Anda di halaman 1dari 60

Morfologi, Anatomi dan Klasifikasi Columba livia

Adzhar Arsyad17:11:00No comments

1. Morfologi 
        Berdasarkan hasil pengamatan pada Columba livia, secara morfologi tubuhnya terbagi
atas 4 bagian yang terdiri dari Caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan) dan caudal
(ekor). bagian caput terdapat rostrum (paruh). Tipe paruh pemecah biji-bijian, nostril,
organon visus dengan membran niktitans. bagian cervix terdapat bulu tetrices. Bagian truncus
terdapat alat ekstremitas atas berupa sayap (ala). bagian sayap tertutupi oleh remiges. terdapat
2 jenis remiges pada sayap yaitu remiges primae yang melekat secara digital pada digiti dan
secara metacarpal pada metacarpalia, remiges secundariae melekat secara cubital pada radio-
ulna. Selain itu, terdapat Parapterum yang menutupi daerah bahu dan ala spuria yang
menempel pada paluk (ibu jari). Alat ekstremitas bawah berupa sepasang kaki yang memiliki
falcula (kuku), falcula merupakan derivat dari epidermis. Kaki Columba livia termasuk kaki
tipe petengger. Pada bagian caudal terdapat retrices (bulu ekor) yang memiliki vexillum yang
simetris. Adaptasi vexillum simetris ini berguna dalam keseimbangan saat terbang karena
ekor digunakan sebagai kemudi/ pengarah (navigator) pada saat seekor burung terbang. 
2. Anatomi 
     Pengamatan secara anatomi Columba livia, terlihat adanya espohagus, trachea, pulmo, cor,
crop, proventriculus, hepar, gizzard (rempela), pankreas, intestinum tenue, intestinum crasum,
ren, ureter, dan kloaka.

1. Sistem Pencernaan, terdiri dari cavum oris (dengan rostrum), esophagus yang
panjang, crop yang berfungsi sebagai tempan penimbunan makanan, proventrikulus
menghasilkan asam lambung, gizzard untuk menggiling makanan, intestinum tenue,
intestinum crassum, dan berakhir pada kloaka. Kelenjar pencernaan berupa hepar, tak
memiliki vesica fellea (empedu).
2. Sistem sirkulasi, sama seperti hewan dari kelas aves lainnya yakni terdiri dari jantung
beruang empat (atrium dextrum dan ventrikel sinistrum, ventrikel dextrum dan atrium
sinistrum)
3. Sistem respirasi, terdiri dari nostril, cavum nasalis, cavum oris, larynx, trakea, saccus
pulmonalis anterior, pulmo, saccus pulmonalis posterior.
4. Sistem reproduksi. Pada jantan terdapat sepasang testis bulat berwarna putih, terletak
di anterior ren. Pada betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextum mengalami
atrophis, oviduc panjang bekelok-kelok.
Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Chordata
Classis        : Aves
Ordo           : Columbiformes
Familia       : Columbidae
Genus         : Columba
Spesies        : Columba livia
(Sumber : Jasin Maskoeri, 1992)

SUMBER : 

 Pengamatan Langsung saat Praktikum Zoologi Vertebrata / Hari Jum'at, Pukul 08.00,
30 Mei 2014 di Green House Biologi  FMIPA UNM
 Pengetahuan dari Pembelajaran zoologi Vertebrata. 

Dec

27

Morfologi Merpati (Columba livia)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat di mana-mana, aktif pada
siang hari dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat
mengatur suhu dan terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami semua habitat. Warna
dan suara beberapa aves merupakan daya dari mata dan telinga manusia. Banyak di antaranya
mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian merupakan bahan makanan sumber protein.
Beberapa di antaranya diternakkan. Kata aves berasal dari kata latin dipakai sebagai nama kelas,
sedang ornis dari kata yunani dipakai dalam ortinology berarti ilmu yang mempelajari burung-burung
(Jasin,1984).
Merpati Indonesia berasal dari jenis merpati lokal (Muhami, 1983). Merpati lokal tersebut
berasal dari merpati liar (Columba livia) yang telah lama dibudidayakan dan asal penyebarannya dari
Eropa (Antawidjaja, 1988).

Merpati famili Columbidae merupakan famili yang meliputi 289 spesies dengan ukuran mulai
dari merpati Diamond yang mempunyai ukuran 12 cm sampai merpati Crowned  yang berukuran
sebesar kalkun betina (Pigeon Recovery, 2001).

Pada makalah ini kami akan menjelaskan tentang anatomi eksternal dan anatomi internal
pada aves yaitu pada merpati (Columba livia).

1.1  Rumusan Masalah

1. Bagaimana morfologi merpati?


2. Bagaimana klasifikasi merpati?
3. Bagaimana anatomi merpati?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui morfologi merpati


2. Untuk mengetahui klasifikasi merpati
3. Untuk mengetahui anatomi merpati

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.            Morfologi Merpati (Columba livia)

Pada tubuh burung diliputi oleh bulu, kecuali pada bagian kaki cakar tertutup oleh sisik dan
paruh diselubungi oleh zat yang menanduk. Burung termasuk tetrapoda, dimana sepasang
exstremitas anterior mengalami modifikasi sebagai sayap dan sepasang exstremitas posterior
modifikasinya disesuaikan untuk hinggap atau untuk berenang (Kastawi, 1992).

Bagian caput (kepala) terdapat paruh (rostrum) yang bentuknya bervariasi dan berfungsi
untuk mengambil makanan. Nostril (lubang hidung luar) yang sebagian ditutup oleh tonjolan kulit
lunak yang disebut ceroma. Pada waktu terbang ceroma dijulurkan kedepan, menutup sebagian
nostril sehingga udara dipanaskan (Soemiadji, 1986).

Organon visus relatif besar dan terletrak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata
yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditari menutupi mata. Di
belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi dibawah bulu
khusus (Jasin, 1984).

Badan (truncus) di tutupi oleh bulu-bulu. Fungsi bulu-bulu ini antara lain sebagai isolator
memperingan tubuh pada waktu terbang dan lain-lain. Ada 3 tipe bulu utama, yaitu tipe plumae
(bulu kasar), plumulae (bulu halus) dan filoplumae (bulu rambut). Plumae terutama terdapat pada
ekor, sayap dan bagian punggung. Berukuran relatif besar dengan bagian-bagiannya yaitu rachis
(tangkai bulu), vexillum (bendera), barbulae (cabang dari barbae), barbae (cabang dari rachis) dan
radiculae (kait yang menghubungkan barbulae satu dengan barbulae yang lain) (Soemiadji, 1986:
448).

Bulu sebenarnya merupakan pertumbuhan epidermis yang menjadi bentuk ringan dan
fleksibel. Pertumbuhan bulu dimulai munculnya papil dermal yang kemudian mencuat menutupi
epidermis.pada bagian dasar kuncup bulu melekuk kedalam pada tepinya, sehingga terbentuk
foliculus. Berikutnya epidermis kuncup bulu menanduk untuk membentuk bungkus yang halus.
Bagian tengah kuncup bulu berisi pembuluh darah (Kastawi, 1992).

Tubuh burung merpati (Columba livia) terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan
(truncus) dan ekor (cauda).

2.1.1.   Morfologi Kepala

 Kepala (caput)

            Caput relatif kecil terdapat rostrum (paruh) yang dibentuk oleh maxilla dan mandibula. Neres
terletak pada bagian lateral rostrum bagian atas. Cera terletak pada bagian atas. Organun visus
dikelilingi oleh kulit yang berbulu. Padanya antara lain terdapat iris yang berwarna kuning atau jingga
kemerah-merahan, juga terdapat pupil yang relative besar dibandingkan dengan matanya, sedang
membran nictitans terdapat pada sudut medial mata. Porus acusticus-externus (lubang telinga luar)
terletak di sebelah dorso cauda mata. Membran tympani terdapat disebelah dalamnya dan berguna
untuk menangkap getaran suara (Radiopoetro, 1996).

