1. Morfologi
Berdasarkan hasil pengamatan pada Columba livia, secara morfologi tubuhnya terbagi
atas 4 bagian yang terdiri dari Caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan) dan caudal
(ekor). bagian caput terdapat rostrum (paruh). Tipe paruh pemecah biji-bijian, nostril,
organon visus dengan membran niktitans. bagian cervix terdapat bulu tetrices. Bagian truncus
terdapat alat ekstremitas atas berupa sayap (ala). bagian sayap tertutupi oleh remiges. terdapat
2 jenis remiges pada sayap yaitu remiges primae yang melekat secara digital pada digiti dan
secara metacarpal pada metacarpalia, remiges secundariae melekat secara cubital pada radio-
ulna. Selain itu, terdapat Parapterum yang menutupi daerah bahu dan ala spuria yang
menempel pada paluk (ibu jari). Alat ekstremitas bawah berupa sepasang kaki yang memiliki
falcula (kuku), falcula merupakan derivat dari epidermis. Kaki Columba livia termasuk kaki
tipe petengger. Pada bagian caudal terdapat retrices (bulu ekor) yang memiliki vexillum yang
simetris. Adaptasi vexillum simetris ini berguna dalam keseimbangan saat terbang karena
ekor digunakan sebagai kemudi/ pengarah (navigator) pada saat seekor burung terbang.
2. Anatomi
Pengamatan secara anatomi Columba livia, terlihat adanya espohagus, trachea, pulmo, cor,
crop, proventriculus, hepar, gizzard (rempela), pankreas, intestinum tenue, intestinum crasum,
ren, ureter, dan kloaka.
1. Sistem Pencernaan, terdiri dari cavum oris (dengan rostrum), esophagus yang
panjang, crop yang berfungsi sebagai tempan penimbunan makanan, proventrikulus
menghasilkan asam lambung, gizzard untuk menggiling makanan, intestinum tenue,
intestinum crassum, dan berakhir pada kloaka. Kelenjar pencernaan berupa hepar, tak
memiliki vesica fellea (empedu).
2. Sistem sirkulasi, sama seperti hewan dari kelas aves lainnya yakni terdiri dari jantung
beruang empat (atrium dextrum dan ventrikel sinistrum, ventrikel dextrum dan atrium
sinistrum)
3. Sistem respirasi, terdiri dari nostril, cavum nasalis, cavum oris, larynx, trakea, saccus
pulmonalis anterior, pulmo, saccus pulmonalis posterior.
4. Sistem reproduksi. Pada jantan terdapat sepasang testis bulat berwarna putih, terletak
di anterior ren. Pada betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextum mengalami
atrophis, oviduc panjang bekelok-kelok.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Columbiformes
Familia : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba livia
(Sumber : Jasin Maskoeri, 1992)
SUMBER :
Pengamatan Langsung saat Praktikum Zoologi Vertebrata / Hari Jum'at, Pukul 08.00,
30 Mei 2014 di Green House Biologi FMIPA UNM
Pengetahuan dari Pembelajaran zoologi Vertebrata.
Dec
27
BAB I
PENDAHULUAN
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat di mana-mana, aktif pada
siang hari dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat
mengatur suhu dan terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami semua habitat. Warna
dan suara beberapa aves merupakan daya dari mata dan telinga manusia. Banyak di antaranya
mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian merupakan bahan makanan sumber protein.
Beberapa di antaranya diternakkan. Kata aves berasal dari kata latin dipakai sebagai nama kelas,
sedang ornis dari kata yunani dipakai dalam ortinology berarti ilmu yang mempelajari burung-burung
(Jasin,1984).
Merpati Indonesia berasal dari jenis merpati lokal (Muhami, 1983). Merpati lokal tersebut
berasal dari merpati liar (Columba livia) yang telah lama dibudidayakan dan asal penyebarannya dari
Eropa (Antawidjaja, 1988).
Merpati famili Columbidae merupakan famili yang meliputi 289 spesies dengan ukuran mulai
dari merpati Diamond yang mempunyai ukuran 12 cm sampai merpati Crowned yang berukuran
sebesar kalkun betina (Pigeon Recovery, 2001).
Pada makalah ini kami akan menjelaskan tentang anatomi eksternal dan anatomi internal
pada aves yaitu pada merpati (Columba livia).
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tubuh burung diliputi oleh bulu, kecuali pada bagian kaki cakar tertutup oleh sisik dan
paruh diselubungi oleh zat yang menanduk. Burung termasuk tetrapoda, dimana sepasang
exstremitas anterior mengalami modifikasi sebagai sayap dan sepasang exstremitas posterior
modifikasinya disesuaikan untuk hinggap atau untuk berenang (Kastawi, 1992).
Bagian caput (kepala) terdapat paruh (rostrum) yang bentuknya bervariasi dan berfungsi
untuk mengambil makanan. Nostril (lubang hidung luar) yang sebagian ditutup oleh tonjolan kulit
lunak yang disebut ceroma. Pada waktu terbang ceroma dijulurkan kedepan, menutup sebagian
nostril sehingga udara dipanaskan (Soemiadji, 1986).
Organon visus relatif besar dan terletrak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata
yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditari menutupi mata. Di
belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi dibawah bulu
khusus (Jasin, 1984).
Badan (truncus) di tutupi oleh bulu-bulu. Fungsi bulu-bulu ini antara lain sebagai isolator
memperingan tubuh pada waktu terbang dan lain-lain. Ada 3 tipe bulu utama, yaitu tipe plumae
(bulu kasar), plumulae (bulu halus) dan filoplumae (bulu rambut). Plumae terutama terdapat pada
ekor, sayap dan bagian punggung. Berukuran relatif besar dengan bagian-bagiannya yaitu rachis
(tangkai bulu), vexillum (bendera), barbulae (cabang dari barbae), barbae (cabang dari rachis) dan
radiculae (kait yang menghubungkan barbulae satu dengan barbulae yang lain) (Soemiadji, 1986:
448).
