Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran
kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu
karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di
sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah
manusia.
Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia,
bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di
perkotaan. Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses
seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan (Jacob, 2008).
Berkaitan dengan hal itu dilakukan pengamatan atau percobaan pada praktikum kali ini untuk
mengetahui struktur anatomi tubuh dan fungsi organ-organ tubuh pada tikus putih (Mus
musculus).
Tikus atau mencit kadang-kadang disimpan sebagai hewan peliharaan dan
mewah.Namun, sebagian besar tikus diperoleh dari peternak hewan laboratorium untuk
digunakan dalam penelitian biomedis, pengujian, dan pendidikan. Menurut pendapat saya,
tikus rumah ini sekarang umumnya tinggal di dekat dengan manusia, di rumah-rumah,
gudang, lumbung dan lahan-lahan yang ditanami. Bahkan populasi hidup tikus ini di hutan
jauh lebih sedikit daripada diperumahan-perumahan penduduk.

1.2

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum ini adalah :
Bagaimana struktur anatomi dari tikus putih ?
Apa fungsi organ & organ apa saja yang terdapat pada tubuh tikus putih begitupun letak
Tiap organnya ?

1.3

Adapun tujuan dari Praktikum kali ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui secara langsung bagian bagian mengenai Sitematika, Analogi, Fisiologi dan
Morfologi pada Tikus (mus musculus) itu sendiri .
2. Mengetahui organ-organ yang seperti apa yang ada pada tubuh mencit dan mengetahui
letak dari tiap organnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tikus (Mus musculus)

2.1.1. Tikus (Mus musculus) adalah hewan yang masih satu kerabat dengan tikus liar ataupun tikus
rumah. Tikus ini tersebar di seluruh dunia. Tikus ini sering ditemukan di dekat bangunan gedung
ataupun di tempat lain, jika terdapat makanan dan tempat berlindung. Tikus ini semuanya berasal
mula dari keturunan yang telah ada yaitu keturunan dari tikus liar yamg sudah mengalami peternakan
secara selektif. Tikus ini biasanya lebih suka hidup pada tempat yang memiliki suhu lingkungan yang
tinggi (Anonymous, 2010).
Tikus atau mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di
seluruh dunia karena pengenalan oleh manusia. Tikus memakan makanan manusia dan barang-barang
rumah tangga (Amori,1996)
2.1.2.

Klasifikasi Tikus (Mus musculus)

. Klasifikasi Tikus
Menurut (Anonymous,2010) tikus yang dalam klasifikasinya dimasukan
kedalam sub filum vertebrata ( hewan-hewan beruas tulang belakang ), kelas
mamalia (hewan- hewan menyusui ), ordo rodentia ( hewan-hewan yang
mengerat ) dan family murridae yang merupakan salah satu hama yang
penting pada tanaman pertanian (pangan,horticulur,dan perkebunan).
Klasifikasi tikus yaitu ;
Kerajaan : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Super family : Muroidae
Familnya : Muridae
Sub suku : Murinae
Genus : Mus
Species : Musculus

2.2
2.2.1.

Anatomi Tikus Putih (Mus musculus)


Mulut (Oris)
Mulut adalah permulaan saluran yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar yang sempit atau
vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi dan bagian rongga mulut/bagian dalam, yaitu
rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis disebelah
belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir mulut ditutupi epithelium yang berlapis-lapis
dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir, selaput ini kaya akan

pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Bibir terletak disebelah luar
mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa) (Bickley, 2006).
2.2.2

Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan
(osofagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe
yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang (Bickley, 2006).

2.2.3.

Laring
Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara yang terletak di
depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea. Pangkal
tenggorokan itu dapat ditutup oleh epiglottis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi
pada waktu kita menelan makanan menutupi laring (Bickley, 2006).
2.2.4.

