Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI KEPERAWATAN
PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI SECARA TIDAK
LANGSUNG DAN PENGARUH GAYA BERAT TERHADAP TEKANAN
ARTERI

OLEH
KELOMPOK : 2
Laili Akrami 1910913720002
Maria Wahdah 1910913420004
Noor Anna Murdiany 1910913420013
Hilma Nurazizah 1910913420006
Siti Rahmiah 1910913420012
Norhikmah 1910913420010
Ariani Setianingsih 1910913420005
Muhammad Iqbal Maulana 1910913410016
Nanda Media Caesaria 1910913420011
Ni Made Ayu Komang Dewi 1910913420009

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
yang berjudul “Pengukuran Tekanan Darah Arteri Secara Tidak Langsung Dan
Pengaruh Gaya Berat Terhadap Tekanan Arteri” yang telah disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Fisiologi Keperawatan di Universitas Lambung Mangkurat.
            Dalam penyusunan laporan praktikum ini tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah membantu terselesainnya laporan praktikum ini. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan dalam
penyusunan laporan praktikum ini. Segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif
kami terima dengan senang hati demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
       Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya para
mahasiswa serta seluruh pembaca.

Banjarbaru,   November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Tujuan Praktikum................................................................... 1
C. Manfaat Praktikum................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 3
BAB III METODE PRAKTIKUM ........................................................ 8
A. Identitas Probandus.............................................................. 8
B. Alat dan Bahan..................................................................... 8
C. Cara Kerja............................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. 10
BAB V KESIMPULAN.......................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


Tekanan darah merupakan besaran yang sangat penting dalam dinamika
peredaran darah (hemodinamik). Tinggi tekanan darah pada berbagai macam
pembuluh darah tidak sama. Tekanan darah pada arteri (tekanan darah arteri)
lebih tinggi daripada tekanan darah pada vena (tekanan darah vena).
Pada pemeriksaan fisik seseorang penderita, pengukuran tekanan darah
arteri suatu keharusan. Pengukuran ini selalu dilakukan di samping
pemeriksaan-pemeriksaan lainnya.
Sampai sekarang telah di kenal dua macam cara pengukuran tekanan darah
arteri, yaitu:
1. Pengukuran tekanan darah arteri secara langsung (direct method)
2. pengukuran tekanan darah arteri secara tidak langsung (indirect method)
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah ketika jantung berdetak,
sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan darah ketika jantung
beristirahat,Secara garis besar,tekanan darah persisten yaitu tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan atau tekanan diastolik diatas 90 mmHg yang ditandai
dengan peringatan dini,sebagian lagi ada yang mengeluh pusing, kencang
ditengkuk,dan sering berdebar-debar(PauziMarzuki,2016).

B.      Tujuan Praktikum
1. Agar mahasiswa mampu melakukan pengukuran tekanan darah arteri
secara tidak langsung.
2. Agar mahasiswa memahami pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah
arteri.

1
C.    Manfaat Praktikum
Manfaat diadakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat
melakukan pengukuran tekanan darah arteri secara tidak langsung dan
memahami pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah arteri. Selain itu, ilmu
yang diperoleh dari praktikum ini bisa menjadi bekal yang sangat berguna
sebagai bekal bila nanti menjadi seorang pendidik dan pengajar.
3.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Tekanan darah merupakan besaran sangat penting dalam dinamika peredaran
darah (Hemodinamika). Tinggi tekanan darah pada berbagai macam pembuluh
darah tidak sama, tekanan darah arteri lebih tinggi daripada tekanan darah
pembuluh vena. Pada pemeriksaan fisik, seorang penderita, pengukuran tekanan
darah arteri sudah menjadi suatu keharusan dimana pengukuran ini selalu
dilakukan secara kontinu. Tinggi tekanan darah arteri orang dewasa yang normal
dalam keadaan istirahat dengan posisi berbaring adalah 120mmHg untuk tekanan
sistotik dan 70 mmHg untuk tekanan diastole. Tinggi tekanan darah ini bervariasi
Antara lain karena unur, jenis kelamin, dan posisi badan. Yang menimbulkan
variasi tinggi tekanan darah arteri karena posisi badan atau bagian badan adalah
tidak lain pada gaya berat (Taiyeb, 2016).
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap
dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah
dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan
jantung memompa darah yang kurang O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal
di mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2
kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri menuju aorta
melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah
mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara darah
kurang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan
darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai
yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan
darah sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke
arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan
terisi dengan darah dari atrium (Lintong, 2015).
Tekanan darah terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekanan sistolik dan diastolik.
Tekanan sistolik adalah tekanan yang dihasilkan pada saat jantung mulai

