Keluaran hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan
penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur

18. Pendapatan Hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

19. Belanja Tidak Langsung: Belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan 20. Belanja Langsung: Belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan

21. Pembiayaan Semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun- tahun anggaran berikutnya

22. SILPA Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya Mencakup pelampauan penerimaan
PAD. pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang
sah, pelampauan penerimaan pembiayaan.penghematan belanja, kewajiban kepada fihak ketiga sampai dengan
akhir tahun belum terselesaikan, dan sisa dana kegiatan lanjutan.

23. Anggaran Kas: Dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas
keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode

24. SPD Surat Penyediaan Dana Dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan
sebagai dasar penerbitan SPP

25. TAPD: Tim Anggaran Pemerintah Daerah Tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin
oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam
rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat lainnya
sesuai dengan kebutuhan

26. Kas Umum Daerah : Tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk
menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah

27. SKPKD: Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah Perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku
pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah

28. PPKD Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang
selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan
bertindak sebagai bendahara umum daerah

29. SKPD: Satuan Kerja Perangkat Daerah Perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang

30. BUD Rendahara Umum Daerah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.

31. Kuasa BUD Kuasa Bendahara Umum Daerah Pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas
BUD
32. PPK-SKPD: Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD Pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD

33. PPTK Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau
beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya

34. TBP: Tanda Bukti Pembayaran > Dokumen yang menjadi bukti dasar atas diterimanya suatu penerimaan

35. STS Surat Tanda Setoran Dokumen yang diselenggarakan bendahara penerimaan atau pejabat
penatausahaan pada satuan kerja perangkat daerah untuk menyetor penerimaan daerah

36. SPP Surat Permintaan Pembayaran Dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran/pengeluaran pembantu untuk mengajukan permintaan pembayaran

37. SPP-UP: SPP Uang Persediaan Dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran/ pengeluaran
pembantu untuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving) yang tidak dapat
dilakukan dengan pembayaran langsung

38. SPP-GU SPP Ganti Uang Persediaan Dokumen yang diajukan oleh bendaharan pengeluaran untuk
permintaan pengganti uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung

39. SPP-TU SPP Tambahan Uang Persediaan Dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran pengeluaran
pembatu untuk permintaan tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat
mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan

40. SPP-LS SPP Langsung Dokumen yang diajukan oleh hendahara pengeluaran/pengeluaran pembantu untuk
permintaan pembayaran langsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah
kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang
dokumennya sudah disiapkan oleh PPTK

41. SPM Surat Perintah Membayar Dokumen yang digunakan diterbitkan oleh pengguna anggaran kuasa
pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA DPPA/DPAL-SKPD

42. SPM-UP: Surat Perintah Membayar Uang Persediaan Dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban beban pengeluaran DPA/DPPA/DPAL-
SKPD yang dipergunakan sebagai uang persediaan untuk mendanai kegiatan

43. SPM-GU: Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan Dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas heban pengeluaran DPA/DPPA/DPAL-SKPD
yang dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah dibelanjakan

44. SPM-TU Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan Dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA/DPPA/DPAL-SKPD
karena kebutuhan dananya melebihi dari jumlah batas pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan

45. SPM-LS: Surat Perintah Membayar Langsung Dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA/DPPA/DPAL-SKPD kepada pihak
ketiga

46. SP2D: Surat Perintah Pencairan Dana Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang
diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM

47. DP: Daftar Penguji Dokumen yang memuat daftar SP2D yang bisa dicairkan

48. Karkenkeg: Kartu Kendali Kegiatan Dokumen yang memuat daftar SP2D yang sudahdicairkan
49. BKU: Buku Kas Umum Dokumen yang digunakan kuasa BUD dalam menatausahakan penerimaan dan
pengeluaran

50. BPK: Bukti Pengeluaran Kas-> Dokumen yang menjadi bukti /dasar atas dikeluarkannya suatu pengeluaran

51. SPJ Surat Pertanggung Jawaban -> Dokumen yang digunakan bendahara pengeluaran SKPD dalam
menatausahakan pertanggungjawaban pengeluaran

52. Jurnal Penerimaan Kas: Catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan
menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan penerimaan kas

53. Jurnal Pengeluaran Kas: Catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan
menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas

54. Jurnal Memorial: Dokumen yang memuat koreksi atas transaksi atau kejadian keuangan yang telah dicatat
dalam buku jurnal dan dibukukan kedalam buku besar

55. Jurnal Korolari Catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat menggolongkan semua
transaksi yang berhubungan dengan aset dan persediaan

