Juliana (2021614060006)
Siti mastini (2021614060022)
Nora chyntia (2021614060027)
Shalawat bernada salam tidak lupa pula kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari cara berpola pikir yang tidak
mengetahui ilmu kearah yang lebih mengenal ilmu pengetahuan yang kita rasakan
sekarang.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga penulisan ini bisa menjadi manfaat bagi kita semua.
Waasalamualaikum wr. wb
penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Kesimpulan...........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kebijakan akuntansi berkaitan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang telah
dipilih berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan untuk diterapkan dalam
penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan (Cairns, dkk., 2011).
Kebijakan akuntansi pemerintah daerah berisi unsur-unsur pokok dari Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) yang dijabarkan dalam pemilihan suatu metode
akuntansi, baik dalam pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan. Oleh karena
itu, kebijakan akuntansi merupakan suatu pedoman operasional akuntansi bagi
fungsi-fungsi akuntansi di setiap organisasi perangkat daerah (Mulyani &
Suryawati, 2011).
Selain itu, kebijakan akuntansi juga harus berpedoman pada fungsi-fungsi di
pemerintah daerah, antara lain: fungsi perencanaan, fungsi penyusun Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan fungsi pelaksanaan APBD
(Weskornis, & Suraida, 2018). Dengan demikian akan terjadi keselarasan antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pelaporan keuangan daerah.
Kebijakan akuntansi pemerintah daerah diawali dari Undang-Undang No. 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, di mana pemerintah membentuk KSAP
yang ditugaskan menyusun konsep pra-PP tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, dengan hasil terbaru berupa PP No. 71 Tahun 2010. Tiga tahun
kemudian, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia menerbitkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2013 tentang penerapan standar akuntansi
pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah daerah.
Banyak terjadi perubahan di Indonesia yang bersifat signifikan dan
fundamental dalam mekanisme penyelenggaraan pemerintah, yaitu
diberlakukannya otonomi daerah secara efektif. Hal ini tertuang di dalam UU No.
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta UU No. 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
secara langsung pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk
menyelenggarakan pemerintah daerah yang lebih luas, nyata, dan bertanggung
jawab.
1
Namun dibalik semua itu, terdapat beberapa kekhawatiran atas munculnya
‘desentralisasi masalah’. yaitu berupa pelimpahan masalah yang belum dapat
ditangani oleh pemerintah pusat untuk pemerintah daerah. Hal ini tergambar
dalam UU No. 32 Tahun 2004, “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia “Menurut UU No. 32 Tahun 2004, “Otonomi daerah adalah hak
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundangundangan”.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka daerah diberi hak otonom oleh
pemerintah pusat untuk mengatur dan mengurus kepentingannya sendiri.
Pencapaian good governance untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan yang
tertuang dalam penjelasan bahwa “Otonomi daerah identik dengan tuntutan
akuntabilitas, good governance, dan sebagainya”. Pemerintahan yang baik adalah
pemerintahan yang dapat mempertanggung jawabkan kepercayaan masyarakatnya
secara jujur (Enho, 2008).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita simpulkan sebuah permasalahan
yaitu bagaimana sistem akuntansi pemerintah daerah dan dokumen pelaksanaan
anggaran.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memahami sistem akuntansi
pemerintah daerah dan dokumen pelaksanaan anggaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
g) Sistem akuntansi pemerintahan daerah dilaksanakan oleh PPKD pada
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).
h) Sistem akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilaksanakan
oleh PPK-SKPD.
i) Salah satu muatan sistem akuntansi pemerintahan daerah adalah kode
rekening yang terdiri atas kode rekening aset, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan, belanja dan pembiayaan serta jurnal stándar yang
digunakan dalam pencatatan.
j) Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, entitas
pelaporan menyusun laporan yang meliputi :
1) laporan realisasi anggaran;
2) neraca;
3) laporan arus kas; dan
4) catatan atas laporan keuangan.
k) Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, entitas
akuntansi menyusun laporan yang meliputi :
1) laporan realisasi anggaran;
2) neraca;
3) catatan atas laporan keuangan.
B. Prinsip dasar dalam penyusunan laporan keuangan daerah
4
Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
1. Basis Akuntansi
5
diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan
penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum
dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas
pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk
jasa disajikan pula pada LO.
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar
atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh
aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas
dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan
pemerintah.
6
3. Realisasi (Realization)
5. Periodisitas (Periodicity)
6. Konsistensi (Consistency)
7
Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa
metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih
baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan
metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
8
C. Struktur dan bentuk laporan keuangan daerah
9
4) Kepala Daerah membuat Surat Pernyataan Kepala Daerah yang
menyatakan bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggung jawabnya
telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai, standar akuntansi pemerintahan, dan sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
5) Kepala Daerah menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
10
aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian, koreksi dan penyusunan laporan
keuangan SKPD.