3
berdenyut dan berkontraksi memompa darah keluar dari jantung. Sedangkan
tekanan diastolik adalah tekanan yang dihasilkan pada saat jantung berelaksasi
setelah berdenyut. Keduanya memiliki nilai yang selalu berubah-ubah setiap kali
jantung berdenyut. Perubahan tersebut juga dapat disebabkan oleh macam faktor
lain, seperti stress, perasaan tidak nyaman, kandungan nutrisi dalam makanan
konsumsi obat-obatan, penyakit dan olahraga. Pengukuran nilai tekanan darah
sebaiknya diambil ketika pikiran sedang rileks dan posisi tubuh dalam keadaan
senyaman mungkin, serta tidak mengkonsumsi produk yang mengandung kafein,
nikotin, dan alkohol dalam kurun waktu 30 menit (Anonim, 2013)
Ukuran tekanan darah dinyatakan dalam bentuk mmhg.hg merupakan
singkatan dari hydrargyrum,yaitu merupakan air raksa yang ada didalam tabung
tensi meter.jadi jika tekanan darah seseorang adalah sebesar 120 mmhg,maka
maksudnya adalah tenaga yang dikeluarkan oleh jantung pada darah untuk
mendorong air raksa didalam tabung tensi meter setinggi 120 mm.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah


1. Umur
Tekanan darah seseorang akan meningkat bersamaan dengan bertambahnya
umur, dikarenakan semakin berkurangnya distensibilitas dinding pembuluh
darah seiring pertambahan usia. Hal ini mengakibatkan peningkatan terhadap
tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan diastolik meningkat karena dinding
pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan
darah.
2. Jenis kelamin
Tekanan darah pria lebih tinggi daripada tekanan darah wanita, hal ini
disebabkan wanita memimiliki hormon estrogen dan progesteron yang menjaga
pembuluh darah tetap elastis, tetapi setelah menopause, tekanan darah akan
meningkat karena pembuluh darah menjadi tidak elastis lagi.

4
3. Posisi tubuh
Jumlah darah arteri pada dasarnya ditentukan oleh jumlah darah yang
terkandung di dalam arteri tersebut. Variasi tekanan darah dapat terjadi bila
pasien mengambil posisi yang berbeda-beda.18 Tekanan darah dalam arteri
pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi berbaring pada saat
istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah akibat dari curah
jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-
keadaan yang mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup. Besarnya isi
sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke
jantung.
a) Berdiri dan Tekanan Darah
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang
kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin
menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang
bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Sebanyak 300-
500 ml pada posisi berdiri, darah pada pembuluh vena anggota tubuh bagian
bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan sampai 40%.
Pengumpulan darah di vena lebih banyak pada posisi berdiri,.
Mengakibatkan volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup
berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan
turun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai
ke bagian tubuh yang dituju.. Volume jantung berkurang maka darah yang
ke luar dan tekanan menjadi berkurang.
b) Gerak Tubuh Dan Tekanan Darah
Gerak tubuh secara teratur dapat memperbaiki tonus otot dan sikap
tubuh, serta dapat meningkatkan relaksasi. Gerakan tubuh merangsang
peredaran darah ke otot dan organ tubuh yang lain.19 Terjadi peningkatan
tekanan arteri pada saat selama tubuh bergerak. Peningkatan terjadi karena
adanya pencetusan simpatis dan vasokonstriksi sebagian besar pembuluh
darah. Peningkatan ini dapat sekecil 20 mmHg atau sampai sebesar 80

