Anda di halaman 1dari 17

TUGAS AKUNTANSI PEMERINTAHAN

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Bhara Bromantya (14312271)
2. Khoirina Kencana N (14312303)
3. Muhammad Zuhilmi (14312313)
4. Zulfa Rabbani (14312323)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas selesainya penyusunan Makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi syarat penilaian dalam tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintahan. Ucapan
terimakasih penulis persembahkan untuk Ibu Kinanthi Putri selaku dosen Akuntansi
Pemerintahan, yang telah memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
ini. Materi dalam Makalah ini membahas tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.
Penjelasan tiap bab disertai dengan pembahasan yang lengkap dan jelas.

Dalam pembuatan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun penulis
menyadari bahwa terselesainya tugas ini tidak lain karena berkat bantuan, doa dan bimbingan
orang-orang sekitar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga tugas
makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak yang ingin memperdalam Mata Kuliah Akuntansi
Pemerintahan. Akhirnya penulis meminta maaf kepada semua pihak apabila dalam penyusunan
tugas ini masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu penulis senantiasa menerima
kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.

Yogyakarta, Mei 2017

Penulis,

Kelompok 6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian pentig dari pengelolaan keuangan
daerah yang mencakuo keseluruhan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
akuntansi, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan daerah. Untuk
menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, kepala daerah menetapkan sistem akuntansi
pemerintah daerah dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan
keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintah daerah disusun dengan berpedoman pada
prinsip pengendalian intern entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang menyelenggarakan
system akuntansi pemerintah daerah.

Sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD) merupakan suatu instrument untuk


mengoperasionalkan prinsip-prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam SAP dan kebijakan
akuntansi. SAPD menunjukkan rangkaian proses akuntansi yang terdiri dari proses identifikasi
transaksi keuangan, menjurnal ke dalam buku jurnal, memposting ke buku besar,
menyusunneraca saldo, menyusun kertas kerja konsolidasian, dan diakhiri dengan penyusunan
laporan keuangan.Sebagai sebuah pedoman, SAPD menjelaskan siapa melakukan apa dan
menegaskan tentang transaksi apa saja yang dicatat dan bagaimana mencatatnya. Pada
prinsipnya, SAPD disusun agar para petugas yang menjalankan fungsi akuntansi dapat
memahami dan menjalankan proses akuntansi dengan baik dan benar (kemendagri, 2014).

Setelah dikeluarkannya paket Undang-Undang Keuangan Negara yaitu UU No. 17 Tahun


2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU
No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
maka informasi keuangan negara yang meliputi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dilengkapi dengan informasi Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan,selain
informasi mengenai Laporan Realisasi APBN/APBD. Pelaporan keuangan pemerintah
selanjutnya harus mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah seperti yang tertuang dalam PP
71 Tahun 2010.
Berdasarkan dari uraian diatas, makalah ini akan membahas sistem akuntansi pemerintah
daerah.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana ruang lingkup dan karakteristik akuntansi pemerintah daerah?
2) Bagaimana sistem akuntansi pemerintah daerah?
3) Bagaimana prosedur sistem akuntansi pemerintah daerah?

1.3 Tujuan
1) Menjelaskan ruang lingkup dan karakteristik akuntansi pemerintah daerah
2) Menjelaskan sistem akuntansi pemerintah daerah
3) Untuk mengetahui prosedur sistem akuntansi pemerintah daerah

1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini untuk menambah pengetahuan tentang sistem
akuntansi pemerintah daerah yang telah diterapkan sesuai dengan Surat Edaran No.
900/316/BAKD Tahun 2007 tentang Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan
Akuntansi, Pelaporan, Pertanggungjawaban Keuangan Daerah serta memenuhi tugas
matakuliah Akuntansi Pemerintahan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintah Daerah

2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah perlu menjalankan sistem akuntansi yang baik untuk mendukung
pelaksanaan pemerintahannya. Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah
(SAPD) adalah serangkain prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan pengikhtisaran, hingga pelaporan posisi keuangan
(neraca) dan operasi keuangan pemerintah (LRA).