2.1.2.   Morfologi leher

 Leher (cervix)

            Leher pada Aves berbentuk silindris, memanjang dilindungi oleh bulu. Badan leher disusun
dan dilalui oleh sistem otot, saluran pencernaan, buluh syaraf, pembuluh darah, dan rangka dalam
(Hermanto, 1988).

2.1.3.   Morfologi badan

 Badan (truncus)

Badan diliputi oleh bulu, pada uropygium yang berpangkal bulu-bulu ekor, facies dorsalis
uropygium ada papilla yang mempunyai lubang sebagai muara kelenjar minyak (Tim Dosen Anatomi
Hewan UGM, 1991).

2.1.4.   Morfologi Ekor

 Ekor (cauda)

            Pada cauda terdapat bulu yang bertipe retrices yang berfungsi sebagai pengendali arah ketika
terbang. Bulu melekat pada bagian uropygium (Tim Dosen Anatomi Hewan UGM, 1991).

2.1.5.      Morfologi Bulu

 Bulu

            Pada burung yang baru menetas tubuhnya ditutupi oleh bulu done embrional yang disebut
filoplume. Sedangkan pada burung dewasa bulunya sudah tetap, yaitu bulu definitif, ada 2 macam: 

1.      Plumuae (done definitif): pendek, halus dan berfungsi untuk mengisolir udara.

2.      Plumae (bulu contour) : menutupi plumuae (Kastawi, 1991).

Berdasarkan letaknya bulu dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :

1.      Reminges: bulu yang terdapat pada sayap digunakan untuk terbang.

2.      Retrices: bulu yang terdapat pada ekor digunakan sebagai alat kemudi.

3.      Tetrices: bulu-bulu yang menutupi badan.


4.        Parapterum: bulu-bulu yang terdapat pada bahu

5.      Alula: bulu-bulu kecil yang melekat pada jari kedua sayap (Hermanto, 1988).

Fungsi bulu pada merpati adalah untuk melindungi tubuh terhadap suhu yang tidak sesuai,
untuk mengerami telur-telur calon anaknya dan bulu pada sayap serta ekor digunakan untuk terbang
dan sebagai alat kemudi, pada bagian atas brutu (uropigium) terdapat kelenjar minyak (glandula
uropigialis) yang berfungsi meminyaki bulu-bulunya (Soemiadji, 1986).       

2.1.6        Klasifikasi Merpati

Berdasarkan karakteristik di atas, klasifikasi dari merpati adalah sebagai berikut :

Kingdom      Animalia

Phylum      Chordata

Class      Aves

Ordo      Columbia former

Family      Columbiadae

Genus      Columbia

sies      Columba          livia (http://animaldiversity.columbalivia.html

2.2.            Anatomi merpati

Diposkan 27th December 2011 oleh Shofwan

Lihat komentar

Integrasi sains agama

Mengkaji terhadap kandungan dalam al-Qur'an dengan Ilmu Pengetahuan


Alam

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

POLEMIK EVOLUSI
SERANGKAIAN KESALAHAN BESAR MENGENAI KECERDASAN MONYET

Teve National Geographic menayangkan dua film dokumenter pada bulan April 2003 dalam edisi
Eropa, berjudul A Tale of Three Chimps (Kisah Tiga Simpanse) dan My Favorite Monkey (Monyet
Kesukaanku).

Kenapa Belajar Biologi ?

Lembaga pendidikan di mana saja mengajarkan  biologi, fisika, kimia, matematika,  sosiologi,
psikologi, sejarah, antropologi, fislafat, bahasa, sastra dan seni. Pelajaran itu diberikan di sekolah
dari sejak tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Jenis ilmu yang disebutkan itu dinamai ilmu umum.

Uji protein dan Glukosa pada urine manusia

Kajian Pustaka 

Proses pembentukan urine beberapa tahapan, yaitu filtrasi , reabsorspsi  dan sekresi . Filtrasi
merupakan perpindahan cairan dari glomerulus ke tubulus melewati membran filtrasi yang terdiri
dari tiga lapisan yaitu sel endhotel glomerulus, membran basalis dan epitel kapsula bowman.

Manfaat tidur dalam gelap

MANFAAT TIDUR DALAM GELAP

Ahli biologi Joan Robert, Ia mengatakan bahwa tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin
ketika tdk ada cahaya, Hormon ini adalah salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu
memerangi & mencegah berbagai penyakit, termasuk kanker payudara dan kanker prostat.

Kesehatan Paru-paru

Kesehatan merupakan permasalahan yang penting dalam kehidupan. Tanpa adanya tubuh yang
sehat, maka berbagai macam aktivitas sehari-hari dapat terganggu.

Penyakit Gudik

Penyakit Gudik

GUDIK

Skabies (gudik) adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis
(sejenis kutu, tungau), ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada malam hari dan ditularkan
melalui kontak langsung atau tidak langsung melalui alas tempat tidur dan pakaian.

Fisiologi Benih

Fisiologi Benih

Daya kecambah pada benih memberikan informasi kepada para pemakai benih akan kemampuan
benih tumbuh menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba
optimum.

Kisi-Kisi Biologi

Kisi-kisi biologi

Reproduksi Tumbuhan, Fotosintesis. Respirasi

PETUNJUK PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

Ø    Reproduksi Tumbuhan

Ø    Fotosintesis

Ø    Respirasi

Ø    Bioteknologi

Ø    Ekologi Lingkungan

Reproduksi Tumbuhan

I.    Tujuan

Mahasiswa dapat mempelajari dan mengenal sistem reproduksi pada tumbuhan.

II.  Landasan Teori

A.

Integrasi sains dan Agama

10 Jenis Sembahyang Yang Tidak Diterima Allah s.w.t

Sabda Rasulullah saw yang bermaksud:

"Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu petunjuk dan jalan selamat dan barang siapa yang
tidak memelihara solat maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya dan juga tidak menjadi
petunjuk dan jalan

Kultur Paru-paru

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Kesehatan merupakan permasalahan yang penting dalam kehidupan. Tanpa adanya tubuh yang
sehat, maka berbagai macam aktivitas sehari-hari dapat terganggu.
3

Morfologi Merpati (Columba livia)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat di mana-mana, aktif pada siang
hari dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat
mengatur suhu dan terbang.

Budaya manusia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. yang beretika akan
menghasilkan budaya yang memiliki nilai-nilai etik pula.

Memuat

Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Nona-Bean Education
Belajar menjadi seorang Pendidik yang Terdidik Saya Bangga Menjadi Calon GURU.

Minggu, 28 September 2014

Mengenal Morfologi dan Anatomi Burung Merpati (Columba livia)

MENGENAL MORFOLOGI DAN ANATOMI AVES


MELALUI BURUNG MERPATI (Columba livia)

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN


Disusun oleh: Kelompok 7

Yoga Gunawan (12542005)


Ina Nurlaela (12542007)
Imas Rini Rukmana (12542009)
Iis Siti Nurfadilah (12542014)
Program studi Pendidikan Biologi S-1
Semester/Kelas 4/2-B

Dosen Pembimbing:

Poppy Riana Novianti, S.Si.

LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
2014

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Menurut Radiopoetro (1977), Aves merupakan hewan vertebrate yang tubuhnya ditutupi oleh
bulu, yang tidak dimiliki oleh hewan lain. Aves adalah vertebrate yang dapat terbang karena sayap
yang dimilikinya. Sayap tersebut merupakan modifikasi anggota gerak anterior yang berasal dari
elemen-elemen tengah dan distal.  Sayap pada aves merupakan homolog dari kaki depan pada
reptilia dan mamalia yang tersusun atas radius, ulna, humerus, tarsus, dan metatarsus.  Burung masa
kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan
perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh
semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga
mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang
belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap
kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan
otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.

Tubuh aves terdiri dari 4 bagian (kepala, leher, badan, dan ekor), tungkai (ekstremitas
depan) bermodifikasi menjadi sayap untuk terbang, ekstremitas belakang berdaptasi untuk hinggap,
berjalan, dan berlari. Masing-masing kaki memiliki 4 jari-jari, tubuh tertutup oleh bulu, kaki tertutup
oleh sisik-sisik kaki, tidak punya kelenjar keringat, memiliki kelenjar minyak pada bagian ekornya,
ekor tidak memanjang, tidak memiliki daun telinga, paruh tidak bergigi, skeleton bertulang keras dan
berongga, jantung memiliki 4 ruang dengan sekat yang sempurna, endothermal, respirasi
menggunakan paru-paru dan kantung-kantung udara yang berfungsi sebagai alat-alat tambahan dan
sebagai penghasil suara saat terbang, pada umumnya berdarah panas, fertilisasi internal dengan
telur banyak mengandung yolk dan bercangkang dan inkubasi telur secara eksternal. Telur burung
mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti
burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah
pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini
membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan
telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil. Akan tetapi kebanyakan burung
membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa
dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah
berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada
pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-
jenis manyar alias tempua, rangkong, walet, dan namdur.

Pada Praktikum ini yang digunakan adalah spesies dari ordo Columbiformes yaitu Columba
livia. Spesies tersebut diamati secara morfologi dan anatomi. Pengamatan morfologi dilakukan untuk
mengetahui bentuk paruh, kepala, ekor, bulu, dan kaki. Sedangkan pengamatan anatomi dilakukan
dengan cara pembedahan untuk mengamati bagian-bagian organ dalam seperti pengamatan
gelembung udara,pengamatan rongga mulut, pengamatan tulang dada dan otot, pengamatan organ
viscerum, pengamatan jantung dan paru-paru, pengamatan sistem digestori mulai dari bagian cavum
oris sampai saluran pembuanganya, pengamatan sistem urogenital (jantan/betina), dan pengamatan
sistem saraf.

B.     Tujuan Pengamatan

Untuk mengetahui Morfologi dan anatomi (organ dalam) beserta fungsinya pada salah satu
spesies dari ordo Columbiformes yaitu burung merpati (Columba livia).

C.    Alat dan Bahan

1.      Alat
  Satu set alat bedah
  Baki bedah
  Kaca pembesar
  Stoples
  Kapas
2.      Bahan
  Chloroform
  Satu ekor burung merpati (Columba livia)

D.    Prosedur Kerja

1.      Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan,


2.      Sebelum dilakukan pembedahan burung merpati (Columba livia) dibius terlebih dahulu oleh
chloroform,
3.      Selanjutnya dilakukan pengamatan morfologi burung merpati (Columba livia),
4.      Kemudian dilakukan pembedahan burung merpati (Columba livia) yang sebelumnya telah dicabut
bulu pada bagian badannya, kemudian pembedahan dilanjutkan dengan cara menggunting bagian
perut yaitu dari ujung tulang belakang hingga bagian dada, untuk melihat gelembung udara
dilakukan peniupan pada rongga mulut dengan bantuan sedotan,
5.      Pengamatan pada bagian rongga mulut yang meliputi lidah, sampan pada percabangan esophagus
serta tembolok,
6.      Dilakukan pemotongan tulang dada secara hati-hati melalui pengguntingan tulang rusuk yang
melekat pada sternum (tulang dada)
7.      Dilakukan pengamatan organ dalam burung merpati (Columba livia)
8.      Dilakukan pengamatan organ urogenital, dan
9.      Pengamatan otak dilakukan secara terpisah.

E.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana morfologi burung merpati (Columba livia)?


2.      Apa saja organ dalam tubuh burung merpati (Columba livia) beserta fungsinya?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Aves merupakan vertebrata yang hidup di darat, memiliki bulu hampir di seluruh tubuhnya
dan sayap yang berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan distal sehingga dapat digunakan
untuk terbang. Aves tidak begitu banyak berbeda dengan reptilian yang menjadi nenek moyangnya.
Bulu merupakan struktur khusus yang penting untuk burung sebagai penerbang dan kelas inilah
dalam subphylum vertebrata yang mencapai keberhasilan menggabungkan sifat bipedal dengan
terbang (Hildebrand, 1995). Dikutip dari http://MY-BIOLOGY-AND-ELF-LAPORAN-SPH-ANATOMI-
MERPATI.htm

Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal karena aktif pada siang hari dan unik dalam
memiliki bulu sebagai penutup tubuh serta memiliki sayap sehingga dapat terbang. Kata aves berasal
dari bahasa latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedangkan ornis berasal dari bahasa Yunani,
dipakai dalam “ornithology” memiliki arti ilmu yang mempelajari burung-burung. Kelas aves (burung)
berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat pada masa zaman mesozoikum. Telur amniotik
dan sisik pada kaki hanyalah dua diantara semua ciri khas reptilia yang kita temukan pada burung.

Berikut ini merupakan ciri-ciri Aves, yaitu:

a. Tubuh tertutup dengan bulu,


b. Dua pasang anggota gerak, sepasang anterior umumnya mengalami modifikasi menjadi
sayap untuk terbang, sepasang posterior diadaptasikan untuk berjalan, bertengger atau
berenang,
c.  Rangka ringan, kuat osifikasi sempurna, beberapa tulang berfusi menimbulkan kekakuan,
mulut dengan paruh yang menonjol diselaputi zat tanduk, tidak bergigi pada burung yang
hdup sekarang,
d. Jantung dengan empat  ruang pompa, dua atrium, dua ventrikel yang terpisah,
e. Respirasi dengan paru-paru,
f. Dua belas pasang saraf kranialis,
g. Eksresi dengan ginjal metanefros,
h. Suhu tubuh pada dasarnya konstan,
i. Fertilisasi interal
Kelas aves merupakan kelas hewan yang memiliki bulu. Salah satunya adalah burung merpati
(Columba livia) yang merupakan hewan bertulang belakang yang memilki bulu dan dapat terbang.
Dilihat secara keseluruhan bagian eksternal dari  Columba livia memiliki tubuh yang terdiri atas caput
(kepala), cervix ( leher), truncus (badan), cauda (ekor) dan extrimitas (alat gerak). Selain
itu, Columba livia  memiliki bulu-bulu dengan bagian-bagiannya.pada bagian caput Columba livia   ini
memiliki paruh yang tidak bergigi yang dibentuk oleh maxilla dan mandibula. Selain itu juga terdapat
nares (lubang hidung), cera, organon visus, dan porus acusticus externus. Nares terdapat pada
bagianlateral rostrum bagian atas. Cera merupakan tonjolan kulit yang lemah pada basis rostrum
bagian atas. Organon visus dikelilingi oleh kulit yang berwarna kuning kemerah-merahan, selain itu
terdiri dari pupil dan membrane nicyitan yang terdapat pada sudut medial mata. Porus acusticus
externus terletak disebelah dosa-caudal mata dan membrane tympani terdapat di sebelah dalamnya
berguna untuk menangkap getaran suara (Radiopoetra, 1996).