5
mmHg selama bergerak, otot-otot memerlukan peningkatan aliran darah
yang banyak. Hal ini menyebabkan peningkatan denyut jantung. Kosekuensi
dari peningkatan denyut jantung menyebabkan waktu pengisian diastolic
memendek dan terjadi penurunan kapasitas jantung.
c) Duduk dan tekanan darah
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini
dikarnakan pada saat duduk system vasokontraktor simpatis teransang
melalui saraf rangka menuju otot-otot abdomen. Keadaan ini meningkatkan
tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan
abdomen, membantu mengelurkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke
jantung. Hal tersebut membuat darah yang tersedia bagi jantung untuk
dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks
kompresi abdomen. Kerja jantung pada posisi duduk, dalam memompa
darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan
denyut jantung meningkat.
d) Berbaring dan tekanan darah
Darah dapat kembali ke jantung secara mudah pada posisi berbaring
Gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran
tersebut horizontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu
memompa.5 Hal ini terlihat bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi
sekuncup meningkat secara linier (VO2 max 40% - 60%). Isi sekuncup
dalam posisi berbaring mencapai nilai maksimal sedangkan pada posisi kerja
hanya terdapat sedikit peningkatan, dan nilai ini sama dengan nilai maksimal
yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri.

4. Kondisi Ruang Pemeriksaan


Suhu ruang, ketenangan dan kenyamanan pada ruang periksa yang nyaman
harus diperhatikan. Suhu ruang yang terlalu dingin dapat meningkatkan tekanan
darah. Suhu ruangan yang baik adalah suhu ruangan normal yaitu berkisar 20-
25 derajat celcius.

6
5. Keadaan Psikologis
Keadaan psikologis yang terganggu seperti stres akan meningkatkan
tekanan darah dengan meningkatkan kadar kolesterol serum yang akan
melemahkan dan merusak pelapis pembuluh darah, menyediakan tempat bagi
mengendapnya lipid sehingga terbentuk plak kolesterol. Akhirnya lumen
menyempit, tahanan perifer meningkat, dan tekanan darah naik
6. Olahraga
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa aktivitas fisik dapat menurunkan
tekanan darah pada individu yang menderita hipertensi (tekanan darah tinggi).
Olahraga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolesterol
pada pembuluh darah.
7. Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT berkorelasi dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik.
IMT dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat
terkena risiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya.
Seseorang dikatakan kelebihan berat badan jika IMT ≥ 25 dan dikatakan
obesitas apabila ≥30. Berat badan dan IMT berkorelasi langsung dengan
tekanan darah terutama tekanan darah sistolik bilamana 5 kg dari berat badan
yang berlebih hilang maka akan menurunkan 2-10 poin tekanan darah sistolik.
8. Letak tempat pengukuran
Untuk mengukur tekanan darah yang akurat dibutuhkan posisi lengan atas
yang sejajar dengan jantung untuk menhindari efek dari tekanan hidrostatik.23
Terdapat peningkatan tekanan sekitar 5-6 mmHg ketika lengan diturunkan dari
posisi vertikal dan horizontal. Untuk menghindari kesalahan pembacaan, maka
posisi lengan atas harus sejajar dengan jantung.24 Pada setiap 2,5 cm di atas
atau di bawah tingkat jantung akan memberikan perbedaan pembacaan sekitar
1-2 mmHg. Posisi lengan yang lebih rendah dari tingkat jantung akan
menghasilkan nilai sistolik dan diastolik yang tinggi

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. IDENTITAS PROBANDUS
Identitas probandus 1
Nama : Nn.H
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 21
Identitas probandus 2
Nama : Nn. A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 20
Identitas probandus 3
Nama : Nn. L
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 26