56. Buku Besar Catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat peringkasan (posting)
semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal ke dalam buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban,
ekuitas dana, belanja, pendapatan dan pembiayaan

57. LRA: Laporan Realisasi Anggaran Laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi. dan pemakaian
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan antara
realisasi dan anggarannya dalam satu periode pelaporan

58. Arus Kas: Laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber. penggunaan, dan perubahan kas selama
periode akuntansi serta saldo kas pada tanggal pelaporan

59. Neraca: Laporan yang menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dan pada tanggal tertentu

60. CALK: Catatan Atas Laporan Keuangan Dokumen yang menyajikan penjelasan naratif, analisis atau daftar
terinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas
2.2. Bultek

Buletin Teknis SAP adalah informasi yang berisi penjelasan teknis akuntansi sebagai pedoman bagi pengguna.
Buletin Teknis SAP dimaksudkan untuk mengatasi masalah teknis akuntansi. dengan menjelaskan secara teknis
penerapan PSAP dan/atau IPSAP. KSAP telah menerbitkan beberapa Buletin Teknis sebagai berikut:

1. Buletin Teknis 01 tentang Neraca Awal Pemerintah Pusat

2. Buletin Teknis 02 tentang Neraca Awal Pemerintah Daerah

3. Buletin Teknis 03 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Sesuai Dengan SAP Konversi

4. Buletin Teknis 04 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah

5. Buletin Teknis 05 tentang Akuntansi Penyusutan (telah diganti dengan bultek 18)

6. Buletin Teknis 06 tentang Akuntansi Piutang (telah diganti dengan bultek 16)

7. Buletin Teknis 07 tentang Akuntansi Dana Bergulir

8. Buletin Teknis 08 tentang Akuntansi Utang (telah diganti dengan bultek 22)

9. Buletin Teknis 09 tentang Akuntansi Aset Tetap (telah diganti dengan bultek 15)

10. Buletin Teknis 10 tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial

11. Buletin Teknis 11 tentang Akuntansi Aset Tak Berwujud (telah diganti dengan bultek 17)

12. Buletin Teknis 12 tentang Transaksi Dalam Mata Uang Asing

13. Buletin Teknis 13 tentang Akuntansi Hibah

14. Buletin Teknis 14 tentang Akuntansi Kas

15. Buletin Teknis 15 tentang Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual

16. Buletin Teknis 16 tentang Akuntansi Piutang Berbasis Akrual 17. Buletin Teknis 17 rentang Akuntansi Aset
Tak Berwujud Berbasis Akrual

18. Buletin Teknis 18 tentang Akuntansi Penyusutan Berbasis Akrual

19. Buletin Teknis 19 tentang Akuntansi Bantuan Sosial Berbasis Akrual

20. Buletin Teknis 20 tentang Akuntansi Kerugian Negara/Daerah

21. Buletin Teknis 21 tentang Akuntansi Transfer Berbasis Akrual

22. Buletin Teknis 22 tentang Akuntansi Utang berbasis Akrual

23. Buletin Teknis 23 tentang Akuntansi Pendapatan Nonperpajakan

24. Buletin Teknis 24 tentang Akuntansi Pendapatan Perpajakan

Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 7 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
yang menyatakan bahwa: 8 9 1. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. (PSAP) dapat dilengkapi 10
dengan Buletin Teknis yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari 11 SAP; 12 2. Buletin Teknis
disusun dan ditetapkan oleh KSAP 13 14 dengan ini KSAP menetapkan Buletin Teknis Nomor 02 Tahun 2005
tentang 15 Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah sebagai pedoman bagi instansi 16 pemerintah daerah
dalam menyusun neraca awal sesuai dengan SAP

2.3. Ketertarikan Konseptual Framework, SAP, IPSAP, Bultek dan sistem

1. Rerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan(The Conceptual Framework) merupakan suatu landasan


untuk menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan

2. Bullet Teknis (Bultek). Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP), Konvensi praktik
akuntansi dan peraturan-peraturan pemerintahan, menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan sistem
akuntansi, selain Sandar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

3. Sistem akuntansi keuangan daerah yang menetapkan metode dan prosedur akuntansi. menghasilkan laporan
keuangan yang berupa Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Anus Kas dan Catatan atas Laporan
Keuangan.

