Anda di halaman 1dari 18

MENGUKUR TEKANAN DARAH, MENGHITUNG NADI,

PEMERIKSAAN RUMPLE LEED


Tugas Makalah Mata Kuliah Praktikum

Di susun oleh klp 3:

Mujiburrahman (P00820722003)
Munawir (P00820722007)
Mustakim albi (P00820720015)

Dosen Pembimbing: Ns. Ainil Yusra, S.Kep, M.Kep

POLITEKNIK KESEHATANKEMENTRIAN ACEH UTARA


PRODI D-III KEPERAWATAN
TA. 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil
menyusun tugas makalah ini sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki.
Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan menuangkan ide-ide pikiran
yang baik kepada penulis untuk menyelesaikan kewajiban dalam menghadapi dan
melengkapi syarat-syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah ini dengan judul
“Mengukur Tekanan Darah, Menghitung Nadi, Pemeriksaan Rumple Leed”
Shalawat bernada salam tidak lupa pula kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari cara berpola pikir yang tidak
mengetahui ilmu kearah yang lebih mengenal ilmu pengetahuan yang kita rasakan
sekarang.
Tak lupa ucapan terimakasih penulis kepada semua pihak yang telah
bergabung dan membantu dalam penulisan makalah ini, khususnya untuk dosen
pembimbing mata kuliah ini Ibu Ns. Ainil Yusra, S.Kep, M.Kep. yang telah
memberikan waktunya untuk membimbing kami.
Harapan dan tujuan penulis semoga hasil dan isi dari makalah ini bisa
sama-sama kita petik dan terapkan dalam kegiatan kita nanti, dan kami harapkan
kritik dan saran dari pembaca agar dapat menjadi perbaikan bagi kami. Demikian,
dan apabila terdapat banyak kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Lhokseumawe, 28 febrari 2023

penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Tujuan ................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................3
A. Mengukur Tekanan Darah..................................................................3
B. Menghitung Nadi................................................................................12
C. Pemeriksaan rumple leed....................................................................14
BAB III PENUTUP.........................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan darah terhadap setiap satuan luas

dinding pembuluh. Tekanan darah hamper selalu dinyatakan dalam millimeter air

raksa (mmHg) karena manometer air raksa telah dipakai sejak lama sebagai

rujukan baku untuk pengukuran tekanan darah. Bila seseorang mengatakan

tekanan dalam pembuluh darah adalah 50 mmHg, hal itu berarti bahwa daya yang

dihasilkan cukup untuk mendorong kolom air raksa melawan gravitasi sampai

setinggi 50 mmHg (Guyton dan Hall,2012)

Secara umum, rangsang yang meningkatkan denyut nadi juga meningkatkan

tekanan darah, sedangkan yang menurunkan denyut nadi juga menurunkan

tekanan darah. Tetapi terdapat pengecualian seperti terjadinya hipotensi dan

takikardi akibat rangsang pada reseptor regang atrium (Ganong,2008).

Pada infeksi virus dengue apalagi pada bentuk klinis DBD selalu disertai

dengantanda perdarahan. Hanya saja tanda ini tidak selalu di dapat secara spontan

oleh penderita, bahkan pada sebagian besar penderita tanda perdarahan ini muncul

setelah dilakukan testtourniquet.Bentuk-bentuk pendarahan spontan yang dapat

terjadi pada penderita demam denguedapat berupa perdarahan kecil-kecil di kulit

(peteki), perdarahan agak besar (ekimosis), perdarahan gusi, perdarahan hidung

dan bahkan dapat terjadi perdarahan masif yang berakhirdengan kematian. Pada

hari-hari pertama demam biasanya dapat dilakukan Rumpel Leed untuk

mengetahui adanya peteki sebagai tes adanya infeksi dengue pada pasien demam.

4
Pada kesempatan ini penulis mengambil beberapa rumusan yang akan di

bahas pada bab selanjutnya. Rumusan tersebut adalah bagaimana konsep

mengukur tekanan darah, menghitung nadi, dan memeriksa rumple leed.