Sedangkan menurut Jasin (1984) menyatakan bahwa Bulu adalah ciri khas kelas aves yang
tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara
filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis
bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu
melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada
kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang
halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai
bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan
dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.

Merpati Karang (Columba livia) adalah anggota dari familia burung Columbidae. Merpati


Domestik adalah spesies ini, dan merpati domestik yang bebas dianggap sebagai merpati liar. Dalam
pemakaian umum, burung ini sering secara singkat dinggap seperti "merpati". Spesies ini juga
dikenal sebagai Dara Karang, yang merupakan nama resmi yang digunakan British Ornithologists'
Union dan American Ornithologists' Union hingga tahun 2004 ketika mereka mengubah daftar resmi
burung menjadi Merpati Karang.

A.    Klasifikasi ilmiah:

Kerajaan    : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Aves
Ordo          : Columbiformes
Famili        : Columbidae
Genus        : Columba
Spesies      : Columba livia

Sumber: http://google.com/Wikipedia

B.     Morfologi Burung

Tubuh burung dibedakan atas caput(kepala), cervix(leher) yang biasanya panjang, truncus
(badan) dan cauda (ekor). Sepasang extremitas anterior merupakan ala (sayap) yang terlipat  seperti
huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat,
sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk
oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh
lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada
atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa
sebelah luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak
mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup
mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah
bulu khusus. Di bawah ekor terdapat anus.

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh
aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile
serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk
folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu
menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun
rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung
pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan
selanjutnya (Jasin, 1984).

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:

a)      Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang
pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan
beberapa barbulae di puncak.

b)      Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c)      Plumae, Bulu yang sempurna.

d)     Barbae

e)      Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi
membantu menahan barbula yang saling bersambungan.

Susunan plumae terdiri dari :

-          Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.

-          Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.

-          Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.

-          Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung
calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan
setelah dewasa disebut teleoptile.

Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:

-          Tectrices, bulu yang menutupi badan.

-          Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.

-          Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:

a.       Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada
metacarpalia.

b.      Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.

c.       Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.

-          Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.

-          Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).

Gb.1. Morfologi burung merpati (Columba livia)


Keterangan:
1.      Paruh 2.      faring
3.      celah faring 4.      mata
5.      telinga 6.      sayap
7.      bulu halus pada leher 8.      bulu ekor
9.      digiti
A.    badan B.     alat gerak
                                                                                                                       

Sumber: http://LAPORAN-PRAKTIKUM-BIOLOGI-VERTEBRATA-(KELAS-AVES)-biologi.htm

C.    Anatomi Burung Merpati

Gb.2. Anatomi burung merpati (Columba livia)

Sumber: https://www.google.com/search?q=anatomi+burung+merpati&espv=2&s

1.      Sistem Digestori

Tractus digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di dalamnya terdapat lingua kecil runcing
yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk. Sebagai lanjutannya adalah pharynx yang pendek, kemudian
œsophagus yang panjang dan beberapa burung terjadi perluasan yang disebut crop, sebagai tempat
penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan. Dari crop masuk saluran yang sering
disebut gizard. Proventriculus menghasilkan cairan lambung (asam) sedangkan ventriculus
berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras sebelah dalam yang menghasilkan sekresi. Di
dalam gizard sering terdapat batu kerikil yang berfungsi membantu penggilingan makanan. Oleh
karena itu beberapa jenis burung sengaja menelan batu kerikil, sebagai pengganti tugas gigi yang
tidak dimiliki oleh burung. Dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas bagian
halus dan bagian akhir adalah rectum dan kemudian cloaca dan yang terakhir adalah anus. Pada
intestinum terdapat rumbai-rumbai sebagai cæcum yang merupakan saluran buntu. Di sebelah
dorsal cloaca terdapat suatu bursa fabricii pada hewan yang masih muda. Fungsi yang sebenarnya
belum diketahui, hanya yang jelas penting untuk determinasi. Hepar sebagai salah satu kelenjar
pencernaan relatif besar, bewarna merah coklat dengan beberapa lobi. Pada beberapa aves memiliki
vesica fellea sebagai penampung billus. Pada burung merpati vesica fellea tidak ada. Glandulæ
pancreaticus biasanya memiliki tiga saluran yang menyalurkan sekresinya ke intestinum.
Sehubungan dengan makanan, terjadi adaptasi paruh (Jasin, 1992).

2.      Sistem Urogenital

Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium
(retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter yang
sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri renalis akan
disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan
dibuang dalam proses filtrasi ini (Jasin, 1992).

Ginjal bertipe metanefros berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka dan
tidak ada kandung kemih. Ekskret semi solid (mengandung urat). Kelenjar adrenal sepasang, pada
pertukaran ventral ginjal. Sekret dari gonad mengatur karakteristik seksual sekunder (bulu, jengger,
dan gembel). Fertilisasi terjadi di dalam. Ovarium hanya satu yang sebelah kiri. Sebelum telur
dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk, maka inkubasi adalah 16-18
hari (Brotowidjoyo, 1989). Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat berwarna putih,
melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis di sebelah kanan lebih
kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan
ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang merupakan
gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma sebelum
dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari,
hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur
oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang
oviduct disebut ostium abdomanalis. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan
kopulasi (Jasin, 1992). Waktu copulatio, maka proctoduea dari kedua jenis burung saling tempel
kuat-kuat, sehingga sperma yang keluar pada ejaculatio langsung masuk ke dalam proctodoeum
yang betina, untuk kemudian menuju oviduct. Organ reproduksi betina hanya terdiri dari satu
ovarium sebelah kiri. Tuba merupakan oviduct bagian rustral, terdapat kelenjar (Soewasono, 1989).
3.      Sistem Penrnapasan

Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya
berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar
dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu bisa memerlukan
dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya, paru-paru hewan
menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan burung. Itulah mengapa
paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda. Pada hewan menyusui, aliran
udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung
udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan
mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.

Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan
udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen
yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi.
Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan
paru-paru unggas sebagai berikut: Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan yang
menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada
jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk
sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru.
Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru
burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada
jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa
pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga seluk-beluk khususnya pada semua burung. Aves bernafas
dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar
sampai ke leher, perut dan sayap.

Kantong udara terdapat pada :

-          Pangkal leher (servikal)

-          Ruang dada bagian depan (toraks anterior)

-          Antar tulang selangka (korakoid)

-          Ruang dada bagian belakang (toraks posterior)

-          Rongga perut (saccus abdominalis)

-          Ketiak (saccus axillaris)


Fungsi kantong udara :

         Membantu pernafasan terutama saat terbang

         Menyimpan cadangan udara (oksigen)

         Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang

         Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak.

Paru-Paru khusus pada burung-burung mempunyai bentuk tubuh yang jauh berbeda dengan
binatang yang dianggap sebagai nenek moyangnya, reptil. Paru-paru burung bekerja dengan cara
yang sama sekali berbeda dengan hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan membuang
udara melalui batang tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk dan keluar melalui
ujung yang berlawanan. "Rancangan" khusus semacam ini diciptakan untuk memberikan volume
udara yang diperlukan saat terbang. Evolusi bentuk seperti ini dari reptil tidaklah mungkin.

Inspirasi : udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta) berkontraksi
sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya teklanan udara dada
menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara yang masuk sebagian kecil
menuju ke paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong udara sebagai cadangan udara.

Ekspirasi : otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula.
Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara
luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar. Aliran udara searah
dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung ini
mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu
ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.

Pernafasan burung saat terbang : Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat
dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi
untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang
korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.