11
d) Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer
penerimaan daerah.
e) Nota Kredit Bank merupakan bukti dari um daerah.
5) Buku yang digunakan pada prosedur Akutansi penerimaan Kas pada
SKPD, terdiri atas :
a) buku jurnal penerimaan kas merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh fungsi akutansi pada PPK-SKPD untuk
mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian
yang berhubungan dengan penerimaan kas.
b) buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akutansi pada PPK-SKPD untuk mencatat peringkasan (posting)
semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal penerimaan
Kas ke dalam Buku Besar untuk setiap rekening aset, kewajiban,
ekuitas dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan.
c) buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan
oleh fungsi Akutansi pada PPK-SKPD untuk mencatat
transaksitransaksi dan kejadian yang berisi rincian item buku
untuk setiap rekening yang dianggap perlu.
6) Uraian Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
a) Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas pada SKPD dilaksanakan
oleh PPK-SKPD sedangkan pada SKPKD dilasanakan oleh
PPKD-Fungsi Akuntansi
b) Berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas, PPK-SKPD
dan/atau PPKD-Fungsi Akuntansi melakukan pencatatan Jurnal
Penerimaan Kas.
12
2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
1) Dokumen yang digunakan pada Prosedur Akuntansi
Pengeluaran Kas pada SKPD dan/atau SKPKD, terdiri
atas:
a) Surat Penyediaan Dana (SPD), yang merupakan
dokumen yang dibuat oleh PPKD sebagai dokumen yang
menunjukkan tersedianya dana untuk
diserap/direalisasikan.
b) Surat Perintah Membayar (SPM), yang merupakan
dokumen yang terbitkan oleh Pengguna Anggaran
untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) yang akan diterbitkan oleh Kuasa Bendahara
Umum Daerah (Kuasa BUD).
c) Kwitansi Pembayaran dan Bukti Penerimaan Lainnya,
13
yang merupakan dokumen sebagai tanda bukti
pembayaran.
d) Surat Perintah Pencairan Dana SP2D), yang merupakan
dokumen yang diterbitkan oleh Kuasa BUD untuk
mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk.
e) Bukti Transfer, yang merupakan dokumen atau bukti atas
transfer pengeluaran daerah.
f) Nota Debet Bank, yang merupakan dokumen atau bukti
dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang keluar
dari rekening kas umum daerah.
2) Buku yang digunakan pada prosedur Akutansi
pengeluaran Kas pada SKPD, terdiri atas :
a) Bukti jurnal pengeluaran kas, yang merupakan catatan
yang diselenggarakan oleh PPK-SKPD dan/atau PPK-
Fungsi Akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan
semua transaksi dan/atau kejadian yang berhubungan
dengan pengeluaran kas.
b) Buku besar, yang merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh PPK-SKPD dan/atau PPKD-
Fungsi Akuntansi untuk mencatat peringkasan
(posting) atas setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas
dana, pendapatan, dan pembiayaan.
c) Buku besar pembantu, yang merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh PPK-SKPD dan /atau PPKD-
Fungsi Akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi
dan/atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar.
Buku besar pembantu sebagai alat uji silang dan
kelengkapan informasi akun tertentu jika dianggap perlu.
14
BUKU JURNAL PENGELUARAN KAS
Nomor
Tanggal Kode Uraian Ref Akutansi ( RP )
SP2D/NOTA Bukti Lain Rekening
Jlh ( RP )
Debet
1 2 3 4 5 6 7
Jlh
Cara Pengisian :
15
6) Setiap aset tetap kecuali tanah dan konstruksi dalam
pengerjaan dilakukan penyusutan yang sistematis sesuai
dengan masa manfaatnya.
7) Metode penyusutan yang dapat digunakan antara lain:
a) metode garis lurus;
b) metode saldo menurun ganda; dan
c) metode unit produksi.
8) Metode garis lurus sebagaimana dimaksud pada angka 7)
huruf
a) merupakan penyesuaian nilai aset tetap dengan
membebankan penurunan kapasitas dan manfaat aset tetap
yang sama setiap periode sepanjang umur ekonomis aset
tetap berkenaan.
9) Metode saldo menurun ganda sebagaimana dimaksud pada
angka 7) huruf b) merupakan penyesuaian nilai aset tetap
dengan membebankan penurunan kapasitas dan manfaat aset
tetap yang lebih besar pada periode awal pemanfaatan aset
dibandingkan dengan periode akhir sepanjang umur
ekonomis aset tetap berkenaan.