B. Tujuan
1. Setelah diskusi mahasiswa mampu memahami dan memperaktikan cara
mengukur tekanan darah
2. Setelah diskusi mahasiswa mampu memahami dan memperaktikan cara
menghitung nadi
3. Setelah diskudi mahasiswa mampu memahami dan memperaktikan cara
memeriksa rumple leed

5
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Mengukur Tekanan Darah

1. Definisi Mengukur Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah atau cek tensi merupakan prosedur untuk

mengukur seberapa kuatnya tekanan darah di arteri saat jantung dipompa.

Prosedur ini umumnya dilakukan dengan sphygmomanometer atau tensimeter

baik yang pompa (manual) atau mesin otomatis. Selain itu, pemeriksaan

tekanan darah dapat dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan

rutin atau sebagai skrining untuk tekanan darah tinggi (hipertensi).

(halodoc,2022)

Pemeriksaan tekanan darah bertujuan untuk membantu dokter untuk

mendeteksi atau mendiagnosis masalah kesehatan sejak dini. Sebagai contoh,

jika tekanan darah sudah berpotensi menjadi hipertensi, maka dokter dapat

memberikan anjuran akan langkah untuk menjaga kestabilannya. Contoh

lainnya, jika seseorang memiliki tekanan darah yang rendah, maka dokter

dapat menganjurkan dirinya untuk melakukan beberapa hal untuk

meningkatkan tekanan darahnya. (halodoc,2022)

mengukur tekanan darah merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui

apakah seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Sebab, tekanan darah tinggi

biasanya tidak memiliki tanda atau gejala peringatan, dan banyak orang tidak

tahu bahwa mereka memilikinya. (halodoc,2022)

Alhasil, apabila tekanan darah tinggi terdeteksi melalui cek tensi, maka

penanganan dapat segera dilakukan. Penanganan yang dilakukan sedari dini

6
tentunya dapat menurunkan risiko komplikasi hipertensi yang mengintai.

(halodoc,2022)

Seberapa rutin seseorang harus memeriksakan tekanan darahnya akan

bervariasi. Sebab. intensitasnya akan tergantung pada usia dan kondisi

kesehatan secara keseluruhan. Berikut adalah gambaran intensitas

pemeriksaan tekanan darah secara umum: (halodoc,2022)

1) Orang berusia 18 tahun ke atas dengan tekanan darah optimal dan tidak

ada faktor risiko penyakit jantung harus menjalani tes tekanan darah

setidaknya setiap 2 hingga 5 tahun sekali.

2) Orang berusia 40 dan lebih tua atau lebih muda yang memiliki

peningkatan risiko tekanan darah tinggi, perlu menjalani tes tekanan

darah setiap tahun. Faktor risiko tekanan darah tinggi salah satunya

adalah obesitas atau berat badan berlebih. 

3) Seseorang yang memiliki kondisi kesehatan kronis. Misalnya seperti

tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, mungkin perlu melakukan

tes tekanan darah lebih sering.

Namun, yang perlu digaris bawahi, jika seseorang telah didiagnosis

dengan tekanan darah tinggi atau rendah, atau dirinya memiliki risiko tinggi

terkena salah satunya, orang tersebut mungkin perlu lebih sering memeriksa

tekanan darah. (halodoc,2022)

2. Metode pengukuran tekanan darah

Menurut Ganong (2008), metode pengukuran tekanan darah dapat

dilakukan dengan cara:

1) Mengukur secara langsung

7
Metode pengukuran secara langsung dengan cara memasukkan

kanula ke dalam arteri, tekanan arteri dapat diukur secara langsung

dengan manometer air raksa atau straingauge yang telah dikalibrasi

Dan suatu osiioskop diatur untuk menulis secara langsung pada

potongan kertas yang bergerak.

2) Metode auskultasi

Sebuah manset yang dapat dikembangkan{manset Riva-Rocci)

yang terhubung pada manometer air raksa{sfingmo manometer),

dililitkan disekitar lengan dan stetoskop diletakkan diatas arteri

brakialis disiku. Manset secara cepat dipompa sampai besa rtekanan

didalamnya melebihi besar perkiraan tekanan sistolik diarteri

brakialis.