2.3.1. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Kompartemen Akuntan Sektor Publik di IAI pada tanggal Mei 2000 Programnya adalah penyusunan standar
akuntansi keuangan untuk berbagai unit kerja pemerintahan. Keprihatinan akan situasi proses pelaporan
keuangan sektor publik dijadikan satu-satunya alasan bagi peluncuran program pengembangan standar akuntansi
Pemerintah menetapkan Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP): KMK Nomor 308/KMK.012/2002
KMK Nomor 379/KMK.012/2004 Keppres RI Nomor 84 Tahun 2004 Keppres RI Nomor 2 Tahun 2005

2.3.2. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)

Terdiri dari: Komite konsultatif SAP Bertugas memberi konsultasi dan/atau pendapat dalam rangka perumusan
konsep rancangan peraturan pemerintah mengenai SAP Komite Kerja SAP Bertugas mempersiapkan,
merumuskan dan menyusun konsep rancangan peraturan pemerintah mengenai SAP Berwenang menerbitkan
berbagai publikasi lainnya, antara lain Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) dan
Buletin Teknis

Proses penyiapan SAP Identifikasi topik untuk dikembangkan menjadi standar Pembentukan kelompok kerja
(Pokja) di dalam KSAP yang berasal dari berbagai instansi yang kompeten di bidangnya Riset terbatas oleh
kelompok kerja Penulisan draf SAP oleh Kelompok kerja Pembahasan draf oleh Komite kerja (termasuk diskusi
dengan BPK) yang mengutamakan pada substansi dan implikasi penerapan standar Proses penyiapan SAP
Pengambilan keputusan draf untuk dipublikasikan (diskusi antara Komite kerja dengan Komite konsultatif)
Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft) dengan mengirimkannya kepada para stakeholders Dengar
pendapat terbatas limited hearing (dengan mengundang pihak2 dari kalangan akademisi, praktisi dan pemerhati
akuntansi pemerintahan) dan dengar pendapat publik/public hearings (dengan masyarakat yang berkepentingan
terhadap SAP) Pembahasan tanggapan dan masukan terhadap Draf Publikasian Finalisasi standar

2.3.3. PP 24/2005 Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Pernyataan Standar Akuntansi


Pemerintahan (PSAP): No 01 Penyajian Laporan Keuangan No 02 Laporan Realisasi Anggaran No 03 Laporan
Arus Kas No 04 Catatan atas Laporan Keuangan No 05 Akuntansi Persediaan No 06 Akuntansi Investasi No 07
Akuntansi Aset Tetap No 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan No 09 Akuntansi Kewajiban No 10
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa dan No 11 Laporan Keuangan
Konsolidasian

2.3.4. PP 24/2005 Standar Akuntansi Pemerintahan

Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) adalah klarifikasi, penjelasan dan uraian lebih
lanjut atas PSAP yang diterbitkan oleh KSAP Buletin Teknis adalah nformasi yang diterbitkan oleh KSAP yang
memberikan arahan/pedoman secara tepat waktu untuk mengatasi masalah-masalah akuntansi maupun
pelaporan keuangan yang timbul No 01 Penyusunan neraca awal pemerintah pusat No 02 Penyusunan neraca
awal pemerintah daerah No 03 Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Sesuai dengan SAP dengan
Konversi No 04 Penyajian dan pengungkapan helanja pemerintah No 05 Akuntansi Penyusutan No 06
Akuntansi Piutang No 07 Akuntansi Dana Bergulir

2.3.5. Tujuan Kerangka Konseptual

a. Sebagai acuan bagi:


b. Penyusun standar
c. Penyusun laporan keuangan
d. Pemeriksa Para pengguna laporan

2.3.6. Posisi Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual bukan standar akuntansi Kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan jika terdapat
masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam SAP Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan
standar akuntansi, maka ketentuan standar akuntansi diunggulkan relatif terhadap kerangka konseptual

2.4. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah

Akuntansi adalah suatu system, yaitu suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem- subsistem atau kesatuan lebih
kecil yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan tertentu. Suatu system mengolah input menjadi output.
Input system akuntansi adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya adalah
laporan keuangan. Dalam proses akuntansi, terdapat beberapa catatan yang dibuat, yaitu jurnal, buku besar, dan
buku pembantu. Apabila digambarkan. system akuntansi tersebut akan tampak seperti yang ditunjukkan pada
tampilan berikut.