4.      Sistem sirkulasi kelas aves

Alat sirkulasi berupa jantung yang terdiri dari 4 ruangan dengan sekat sempurna, arteri dan
vena. Sistem sirkulasi pada aves sama seperti manusia. Sirkulasi darah pada aves : darah dari vena
kava masuk pada atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan. Kemudian darah dipompa ke paru-paru
melalui pulmonalis lalu menuju ke ventrikel kiri, darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta.

5.      Sistem Saraf

Sistem regulasi aves sama seperti sistem regulasi vertebrata lainnya yaitu sistem saraf, endokrin
dan indra. Berikut ini merupakan susunan saraf pada burung adalah: Otak dan sumsum belakang.

Otak dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:

  Otak besar. Pada otak besar tidak banyak mempunyai neuron dan bentuknya juga tidak berlipat-lipat.

  Otak kecil. Pada otak kecil mempunyai perkembangan yang berguna sebagai pengatur keseimbangan
pada waktu terbang atau melayang-layang.

  Otak tengah. Pada otak tengah mempunyai perkembangan yang berguna sebagai fungsi penglihatan.

  Sumsum lanjutan.

Indra perasa terdapat kuncup-kuncup perasa pada lidah dan atap rongga mulut. Indra ini
memungkinkan aves memilih makanannya. Kemampuan memilih makanan ini dibantu oleh reseptor
tekanan pada paruh dan lidah. Organon visus relatid besar dan tajam dalam kemampuan observasi.
Indra pendengar berupa telinga yang terbagi atas tiga rongga yakni rongga luar, tengah, dan dalam.
Kelenjar endokrin terdiri atas: glandulae pituitaria atau hypophysa sebagai ‘the master of glands’,
terletak pada dasa otak ujung infundibulum: Glandulae thvroidea yang terletak di bawah vena
jugularis dekat asal cabang arteri subclavia dan arteri carotis (Jasin, 1992).

BAB III

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Columbiformes
Famili              : Columbidae
Genus              : Columba
Spesies            : Columba livia
sumber: http://google.com/Wikipedia

B.     Pengamatan Bagian Luar Burung Merpati (Columba livia)

  Sebelumnya dilakukan pembiusan terlebih dahulu dengan chloroform.


  Pada bagian kepala dapat teramati paruh yang pada bagiannya terdapat maksila atau paruh bagian
atas dan mandibula atau paruh bagian bawah.
  Terdapat pula mata yang memiliki iris, pupil, kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap ).

Maksila
Mandibula
Membran niktitans
Kelopak Mata
Gb. 3. Bagian Kepala burung merpati (Columba livia)

Pupil
Iris
Gb. 4. Bagian Kepala burung merpati (Columba livia)
  Pada bagian sayap memiliki alula, bulu sayap primer, sekunder dan tersier
  Lubang telinga berbulu dan terdapat penutup dari bulu

Lubang telinga
Gb. 5. Lubang telinga burung merpati (Columba livia)
  Pada bagian ekor, terdapat kelenjar minyak dan apabila di pijit terdapat minyak yang keluar.
  Berdasarkan letaknya diantaranya Bulu sayap (Remiges), Bulu ekor (Rechices), Bulu penutup
(Tectrices), Bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae).
Gb. 5. Berbagai macam bulu burung merpati (Columba livia)
  Berikut merupakan bagian-bagian dari bulu:
          Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang
pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan
beberapa barbulae di puncak.
         Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
         Plumae, Bulu yang sempurna.
         Barbae
         Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi
membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
         Dan susunan plumae terdiri dari :
-          Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
-          Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
-          Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
         Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis.
  Pada bagian kaki (tarsometatarsus) terdapat sisik-sisik tanduk yang mirip dengan reptile. Terdapat 4
jari kaki dengan posisi 3 jari didepan dan 1 jari dibagian belakang, serta pada setiap jari kaki terdapat
cakar yang runcing dan tajam.

Cakar
Jari kaki
Sisik tanduk
Gb. 6. Bagian Kaki burung merpati (Columba livia)
  Terdapat pterilae pada saat mencabut bulu dan susunan bulu teratur.
  Setelah mencabut bulu sayap maka dapat terlihat letak Humerus, Radius, Ulna, Carpo-metacarpal,
serta jari I, jari II, dan jari III.

Carpal
Metacarpal
Ulna
Radius
Humerus
Gb. 7. Bagian Sayap burung merpati (Columba livia)

C.     Pengamatan Bagian Dalam Burung Merpati (Columba livia)


1.      Pengamatan gelembng udara: dengan cara mencabut bulu-bulu di daerah perut dan dada,
menentukan ujung tulang dada bagian belakang dan selanjutnya diiris sampai ke anus, lalu buka
dengan hati-hati sampai usus terlihat. Untuk mengetahui adanya gelembung udara maka dilakukan
peniupan melalui sedotan pada bagian mulut dan hasilnya ditemukan 6 gelembung udara.

Gelembung udara
Gb. 8. Gelembung Udara burung merpati (Columba livia)
2.      Pengamatan rongga mulut: terdapat lidah dan didalam mulut terdapat lubang menuju esophagus
dan trachea. Terdapat pula rongga hidung (chonchae) yang dapat dilihat dengan kasat mata. Saat
membersihkan bulu pada bagian leher terlihat laring yang berkembang pada bagian percabangan
trachea menuju bronchi terdapat siring yang dapat menghasilkan suara. Terdapat pula tembolok
yang merupakan tempat penyimpanan makanan dan merupakan modifikasi dari esophagus.

Lubang Esophagus
Gb. 9. Bagian dalam Mulut burung merpati (Columba livia)
3.      Pengamatan organ dalam: secara hati-hati ruas tulang rusuk yang melekat pada sternum (tulang
dada) dipotong sampai tulang karokoid dan klavikula terangkat. Dapat terlihat otot pektoralis minor
(dalam) dan otot pektoralis mayor (luar). Otot dada melekat pada sternum (tulang dada) dan
disokong oleh tonjolan tulang yang pipih dan disebut karina sterni.

Pektoralis mayor
Pektoralis minor
Gb. 10. Otot burung merpati (Columba livia)
4.      Pengamatan organ viscerum: setelah tulang dada diangkat maka dapat terlihat organ dalamnya,
yaitu: tembolok, proventrikulus, ventrikulus (gizzard=ampela), paru-paru, jantung, hati, usus halus,
pancreas, limfa, usus besar, usus buntu, rectum, ginjal, ureter, testes (burung yang diamatai burung
jantan) dan kloaka.

Ampela
Hati
Jantung
Gb. 11. Organ viscerum burung merpati (Columba livia)
5.      Pengamatan detail:
Jantung terletak didekat hati atau tepatnya diatas organ hati, berwarna merah agak memudar.
Terlihat pula lengkungan aorta kanan, vena cava, atrium dan ventrikel. Terutama setelah organ
diangkat dapat terlihat otot ventrikel dan otot atrium
Paru-paru berwarna merah memudar/merah muda, dapat pula ditemukan hubungan antara paru-
paru dan kantung-kantung udara.

Paru-paru
Gb. 3. Paru-paru burung merpati (Columba livia)                        
  Pengamatan saluran pencernaan: berikut ini merupakan urutan organ pencernaannya dimulai dari
paruh → kerongkongan → tembolok → lambung (kelenjar) → lambung (pengunyah) → hati →
pancreas → usus halus → usus besar → usus buntu → rectum poros usus) → kloaka.
Bentuk limfa agak bulat dan berwarna merah, dan terdapat 2 usus buntu.