Arteri dioklusi oleh manset, dan tidak ada suara yang terdengar

melalui stetoskop. Kemudian tekanan dalam manset diturunkan secara

perlahan. Pada saat ketika tekanan sistolik tepat melampaui tekanan

manset, setiap denyut jantung menyebabkan semburan darah yang

melewati arteri dan, secara sinkron dengan tiap denyut, terdengar

bunyi ketukan atau detak dibawah manset. Tekanan manset pada saat

bunyi pertama kali terdengar adalah tekanan sistolik. Saat tekanan

semakin menurun, suara menjadi lebih keras, lalu menjadi tidak jelas

dan samar-samar Akhimya, pada kebanyakan individu , suara ini

menghilang. Bunyi ini adalah bunyi Korotkoff. Bunyi Korotkoff

dibagi menjadi lima fase .

8
Fase 1dimulai pada saat bunyi terdengar, disebut tekanan sistolik.

Pada fase 1, tekanan sistolik hanya cukup untuk membuka pembuluh

darah untuk sementara waktu saja dan menimbulkan bunyi ketukan

nyaring, yang makin lama makin meningkat intensitasnya. Jika

tekanan dalam manset Makin diturunkan, aliran yang melewati

pembuluh darah meningkat, menimbulkan bunyi mendesir yang

merupakan cirri khas fase 2. Bunyi tersebut menjadi lebih keras dan

lebih nyaring pada fase 3. Pada fase 4, bunyi tiba-tiba meredup, lemah

dan meniup. Fase5 adalah saat dimana bunyi sama sekali tak

terdengar. Saat ini biasanya dianggap sebagai tekanan diastolik.

Selama penentuan tekanan darah, stetoskop diletakkan diatas

arteri brakhialis disisi dalam siku tepat dibawah manset. Tidakakan

terdengar suara ketika darah tidak mengaiir dalam aliran laminar

normal. Sebaliknya aliran darah turbulen menciptakan getara nyang

dapat terdengar (Sherwood,2012).

3) Metode palpasi

Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset

lengan dan kemudian membiarkan tekanan menurun sambil

menentukan tekanan saat denyut radialis pertama kali teraba. Karena

adanya kesukaran untuk menentukan secara pasti kapan denyut

pertama teraba, besar tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi

biasanya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan tekanan yang

diukur dengan metode auskultasi (Ganong,2008).

9
Persiapan alat: (Yanti, 2019)

1) Tensimeter (spigmanometer air raksa/aneroid lengkap).

2) Manset sesuai dengan ukuran.

3) Stetoskop.

4) Buku catatan

Untuk mengukur nilai tekanan darah, langkah kerjanya:

1) Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya

menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olahraga, merokok, dan

makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran.

2) Pengukuran sebaiknya dilakukan dalamruangan yang tenang dan

dalam kondisi tenang dan posisi duduk.

3) Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi

kedua telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan

responden diatas meja sehinga manset yang sudah terpasang sejajar

dengan jantung responden.

4) Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan

memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak

berbicara pada saat pengukuran. Apabila responden menggunakan

baju berlengan panjang, singsingkan lengan baju keatas tetapi pastikan

lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran

darah dilengan.

5) Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan

terbuka keatas.

6) Pastikan tidak ada lekukan pada pipa manset.

10
7) Persiapkan manset. Perlu diperhatikan bahwa manset hendaknya

diambil dari kotaknya secara benar dengan mengangkat secara

keseluruhan (tidak ditarik salah satu bagiannya).

8) Pasang manset pada lengan kanan responden dengan posisi kira-kira

1-2cm diatas siku.

9) Letakkan stetoskop pada arteri brakhialis lalu pompa manset sampai

tidak terdengar denyut nadi. Buka katup manset perlahan-lahan.

10) Pada saat membuka katup manset, akan terdengar suara turbulensi

atau korotkoff. Suara korotkoff ada lima fase .

11) Pada fase I yaitu saat suara pertama kali didengar. Itulah disebut

tekanan sistol.

12) Pada fase V yaitu saat suara tidak terdengar sama sekali. Suara

terakhir sebelum suara tidak terdengar sama sekali itulah disebut

diastol. (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen

Kesehatan RI, 2007).