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terdiri atas dua bagian utama yaitu:
a. Sistem Akuntansi Bendahara Umum Daerah pada Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD)
b. Sistem Akuntansi Instansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

2.1.2 Dasar Hukum


Untuk aturan pelaksanaannya dimulai dari :
 PP Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban keuangan
daerah; terhitung tahun anggaran 2001.
 Diatur lebih lanjut di Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta tata cara
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha
Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
 Lalu pada tahun 2005 diatur kembali yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang diatur lebih lanjut pada Permendagri
Nomor 13 Tahun tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Permendagri
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
yang digunakan oleh Pemerintahan Daerah saat ini.
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor
25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah.

2.1.3 Karakteristik Akuntansi Pemerintah Daerah

1) Akuntabilitas, yakni mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya (khususnya


keuangan) serta pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan secara periodik.
2) Manajerial, yakni menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan
dan pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian yang efektif
atas asset, hutang dan ekuitas dana.
3) Transparansi, yakni menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat
dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik.

2.1.4 Kerangka Umum SAPD

1) SAPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) terdiri atas:


a. sistem akuntansi PPKD; dan
b. sistem akuntansi SKPD.
2) Sistem akuntansi PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup teknik
pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-LO, beban, pendapatan-
LRA, belanja, transfer, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi,
penyusunan laporan keuangan PPKD serta penyusunan laporan keuangan konsolidasian
pemerintah daerah.

Bagan proses penyusunan Laporan Keuangan PPKD :


Menyiapkan Kertas Kerja

1. Mengisi Neraca 3. Membuat Neraca


2. Membuat Jurnal
Saldo Sebelum Saldo Setelah
Penyesuaian
Penyesuaian Penyesuaisan
Menyusun Laporan Keuangan

1. Menyusun LRA, 2. Menyusun LO, 3. Menyusun Neraca,


membuat jurnal membuat jurnal membuat jurnal
penutup LRA dan NS penutup LO dan NS penutup akhir dan NS
setelah Penutupan LRA setelah penutupan LO akhir

4. Menyusun 5. Menyusun Catatan


Laporan Perubahan atas Laporan
Ekuitas Keuangan

3) SA-Konsolidator sebagai wakil Pemerintah Daerah (entitas pelaporan) yang akan


mencatat transaksi resiprokal antara SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan melakukan
proses konsolidasi laporan keuangan (laporan keuangan dari seluruh SKPD dan PPKD
menjadi laporan keuangan Pemerintah Daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi
APBD (LRA), Neraca Pemerintah Daerah, LAK, dan CaLK Pemerintah Daerah).

Bagan Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah :

Menyiapkan Kertas Kerja Konsolidasi

1. Mengisi Neraca 3. Membuat Neraca


2. Membuat Jurnal
Saldo Sebelum Saldo Setelah
Penyesuaian
Penyesuaian Penyesuaisan

Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi

1. Menyusun LRA, 2. Menyusun LO, 3. Menyusun Neraca,


membuat jurnal membuat jurnal membuat jurnal
penutup LRA dan NS penutup LO dan NS penutup akhir dan NS
setelah Penutupan LRA setelah penutupan LO akhir
4. Menyusun 5. Menyusun
6. Menyusun
Laporan Perubahan Laporan Perubahan
LO ekuitas Laporan Arus Kas

7. Menyusun
Catatan Atas
Laporan Keuangan

4) Sistem akuntansi SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mencakup teknik
pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-LO, beban, pendapatan-
LRA, belanja, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi serta penyusunan
laporan keuangan SKPD.
Bagan proses penyusunan Laporan Keuangan SKPD :
Menyiapkan Kertas Kerja