Usus besar

Rektum
Usus halus
Gb. 13. Organ Pencernaan burung merpati (Columba livia)
  Pengamatan organ urogenital: terdapat ginjal yang berbentuk cukup kecil dan berada di dekat hati dan
usus, berwarna agak kecoklatan. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka dan tidak ditemukan
kandung kemih. Spesies yang diamati merupakan spesies burung jantan sehingga terlihat sepasang
testes yang kecil berbentuk bulat telur berwarna putih yang melekat pada anterior dari ren dengan
suatu alat penngantung. Masing-masing testes terjulur saluran vas deferns sejajar dengan ureter
yang berawal dari ren.

Percabangan Bronkus

Sepasang testis
Gb. 14. Organ Urogenital burung merpati (Columba livia)
BAB IV

PENUTUP

A.    Simpulan

Berdasarkan penelitian yang kami amati, kami dapat menyimpulkan :

1.      pengamatan secara morfologi dapat diketahui bahwa burung merpati (Columba livia) memiliki paruh
yang terdiri dari maksila atau paruh bagian atas, dan mandibula atau paruh bagian bawah). Pada
bagian mata terdapat iris, pupil, kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap). Sayap
memiliki alula, bulu sayap primer, sekunder dan tersier. Terdapat lubang telinga berbulu dan
terdapat penutup dari bulu. Pada bagian bulu ekor terdapat kelenjar minyak dan apabila di pijit ada
minyakyang keluar. Selanjutnya struktur bulu burung ini meliputi bulu sayap (remiges), bulu ekor
(rechices), bulu penutup (tectrices), bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae), kaki
(tarsometatarsus) yang mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk (seperti reptile) jarinya terdapat
empat buah dan arahnya 3 kedepan dan 1 kebelakang. Terlihat pula pterilae dan pada bagian sayap
yang telah dicabut bulunya dapat terlihat hmerus, radius, ulna, carpo-metacarpal.

2.      Pengamatan organ dalam burung merpati (Columba livia) melalui pengamatan pernafasan,
pencernaan, organ detail dan organ urogenital maka dapat ditemukan beberapa organ, yaitu:
tembolok, proventikulus, ventrikulus atau ampela, paru-paru, jantung, hati, usus halus, pancreas,
limfa, usus besar, usus buntu, rectum, ginjal, sepasang testis dan kloaka.

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M. D. 1994. Zoology Dasar. Erlangga, Jakarta.

Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan. Sinar Wijaya, Surabaya.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga

Riana, Poppy. 2001. Petunjuk Praktikum ZOOLOGI VERTEBRATA. Garut: STKIP.

http://google.com/Wikipedia [Diakses pada 11 Mei 2014]


http://MY-BIOLOGY-AND-ELF-LAPORAN-SPH-ANATOMI-MERPATI.htm
[Diakses pada 11 Mei 2014]
http://LAPORAN-PRAKTIKUM-BIOLOGI-VERTEBRATA-(KELAS-AVES)-biologi.htm
[Diakses pada 11 Mei 2014]
https://www.google.com/search?q=anatomi+burung+merpati&espv=2&es
[Diakses pada 11 Mei 2014]

Diposkan oleh Iis Nurfadilah di 21.33


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:

1.

Marga Rieta8 Mei 2015 22.26

misi kok gambarnya tidak termuat yah tolong di update dong makasih

Balas

Tambahkan komentar

Muat yang lain...

Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Love Bean & Love Green

Iis Nurfadilah

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼  2014 (4)
o ▼  September (2)
 Mengenal Morfologi dan Anatomi Burung Merpati (Col...
 Aplikasi Karakter Dasa Dharma Pramuka
o ►  Juli (2)
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

 Home
 Sampel Page
 Contact
 Back Link

Search this

Hidup Untuk Belajar


blog ini berisi tentang berbagai kumpulan pelajaran biologi baik universitas atau SMA juga
berisi hal tutoria blog
 Blogging
 Biologi
 KKN 2013 Cibuniasih Pancatengah
 Kegiatan Ramadhan
 Buah-Buahan
 Software
 Indonesia
 Countact

Image by Cool Text: Logo and Button Generator - Create Your Own Logo
Please Join ANd Commentt

Back Link

Total Tayangan Laman


Google+ Badge
Pengikut
Diberdayakan oleh Blogger.

Google+ Followers
Social Icons
Featured Posts
Home » Struktur Hewan » makalah praktikum stuktur hewan tenntang merpati

0
makalah praktikum stuktur hewan tenntang merpati

A.    TUJUAN
1.      Mengamati struktur morfologi (habitus) tubuh burung merpati .
2.      Mempelajari alat-alat dalam (visera), yaitu sistem pencernaan makanan, pernapasan, urogenital,
peredaran darah,.

B.     LANDASAN TEORI


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Aves
Subclassis : Neornithes
Divisio : Carinatae
Ordo : Columbiformes
Familia : Columbidae
Genus : Columba
Species : Columba livia
Kata Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa
Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Aves adalah
hewan yang paling banyak dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari
dan unik dalam memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan sehingga dapat
meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat.
Aves merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup unik dengan
memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi dari sisik yang berkembang
secara evolusioner dari reptilia. Jantung burung terdiri dari empat ruang dan tergolong hewan
berdarah panas. Semua burung menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi
untuk terbang meliputi tulang lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap, kantung
udara, mata yang lebar, dan cerebellum yang berkembang dengan sangat baik.
Kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok
hewan yang disebut Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu,
yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya,
sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk
sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke
tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang
jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah
tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa
sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.
Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya,
namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai
tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh
ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan
mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan
di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak
pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan,
gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan
hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang
warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk
menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji
buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk
menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar
tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah,
cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.

Karakteristik Umum Aves :

1.      Tubuh tertutup dengan bulu.


2.      Dua pasang anggota gerak, sepasang anterior umumnya mengalami modifikasi menjadi sayap untuk
terbang, sepasang di posterior diadaptasikan untuk berjalan, bertengger atau berenang. Kaki berjari
empat, tulang kering dan cakar terbungkus sisik dengan kulit yang menanduk.
3.      Rangka ringan, kuat, osifikasi sempurnan, beberapa tulang berfungsi menimbulkan kekakuan, mulut
dengan paruh yang menonjol di seliputi zat tanduk, tidak bergigi pada burung yang hidup sekarang,
tengkorak dengan satu “occipital condyle” yang berartikulasi dengan vertebra leher, leher umunya
panjang dan fleksibel, pelvis bersatu pada sejumlah vertebra, tulang dada membesar umumnya
dengan bagian tengah membentuk “keel” (lunas), vertebra ekor sedikit dan mampat kea rah
posterior.
4.      Jantung dengan 4 ruang pompa (2 atrium, 2 ventrikel yang terpisah), hanya ada lengkungan aorta
kanan (sisternik), sel darah merah berinti, oval dan biconvex.
5.      Respirasi dengan paru- paru yang kompak (tersusun rapat) dan sangat efesien melekat ke tulang
rusuk dan berhubungan dengan kantung- kantung udara yang berdinding tipis tersebar di antara
organ- organ internal dan sebagian didalam rangka, terdapat kotak suara (syrinx) didasar trakea.
6.      Dua belas pasang saraf kranialis.
7.      Ekskresi dengan ginjal metanefros, sampah nitrogen utama berupa asam urat, urin semisolid, tidak
ada kantung kemih (kecuali pada Rhea dan burung unta), terdapat system porta renalis.

8.      Suhu tubuh pada dasarnya konstan (endodermis).


9.      Fertilisasi internal hewan betina umumnya dengan hanya ovarium dan oviduk sebelah kiri, telur
dengan banyak yolk (megalistial/telolisitial ekstrim) ditutupi oleh cangkang yang keras , diinkubasi
diluar tubuh, segmentasi meroblastik, terdapat membrane ekstraembrio (amnion, khorion, kantung
yolk dan allantois) selama perkembangan di dalam telur, hewan muda yang baru menetas dijaga
induknya.