Prosedur pelaksanaan: (Yanti, 2019)

1) Cuci tangan.

2) Jelaskan/beritahu prosedur yang akan dilakukan;

3) Atur posisi dengan berbaring atau duduk dengan lengan tersokong

setinggi jantung dan telapak tangan menghadap ke atas;

4) Palpasikan arteri brakhialis dan pasang manset pada daerah

pengukuran tekanan darah, yaitu setinggi 2,5 cm di atas denyut arteri

brakhialis;

11
5) Pasang stetoskop dengan meletakkan diafragma dari stetoskop di atas

arteri brakhialis;

6) Kembungkan /pompa manset dengan kecepatan rata-rata 20 mm/Hg

hingga di atas titik nadi menghilang;

7) Lepaskan tekanan manset dengan kecepatan kira-kira 2-3

mmHg/detik.

8) Baca hasil dengan denyutan pertama atau korotkoff 1 menunjukkan

tekanan sistolik dan korotkoff IV/V menunjukan tekanan diastolic;

9) Catat hasil

10) Cuci tangan.Menghitung nadi

B. Menghitung Nadi

Merupakan pemeriksaan dengan cara mengukur denyut nadi melalui perabaan

pada nadi, yang bertujuan untuk mengetahui keadaan umum pasien,

perkembangan penyakit, dan sistem kardiovaskular. (Yanti, 2019)

Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah di

pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri

melintas (Sandi, 2016). Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya

bergerak maju dalam pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang

bertekanan yang berjalan sepanjang arteri(Kasenda, Marunduh & Wungouw,

2014)

Denyut nadi dipalpasi untuk mendapatkan informasi mengenai frekuensi,

keteraturan, amplitudo, kualitas denyut. Perubahan frekuensi atau keteraturan

denyut arteri merupakan pertanda adanya aritmia jantung. Cara terbaik untuk

mengetahui denyut nadi adalah dengan melakukan palpasi diberbagai arteri

12
seperti: (1)dorsalispedis, (2)tibia posterior, (3)poplitea, (4)femoralis, (5)radialis,

(6)brakialis, (7) karotis (Price dan Wilson,2012)

Menurut Nurse (2012) letak perabaan denyut nadi yang sering dilakukan

yaitu :

1) Arteri Radialis

Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas

pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relative mudah dan sering dipakai

secara rutin.

2) Arteri Brankialis

Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipat siku

(fossa antekubital) biasanya digunakan untuk mengukur tekanan darah.

3) Arteri Karotid

Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri

carotid berjalan diantara trakea dan otot strenokleidomastoideus. Sering

digunakan untuk bayi dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak.

Kecepatan denyut nadi yang normal yaitu 72 kali permenit. Pada umumnya,

makin tinggi frekuensi denyut nadi permenit, makin banyak darah yang

dipompakan (Guyton and Hall,2012

Persiapan alat:

1) Jam atau stopwatch.

2) Alat tulis.

3) Buku catatan nadi.

Prosedur pelaksanaan:

1) Cuci tangan;

13
2) Jelaskan/beritahu prosedur yang akan dilakukan;

3) Atur posisi dengan tidur telentang;

4) Lakukan pengukuran denyut nadi (frekuensi) pada daerah arteri radialis

pada pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam,

arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, dan arteri

dorsalis pedis;

5) Catat hasil

6) Cuci tangan

Menurut Price dan Wilson (2012) denyut nadi usia lebih dari 18 tahun

diklasifikasikan atas:

Tabel Klasifikasi Denyut Nadi

Denyut nadi/menit Keterangan

60-100 Normal

>100 Takikardi

<60 Bradikardi

Kelainan kecepatan denyut nadi berupa takikardi dan brakikardi dapat

mempengaruhi fungsi jantung. Takikardi mengurangi curah jantung dengan

memperpendek waktu pengisian ventrikel dan volume sekuncup, sedangkan

bradikardi mengurangi curah jantung dengan mengurangi frekuensi ejeksi

ventrikel (Guyton dan Hall, 2007).