Bulu sebenarnya merupakan pertumbuhan epidermis yang menjadi bentuk ringan dan
fleksibel. Pertumbuhan bulu dimulai munculnya papil dermal yang kemudian mencuat menutupi
epidermis.pada bagian dasar kuncup bulu melekuk kedalam pada tepinya, sehingga terbentuk
foliculus. Berikutnya epidermis kuncup bulu menanduk untuk membentuk bungkus yang halus.
Bagian tengah kuncup bulu berisi pembuluh darah (Kastawi, 1992).
Tubuh burung merpati (Columba livia) terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan
(truncus) dan ekor (cauda).
Kepala (caput)
Caput relatif kecil terdapat rostrum (paruh) yang dibentuk oleh maxilla dan mandibula. Neres
terletak pada bagian lateral rostrum bagian atas. Cera terletak pada bagian atas. Organun visus
dikelilingi oleh kulit yang berbulu. Padanya antara lain terdapat iris yang berwarna kuning atau jingga
kemerah-merahan, juga terdapat pupil yang relative besar dibandingkan dengan matanya, sedang
membran nictitans terdapat pada sudut medial mata. Porus acusticus-externus (lubang telinga luar)
terletak di sebelah dorso cauda mata. Membran tympani terdapat disebelah dalamnya dan berguna
untuk menangkap getaran suara (Radiopoetro, 1996).
Leher (cervix)
Leher pada Aves berbentuk silindris, memanjang dilindungi oleh bulu. Badan leher disusun
dan dilalui oleh sistem otot, saluran pencernaan, buluh syaraf, pembuluh darah, dan rangka dalam
(Hermanto, 1988).
Badan (truncus)
Badan diliputi oleh bulu, pada uropygium yang berpangkal bulu-bulu ekor, facies dorsalis
uropygium ada papilla yang mempunyai lubang sebagai muara kelenjar minyak (Tim Dosen Anatomi
Hewan UGM, 1991).
Ekor (cauda)
Pada cauda terdapat bulu yang bertipe retrices yang berfungsi sebagai pengendali arah ketika
terbang. Bulu melekat pada bagian uropygium (Tim Dosen Anatomi Hewan UGM, 1991).
Bulu
Pada burung yang baru menetas tubuhnya ditutupi oleh bulu done embrional yang disebut
filoplume. Sedangkan pada burung dewasa bulunya sudah tetap, yaitu bulu definitif, ada 2 macam:
1. Plumuae (done definitif): pendek, halus dan berfungsi untuk mengisolir udara.
1. Reminges: bulu yang terdapat pada sayap digunakan untuk terbang.
2. Retrices: bulu yang terdapat pada ekor digunakan sebagai alat kemudi.
5. Alula: bulu-bulu kecil yang melekat pada jari kedua sayap (Hermanto, 1988).
Fungsi bulu pada merpati adalah untuk melindungi tubuh terhadap suhu yang tidak sesuai,
untuk mengerami telur-telur calon anaknya dan bulu pada sayap serta ekor digunakan untuk terbang
dan sebagai alat kemudi, pada bagian atas brutu (uropigium) terdapat kelenjar minyak (glandula
uropigialis) yang berfungsi meminyaki bulu-bulunya (Soemiadji, 1986).
Kingdom Animalia
Phylum Chordata
Class Aves
Family Columbiadae
Genus Columbia
Lihat komentar
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
POLEMIK EVOLUSI
SERANGKAIAN KESALAHAN BESAR MENGENAI KECERDASAN MONYET
Teve National Geographic menayangkan dua film dokumenter pada bulan April 2003 dalam edisi
Eropa, berjudul A Tale of Three Chimps (Kisah Tiga Simpanse) dan My Favorite Monkey (Monyet
Kesukaanku).
Lembaga pendidikan di mana saja mengajarkan biologi, fisika, kimia, matematika, sosiologi,
psikologi, sejarah, antropologi, fislafat, bahasa, sastra dan seni. Pelajaran itu diberikan di sekolah
dari sejak tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Jenis ilmu yang disebutkan itu dinamai ilmu umum.
Kajian Pustaka
Proses pembentukan urine beberapa tahapan, yaitu filtrasi , reabsorspsi dan sekresi . Filtrasi
merupakan perpindahan cairan dari glomerulus ke tubulus melewati membran filtrasi yang terdiri
dari tiga lapisan yaitu sel endhotel glomerulus, membran basalis dan epitel kapsula bowman.
Ahli biologi Joan Robert, Ia mengatakan bahwa tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin
ketika tdk ada cahaya, Hormon ini adalah salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu
memerangi & mencegah berbagai penyakit, termasuk kanker payudara dan kanker prostat.
Kesehatan Paru-paru
Kesehatan merupakan permasalahan yang penting dalam kehidupan. Tanpa adanya tubuh yang
sehat, maka berbagai macam aktivitas sehari-hari dapat terganggu.
Penyakit Gudik
Penyakit Gudik
GUDIK
Skabies (gudik) adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis
(sejenis kutu, tungau), ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada malam hari dan ditularkan
melalui kontak langsung atau tidak langsung melalui alas tempat tidur dan pakaian.
Fisiologi Benih
Fisiologi Benih
Daya kecambah pada benih memberikan informasi kepada para pemakai benih akan kemampuan
benih tumbuh menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba
optimum.
Kisi-Kisi Biologi
Kisi-kisi biologi
PETUNJUK PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
Ø Fotosintesis
Ø Respirasi
Ø Bioteknologi
Reproduksi Tumbuhan
I. Tujuan
A.
"Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu petunjuk dan jalan selamat dan barang siapa yang
tidak memelihara solat maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya dan juga tidak menjadi
petunjuk dan jalan
Kultur Paru-paru
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan permasalahan yang penting dalam kehidupan. Tanpa adanya tubuh yang
sehat, maka berbagai macam aktivitas sehari-hari dapat terganggu.
3
BAB I
PENDAHULUAN
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat di mana-mana, aktif pada siang
hari dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat
mengatur suhu dan terbang.
Budaya manusia
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. yang beretika akan
menghasilkan budaya yang memiliki nilai-nilai etik pula.
Memuat
Nona-Bean Education
Belajar menjadi seorang Pendidik yang Terdidik Saya Bangga Menjadi Calon GURU.