C.     ALAT DAN BAHAN


1.      Alat-alat seksi
a.       Gunting anatomis
b.      Pinset biasa dan anatomis
c.       Scapel
d.      Sende
e.       Penusuk (jara)
2.      Bak bedah
3.      Kamera
4.      Burung Merpati (Columba livia)

D.    LANGKAH KERJA


1.      Bius burung merpati menggunakan ether atau choroform
2.      Burung yang telah dibius dengan ether atau choroform ditelentangkan pada punggungnya.
3.      Kemudian bulu-bulu pada bagian ventral dibasahi dengan air, bulu pada bagian perut dan dada
dicabut. Kulit dibagian lunas dari tulang dada disayat sampai kedaerah dekat lubang cloaca,
kemudian dibuka.
4.      Otot yang melekat pada carina sterni disayat dan dikuakkan kesamping.
5.      Dalam melakukan pekerjaan ini harus hati-hati benar sebab kemungkinan pembuluh-pembuluh
darah akan tersayat.

E. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, penulis mendapatkan data hasil pengamatan
dari bedah burung merpati. Adapun hasil pengamatan ini ditulis dengan bentuk deskripsi seperti
brikut ini.

     1.      Bentuk Luar Tubuh burung merpati.

Keterangan :
1.      Kepala
2.      Sayap
3.      Perut
4.      Kaki
    2.      Macam-macam sayap

Keterangan :
1.      Plumae
2.      Ramus
3.      Rachis
4.      Plumulae
 
      3.      Endoskeleton (rangka)
 

    4 .      Situs Vicerum

Keterangan :
1.      Esophagus
2.      Trachea
3.      Ingluvies
4.      Cor
5.      Pulmonum
6.      Ventrikulus
7.      Hepar
8.      Duodenum
9.      Lubang Cloaca

    5  .      Tractus Digestivus (alat-alat pencernaan)

Keterangan :
1.      Cavum oris
a.       Fissura choanae secundariae
b.      Choanae
c.       Plica palatina
d.      Aditus oesophagus
e.       Aditus laryngicus
f.       lingua
2.      Esophagus
3.      Ingluives
4.      Proventrikulus
5.      Ventrikulus
6.      Pankreas
7.      Duodenum
8.      Intestinum
9.      Caecum
10.  Rectum
11.  Cloaca

   6.      Tractus Respiration (alat-alat pernapasan)

Keterangan :
1.      Glottis
2.      Trachea
3.      Pulmonum

    7.      Sistem Sirkulatoria (sistem peredaran darah)


Keterangan :
1.      Cor

   8.      Systema Urogenitilia (alat-alat ekskresi dan alat-alat kelamin)

Keterangan :

1.      Ren (ginjal)

F.      PEMBAHASAN
1.         Morfologi
Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan)
dan cauda (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan Ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z
pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang
bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh
maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan
yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada atap
paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah
luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang
berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Di
belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu
khusus.
2.      Struktur bulu

a.    Plumae

Terdiri atas bagian- bagian:

1)      Calamus (quill); tangkai bulu


2)      Rachis (shaft); lanjutan calamus, menjadi sumbu dari vexillum, didalamnya tak berongga
3)      Umbilicus inferior, lubang pada pangkal calamus
4)      Umbilicus superior, lubang pada bagian distal calamus yang melanjutkan diri sebagai sulcus pada
rachis.
5)      Vexillum (vane), terbentuk oleh barbae, ialah suatu cabang kea rah lateral dari rachis.
6)      Barbulae distal, menuju kearah distal (ujung bulu).
7)      Burbulae proximal, menuju arah proximal (kea rah pangkal bulu).

b.    Plumulae

Terdapat pada burung yang masih muda, kadang- kadang juga terdapat pada burung yang sedang
mengerami telurnya.

Plumulae terdiri atas:

1)      Calamus (pendek)


2)      Rachis (agak mereduksi)
3)      Barbae panjang (fleksible)
4)      Barbae pendek

c.    Filoplumae (Hair-feathers)

Fungsinya belum diketahui, tumbuh pada seluruh tubuh dengan jarak yang sangat jarang.
Mempunyai tangkai yang panjang dan pada puncaknya terdapat beberapa berbae.
3.      Endoskeleton (rangka)
a.       Sternum (tulang dada), tulang ini melebar pada tepinya terdapat membran dan mempunyai lunas
yang lebar disebut carina sterni.
b.      Costae (tulang rusuk), terbagi menjadi dua bagian yaitu Costae pars sternais, bagian yang
berhubungan dengan sternum dan costae pars vertebralis, bagian yang berhubungan dengan
vertebrae (tulang belakang).
c.       Cingulum Anterior (gelang bahu)
d.      Cingulum posterior (gelang pinggul)
e.       Columna vertebralis (tulang belakang)
f.       Extermitas anterior (tulang bagian atas)
g.      Extermitas posterior (tulang bagian bawah)
4.      Anatomi
a.         Pharynx pendek, esophagus pada basis leher melebar menjadi ingluvies (tembolok) merupakan
pelebaran esophagus untuk reservoir makanan yang dapat diisi dengan cepat. Tembolok pada
burung pemakan biji- bijian berupa tonjolan dari esophagus di sebelah ventral. Pada burung
carnivore tembolok berupa tonjolan esophagus yang meliputi daerah yang agak panjang.
b.        Proventriculus, juga disebut lambung kelenjar, berdinding tipis, pada burung pemakan biji; batas
dengan ventriculus tampak jelas dari luar.
c.         Ventriculus (lambung pengunyah), dinding berotot tebal, kelenjar pylorusnya menghasilkan secret;
bagian ini menjadi lembaran- lembaran keranitoid.
d.        Intestinum tenue: dimulai dengan duodenum, yang berbentuk huruf U, dengan bagian- bagiannya:
pars descendens (turun) dan pars ascendens (bagian yang naik).
e.         Intestinum crassum: berupa rectum.
f.         Trachea, berupa pipa .
g.        Pulmo, sepasang hanya dapat mengembang sedikit, melekat pada dinding dorsal thorax, dibungkus
oleh selaput yang disebut pleura.
h.        Cor, ukuran relative besar jika dibandingkan dengan ukuran burung, terlrtak di linea mediana,
berbentuk kerucut, dibungkus oleh pericardium.
i.          Hepar, berwarna kemerah- merahan ,terdiri atas 2 lobi (dexter dan sinister).
j.          Testis, sepasang oval, terletak di ventral lobus renis yang paling cranial.
k.        Pancreas, terletak antara pars ascendens dan pars descendens duodeni, biasanya memiliki 3 saluran
yang bermuara pada pars ascendens duodeni.
5.      Alat Pencernaan

Sistem pencernaan pada Columbia livia yaitu esophagus, ventriculus, pancreas, duodenal loop,
duodenum dan berakhir pada kloaka. Menurut Hickman (2003), pada sistema digestivum, tractus
digestivirus terdiri dari cavum oris. Didalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus oleh
lapisan zat tanduk sebagai lanjutannya adalah faring yang pendek. Kemudia oesophagus yang
panjang dan pada beberapa burung terjadi perluasan yang disebut ”crop”, sebagai tempat
penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan dari crop masuk dalam yang dapat
dibedakan atas proventriculus dan ventriculus yang disebut ”gizard”, proventriculus menghasilkan
cairan lambung, sedang ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan epitel keras sebelah dalam
yang menghasilkan sekresi. Di dalam gizard sering terdapat kerikil yang berfungsi membantu
penggilingan bahan makanan. Pada beberapa Aves, memiliki vesica fellea sebagai penampung billus.