B. ALAT DAN BAHAN


1. Tensimeter digital lengan merk Omron model HEM-8712
Cara menggunakan tensimeter digital Omron HEM-8712 adalah sebagai
berikut:
1. Lepaskan pakaian ketat atau lengan baju ketat dari lengan atas Anda.
Jangan letakkan lengan manset di atas pakaian tebal.
2. Masukkan steker udara ke dalam colokan udara dengan aman.
3. Letakkan lengan probandus melalui simpul manset.  Tepi bawah manset
lengan harus 1 hingga 2 cm di atas siku. Penanda (panah di bawah tabung
udara) berada di tengah lengan bagian dalam Anda.
4. Tutup pengikat kain dengan kuat
Catatan:

8
 Tunggu 2-3 menit sebelum melakukan pengukuran tekanan darah lainnya.
Menunggu di antara pembacaan memungkinkan arteri untuk kembali ke
kondisi sebelum melakukan pengukuran tekanan darah.
 Saat Anda melakukan pengukuran pada lengan kanan, tabung udara akan
berada di samping siku anda. Berhati-hatilah untuk tidak meletakkan
lengan Anda di tabung udara.
2. Tensimeter digital pergelangan tangan merk Polygreen Model KP-6230
Cara menggunakan tensimeter digital pergelangan Polygreen KP-6230 adalah
sebagai berikut:
1. Tepi atas manset harus berjarak sekitar 1 - 2 cm dari garis telapak tangan
probandus.
2. Istirahatkan siku kiri probandus dengan mantap, dan pastikan mansetnya
berada setinggi jantung
3. Tekan tombol pemilihan pengguna untuk memilih nomor pengguna
4. Tekan dan lepaskan tombol daya untuk mulai mengukur

C. CARA KERJA
Lakukanlah pengukuran ini pada probandus dengan posisi badan :
1. Berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar dengan sumbu badan.
2. Duduk dengan kedua lengan tergantung ke bawah.
3. Berdiri dengan ke dua lengan tergantung lurus sejajar dengan sumbu badan.
Pada tiap – tiap posisi badan dilakukan pengukuran dengan ke-2 jenis tensimeter
digital dan diulang sebanyak 3 kali, selanjutnya dihitung masing-masing rata –
ratanya.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL
Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Tekanan Darah pada Posisi Berbaring, Duduk dan
Berdiri dengan tensimeter digital lengan atas

Hasil Pengukuran Tekanan Darah (mm Hg)

No. Berbaring Duduk Berdiri


Diastoli
Sistolik Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik
k
1. 104 70 107 77 102 76

2. 114 73 99 72 101 83

3. 118 82 108 79 113 84

Rata-rata

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah pada Posisi Berbaring, Duduk dan
Berdiri dengan tensimeter digital lengan atas

Hasil Pengukuran Tekanan Darah (mm Hg)

No. Berbaring Duduk Berdiri


Diastoli
Sistolik Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik
k
1. 123 76 174 111 137 92

2. 109 70 116 81 129 90

3. 115 81 129 91 130 105

Rata-rata

B.PEMBAHASAN

10
V. SIMPULAN (huruf kapital)
(isi simpulan BERUPA POIN, minimal 5)

DAFTAR PUSTAKA

11
1. Anonim 2013 Cincau Hijau Kendalikan Hipertensi. www.Kompas.com. Diakses
tanggal 23 Oktober 2015.
2. Fauzi Marzuki 2016 Buku Pintar Deteksi Dini Gejala dan Pengobatan Asam Urat,
Diabetes dan Hipertensi. Yogyakarta:Araska.
3. Lintong, Fransiska. 2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Aantara Posisi
Duduk dan Posisi Berdiri pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh) TA. 2014/2015
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal: e-Biomedik (eBm). Vol.
3, No. 1.
4. Taiyeb, Mushawwir. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia.
Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
5. Kaidah, S., Asnawati, Marisa, D., Fakhrurrazy, Huldani. 2019. Buku Praktikum
Fisiologi Keperawatan. Universitas Lambung Mangkurat : Banjarbaru

Tempat, Tanggal
Pembimbing praktikum Praktikan

Nama asisten dosen Nama mahasiswa


NIM NIM

12

Anda mungkin juga menyukai