Anda di halaman 1dari 7

Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk

hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan
(rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara
terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk
dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti
ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang,
walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu. Rangka tubuh manusia dikelompokkan atas
dua bagian yaitu skeleton aksial. Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan
memberikan dukungan dan perlindungan pada organ dikepala, leher dan badan. Tulang tengkorak
merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang
yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah. Tulang tengkorak
bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang terdapat diantara tulang
tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutera (Ayub, 2008: 02).

Rangka tubuh manusia dibentuk oleh tulang-tulang yang berjumlah 206 buah,
membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya.
Sistem rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak,
paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari
kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering dikelompokkan
menjadi satu nama yaitusistem muscub-skeletal. Rangka merupakan tempat melekatnya otot
melalui perantaraan tendon. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dikaitkan dengan
perantaraan ligamen. Hubungan antara dua tulang disebut sendi. Sendi atau artikulasi adalah
hubungan antara dua tulang berdasarkan gerakannya sendi dibedakan menjadi tiga yaitu sendi
mati, sendi kaku, dan sendi gerak (Pakpahan, 2013: 01).

Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari
tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi.Sistem ini melindungi eksoskeleton dan
endoskeleton. Endoskeleton secara embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja atau
keduanya.Endoskeleton umumnya dijumpai pada hewan invertebrata. Pada vertebrata lebih
dikenal dengan dermal skeleton (Adnan, 2010).
Sistem rangka dibagi menjadi dua yaitu rangka sumbu (rangka aksial), dan rangka anggota
(rangka apendikular). Rangka aksial meliputi tengkorak (cranium), tulang belakang (kolumna
vertebralis), tulang rusuk (costae) dan tulang dada (sternum). Rangka anggota meliputi gelang
bahu (gelang pectoral) dengan rangka anggota depan, dan gelang pinggul (gelang pelvic) dengan
rangka anggota belakang (Adnan, 2010).

Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ
lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan
dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Kerangka axial (kerangka sumbu) terdiri
atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang berikut: tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan iga-
iga, tulang hioid. Kerangka appendikuler terdiri atas anggota gerak dan gelang panggul (Pearce, 2004:
43).
Susunan kerangka terdiri dari susunan berbagai macam tulang-tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah
tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan yang terdiri dari tulang kepala yang berbentuk
tengkorak (8 buah); tulang wajah (14 buah); tulang telinga dalam (6 buah); tulang lidah (1 buah); tulang
yang membentuk kerangka dada (25 buah); tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul
(26 buah); tulang anggota yang membentuk lengan (anggota gerak atas) (64 buah); tulang yang
membentuk kaki (anggota gerak bawah) (62 buah). Guna kerangka: 1). menahan seluruh bagian-bagian
badan supaya jangan rubuh; 2). melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung dan paru-paru;
3). tempat melekatnya otot-otot dan untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot; 4). tempat
pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah, dan; 5). memberikan bentuk pada bangunan tubuh
(Syaifuddin, 2006: 46).
Tulang-tulang penyusun rangka tubuh manusia berdasarkan jenisnya terdiri dari tulang rawan (kartilago)
dan tulang keras. Tulang rawan adalah jaringan pengikat atau penyokong yang terdiri atas sel bulat yang
letaknya menyebar dua-dua atau empat-empat terdapat dalam matriks yang disebut kondrin.
Berdasarkan matriksnya tulang rawan terdiri dari tulang rawan hialin, tulang rawan elastis, dan tulang
rawan serabut putih. Sedangkan tulang keras merupakan jaringan pengikat yang tersusun oleh sel tulang
(osteoblast) yang menghasilkan matriks yang mengandung endapan zat kapur, sehingga matriksnya
menjadi lebih keras dibandingkan dengan tulang rawan. Berdasarkan matriksnya tulang keras dibedakan
menjadi tulang kompak dan tulang spons (Suripto, 1992: 24).
Secara umum fungsi sistem rangka adalah membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan
organ-organ yang melekat padanya. Sistem rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang
dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk.
Gerakan tubuh terbentuk dari kerjasama antara sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya
sering dikelompokkan menjadi satu nama yaitu sistem musculo-skeletal. rangka merupakan tempat
melekatnya otot melalui perantaraan tendon. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dikaitkan
dengan perantaraan ligamen (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/sistem-rangka-dan-otot-
manusia-5/).
Dalam melakukan gerak tubuh, manusia didikung oleh sejumlah tulang / rangka. Rangka manusia sekitar
214 tulang yang dapat dikelompokkan menjadi skeleton aksial dan skeleton appendikular. Skeleton aksial
adalah rangka penyusun sumbu tubuh yang terdiri dari tulang rusuk, tulang dada, tulang tengkorak
(tulang penyusun kepala), dan tulang belakang. Sedangkan appendikular adalah rangka tambahan yang
terdiri atas tulang penyusun gelang bahu, tulang ekstremitas atas (anggota gerak atas/tangan), gelang
panggul, dan ekstremitas bawah (kaki) (Frandson, 1992: 278).
Sistem skeleton terdiri dari sekitar 200 tulang yang bersama-sama membentuk rangka tubuh yang kuat
dan bisa digerakkan. Sistem ini mempunyai empat fungsi utama. Ia mendukung dan melindungi jaringan
lunak dan organ vital di sekitarnya. Ia berperan dalam pergerakan tubuh menjadi tempat perlekatan
otot-otot dan menjadi pengumpil pada sendi. Ia memproduksi sel-sel darah dalam sum-sum tulang merah
dan menjadi gudang bagi garam-garam mineral, terutama fosfor dan kalsium (Watson, 2002: 132).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem
rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik),
walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya
karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan
(seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya.
Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_rangka).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk
hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan
(rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara
terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang (Arthur, 1999).
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat
pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan
menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang
bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah ( Bloom, 2002).
Struktur rangka vertebrata yang tertaut ke tulang dan bertanggung jawab atas pergerakannya,
ditandai dengan jenjang unit paralel yang semakin lama semakin kecil. Otot rangka terdiri atas
berkas serat panjang ayng membentang disepanjang otot. Masing-masing serabut adalah sel
tunggal yang bernukleus banyak sel-sel embrionik. Masing-masing serat berkas miofibril kesil
yang tersusun secara longitudional. Miofibril selanjutnya tersusun atas dua jenis mifilamen.
Filamen untai protein regulasi yang satu sama yang lain (Campbell, 2005).
Tulang pada manusia terdiri atas tulang rawan dan tulang sejati. Tulang rawan ini metrics
ekstaselnya pada dan sel-selnya disebut kondrosit, tidak memiliki serabut saraf dan limfe. Fungsi
tulang ini menyokongjaringan lunak, pertumbuhan tulang panjang, dan kerangka pada embrio dan
individu dewasa (Suryani, 2014).
Kerangaka hidros teatik (hidrostatik skeleton) terdirir atas cairan yang ditahan
dibawah tekanan didalam kompremen tubuh yang tertutup. Inilah kerangka utama pada sebagian
besar Cnidaria, cacing pipih, Nematoda dan uga Annelida. Hewan ini mengontrol bentuk dan
pergerakannya dengan cara menggunakan otot untuk mengubah bentuk dari kompartemen penuh
cairan. Cnidaria misalnya Hidra, dapat memanjang dengan cara menutup mulutnya dan
menggunakan sel-sel kontraktil pada dinding tubuhnya untuk menyempitkan rongga
gastroveskuler tengah. Karena air tidak boleh terlalu dinampakkan, penurunan diameter itu
memaksa rongga untuk meningkat panjangnya. Kerangka hidrostaktik juga memungkinkan
cacing tanah dan sebagian besar Annelida lain bergerak dengan cara peristaltik, suatu jenis
lokomosi yang dihasilkan oleh gelombang kontraksi otot berirama yang dihantarkan oleh kepala
dan ekor (villee, 2005).
Sistem skelet terdiri dari sekitar 200 tulang yang bersama-sama membentuk rangka tubuh yang
kuat dan bisa digerakkan. Sistem ini mempunyai empat fungsi utama. Ia mendukung dan
melindungi jaringan lunak dan organ vital disekitarnya. Ia berperan dalam pergerakan tubuh
dengan menjadi tempat perlekatan otot-otot dan menjadi pengumpil pada sendi. Ia memproduksi
sel-sel darah di dalam sumsum tulang merah dan menjadi gudang bagi garam-garam mineral,
terutama fosfor dan kalsium (Watson, 2002).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk
hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan
(rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara
terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk
dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti
ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang,
walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu. Rangka tubuh manusia dikelompokkan atas
dua bagian yaitu skeleton aksial. Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan
memberikan dukungan dan perlindungan pada organ dikepala, leher dan badan. Tulang tengkorak
merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang
yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah. Tulang tengkorak
bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang terdapat diantara tulang
tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutera (Ayub, 2008).
Rangka tubuh manusia dibentuk oleh tulang-tulang yang berjumlah 206 buah, membentuk
kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang melekat padanya. Sistem
rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru
dan jantung dilindungi oleh tulang dada dan tulang rusuk. Gerakan terbentuk dari kerjasama antara
sistem rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering menjadi satu nama yaitu sistem muscub-
skeletal. Rangka tempat melekatnya otot melalui perantaraan tendon. Antara tulang yang satu
dengan tulang yang lain dikaitkan dengan perantaraan ligamen. Hubungan antara dua tulang
disebut sendi. Sendi atau artikulasi adalah hubungan antara dua tulang berdasarkan gerakannya
sendi dibedakan menjadi tiga yaitu sendi mati, sendi kaku, dan sendi gerak (Pakpahan, 2013).
Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh
yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi eksoskeleton, dan endoskeleton.
Eksoskeleton secara embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja, atau keduanya.
Sedangkan endoskeleton secara embriologis berasal dari jaringan subdermal, yaitu endoskeleton
tulang, endoskeleton rawan dan korda. Eksoskeleton ummnya dijumpai pada hewan invertebrata.
Pada vertebrata lebih dikenal sebagai dermal skeleton. Endoskeleton umumnya dijumpai pada
hewan veretebrata (Pagarra, 2011).
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokongoleh bagian-bagian lunak. Fungsi
rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging yang
berguna untuk gerak dan berjalan. Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang masih lunak.
Kemudian fase dewasa menjadi keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak,
dengan permukaan yang licin. Tempurung kepala, vertebrae dan sternum merupakan skeleton
axiale sedng kaki merupakan skeleton appendikulare (Jasin, 1992).
Sisik dan sirip merupakan exoskeleton, sedang endoskeleton terdiri atas tulang tempurung
kepala, columna vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-tulang kecil tambahan yang menyokong
sirip. Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula untuk tempat
beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis, merupakan
bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanime. Tengkorak
(tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan columna vertebralis, oleh karena itu ikan tidak
bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada tulang premaxillary dentary, vomer dan
tulang palatine (Jasin, 1992).
Chondrichthyes memiliki tulang kartilago kranium sempurna, organ pembau dan kapsul optic
menjadi satu. Eksoskeleton Ostracodermi mempunyai kesamaan dengan dentin pada kulit
Elasmobrachii yang merupakan mantel keras seperti email pada gigi Verterata. Di bawah lapisan
tersebut terdapat lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang padat. Kartilago
palate-quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan
rahang bawah. Ikan hiu dan ikan pari, rahangnya bersendi pada tulang ke posterior atau pada
elemen hiomandibula dari lengkung insang ke 2 (Sukiya, 2003).
Skeleton Aves bila dibandingkan dengan Reptilia dan Mamalia merupakan tulang yang
berongga dan ringan. Hal ini merupakan modifikasi untuk terbang. Aves adalah bipedal. Tulang
tempurungnya pada hewan yang masih muda terpisah satu dengan lainnya; setelah tua bersenyawa
menjadi satu . tulang tempurung kepala terdiri atas kotak otak yang bulat, rongga mata dan rahang
(maxillae) yang terproyeksi ke luar sebagai paruh, rahang bawah (mandibulae) bersendi dengan
quadrat yang mudah digerakkan. Persendian antara tulang kepala dan leher dengan sebuah sistem
condyl (condylus occipitalis) (Jasin, 1992).
Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula untuk tempat
beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis, yang
merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanisme.
Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan columna vertebralis, oleh karena itu
ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada tulang premaxillary dentary,
vomer dan tulang palatina. Chondrichthyes memiliki tulang kartilago kranium sempurna, organ
pembau dan kapsul optic tergabung menjadi satu. Eksoskeleton ostracodermi mempunyai
kesamaan dengan dentin pada kulit Elasmobrachii yang merupakan mantel keras seperti email
pada gigi Verterata. Di bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di
bawahnya lagi terdapat tulang padat. Kartilago palate quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang
rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah. Ikan hiu dan ikan pari, rahangnya
bersendi pada tulang ke posterior atau pada elemen hiomandibula dari lengkung insang ke 2
(Gunarso, 1979).