Dosen Pembimbing:
LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Radiopoetro (1977), Aves merupakan hewan vertebrate yang tubuhnya ditutupi oleh
bulu, yang tidak dimiliki oleh hewan lain. Aves adalah vertebrate yang dapat terbang karena sayap
yang dimilikinya. Sayap tersebut merupakan modifikasi anggota gerak anterior yang berasal dari
elemen-elemen tengah dan distal. Sayap pada aves merupakan homolog dari kaki depan pada
reptilia dan mamalia yang tersusun atas radius, ulna, humerus, tarsus, dan metatarsus. Burung masa
kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan
perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh
semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga
mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang
belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap
kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan
otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Tubuh aves terdiri dari 4 bagian (kepala, leher, badan, dan ekor), tungkai (ekstremitas
depan) bermodifikasi menjadi sayap untuk terbang, ekstremitas belakang berdaptasi untuk hinggap,
berjalan, dan berlari. Masing-masing kaki memiliki 4 jari-jari, tubuh tertutup oleh bulu, kaki tertutup
oleh sisik-sisik kaki, tidak punya kelenjar keringat, memiliki kelenjar minyak pada bagian ekornya,
ekor tidak memanjang, tidak memiliki daun telinga, paruh tidak bergigi, skeleton bertulang keras dan
berongga, jantung memiliki 4 ruang dengan sekat yang sempurna, endothermal, respirasi
menggunakan paru-paru dan kantung-kantung udara yang berfungsi sebagai alat-alat tambahan dan
sebagai penghasil suara saat terbang, pada umumnya berdarah panas, fertilisasi internal dengan
telur banyak mengandung yolk dan bercangkang dan inkubasi telur secara eksternal. Telur burung
mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti
burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah
pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini
membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan
telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil. Akan tetapi kebanyakan burung
membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa
dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah
berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada
pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-
jenis manyar alias tempua, rangkong, walet, dan namdur.
Pada Praktikum ini yang digunakan adalah spesies dari ordo Columbiformes yaitu Columba
livia. Spesies tersebut diamati secara morfologi dan anatomi. Pengamatan morfologi dilakukan untuk
mengetahui bentuk paruh, kepala, ekor, bulu, dan kaki. Sedangkan pengamatan anatomi dilakukan
dengan cara pembedahan untuk mengamati bagian-bagian organ dalam seperti pengamatan
gelembung udara,pengamatan rongga mulut, pengamatan tulang dada dan otot, pengamatan organ
viscerum, pengamatan jantung dan paru-paru, pengamatan sistem digestori mulai dari bagian cavum
oris sampai saluran pembuanganya, pengamatan sistem urogenital (jantan/betina), dan pengamatan
sistem saraf.
Untuk mengetahui Morfologi dan anatomi (organ dalam) beserta fungsinya pada salah satu
spesies dari ordo Columbiformes yaitu burung merpati (Columba livia).
1. Alat
Satu set alat bedah
Baki bedah
Kaca pembesar
Stoples
Kapas
2. Bahan
Chloroform
Satu ekor burung merpati (Columba livia)
TINJAUAN PUSTAKA
Aves merupakan vertebrata yang hidup di darat, memiliki bulu hampir di seluruh tubuhnya
dan sayap yang berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan distal sehingga dapat digunakan
untuk terbang. Aves tidak begitu banyak berbeda dengan reptilian yang menjadi nenek moyangnya.
Bulu merupakan struktur khusus yang penting untuk burung sebagai penerbang dan kelas inilah
dalam subphylum vertebrata yang mencapai keberhasilan menggabungkan sifat bipedal dengan
terbang (Hildebrand, 1995). Dikutip dari http://MY-BIOLOGY-AND-ELF-LAPORAN-SPH-ANATOMI-
MERPATI.htm
Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal karena aktif pada siang hari dan unik dalam
memiliki bulu sebagai penutup tubuh serta memiliki sayap sehingga dapat terbang. Kata aves berasal
dari bahasa latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedangkan ornis berasal dari bahasa Yunani,
dipakai dalam “ornithology” memiliki arti ilmu yang mempelajari burung-burung. Kelas aves (burung)
berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa zaman mesozoikum. Telur amniotik
dan sisik pada kaki hanyalah dua diantara semua ciri khas reptilia yang kita temukan pada burung.
Sedangkan menurut Jasin (1984) menyatakan bahwa Bulu adalah ciri khas kelas aves yang
tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara
filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis
bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu
melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada
kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang
halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai
bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan
dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba livia
Sumber: http://google.com/Wikipedia
Tubuh burung dibedakan atas caput(kepala), cervix(leher) yang biasanya panjang, truncus
(badan) dan cauda (ekor). Sepasang extremitas anterior merupakan ala (sayap) yang terlipat seperti
huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat,
sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk
oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh
lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada
atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa
sebelah luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak
mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup
mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah
bulu khusus. Di bawah ekor terdapat anus.
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh
aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile
serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk
folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu
menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun
rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung
pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan
selanjutnya (Jasin, 1984).
a) Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang
pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan
beberapa barbulae di puncak.
b) Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c) Plumae, Bulu yang sempurna.
d) Barbae
e) Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi
membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
- Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
- Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung
calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan
setelah dewasa disebut teleoptile.
- Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
a. Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada
metacarpalia.
b. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
c. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
- Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Sumber: http://LAPORAN-PRAKTIKUM-BIOLOGI-VERTEBRATA-(KELAS-AVES)-biologi.htm
Sumber: https://www.google.com/search?q=anatomi+burung+merpati&espv=2&s
Tractus digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di dalamnya terdapat lingua kecil runcing
yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk. Sebagai lanjutannya adalah pharynx yang pendek, kemudian
œsophagus yang panjang dan beberapa burung terjadi perluasan yang disebut crop, sebagai tempat
penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan. Dari crop masuk saluran yang sering
disebut gizard. Proventriculus menghasilkan cairan lambung (asam) sedangkan ventriculus
berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras sebelah dalam yang menghasilkan sekresi. Di
dalam gizard sering terdapat batu kerikil yang berfungsi membantu penggilingan makanan. Oleh
karena itu beberapa jenis burung sengaja menelan batu kerikil, sebagai pengganti tugas gigi yang
tidak dimiliki oleh burung. Dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas bagian
halus dan bagian akhir adalah rectum dan kemudian cloaca dan yang terakhir adalah anus. Pada
intestinum terdapat rumbai-rumbai sebagai cæcum yang merupakan saluran buntu. Di sebelah
dorsal cloaca terdapat suatu bursa fabricii pada hewan yang masih muda. Fungsi yang sebenarnya
belum diketahui, hanya yang jelas penting untuk determinasi. Hepar sebagai salah satu kelenjar
pencernaan relatif besar, bewarna merah coklat dengan beberapa lobi. Pada beberapa aves memiliki
vesica fellea sebagai penampung billus. Pada burung merpati vesica fellea tidak ada. Glandulæ
pancreaticus biasanya memiliki tiga saluran yang menyalurkan sekresinya ke intestinum.
Sehubungan dengan makanan, terjadi adaptasi paruh (Jasin, 1992).
Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium
(retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter yang
sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri renalis akan
disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan
dibuang dalam proses filtrasi ini (Jasin, 1992).
Ginjal bertipe metanefros berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka dan
tidak ada kandung kemih. Ekskret semi solid (mengandung urat). Kelenjar adrenal sepasang, pada
pertukaran ventral ginjal. Sekret dari gonad mengatur karakteristik seksual sekunder (bulu, jengger,
dan gembel). Fertilisasi terjadi di dalam. Ovarium hanya satu yang sebelah kiri. Sebelum telur
dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk, maka inkubasi adalah 16-18
hari (Brotowidjoyo, 1989). Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat berwarna putih,
melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis di sebelah kanan lebih
kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan
ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang merupakan
gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma sebelum
dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari,
hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur
oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang
oviduct disebut ostium abdomanalis. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan
kopulasi (Jasin, 1992). Waktu copulatio, maka proctoduea dari kedua jenis burung saling tempel
kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada ejaculatio langsung masuk ke dalam proctodoeum
yang betina, untuk kemudian menuju oviduct. Organ reproduksi betina hanya terdiri dari satu
ovarium sebelah kiri. Tuba merupakan oviduct bagian rustral, terdapat kelenjar (Soewasono, 1989).
3. Sistem Penrnapasan
Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya
berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar
dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu bisa memerlukan
dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya, paru-paru hewan
menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan burung. Itulah mengapa
paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda. Pada hewan menyusui, aliran
udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung
udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan
mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.
Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan
udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen
yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi.
Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan
paru-paru unggas sebagai berikut: Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan yang
menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada
jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk
sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru.
Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru
burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada
jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa
pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga seluk-beluk khususnya pada semua burung. Aves bernafas
dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar
sampai ke leher, perut dan sayap.
Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
Paru-Paru khusus pada burung-burung mempunyai bentuk tubuh yang jauh berbeda dengan
binatang yang dianggap sebagai nenek moyangnya, reptil. Paru-paru burung bekerja dengan cara
yang sama sekali berbeda dengan hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan membuang
udara melalui batang tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk dan keluar melalui
ujung yang berlawanan. "Rancangan" khusus semacam ini diciptakan untuk memberikan volume
udara yang diperlukan saat terbang. Evolusi bentuk seperti ini dari reptil tidaklah mungkin.
Inspirasi : udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta) berkontraksi
sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya teklanan udara dada
menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara yang masuk sebagian kecil
menuju ke paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong udara sebagai cadangan udara.
Ekspirasi : otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula.
Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara
luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar. Aliran udara searah
dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung ini
mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu
ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.
Pernafasan burung saat terbang : Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat
dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi
untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang
korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.
Alat sirkulasi berupa jantung yang terdiri dari 4 ruangan dengan sekat sempurna, arteri dan
vena. Sistem sirkulasi pada aves sama seperti manusia. Sirkulasi darah pada aves : darah dari vena
kava masuk pada atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan. Kemudian darah dipompa ke paru-paru
melalui pulmonalis lalu menuju ke ventrikel kiri, darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta.
Sistem regulasi aves sama seperti sistem regulasi vertebrata lainnya yaitu sistem saraf, endokrin
dan indra. Berikut ini merupakan susunan saraf pada burung adalah: Otak dan sumsum belakang.
Otak besar. Pada otak besar tidak banyak mempunyai neuron dan bentuknya juga tidak berlipat-lipat.
Otak kecil. Pada otak kecil mempunyai perkembangan yang berguna sebagai pengatur keseimbangan
pada waktu terbang atau melayang-layang.
Otak tengah. Pada otak tengah mempunyai perkembangan yang berguna sebagai fungsi penglihatan.
Sumsum lanjutan.
Indra perasa terdapat kuncup-kuncup perasa pada lidah dan atap rongga mulut. Indra ini
memungkinkan aves memilih makanannya. Kemampuan memilih makanan ini dibantu oleh reseptor
tekanan pada paruh dan lidah. Organon visus relatid besar dan tajam dalam kemampuan observasi.
Indra pendengar berupa telinga yang terbagi atas tiga rongga yakni rongga luar, tengah, dan dalam.
Kelenjar endokrin terdiri atas: glandulae pituitaria atau hypophysa sebagai ‘the master of glands’,
terletak pada dasa otak ujung infundibulum: Glandulae thvroidea yang terletak di bawah vena
jugularis dekat asal cabang arteri subclavia dan arteri carotis (Jasin, 1992).
BAB III
A. Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba livia
sumber: http://google.com/Wikipedia
Maksila
Mandibula
Membran niktitans
Kelopak Mata
Gb. 3. Bagian Kepala burung merpati (Columba livia)
Pupil
Iris
Gb. 4. Bagian Kepala burung merpati (Columba livia)
Pada bagian sayap memiliki alula, bulu sayap primer, sekunder dan tersier
Lubang telinga berbulu dan terdapat penutup dari bulu
Lubang telinga
Gb. 5. Lubang telinga burung merpati (Columba livia)
Pada bagian ekor, terdapat kelenjar minyak dan apabila di pijit terdapat minyak yang keluar.