1. Mengisi Neraca 3. Membuat Neraca


2. Membuat Jurnal
Saldo Sebelum Saldo Setelah
Penyesuaian
Penyesuaian Penyesuaisan

1. Menyusun LRA, 2. Menyusun LO, 3. Menyusun Neraca,


membuat jurnal membuat jurnal membuat jurnal
penutup LRA dan NS penutup LO dan NS penutup akhir dan NS
setelah Penutupan LRA setelah penutupan LO akhir

4. Menyusun 5. Menyusun Catatan


Laporan Perubahan atas Laporan
Ekuitas Keuangan
Entitas  Untuk memastikan prosedur penuntasan akuntabilitas (accountabillity
discharge), perlu ditetapkan entitas untuk menunjukkan entitas akuntansi yang menjadi
pusat-pusat pertanggungjawaban keuangan pemerintah. Entitas pelaporan keuangan
mengacu pada konsep bahwa setiap pusatpertanggungjawaban harus bertanggung jawab
atas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan peraturan. Penetapan Dinas sebagai entitas
akuntansi Pemerintah Daerah didasarkan pada pengertian bahwa pengukuran kinerja
akan lebih tepat jika dilakukan atas suatu fungsi. Dalam struktur Pemerintah Daerah,
dinas merupakan suatu unit kerja yang paling mendekati gambaran suatu fungsi
Pemerintah Daerah.

2.2 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Sistem Akuntansi BUD


Sistem Akuntansi BUD pada SKPKD meliputi:
a. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
b. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
c. Prosedur Akuntansi Aset Tetap
d. Prosedur Akuntansi Selain Kas
Laporan Keuangan yang dihasilkan pada tingkat SKPKD meliputi:
1) Laporan Realisasi Anggaran
2) Neraca
3) Laporan Operasional
4) Laporan Perubahan Ekuitas
5) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
6) Laporan Arus Kas
7) Catatan Atas Laporan Keuangan

Sistem Akuntansi Instansi


Sistem Akuntansi Instansi pada SKPD meliputi:
a. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
b. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
c. Prosedur Akuntansi Aset Tetap
d. Prosedur Akuntansi Selain Kas
Laporan Keuangan yang dihasilkan pada tingkat SKPD meliputi:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Neraca
c. Laporan Operasional
d. Laporan Perubahan Ekuitas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Komponen-komponen diatas diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

PENYUSUNAN SAPD
Untuk menyusun SAPD tersebut, perlu memperhatikan beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Identifikasi prosedur
Tahapan penyusunan sistem akuntansi pemerintah daerah dimulai dari memahami
proses bisnis pada pemerintah daerah khususnya terkait siklus pengelolaan keuangan
daerah. Berdasarkan siklus itulah tim penyusun SAPD mengidentifikasi prosedur-
prosedur apa saja yang harus dibuat.
2. Menentukan pihak-pihak terkait
Setelah prosedur-prosedur teridentifikasi, ditentukan pihak-pihak yang terkait pada
masing-masing prosedur. Masing-masing pihak memiliki peran tersendiri agar prosedur
dapat menghasilkan output yang diinginkan.
3. Menentukan dokumen terkait
Setelah prosedur dan pihak terkait ditentukan, langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi dokumen-dokumen yang mengalir pada prosedur sekaligus
menentukan pihak-pihak pengguna dokumen tersebut. Dari semua dokumen tersebut
diidentifikasi dokumen mana yang valid untuk dijadikan sebagai dokumen sumber
pencatatan jurnal.
4. Menentukan jurnal standar
Pada setiap prosedur yang telah ditetapkan tim penyusun menelaah SAP dan kebijakan
akuntansi terkait. Berdasarkan penelaahan tersebut tim penyusun menentukan jurnal
debet dan kredit yang akan digunakan untuk mencatat.
5. Menuangkannya dalam langkah teknis
Langkah terakhir dalam penyusunan SAPD ialah menyusun langkah teknis. Langkah
teknis merupakan alur pelaksanaan sistem akuntansi yang menjelaskan pihak-pihak
yang melaksanakan sistem akuntansi, dokumen apa saja yang diperlukan, dan
bagaimana pihak-pihak tersebut memperlakukan dokumen-dokumen yang terkait. Selain
itu, diberikan ilustrasi atau format pencatatan dalam bentuk penjurnalan akuntansi pada
setiap bagan alur atau transaksi yang membutuhkan pencatatan.