Tulang-tulang penyusun rangka terbagi menjadi tiga bagian yaitu rangka axial yang terdiri
dari tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk. Kemudian rangka visceral terdiri dari
seluruh tulang lengkung insang dan derivate-derivatnya. Serta rangka appendicular terdiri dari
sirip dan perekat-perekatnya (Penuntun Praktikum Icthyology, 2013).
Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak karena
otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi kehidupan ikan.
Tengkorak ikan Elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang disebut chondrocranium dan
dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya. Chondrocranium pada ikan
elasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap otak yang tidak komplek. Sedangkan
tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium.
Neurocranium terdiri dari bagian endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang
membentuk atap otak. Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan
tersebut.
Ruas-ruas vertebrae yang membentuk rangka ikan tersusun mulai dari belakang tengkorak
sampai ke pangkal ekor. Susunan vertebrae itu terbagi-bagi atas dua bagian yakni abdominal dan
caudal. Daerah abdominal memiliki tulang rusuk kiri dan tulang rusuk kanan. Tulang rusuk ini
berguna untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. Sedangkan rangka appendicular
tersusun dari beberapa ruas tulang yang menghubungkan cucuk haemal maupun cucuk neural
dengan dasar jari-jari sirip. Ruas-ruas tulang itu sangat berperan pada saat sirip-sirip ikan
melakukan pergerakan (Penuntun Praktikum Icthyology, 2011).
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan ekor.
Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh
dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan arah punggung
perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-
menyebelah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata dan tutup insang. Pada tubuh ikan tertutup
oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang
berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat. Ikan mempunyai
sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada sirip dada
dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip
belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus (Mahardono, 1979 dalam Armansya,
2009 ).