C. Pemeriksaan rumple leed

Rumple leed test adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan p

embendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostic

14
kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit. Rumple leed test adalah pemeriksaan

permeabilitas dinding pembuluh darah yang ditandai dengan munculnya

petechiae.

Tes Rumple Leede (RL) atau yang dikenal juga dengan Percobaan

Pembendungan Uji Turniket adalah salah satu pemeriksaan yang dilakukan dalam

bidang hematologi.Prosedur ini diajarkan kepada mahasiswa agar mereka

memahami bahwa tes RL ini dapat dipakai untuk menguji ketahanan kapiler dan

fungsi trombosit sehinggamerupakan upaya diagnostik untuk mengetahui adanya

kelainan dalam proseshemostasis primer. Sekaligus agar siswa dapat melakukan

persiapan, melaksanakan serta menginterpretasikan hasil pemeriksaan ini.

Diberikan pembebanan pada kapiler selama waktu tertentu sehingga terhadap

kapiler diciptakan suasana anoksia dengan adanya bendungan aliran darah vena.

Terhadapanoksia dan penambahan tekanan internal akan terlihat sejauh mana

kemampuan.

15
PEMERIKSAAN UJI FRAFILITAS KAPILER/RUMPLE LEED

Pengertian rumple leed Adalah suatu pemeriksaan untuk mengetahui pasien


itu terkena DBD / pendarahan lainya
Tujuan :
1) Untuk mengetahui apa ada peningkatan trombosit karena adanya penyakit
DBD
2) Untuk menguji ketahanan kapiler darah dengan pembendungan ( keadaan
darah kapiler fragile)
Alat – alat :
1) Stetoskop
2) Tensi meter air raksa / spimometer
3) Waktu/jam
4)  Alat tulis
Prosedur kerja :
1) Persiapkan pasien
2) Atur posisi bisa berbaring / miring
3) Perkenalan – ucap salam
4)  Informed consent
5)  Cek tekanana darah pasien telebih dahulu karena melakukan tindakan ini
harus tahu dulu TD pasien
6)  Kemudian catat berapa TD pasien kemudian ditambah TD pasien sistole
dan diastole kemudian dibagi dua
7) Setelah mengetahui hasilnya kemudian tensi kembali dan tahan tensi
sesuai dengan jumlah TD pasien tadi dan tahan +10menit (5-10)
8)  Kemudian apabila ada petelcie ±10 Positif DBD
9) Kemudian lakukan dokumentasi (nam pasien,perawat, respon pasien,
waktu & tanggal , jk, umur dan hari )

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

mengukur tekanan darah merupakan satu-satunya cara untuk mengetahui

apakah seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Sebab, tekanan darah tinggi

biasanya tidak memiliki tanda atau gejala peringatan, dan banyak orang tidak tahu

bahwa mereka memilikinya.

Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah di

pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri

melintas. Denyut nadi dipalpasi untuk mendapatkan informasi mengenai

frekuensi, keteraturan, amplitudo, kualitas denyut.

Rumple leed test adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakuka

n pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostic

kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit. Rumple leed test adalah pemeriksaan

permeabilitas dinding pembuluh darah yang ditandai dengan munculnya petechiae

17
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F.2008. Terjemahan oleh: Widjaja kusumah, HMD .Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta, Indonesia.

Sherwood, Lauralee, 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC.Jakarta,

Indonesia.

Price,S.A dan Wilson, L.M.2012. Patofisiolgi: Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit.Terjemahan oleh: Pendit, Brahmdkk. EGC.Jakarta, Indonesia.

Vol1

Guyton, Arthur. C , Hall, John. E. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Terjemahan oleh: Irawati dkk. EGC. Jakarta, Indonesia

Yanti Anggraini, Hasian Leniwita, Erita. 2019. Petunjuk Praktikum Keperawatan

Medikal Bedah I. Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas

Vokasi Universitas Kristen Indonesia

https://www.halodoc.com/kesehatan/pemeriksaan-tekanan-darah

http://lukitomemo.blogspot.co.id/2015/02/pemeriksaan-uji-frafilitas.html

18

Anda mungkin juga menyukai