2.2.1 Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas


Sistem akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses mulai pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan
dengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau pada SKPKD yang dapat dilaksanakan
secara manual maupun terkomputerisasi.
Pelaksana sistem akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut :
1) Tingkat SKPD dilaksanakan oleh PKK-SKPD (Pejabat Penatausahaan Keuangan
Satuan Kerja Perangkat Daerah), Bendahara Penerimaan, dan Bendahara
Penerimaan Pembantu.
2) Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah)
Fungsi Akuntansi, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Penerimaan Pembantu.

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas antara lain :
1) Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah.
2) Surat Ketetapan Retribusi (SKR).
3) Surat Tanda Setoran (STS).
4) Surat Tanda Bukti Penerimaan (STPB).
5) Nota Kredit.
6) Bukti Transfer.
7) Dokumen lainnya.

Buku catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas
meliputi :
1) Buku jurnal penerimaan Kas.
2) Buku Kas Umum.
3) Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian.
4) Buku Besar Kas.
5) Buku Besar Pembantu Penerimaan Kas.
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Kas di SKPD
1) Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi daerah
melalui Bendahara Penerimaan.
2) Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi daerah
melalui Bendahara Penerimaan Pembantu.
3) Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi daerah
melalui Badan, Lembaga Keuangan, atau Kantor Pos yang ditunjuk oleh
pemerintah daerah.

2.2.2 Prosedur Pengeluaran Kas


Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah serangkaian proses mulai
pencatatan,penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkenaan dengan pengeluaran kas pada SKPKD dan/atau pada SKPKD yang dapat
dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Pelaksana sistem akuntansi pengeluaran kas adalah sebagai berikut :
1) Tingkat SKPD dilaksanakan oleh PPK-SKPD dan Bendahara Pengeluaran
2) Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD-Fungsi Akuntansi dan Bendahara
Pengeluaran

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas antara lain :
1) SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)
2) SPJ (Surat Pertanggungjawaban)
3) Nota Debet
4) Bukti Transfer
5) Dokumen lainnya

Buku catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
meliputi :
1) Buku Jurnal Pengeluaran Kas
2) Buku Kas Umum
3) Buku Besar Kas
4) Buku Besar Pembantu Pengeluaran Kas
Sistem dan Prosedur akuntansi pengeluaran kas ,terdiri :
1) Penerbitan SP2D Langsung (LS)
2) Penerbitan SP2D Uang Persediaan (UP)
3) Penerbitan SP2D Ganti Uang (GU)
4) Penerbitan SP2D Tambahan Uang Persediaan (TU)

Sebelum penerbitan SP2D (LS,UP,GU,TU) didahului dengan proses penatausahaan di


tingkat SKPD berupa pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) oleh bendahara
pengeluaran.Pengajuan SPP harus didukung oleh dokumen-dokumen berikut :
1) Salinan Surat Penyediaan Dana (SPD)
2) Surat Pengantar SPP LS/UP/GU/TU
3) Ringkasan SPP LS/UP/GU/TU
4) Rincian Penggunaan SPP LS/UP/GU/TU
5) Surat Pernyataan oleh Pengguna anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran – khusus
untuk pengajuan SPP UP/GU/TU
6) Lampiran lainnya yang diperlukan

2.2.3 Prosedur Akuntansi Aset Tetap


Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan atau
kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi dan atau kejadian aset tetap pada
SKPD dan atau pada SKPD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun
terkomputersasi.
Buku catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi asset tetap meliputi :
1) Buku Jurnal Umum
2) Buku Besar
3) Buku Besar Pembantu