Berdasarkan letaknya diantaranya Bulu sayap (Remiges), Bulu ekor (Rechices), Bulu penutup
(Tectrices), Bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae).
Gb. 5. Berbagai macam bulu burung merpati (Columba livia)
Berikut merupakan bagian-bagian dari bulu:
Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang
pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan
beberapa barbulae di puncak.
Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
Plumae, Bulu yang sempurna.
Barbae
Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi
membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Dan susunan plumae terdiri dari :
- Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
- Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
- Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis.
Pada bagian kaki (tarsometatarsus) terdapat sisik-sisik tanduk yang mirip dengan reptile. Terdapat 4
jari kaki dengan posisi 3 jari didepan dan 1 jari dibagian belakang, serta pada setiap jari kaki terdapat
cakar yang runcing dan tajam.
Cakar
Jari kaki
Sisik tanduk
Gb. 6. Bagian Kaki burung merpati (Columba livia)
Terdapat pterilae pada saat mencabut bulu dan susunan bulu teratur.
Setelah mencabut bulu sayap maka dapat terlihat letak Humerus, Radius, Ulna, Carpo-metacarpal,
serta jari I, jari II, dan jari III.
Carpal
Metacarpal
Ulna
Radius
Humerus
Gb. 7. Bagian Sayap burung merpati (Columba livia)
Gelembung udara
Gb. 8. Gelembung Udara burung merpati (Columba livia)
2. Pengamatan rongga mulut: terdapat lidah dan didalam mulut terdapat lubang menuju esophagus
dan trachea. Terdapat pula rongga hidung (chonchae) yang dapat dilihat dengan kasat mata. Saat
membersihkan bulu pada bagian leher terlihat laring yang berkembang pada bagian percabangan
trachea menuju bronchi terdapat siring yang dapat menghasilkan suara. Terdapat pula tembolok
yang merupakan tempat penyimpanan makanan dan merupakan modifikasi dari esophagus.
Lubang Esophagus
Gb. 9. Bagian dalam Mulut burung merpati (Columba livia)
3. Pengamatan organ dalam: secara hati-hati ruas tulang rusuk yang melekat pada sternum (tulang
dada) dipotong sampai tulang karokoid dan klavikula terangkat. Dapat terlihat otot pektoralis minor
(dalam) dan otot pektoralis mayor (luar). Otot dada melekat pada sternum (tulang dada) dan
disokong oleh tonjolan tulang yang pipih dan disebut karina sterni.
Pektoralis mayor
Pektoralis minor
Gb. 10. Otot burung merpati (Columba livia)
4. Pengamatan organ viscerum: setelah tulang dada diangkat maka dapat terlihat organ dalamnya,
yaitu: tembolok, proventrikulus, ventrikulus (gizzard=ampela), paru-paru, jantung, hati, usus halus,
pancreas, limfa, usus besar, usus buntu, rectum, ginjal, ureter, testes (burung yang diamatai burung
jantan) dan kloaka.
Ampela
Hati
Jantung
Gb. 11. Organ viscerum burung merpati (Columba livia)
5. Pengamatan detail:
Jantung terletak didekat hati atau tepatnya diatas organ hati, berwarna merah agak memudar.
Terlihat pula lengkungan aorta kanan, vena cava, atrium dan ventrikel. Terutama setelah organ
diangkat dapat terlihat otot ventrikel dan otot atrium
Paru-paru berwarna merah memudar/merah muda, dapat pula ditemukan hubungan antara paru-
paru dan kantung-kantung udara.
Paru-paru
Gb. 3. Paru-paru burung merpati (Columba livia)
Pengamatan saluran pencernaan: berikut ini merupakan urutan organ pencernaannya dimulai dari
paruh → kerongkongan → tembolok → lambung (kelenjar) → lambung (pengunyah) → hati →
pancreas → usus halus → usus besar → usus buntu → rectum poros usus) → kloaka.
Bentuk limfa agak bulat dan berwarna merah, dan terdapat 2 usus buntu.
Usus besar
Rektum
Usus halus
Gb. 13. Organ Pencernaan burung merpati (Columba livia)
Pengamatan organ urogenital: terdapat ginjal yang berbentuk cukup kecil dan berada di dekat hati dan
usus, berwarna agak kecoklatan. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka dan tidak ditemukan
kandung kemih. Spesies yang diamati merupakan spesies burung jantan sehingga terlihat sepasang
testes yang kecil berbentuk bulat telur berwarna putih yang melekat pada anterior dari ren dengan
suatu alat penngantung. Masing-masing testes terjulur saluran vas deferns sejajar dengan ureter
yang berawal dari ren.
Percabangan Bronkus
Sepasang testis
Gb. 14. Organ Urogenital burung merpati (Columba livia)
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. pengamatan secara morfologi dapat diketahui bahwa burung merpati (Columba livia) memiliki paruh
yang terdiri dari maksila atau paruh bagian atas, dan mandibula atau paruh bagian bawah). Pada
bagian mata terdapat iris, pupil, kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap). Sayap
memiliki alula, bulu sayap primer, sekunder dan tersier. Terdapat lubang telinga berbulu dan
terdapat penutup dari bulu. Pada bagian bulu ekor terdapat kelenjar minyak dan apabila di pijit ada
minyakyang keluar. Selanjutnya struktur bulu burung ini meliputi bulu sayap (remiges), bulu ekor
(rechices), bulu penutup (tectrices), bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae), kaki
(tarsometatarsus) yang mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk (seperti reptile) jarinya terdapat
empat buah dan arahnya 3 kedepan dan 1 kebelakang. Terlihat pula pterilae dan pada bagian sayap
yang telah dicabut bulunya dapat terlihat hmerus, radius, ulna, carpo-metacarpal.