10) Metode unit produksi sebagaimana dimaksud pada angka 7)
huruf c) merupakan penyesuaian nilai aset tetap dengan
membebankan penurunan kapasitas dan manfaat aset tetap
berdasarkan unit produksi yang dihasilkan dari aset tetap
berkenaan.
11) Penetapan umur ekonomis aset tetap dimuat dalam kebijakan
akuntansi berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
12) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi
aset sebagaimana dimaksud pada angka 1) berupa bukti
memorial dilampiri dengan: berita acara penerimaan
barang;berita acara serah terima barang; dan berita acara
penyelesaian pekerjaan.
13) Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dan/atau
16
kejadian dalam prosedur akuntansi aset sebagaimana
dimaksud angka 1) mencakup:
a) Buku jurnal
b) buku besar;
c) dan buku besar pembantu.
14) Prosedur akuntansi asset dilaksanakan oleh :
a) PPPK-SKPD serta pejabat pengurus dan penyimpan
barang SKPD
b) PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi dan/atau
kejadian sebagaimana dimaksud pada angka 12)
membuat bukti memorial;
c) Bukti memorial sekurang-kurangnya memuat informasi
mengenai jenis/nama aset tetap, kode rekening,
klasifikasi aset tetap, nilai aset tetap, tanggal transaksi
dan/atau kejadian;
d) Bukti memorial dicatat ke dalam buku jurnal umum;
e) Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian
asset tetap diposting ke dalam buku besar rekening
berkenaan;
f) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana
dimaksud pada huruf e) ditutup sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan SKPD.
4. Prosedur Akuntansi Selain Kas
1) Prosedur Akuntansi Selain Kas meliputi serangkaian proses
mulai pencatatan, penggolongan, dan peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian
selain kas pada SKPD maupun SKPKD yang dapat
dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
2) Prosedur Akuntansi Selain Kas meliputi transaksi dan/atau
kejadian sebagai berikut :
17
a) Pengesahan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran yang
merupakan pengesahan atas pengeluaran/belanja melalui
mekanisme uang persediaan/ganti uang/tambahan uang.
b) Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi
terhadap kesalahan dalam membuat jurnal tersebut telah
diposting ke buku besar;
c) Penerimaan hibah selain kas yang merupakan
penerimaan sumber ekonomi non kas yang bukan
merupakan pelakksanaan APBD, namun mengandung
konsekuensi ekonomi bagi pemerintah daerah;
d) Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi
pembelian aset tetap yang pembayarannya dilakukan di
masa yang akan datang;
e) Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian
aset tetap yang telah dibeli secara kredit;
f) Pemindahtanganan atas aset tetap/barang milik daerah
tanpa konsekuensi kas yang merupakan
pemindahtanganan aset tetap pada pihak ketiga karena
suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas;dan
g) Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa
konsekwensi kas yang merupakan perolehan aset tetap
akibat adanya tukar menukar (ruilslaag) dengan pihak
ketiga.
3) Fungsi yang terkait pada prosedur akuntansi selain kas pada
SKPD, adalah fungsi akuntansi pada PPK-SKPD.
4) Dokumen yang digunakan pada sistem dan prosedur
akuntansi selain kas pada SKPD, terdiri atas :
a) Pengesahaan Pertanggungjawaban Pengeluaran (SPJ);
b) Berita Acara Penerimaan Barang, dan/atau
c) Surat Keputusan Penghapusan Barang; dan/atau
d) Surat Pengiriman Barang; dan/atau
b. Surat Keputusan Mutasi Barang (antar SKPD);
18
dan/atau
c. Berita Acara Pemusnahan Barang; dan/atau
d. Berita Acara Serah Terima Barang; dan/atau
e. Berita Acara penilaian;
f. Bukti Memorial sebagai dokumen untuk mencatat
transaksi atau kejadian selain kas sebagai dasar
pencatatan kedalam jurnal umum;
5) Buku yang digunakan pada prosedur Akutansi selain Kas
pada SKPD, terdiri atas :
a) Buku Jurnal Umum, yakni catatan yang diselenggarakan
oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan
menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang tidak
dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas maupun Jurnal
Pengeluaran Kas;
b) Buku Besar, yakni catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi pada PPK-SKPD untuk mencatat
peringkasan (posting) semua transaksi atau kejadian
selain kas dari Jurnal Umum kedalam Buku Besar untuk
setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, belanja,
pendapatan dan pembiayaan;
c) Buku Besar Pembantu, yakni catatan yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD
untuk mencatat transaksi- transaksi dan kejadian yang
berisi rincian item buku besar untuk setiap rekening yang
dianggap perlu.