Jantung, Paru-paru, dan Hati


Jantung terletak diatas rongga dada sebelah kiri, diatas diafragma. Jantung mempunyai
empat ruang yang terbagai sempurna dan terletak di dalam rongga dada serta terbungkus oleh
pericardia. Perikardia terdiri dari dua lapisan, yakni lamina parietalis (sebelah luar) dan lamina
viseralis (menempel di dinding jantung). Diantara kedua lapis ini terdapat kavum pericardia yang
berisi cairan pericardia. Jantung terdiri dari empat ruang, yakni dua serambi (atrium) dan dua bilik
(ventrikel). Pada dasarnya, fungsi serambi adalah sebagai tempat lewatnya darah dari luar jantung ke
bilik. Akan tetapi, serambi juga dapat berfungsi sebagai pemompa yang lemah sehingga membantu
aliran darah dari serambi ke bilik. Bilik memberi tenaga yang mendorong darah ke paru-paru dan
sistem sirkulasi tubuh. Jantung dibentuk terutama oleh tiga jenis otot jantung (miokardia), yaitu
ototserambi, otot bilik, serta serabut otot perangsang dan penghantar khusus (Jacob, 2008).
Paru-paru terletak di dalam rongga di kanan dan kiri jantung. Paru-paru sebelah kanan terdiri
atas tiga kelompok alveolus dan merupakan dua belahan paru- paru (dua lobus). Didalam paru-paru,
bronkus sebelah kanan bercabang tiga, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang dua, sama
jumlahnya dengan jumlah lobus paru-paru. Cabang bronkus disebut bronkiolus. Fungsi dari paru-paru
adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksidadari darah (Jacob, 2008).
Hati merupakan organ homeostasis yang memainkan peranan penting dalam proses metabolisme
dalam manusia dan hewan. Hati berwarna coklat kemerahan dan terletak di bawah diafragma yaitu di
dalam rongga abdomen. Hati menerima makanan terlarut dalamdarah apabila makanan ini tercerna
dan diserap di usus. Fungsi hati terdiri dari mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan
yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, mengubah zat buangan dan bahan racun untuk di
ekskresi dalam empedu dan urin, menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen-4.Sekresi
empedu, garam empedu dibuat di hati dibentuk dalam sistem retikuloendothelium dialirkan ke
empedu, pembentukan ureum, menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air
(Jacob, 2008).

2.2.5.

Kantung Empedu, Lambung, dan Ginjal


Kantung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat ini bukan karena warna
jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan
dengan hati dan usus dua belas menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Kandung empedu berwarna hijau gelap, warna jari melaluisaluran empedu. Letak
kandung empedu yaitu dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati. Fungsi kandung
empedu adalah sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental. Lambung
merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kacang keledai. Terdiri dari 3 bagian
yaitu kardia, fundus, antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi
menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltic lambung dan
getah lambung (Standring, 2005).
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra
thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit
lebih rendah dari ginjal kiri, hal ini karena adanya lobus hepatis dexter yang besar. Setiap ginjal
terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa terdapat cortex renalis di bagian luar yang
berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang
dibandingkan korteks. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak
kerucut tersebut menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Fungsi ginjal yaitu memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
mempertahankan suasana keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa
dari cairan tubuh, mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh serta
mengeluarkan ureum, kreatini dan amoniak (Wahl, 2006).
2.2.6.

Usus Halus dan Besar


Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam
jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas
dan empedu dari hati. Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut
sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan
peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya
dengan zat yang dihasilkan oleh usus. Fungsi usus halus adalah menerima zat-zat makanan yang
sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe, menyerap protein
dalam bentuk asam amino, karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, di dalam usus halus
terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang menyempurnakan makanan (Seeley, 2007).
Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri),
kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil
berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan
usus halus. Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.
Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya

menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat
zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa
penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar.
Akibatnya akan terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah
diare (Seeley, 2007).
2.2.7.