Dalam konteks akuntansi keuangan daerah juga terdapat System Akuntansi Pemerintahan Daerah. Konsep
Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah ini pun sejalan dengan konsep system akuntansi di atas dan system
akuntansi pemerintahan dalam SAP. Hal ini tercantum dalam pasal 1 ayat (5) PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang
SAP yang menyebutkan bahwa system akuntansi pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual maupun
yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi
keuangan dan operasi keuangan pemerintah. Oleh karena itu. system akuntansi pemerintahan daerah adalah
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data,

pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemda, sedangkan definisi
system akuntansi keuangan daerah menurut peraturan yang lama (kepmendagri nomor 29 tahun 2002) adalah
system akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atau
kejadian keuangan, serta pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum,

System akuntansi keuangan daerah memiliki contoh input berupa bukti memorial, surat tanda setoran, dan surat
perintah pencairan dana. Proses system akuntansi keuangan daerah dilakukan dilakukan dengan menggunakan
catatan seperti buku jurnal umum, buku jumal penerimaan kas, buku jurnal pengeluaran kas, buku besar, dan
buku besar pembantu. Output system akuntansi keuangan daerah berupa laporan keuangan yang meliputi
laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (Permendagri Nomor 13
tahun 2006 pasal 232)
System akuntansi diatas dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi, yaitu tahap-tahap yang terdapat
dalam system akuntansi, seperti (Sugiri, 2001: 13):

1. Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam bukti dan melakukan analisis transaksi keuangan tersebut.

2. Mencatat transaksi keuangan dalam buku jurnal, tahapan ini disebut menjumal.

3. Meringkas, dalam buku besar, transaksi-transaksi keuangan yang sudah dijurnal. Tahapan ini disebut posting
atau mengakunkan.

4 Menentukan saldo-saldo buku besar diakhir periode dan menuangkannya dalam neraca saldo.

5. Menyesuaikan buku besar berdasarkan pada informasi yang paling up-to-date (mutakir)

6. Menentukan saldo-saldo buku besar setelah penyesuaian dan menuangkannya dalam neracasaldo setelah
penyesuaian (NSSP).

7. Menyusun laporan keuangan berdasarkan pada NSSP

8. Menutup buku besar...

9. Menentukan saldo-saldo buku besar dan menuangkannya dalam neraca saldo setelah tutup buku.

2.5. Transaksi Keuangan Daerah

Dari mulai melakukan proses identifikasi kemudian dilanjutkan dengan pengukuran transaksi ekonomi dengan
satuan uang yaitu setiap transaksi yang terjadi harus dinyatakan dalam nilai mata uang yang berlaku (rupiah).
Selanjutnya adalah melakukan pencatatan transaksi serta pengolahan data menjadi sebuah informasi yang
diperlukan. Informasi itulah yang kemudian. disusun menjadi sebuah laporan keuangan pemerintah daerah. Pada
umumnya output dalam laporan keuangan pemerintah daerah adalah:

a Laporan Realisasi Anggaran

b. Laporan Neraca

c. Laporan Arus Kas

d. Laporan Perubahan Ekuitas Dana

e. Catatan dan Laporan Keuangan


Pencatatan Transaksi akuntansi keuangan daerah sampai saat ini masih mengunakan 3 metode yaitu:

1. Single Entry Dalam sistem ini pencatatan ekonomi hanya dilakukan satu kali. Transaksi yang mengakibatkan
pemasukan kas akan dimasukan dalam sisi penerimaan dan yang mengurangi kas

dimasukan dalam sisi pengeluaran. Sistem single entry ini memiliki kelebihan mudah dipahami dan sederhana
namun sistem ini mulai ditinggalkan oleh hanyak pemerintah daerah karena. memiliki kelemahan yaitu kurang
bagus untuk pelaporan karena sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan serta sulit untuk mengontrol
keuangan.

2. Double Entry

Metode pencatatan kedua adalah double entry atau sering juga disebut sistem tata buku berpasangan. Dalam
sistem ini metode pencatatannya sama dengan pencatatan debit-kredit pada prinsip dasar akuntansi umum
namun ada sedikit perbedaan formula dalam persamaan dasar akuntansinya yaitu:

Belanja Aset Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan

Transaksi yang menambah aktiva dimasukan dalam debit dan yang mengurangi aktiva dimasukan dalam kredit,
Pencatatan dengan mengunakan metode double entry ini menggunakan Basis Kas Modifikasi yaitu pencatatan
akuntansi yang hanya berlaku pada pencatatan yang berkaitan dengan penerimaan dan penegeluaran kas
sedangkan pencatatan diluar penerimaan dan pengeluarkan kas dicatat dengan Basis Akrual

3. Triple Entry

Metode triple entry merupakan pengembangan dari metode double entry tetapi ditambah dengan pencatatan
pada buku anggaran. Cara kerjanya adalah pada saat pencatatan double entry dilakukan, maka tim PPK SKPD
(Pejabat Pengelolah Keuangan Surat Ketetapan Pajak Daerah) dan SKPKD (Saman Kerja Pengelolah Keuangan
Daerah) juga melakukan pencatatan transaksi pada buku anggaran sehingga catatan ini berimbas pada buku
anggaran.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan berpasangan (double entry). Artinya, setiap
transaksi ekonomi dicatat dua kali dan disebut juga dengan proses menjurnal. Dalam menjurnal, encatat harus
menjaga persamaan dasar akuntansi, di mana kedua sisi persamaan tersebut harus selalu seimbang.