Tulang-tulang penyusun rangka pada ikan dibagi menjadi 3 yaitu rangka Axial yang terdiri

dari tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang rusuk.Tulang viscercal yang terdiri dari

seluruh tulang lengkung insang dan derivat-derivatnya. Tulang apendicular yang terdiri dari sirip
dan pelekat-pelekatnya (Manda et el,2009).

Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong organ-organ
tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang membentuk sistem rangka berkaitan dengan
lingkungannya secara terus menerus (Rahardjo, dkk, 2011).
Sistem rangka pada ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong
tubuh, melindungi organ-organ tubuh dan pembentukan butir-butir darah. Bahkan pada jenis ikan
tertentu terdapat modifikasi tulang penyokong sirip yang berfungsi sebagai penyalur sperma ke
dalam saluran reproduksi induk ikan betina. Rangka penegak tubuh ikan terdiri dari tulang sejati
dan tulang rawan.
Tulang-tulang pengusun rangka terbagi menjadi tiga bagian yaitu rangka axial yang terdiri
dari tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk. Kemudian rangka visceral terdiri dari
seluruh tulang lengkung insang dan derivate-derivatnya. Serta rangka appendicular terdiri dari
sirip dan perekat-perekatnya (Penuntun Praktikum Icthyology, 2011).
Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak karena
otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi kehidupan ikan.
Tengkorak ikan elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang disebut chondrocranium dan
dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya. Chondrocranium pada ikan
elasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap otak yang tidak kompleks. Sedangkan
tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium.
Neurocranium terdiri dari bagian endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang
membentuk atap otak. Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan
tersebut (Penuntun Praktikum Icthyology, 2013).
Ruas-ruas vertebrae yang membentuk rangka ikan tersusun mulai dari belakang tengkorak
sampai ke pangkal ekor. Susunan vertebrae itu terbagi-bagi atas dua bagian yakni abdominal dan
caudal. Daerah abdominal memiliki tulang rusuk kiri dan tulang rusuk kanan. Tulang rusuk ini
berguna untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. Sedangkan rangka appendicular
tersusun dari beberapa ruas tulang yang menghubungkan cucuk haemal maupun cucuk neural
dengan dasar jari-jari sirip. Ruas-ruas tulang itu sangat berperan pada saat sirip-sirip ikan
melakukan pergerakan (Penuntun Praktikum Icthyology, 2012).

Anda mungkin juga menyukai