Organ Reproduksi dan Perkemihan


Alat kelamin jantan berfungsi menghasilkan gamet jantan, yaitu spermatozoon (sperma). Alat
kelamin jantan dibedakan menjadi alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin luar terdiri
dari penis dan skrotum, sedangkan alat kelamin dalam terdiri dari testis, saluran reproduksi, dan
kelenjar kelamin. Pada betina, alat kelamin luar terdiri dari vulva, mons pubis, dan klitoris/kelentit,
sedangkan alat kelamin dalam terdiri dari ovarium, tuba fallopii, uterus dan vagina. Ureter terdiri dari
2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Ureter sebagian terletak pada
rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis Lapisan dinding ureter terdiri dari
dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa), lapisan tengah lapisan otot polos, lapisan sebelah dalam
lapisan mukosa. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong
urin masuk ke dalam kandung kemih (Levi, 2005).
2.2.8.

Rektum dan Anus


Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid)
dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementarafeses. Biasanya
rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika
kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan
memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak
terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali
dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, maka konstipasi dan pengerasan feses
akan terjadi. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter . Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar), yang merupakan fungsi utama anus (Guinan, 2006).
2.3 Tehnik Dislokasi Mencit
Mencit dibunuh dengan melakukan dislokasi pada tulang leher dengan cara menaruh mencit pada
permukaan rata, kemudian sebuah benda keras dan tumpul diletakkan di kuduk mencit. Ekor di tarik
kuat-kuat sambil menekan benda tersebut di kuduk mencit hingga mati. Ekor mencit di pegang
kemudian ditempatkan pada permukaan yang bisa dijangkau (ram kawat penutup kandang) dengan
begitu mencit akan meregangkan badannya kemudian pada tengkuk ditempatkan suatu penahan
misalnya, pensil atau batang logam yang dipegang dengan tangan kiri kemudian bagian ekor ditarik
keras dengan tangan kanan sehingga lehernya akan terdislokasi dan mencit akan terbunuh (Khaw,
2004).

BAB III
METODELOGI

3.1

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum biologi tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi
pada tikus (Mus musculus) adalah,
1. Sectio set
Seperangakat alat bedah untuk membedah tikus.
2. Stereofoam
Untuk alas saat pembedahan tikus
3. Jarum Pentul
Untuk memposisikan tikus saat pembedahan
4. Kain Lap
Untuk membersihkan alat praktikum.
5. Kamera
Untuk mengambil gambar saat praktikum.
6. Nampan
Untuk wadah alat dan bahan.

3.2

Bahan dan Fungsi

Bahan yang digunakan dalam praktikum biologi tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan
Morfologi pada tikus (Mus musculus) adalah,
1. Tikus
Untuk objek yang akan diamati
2. Chlorofoam
Untuk membius tikus agar mudah dilakukan pembedahan.
3. Kapas
Untuk perantara menggunakan chlorofoam.
4. Tissue
Untuk membersihkan alat praktikum.

3.3

Skema Kerja

3.3.1

Skema Kerja Proses awal mencit belum memiliki embrio hingga sudah adanya embrio

Dibeli mencit sesuai jumlah yang ditentukan


Disiapkan Sekam/ tempat sementara untuk perkawinan selama 19 Hari sekaligus untuk merawat
mencit

Dicek pada waktu tertentu agar mengetahui sudah melakukan perkawin atau belum dengan mengecek
pada waktu tertentu seperti Pada Pagi hari (Subuh) , Siang hari dan Sore hari.
Dirawat hingga 19 hari / sampai sudah ada embrio pada tubuhnya

3.3.1

Skema Kerja Proses setelah adanya Embrio pada tubuh mencit

Disiapkan alat dan bahan


Dibius tikus menggunakan chlorofoam
Digambar morfologinya
Direntangakn untuk dilakukan pembedahan
Dibedah mulai dari anus samapai leher
Diamati bagian abdominal organ lalu digambar
Diamati system pencernaan tikus
Diamtai system ekskresi
Hasil

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Data Pengamatan
1. Data pengamatan kelompok 1

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

UKURAN

Anda mungkin juga menyukai