Unsur yang menyusun persamaan dasar akuntansi adalah elemen-elemen laporan keuangan. Elemen-elemen
tersebut terdiri atas aktiva, utang, ekuitas dana atau rekening koran pemda, pendapatan, dan belanja. Aktiva aset
adalah sarana (kekayaan) yang dimiliki entitas. Utang adalah sumber sarana entitas yang berasal dari bukan
milik entitas. Ekuitas dana atau R/K Pemda adalah sumber surana entitas yang berasal dari pemilik entitas.
Pendapatan adalah bertambahnya aktiva atau penurunan utang karena aktivitas entitas. Belanja adalah
berkurangnya aktiva karena aktivitas entitas. Persamaan dasar akuntansi menyatakan bahwa aktiva ditambah
belanja sama dengan utang ditambah ekuitas dana atau R/K Pemda dan pendapatan.

Karena masing-masing elemen laporan keuangan (rekening) tersebut dapat bertambah dan berkurang, maka
masing-masing rekening memiliki dua sisi, yakni sisi debit dan kredit. Apabila aktiva dan belanja bertambah,
maka kedua rekening tersebut masuk ke dalam kolom debit, sedangkan apabila utang, ekuitas dana dan
pendapatan bertambah, maka ketiga kelompok rekening tersebut masuk dalam kolom kredit.

Dalam akuntansi, dikenal suatu istilah proses pengakuan, yaitu penentuan saat dicatatnya suatu transaksi.
Terdapat dua dasar pengakuan yang pokok, yaitu dasar kas dan dasar akrual. Antara dua dasar tersebut terdapat
dasar pengakuan yang merupakan transisi, yaitu dasar kas modofikasian dan dasar akrual modofikasian. Basis
akrual menuntut dilakukannya pencatatan saat transaksi dilakukan. Basis inilah yang digariskan oleh Pasal 70
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Namun demikian, hasis yang paling tepat diterapkan
dalam akuntansi keuangan daerah saat ini adalah basis kas modifikasian, di mana menurut basis ini, selama
tahun anggaran berjalan, pencatatan dilakukan dengan dasar kas, sedang pada akhir tahun anggaran dilakukan
penyesuaian sesuai dengan dasar akrual. Basis ini paling teat digunakan pada kondisi negara saat ini mengingat
pemda telah terbiasa menggunakan basis kas dalam tata bukunya sehingga perlu proses pembelajaran dan
pentahapan dalam usaha penerapan basis akrual melalui penggunaan basis kas modifikasian.

Akuntansi adalah suatu sistem, yang tujuannya adalah menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah
terdiri atas laporan perhitungan APBD, nota perhitungan APBD, laporan aliran kas, dan neraca. Akuntansi, di
samping merupakan sistem, juga merupakan siklus. Artinya, akuntansi terdiri atas tahap-tahap tertentu dan
setelah selesainya tahap-tahap tersebut, kegiatan berulang kembali seduai dengan urutan tersebut. Tahap-tahap
yang terdapat dalam siklus akuntansi adalah analisis transaksi, jurnal, posting, neraca saldo, penyesuaian, neraca
saldo setelah penyesuaian, laporan keuangan, penutupan, dan neraca saldo setelah penutupan.

Siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti tahap-tahap yang ada dalam siklus akuntansi tersebut. Perbedaan
yang ada adalah pada pembuatan jurnal penutup sebelum penyusunan laporan perubahan ckuitas dann (R/K
Pemda), laporan aliran kas, dan neraca dengan tujuan mempermudah penyusunan ketiga laporan tersebut.

Sistem Akuntansi Keuangan Pemda berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 merupakan suatu sistem
yang secara komprehensif mengatur prosedur-prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur
akuntansi selain kas, dan prosedur akuntansi asel, Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam setiap prosedur
tersebut adalah fungsi yang terkait. dokumen yang digunakan, laporan yang dihasilkan, dan uraian teknis
prosedur.
DAFTAR PUSTAKA

metode-pencatatannya

https://www.harmony.co.id/blog/penjelasan-akuntansi-keuangan-daerah-dan-

http://hcibilon.blogspot.com/2011/12/akuntansi-keuangan-daerah.html https://slideplayer.info/slide/2974592/

Anda mungkin juga menyukai