2. Pengamatan organ dalam burung merpati (Columba livia) melalui pengamatan pernafasan,
pencernaan, organ detail dan organ urogenital maka dapat ditemukan beberapa organ, yaitu:
tembolok, proventikulus, ventrikulus atau ampela, paru-paru, jantung, hati, usus halus, pancreas,
limfa, usus besar, usus buntu, rectum, ginjal, sepasang testis dan kloaka.
DAFTAR PUSTAKA
1 komentar:
1.
misi kok gambarnya tidak termuat yah tolong di update dong makasih
Balas
Tambahkan komentar
Iis Nurfadilah
Arsip Blog
▼ 2014 (4)
o ▼ September (2)
Mengenal Morfologi dan Anatomi Burung Merpati (Col...
Aplikasi Karakter Dasa Dharma Pramuka
o ► Juli (2)
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
Home
Sampel Page
Contact
Back Link
Search this
Image by Cool Text: Logo and Button Generator - Create Your Own Logo
Please Join ANd Commentt
Back Link
Google+ Followers
Social Icons
Featured Posts
Home » Struktur Hewan » makalah praktikum stuktur hewan tenntang merpati
0
makalah praktikum stuktur hewan tenntang merpati
A. TUJUAN
1. Mengamati struktur morfologi (habitus) tubuh burung merpati .
2. Mempelajari alat-alat dalam (visera), yaitu sistem pencernaan makanan, pernapasan, urogenital,
peredaran darah,.
E. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, penulis mendapatkan data hasil pengamatan
dari bedah burung merpati. Adapun hasil pengamatan ini ditulis dengan bentuk deskripsi seperti
brikut ini.
Keterangan :
1. Kepala
2. Sayap
3. Perut
4. Kaki
2. Macam-macam sayap
Keterangan :
1. Plumae
2. Ramus
3. Rachis
4. Plumulae
3. Endoskeleton (rangka)
Keterangan :
1. Esophagus
2. Trachea
3. Ingluvies
4. Cor
5. Pulmonum
6. Ventrikulus
7. Hepar
8. Duodenum
9. Lubang Cloaca
Keterangan :
1. Cavum oris
a. Fissura choanae secundariae
b. Choanae
c. Plica palatina
d. Aditus oesophagus
e. Aditus laryngicus
f. lingua
2. Esophagus
3. Ingluives
4. Proventrikulus
5. Ventrikulus
6. Pankreas
7. Duodenum
8. Intestinum
9. Caecum
10. Rectum
11. Cloaca
Keterangan :
1. Glottis
2. Trachea
3. Pulmonum
Keterangan :
F. PEMBAHASAN
1. Morfologi
Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan)
dan cauda (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan Ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z
pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang
bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh
maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan
yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada atap
paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah
luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang
berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Di
belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu
khusus.
2. Struktur bulu
a. Plumae
b. Plumulae
Terdapat pada burung yang masih muda, kadang- kadang juga terdapat pada burung yang sedang
mengerami telurnya.
Fungsinya belum diketahui, tumbuh pada seluruh tubuh dengan jarak yang sangat jarang.
Mempunyai tangkai yang panjang dan pada puncaknya terdapat beberapa berbae.
3. Endoskeleton (rangka)
a. Sternum (tulang dada), tulang ini melebar pada tepinya terdapat membran dan mempunyai lunas
yang lebar disebut carina sterni.
b. Costae (tulang rusuk), terbagi menjadi dua bagian yaitu Costae pars sternais, bagian yang
berhubungan dengan sternum dan costae pars vertebralis, bagian yang berhubungan dengan
vertebrae (tulang belakang).
c. Cingulum Anterior (gelang bahu)
d. Cingulum posterior (gelang pinggul)
e. Columna vertebralis (tulang belakang)
f. Extermitas anterior (tulang bagian atas)
g. Extermitas posterior (tulang bagian bawah)
4. Anatomi
a. Pharynx pendek, esophagus pada basis leher melebar menjadi ingluvies (tembolok) merupakan
pelebaran esophagus untuk reservoir makanan yang dapat diisi dengan cepat. Tembolok pada
burung pemakan biji- bijian berupa tonjolan dari esophagus di sebelah ventral. Pada burung
carnivore tembolok berupa tonjolan esophagus yang meliputi daerah yang agak panjang.
b. Proventriculus, juga disebut lambung kelenjar, berdinding tipis, pada burung pemakan biji; batas
dengan ventriculus tampak jelas dari luar.
c. Ventriculus (lambung pengunyah), dinding berotot tebal, kelenjar pylorusnya menghasilkan secret;
bagian ini menjadi lembaran- lembaran keranitoid.
d. Intestinum tenue: dimulai dengan duodenum, yang berbentuk huruf U, dengan bagian- bagiannya:
pars descendens (turun) dan pars ascendens (bagian yang naik).
e. Intestinum crassum: berupa rectum.
f. Trachea, berupa pipa .
g. Pulmo, sepasang hanya dapat mengembang sedikit, melekat pada dinding dorsal thorax, dibungkus
oleh selaput yang disebut pleura.
h. Cor, ukuran relative besar jika dibandingkan dengan ukuran burung, terlrtak di linea mediana,
berbentuk kerucut, dibungkus oleh pericardium.
i. Hepar, berwarna kemerah- merahan ,terdiri atas 2 lobi (dexter dan sinister).
j. Testis, sepasang oval, terletak di ventral lobus renis yang paling cranial.
k. Pancreas, terletak antara pars ascendens dan pars descendens duodeni, biasanya memiliki 3 saluran
yang bermuara pada pars ascendens duodeni.
5. Alat Pencernaan
Sistem pencernaan pada Columbia livia yaitu esophagus, ventriculus, pancreas, duodenal loop,
duodenum dan berakhir pada kloaka. Menurut Hickman (2003), pada sistema digestivum, tractus
digestivirus terdiri dari cavum oris. Didalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus oleh
lapisan zat tanduk sebagai lanjutannya adalah faring yang pendek. Kemudia oesophagus yang
panjang dan pada beberapa burung terjadi perluasan yang disebut ”crop”, sebagai tempat
penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan dari crop masuk dalam yang dapat
dibedakan atas proventriculus dan ventriculus yang disebut ”gizard”, proventriculus menghasilkan
cairan lambung, sedang ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan epitel keras sebelah dalam
yang menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat kerikil yang berfungsi membantu
penggilingan bahan makanan. Pada beberapa Aves, memiliki vesica fellea sebagai penampung billus.
G. KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan dari hasil praktikum dan pembahasan diatas yang telah kami lakukan
dengan spesies yang kami amati spesies Burung Merpati ( Columba domestica ) yaitu,
Secara morfologi dapat kami simpulkan:
1. Paruh (maksila atau paruh bagian atas, mandibula atau paruh bagian bawah),
2. Mata memiliki iris, pupil, kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap )
3. Sayap memiliki alula, bulu sayap primer, sekunder dan tersier.
4. Lubang telinga berbulu dan terdapat penutup dari bulu.
5. Ekor , terdapat kelenjar minyak pada ekor, apabila di pijit ada minyak yang keluar.
Selanjutnya kami dapat menyimpulkan struktur bulu ialah :
1. Bulu sayap (Remiges)
2. Bulu ekor (Rechices)
3. Bulu penutup (Tectrices)
4. Bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae)
Kaki (tarsometatarsus) : mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk (seperti reptile) jarinya
terdapat empat buah dan arahnya 3 kebelakang dan 1 kedepan.
Sedangkan anatomi dalam dapat kami simpulkan dari hasil pembahasan diatas pada Burung
Merpati ( Columba domestica ), dimulai dari Pengamatan tembolok, proventikulus, ventrikulus atau
ampela, paru-paru, jantung, hati, usus halus, pancreas, limfa, usus besar, usus buntu, rectum, ginjal,
ureter, ovarium, uterus dan kloaka beserta sistem pernapasan, pencernaan, eskresi, alat kelamin
dan pembuluh darah.
DAFTAR PUSTAKA
Fitriah Eka, S.Si. M.Pd. 2011. Panduan Praktikum Zoologi vertebrata. Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN
Syekh Nurdjati.
Description: makalah praktikum stuktur hewan tenntang merpati Rating: 4.5 Reviewer: Unknown -
ItemReviewed: makalah praktikum stuktur hewan tenntang merpati
0 0 Digg0
Komentar →
0 komentar:
Poskan Komentar
:a8 :a9
Cycas rumphii (Pakis Haji) Klasifikasi Menurut engler Diviso : Spermatophyta
Subdivisio ...
A. TUJUAN Untuk mengetahui alat-alat tubuh (organ viscera) pada amphibi. B.
LANDASAN TEORI Amphibi merupakan kelompok...
A. TUJUAN 1. Mengamati struktur morfologi (habitus) tubuh marmot. 2.
Mempelajari alat-alat dalam (visera), yaitu s...
TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum
Fisiologi Tumbuhan ...
Back Link
bagi temen temen yang ingin tukeran link silahkan copykan link saya di
http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com bagi sobat sobat se...
PEWARNAAN TAHAN ASAM Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Praktikum M ikrobiologi Penulis : Fe...
Rosales Caesalpinia pulcherima Bunga Merak Menurut engler Menurut cronquist Diviso
: Spermatophyta...
Kategori
Biologi (2)
Botani Phanerogamae (17)
Diklat KKN (4)
Ekologi Hewan (9)
Ekologi Tumbuhan (5)
Fisiologi Hewan (1)
Fisiologi Tumbuhan (12)
Kegiatan Ramadhan (12)
Kumpulan Makalah Biologi (49)
Manfaat Buah-Buahan (10)
Microbiologi (3)
Pencemaran Lingkungan (3)
Program Kerja KKN (22)
Software (2)
Struktur Hewan (6)
Tutorial Blog (25)
Blog Archive
▼ 2013 (121)
o ► 09/29 - 10/06 (2)
o ► 09/15 - 09/22 (1)
o ► 09/08 - 09/15 (21)
o ► 09/01 - 09/08 (9)
o ► 07/28 - 08/04 (4)
o ► 07/21 - 07/28 (8)
o ▼ 07/14 - 07/21 (15)
hari k3 9 ramadahn DKM Miftahul Jannah
hari ke 8 ramadhan DKm Miftahul Jannah
hari ke 6 dan 7 ramadahn di DKM Miftahul Jannah
hari ke 4 dan 5 kegiatan ramadhan di DKM Miftahul ...
hari ke 3 kegiatan ramadahan DKM Miftahul Jannah
kuliah subuh di DKM Miftahul Jannah ciherang tasik...
laporan praktikum jaringan
laporan praktikum kodok ( bufo melanostictus )
laporan praktikum kadal ( Mobouya mulcifasciata )
laporan praktikum struktur hewan tentang marmoot
makalah praktikum stuktur hewan tenntang merpati
praktikum srtuktur hewean tentang merpati
kkn hari ke 31 dan 32 di cibuniasih kabupaten tasi...
kkn hari ke 30 cibuniasih kabupaten tasikmalaya
hari ke 29 kkn cibuniasih kabupaten tasikmalaya
o ► 06/16 - 06/23 (11)
o ► 06/09 - 06/16 (3)
o ► 02/24 - 03/03 (1)
o ► 02/17 - 02/24 (8)
o ► 01/27 - 02/03 (5)
o ► 01/20 - 01/27 (12)
o ► 01/13 - 01/20 (20)
o ► 01/06 - 01/13 (1)
► 2012 (20)
Blogger news
Attention...!!!
Ada yang baru nih... Apa..?
View this Status Via SM
My Chat Box
My Music
About Me
Credit
Blogger templates
Best Partner
Sumber : http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com
Copyright © 2012. Hidup Untuk Belajar - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Bamz
Ordo Columbiformes
Klasifikasi :
Kerajaan : Animalia
Famili : Columbidae
Merpati kipas merupakan merpati hias disebut juga sebagai merpati merak. Bulu berwarna putih, dada busung, dan ekor
lebar terentang seperti kipas. Ukuran tubuh 30 cm. Makanan biji-bijian.
Klasifikasi :
Kerajaan : Animalia
Karakteristik tubuh : Tubuh diliputi oleh bulu, kecuali pada bagian kaki cakar tertutup oleh sisik. Leher berbentuk silindris,
memanjang dilindungi oleh bulu.