Laporan Yang dihasilkan


 Tingkat SKPD  Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatn Atas Laporan
Keuangan
 Tingkat SKPKD  Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Sistem dan Prosedur Akuntansi Aset Tetap
a. Sistem dan prosedur pengadaan aset tetap (barang milik negara/daerah)
b. Sistem dan prosedur penyimpanan dan penyaluran
c. Sistem dan prosedur pemanfaatan
d. Sistem dan prosedur pemeliharaan
e. Sistem dan prosedur tuntutan pembendaharaan dan tuntutan ganti rugi
f. Sistem dan prosedur perubahan status hukum

2.2.4 Prosedur Akuntansi Selain Kas


Sistem akuntansi selain kas adalah serangkaian proses mulai pencatatan penggolongan,
dan peringkasan transaksi dan/ atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi dan/
atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/ atau pada SKPKD yang dapat
dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

Transaksi selain kas antara lain berupa:


1) Hibah tidak dalam bentuk kas
2) Koreksi atas kesalahan pencatatan
3) Pembelian secara kredit
4) Retur pembelian kredit
5) Pembentukan dan pemakaian Dana Cadangan
6) Koreksi/pengembalian pendapatan dan belanja
7) Reklasifikasi Hutang Jangka Panjang menjadi bagian lancar Hutang Jangka
Panjang
8) Penyesuaian akhir tahun:
9) Pengakuan piutang dan atau utang
10) Penyesuaian jumlah persediaan
11) Kapitalisasi Belanja Modal

Pelaksanaan akuntansi selain kas adalah sebagai berikut:


1) Tingkat SKPD dilaksanakan oleh PPK-SKPD
2) Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD-Fungsi Akuntansi
Dokumen yang diperlukan dalam sistem akuntansi selain kas berupa Bukti Memorial.
Bukti memorial dapat berupa:
1) Berita Acara Koreksi
2) Berita Acara Penerimaan Barang Donasi
3) Berita Acara Perubahan Status Hukum
4) Kontrak
5) Jaminan

Buku catatan akuntansi yang terkait dengan akuntansi selain kas meliputi:
1) Buku Jurnal Umum
2) Buku Besar
3) Buku Besar Pembantu

Contoh Laporan keuangan dalam Pemerintah Daerah Trenggalek Thn. 2015 (Terlampir)
Laporan Keuangan Pemkab Trenggalek Tahun 2015
1. Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2015
2. Laporan Arus Kas Tahun 2015
3. Neraca Tahun 2015
4. Laporan Operasional 2015
5. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas laporan Keuangan Tahun 2015
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah (SAPD) adalah serangkain prosedur


manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan
pengikhtisaran, hingga pelaporan posisi keuangan (neraca) dan operasi keuangan
pemerintah (LRA). Sub-sistem umum dari sistem akuntansi pemerintah daerah yaitu
Sistem Akuntansi SKPD (SA-SKPD) dan Sistem Akuntansi PPKD (SA-PPKD).

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terdiri atas dua bagian utama yaitu:

 Sistem Akuntansi Bendahara Umum Daerah pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD)
 Sistem Akuntansi Instansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Prosedur dalam system akuntansi pemertintah daerah ada 4, yaitu prosedur penerimaan kas;
prosedur pengeluaran kas; prosedur asset tetap; dan prosedur selain kas.
DAFTAR PUSTAKA

Kemendagri. (2014). Pengantar Modul Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Jakarta:


Kemendagri.

Pemendagri (2013). Peraturan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia nomor 64 tahun 2013

Mahmudi. (2016). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta,


Indonesia: UII Press.

Bambang, Kesit (2013). Pengantar Modul Akuntansi Pemerintah Daerah. Yogyakarta

Ariesta, Fadila. (2013). Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan
Keuangan Pemerintag Daerah; Studi pada satuan kerja perangkat di Kabupaten Pasaman
Barat.

Kementrian Pemerintah Darah, n.d. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD). Diakses dari
http://trenggalekkab.go.id/transparansi/transparansi1.htm. (Diakses pada 22 Mei 2017)

Anda mungkin juga menyukai