6) Uraian Prosedur Akuntansi Selain Kas Transaksi atau
kejadian selain kas, antara lain terdiri atas :
a. Pengesahaan Pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ);
b. Koreksi kesalahan pencatatan;
c. Penerimaan donasi selain kas;
d. Pembelian secara kredit;
e. Retur pembelian kredit;
19
f. Pelepasan hak atas aktiva tetap tanpa konsekuensi kas;
g. Penerimaan aktiva tanpa konsekuentansi kas.
7) Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti
transaksi atau kejadian mencatat kedalam bukti memorial;
8) Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti
memorial mencatat kedalam buku jurnal umum.
9) Bukti transaksi mencakup antara lain :
a. Pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran
(Pengesahan SPJ).
b. Berita acara penerimaan barang; dan/atau
c. Surat penghapusan barang; dan/atau
d. Surat pengiriman barang; dan/atau
e. Surat Keputusan mutasi barang (antar SKPD); dan/atau
f. Berita acara pemusnahan barang; dan/atau
g. Berita acara serah-terima barang; dan/atau
h. Berita acara penilaian.
10)Fungsi Akuntasi pada PPK-SKPD secara perodik atau
berkala melakukan posting ke buku besar.
11)Jika dianggap perlu fungsi akuntansi pada PPK-SKPD
dapat membuat buku Besar pembantu yang berfungsi
sebagai rincian buku besar dan kontrol.
12)Pencatatan kedalam Buku Jurnal Umum, Buku Besar
Pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-
SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah
ditetapkan d alam ketentuan yang berlaku.
E. Sistem akuntansi satuan kerja
20
Dalam struktur pemerintahan daerah, Satuan Kerja merupakan entitas
akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi-
transaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja. Dalam konstruksi keuangan
daerah, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu :
21
c. Laporan keuangan pemerintah daerah terdiri dari : 1) Laporan realisasi
anggaran; 2) Neraca; 1) Laporan arus kas; 2) Catatan atas laporan
keuangan.
d. Laporan keuangan pemerintah daerah dilampiri dengan laporan ikhtisar
realisasi kinerja dan laporan keuangan BUMND/perusahaan daerah.
e. Laporan ikhtisar realisasi kinerja sebagaimana dimaksud pada huruf d
disusun dari ringkasan laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala
Daerah dan laporan kinerja interen di lingkungan pemerintah daerah.
f. Laporan keuangan pemerintah daerah dilampiri dengan surat pernyataan
kepala daerah yang menyatakan pengelolaan APBD yang menjadi
tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem
pengendalian internal yang memadai, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
22
23
1. Laporan keuangan daerah kota lhokseumawe
NO
URAIAN ANGGARAN REALISASI 2021 % REALISASI
URUT
2020
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Penyertaan Modal Daerah
PEMBIAYAAN NETTO
SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN TAHUN BERKENAAN
WALI KOTA
LHOKSEUMAWE
SUAIDI YAHYA
24
2. LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
WALI KOTA
LHOKSEUMAWE
SUAIDI YAHYA
25
3. Neraca
26
URAIAN 2021 2020
ASET LAINNYA
Tagihan Jangka Panjang 383,952,673.40 0.00
Kemitraan dengan Pihak 1,239,134,475.00 0.00
Ketiga Aset Tidak Berwujud 3,986,835,091.00 2,246,560,791.00
Aset Lain-lain 36,809,534,270.00 39,770,887,870.00
Akumulasi Amortisasi Aset Tidak (1,980,622,316.00) (1,926,427,611.00)
Berwujud Akumulasi Penyusutan Aset 0.00 0.00
Lainnya 40,438,834,193.40 40,091,021,050.00
JUMLAH ASET LAINNYA 2,099,007,467,471.58 1,950,181,640,698.35
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 28,725,987.00 15,272,727.00
Utang Perhitungan Pihak Ketiga 0.00 0.00
(PFK) Utang Bunga 0.00 0.00
Utang Pinjaman Jangka Pendek 0.00 0.00
Bagian Lancar Utang Jangka 2,144,480,984.84 302,681,843.28
Panjang Pendapatan Diterima 48,853,240,415.23 44,584,723,172.23
Dimuka 383,952,673.40 0.00
Utang Belanja 51,410,400,060.47 44,902,677,742.51
Utang Jangka Pendek Lainnya
0.00 0.00
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
0.00 0.00
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang kepada Pemerintah Pusat 0.00 0.00
SUAIDI YAHYA
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
29