Burung Perkutut
Nama umum : Burung tekukur
Klasifikasi :
Penglihatan sangat tajam dan dapat menyesuaikan din dengan keadaan atau mengikuti perubahan. Paruhnya
panjang dengan paruh meruncing dan wama bulu kelabu kebiruan. Pada umumnya ukuran tubuh kecil,
panjang pada burung jantan berkisar antara 20-25 cm sedangkan pada betina 18-20cm Burung ini umumnya
tergolong pada burung jinak dan mempunyai kebiasaan turun ketanah, kebun dan halaman untuk mencari
makanan. Tipe kaki passerine yaitu tiga jari didepan dan satu jari dibelakang.
Di Indonesia terdapat di Sumatera, Jawa, Bali dan Lombok. salah satu faktor yang mempengaruhi keindahan
soars pada burung perkutut adalah jenis makanan. Pakan burung ini berupa padi-padian berupa beras merah,
ketan hitam, gabah dan jawawut.
Ordo Strigiformes
Burung Serak Jawa
( Iris mata berwana hitam, bulu disekitar mata tersusun secara radial)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Strigiformes
Famili : Tytonidae
Upafamili : Tytoninae
Genus : Tyto
Spesies : Tyto alba
Ukuran tubuh burung Tyto alba ini dapat mencapai 34cm, mudah dikenali sebagai burung hantu
putih. Wajah berbentuk jantung, warna putih dengan tepi coklat. Mata menghadap kedepan,
merupakan ciri yang mudah dikenali. Bulu lembut, berwarna tersamar, bagian atas berwarna kelabu
terang dengan sejumlah garis gelap dan bercak pucat tersebar pada bulu. Kepala besar, kekar dan
membulat. Iris mata berwana hitam. Paruh tajam menghadap kebawah, warna keputihan. Kaki
warna putih kekuningan sampai kecoklatan. lebih rapat.
(Wajah Tyto alba ini berbentuk jantung, dengan warna putih dan tepinya berwarna coklat. Paruh
tajam, menghadap kebawah, warna keputihan. Tipe jarikaki yaitu Passerine ; 3 ari ke depan dan 1
jari ke belakang. Jari-jari kaki mempunyai cakar tajam.)
(Dewasa-Muda)
Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Strigiformes
Famili : Strigidae
Genus : Bubo
Spesies : Bubo sumatranus
Burung Bubo sumatranus ini memiliki karakteristik diantaranya : tubuhnya berukuran kecil (21 cm)
dan merupakan satu-satunya celepuk yang “bertelinga” di Sulawesi. Corak bulu dadanya bercoret
hitam dan sebagian besar tubuhnya berwarna coklat, hanya sedikit yang berwarna merah-karat.
Memiliki ciri pembeda yaitu memiliki coretan pada tersial dan ekor sedikit.
Suara:
Bubo sumatranus memiliki suara siulan yang sangat khas, Siulan sendu selama 0,6 detik dengan nada
meninggi.
Ordo Falconiformes
Burung Elang Bondol
Ordo Galliformes
Karakteristik Secara Umum :
• Mencakup burung-burung terestrial
• Paruh pendek
• Bulu dengan cabang bulu
• Kaki digunakan untuk berlari dan mengais
Ayam Bekisar
Nama umum : Ayam Bekisar
Klasifikasi ilmiah:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus temminckii
Ayam bekisar adalah ayam hasil silangan antara ayam hutan hijau atau gallus varius dengan
ayam kampung gallus domesticus. ayam ini memiliki sifat yang hampir sama dengan indukannya.
kalau ayam hutan merah dengan ayam kampung namanya ayam brugo. ayam bekisar dengan ayam
kampung namanya bekikuk. Tubuh tinggi dengan corak bulu warna kuning pada tubuhnya
Ayam Cemani
Ayam Cemani merupakan ayam lokal asli Indonesia, yang asal-muasal sejarahnya berasal dari Pulau
Jawa.
Pial sepasang berukuran sedang. Cuping telinga kecil, juga berwarna hitam pekat. Paruh kecil dan
panjang, sedikit melengkung ujungnya, berwarna hitam mengkilat. Lidah, langit-langit dan
tenggorokannya berwarna hitam sedikit abu-abu.
Mata bulat besar, berkesan tajam, berwarna hitam dan berbinar-binar. Kulit, daging dan urat pun
berwarna hitam. Begitu juga tulangnya pun hitam mengkilap. Darahnya berwarna merah kehitam-
hitaman.
Di seluruh bulu tak ada warna lain kecuali hitam mengkilap.
Ayam Kate
Ayam Kate dikenal karena ciri khasnya yang memiliki perawakan mini, suara yang merdu, keindahan bulu,
jengger dan berbagai keindahan fisik lainnya.
(Ayam kate betina (Tengah), Ayam kate jantan (kanan dan kiri)
Karena bentuknya yang mini dan lucu, ayam jenis ini banyak digunakan sebagai ayam hias, bukan ayam
pedaging atau petelur.
Ayam kate atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Ayam Bantam, pertamakali ditemukan oleh para
pedagang Eropa, sekitar tahun 1700an di pelabuhan di pulau Jawa bernama Bantam, atau kita lebih
mengenalnya sebagai Karesidenan Banten, atau sekarang Propinsi Banten.
Ayam Walik
Ayam walik (frizzle), ayam dengan bulu yang tidak menutupi badan tetapi tegak berdiri.
Ayam Walik merupakan salah satu jenis ayam lokal langka yang terdapat di Indonesia. Ciri khas ayam
Walik yaitu bulu yang keriting. Ayam Walik merupakan salah satu jenis ayam lokal langka yang
terdapat di Indonesia. Ciri khas ayam Walik yaitu bulu yang keriting.
Ayam Kapas
Folikel bulu tidak melekat satu dengan lainnya sehingga ayam ini nampak seperti kapas atau sutra.
Keunikan ayam ini juga jarinya yang berjumlah lima sementara ayam biasa berjari empat. Kaki ayam
kapas ada yang berbulu ada juga yang tidak berbulu.