6.      Alat Pernapasan


Sistem pernapasan pada Columbia livia terdiri atas cavum oris, trachea, dan pulmo. Alat
respirasi pada Aves terdiri dari nostril yang terletak pada paruh, cavum nasalis, cavum oris, larynk
yang tersusun atas tulang rawan, terhubung dengan cavum oris dan rima glottis. Pada bagian caudal,
terdapat suatu tulang rawan yang melintang dari dorsal ke caudal yang disebut pessulus. Bagian ini
menyokong suatu lipatan yang berasal dari selaput lender dan lipatan ini disebut membrane
semilunaris.
7.      Sistem Pembuluh Darah
Sistem sirkulasi pada Columbia livia terdiri atas jantung (cor), dan pembuluh darah. Sistem
sirkulasi pada Columbia livia yang menjadi sentral adalah cor, yang terletak di linea mediana,
berbentuk kerucut, dilapisi oleh lapisan pericardium. Terbagi atas 4 ruang: atrium sinistrum dan
atrium dextrum, yang dipisahkan oleh septum atrium, ventriculum sinistrum, dan ventriculum
dextrum yang terpisah oleh septum ventriculum. Pada Aves tidak terdapat lagi sinus venosus.
8.  Alat-alat Ekskresi dan Alat Kelamin
Sistem ekskresi pada Columbia livia terdiri atas ginjal (ren), ureter, dan uretra. Sistem ekskresi
pada aves berupa ren yang relative besar, berwarna merah coklat, tertutup oleh peritoneum. Tiap-
tiap ren terbagi atas empat lobi. Dari datatarn ren sebelah ventral keluar ureter yang sempit menuju
ke caudal dan berakhir pada kloaka. Darah yang berasal dari arteri renalis akan disaring secara
filtrates. Zat zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang dalam
proses filtrasi ini.
Sistem reproduksi pada Columbia livia terdiri atas ovarium, oviduk dan uterus karena merpati
yang diamati merupakan merpati betina. Pada sistem reproduksinya, hewan jantan memiliki
sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari ren dengan suatu alat
penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur
saluran vasa deferensia sejajar dengan ureter yang berasal dari ren. Pada sebagian besar aves
memiliki vesicular seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat
menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di
dalam kloaka pada beberapa species memiliki pennis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke
kloaka hewan betina. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami
otrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok,
berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduct itu disebut ostium
opdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas muskulus dan epithelium yang bersifat
glandulair, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yaqkni albumen sebagai putih telur,
membran tipis disebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat kapur yang dibuat oleh
kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada.

G.    KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan dari hasil praktikum dan pembahasan diatas yang telah kami lakukan
dengan spesies yang kami amati spesies Burung Merpati ( Columba domestica ) yaitu,
Secara morfologi dapat kami simpulkan:
1.    Paruh (maksila atau paruh bagian atas, mandibula atau paruh bagian bawah),
2.    Mata memiliki iris, pupil, kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap )
3.    Sayap memiliki alula, bulu sayap primer, sekunder dan tersier.
4.     Lubang telinga berbulu dan terdapat penutup dari bulu.
5.     Ekor , terdapat kelenjar minyak pada ekor, apabila di pijit ada minyak yang keluar.
Selanjutnya kami dapat menyimpulkan struktur bulu ialah :
1.    Bulu sayap (Remiges)
2.    Bulu ekor (Rechices)
3.    Bulu penutup (Tectrices)
4.    Bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae)
Kaki (tarsometatarsus) : mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk (seperti reptile) jarinya
terdapat empat buah dan arahnya 3 kebelakang dan 1 kedepan.
Sedangkan anatomi dalam dapat kami simpulkan dari hasil pembahasan diatas pada Burung
Merpati ( Columba domestica ), dimulai dari Pengamatan tembolok, proventikulus, ventrikulus atau
ampela, paru-paru, jantung, hati, usus halus, pancreas, limfa, usus besar, usus buntu, rectum, ginjal,
ureter, ovarium, uterus dan kloaka beserta sistem pernapasan, pencernaan, eskresi, alat kelamin
dan pembuluh darah.
DAFTAR PUSTAKA

Kimball, John W. 1998. Biologi Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Iskandar, T. 1998. Aves. Puslitbang Biologi, Bogor.

Kastowo, H. 1984. Anatomi Komparativa. Alumni, Bandung.


Prawiro, A. 1999. Biologi I. CV.Karang Asem, Semarang.

Sumanto. 1994. Fisiologi Hewan (Bio-4209). Fakultas Biologi UNS, Surakarta.

Fitriah Eka, S.Si. M.Pd. 2011. Panduan Praktikum Zoologi vertebrata. Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN
Syekh Nurdjati.

Description: makalah praktikum stuktur hewan tenntang merpati Rating: 4.5 Reviewer: Unknown -
ItemReviewed: makalah praktikum stuktur hewan tenntang merpati
 0  0 Digg0

 
Komentar →

Di Terbitkan oleh Unknown → 7/18/2013 02:14:00 PM

Kategory → makalah praktikum stuktur hewan tenntang merpati » Kumpulan Makalah


Biologi , Struktur Hewan » Hidup Untuk Belajar

0 komentar:

Poskan Komentar

:k1 :k2 :k3 :k4 :k5 :k6 :k7 :k8

:k9 :a1 :a2 :a3 :a4 :a5 :a6 :a7

:a8 :a9

◄ Posting Baru Posting Lama ►

silahkan isi buku tamu disini


Popular Posts

LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI TUMBUHAN


LAPORAN PRAKTIKUM RESPIRASI TUMBUHAN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan P...

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN plasmolisis

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Plasmolisis Pada Rhoeodiscolor Diajukan


untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah fisiolog...

dekripsi Cycas rumphii (Pakis Haji)

Cycas rumphii (Pakis Haji) Klasifikasi Menurut engler Diviso             : Spermatophyta
Subdivisio       ...

laporan praktikum kodok ( bufo melanostictus )

A.     TUJUAN Untuk mengetahui alat-alat tubuh (organ viscera) pada amphibi. B.     
LANDASAN TEORI Amphibi merupakan kelompok...

laporan praktikum struktur hewan tentang marmoot

A.     TUJUAN 1.       Mengamati struktur morfologi (habitus) tubuh marmot. 2.      
Mempelajari alat-alat dalam (visera), yaitu s...

laporan praktikum jaringan


A.     TUJUAN 1.       Mengamati macam-macam jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan
otot dan jaringan syaraf. 2.       Mengamati...

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN

TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum  
Fisiologi Tumbuhan                    ...

 Back Link

bagi temen temen yang ingin tukeran link silahkan copykan link saya di
http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com bagi sobat sobat se...

LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN TAHAN ASAM

PEWARNAAN TAHAN ASAM Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Praktikum M ikrobiologi Penulis :  Fe...

deskripsi bunga merak atau caesal pulcherrima

Rosales Caesalpinia pulcherima Bunga Merak Menurut engler Menurut cronquist Diviso
: Spermatophyta...

Kategori

 Biologi (2)
 Botani Phanerogamae (17)
 Diklat KKN (4)
 Ekologi Hewan (9)
 Ekologi Tumbuhan (5)
 Fisiologi Hewan (1)
 Fisiologi Tumbuhan (12)
 Kegiatan Ramadhan (12)
 Kumpulan Makalah Biologi (49)
 Manfaat Buah-Buahan (10)
 Microbiologi (3)
 Pencemaran Lingkungan (3)
 Program Kerja KKN (22)
 Software (2)
 Struktur Hewan (6)
 Tutorial Blog (25)

Blog Archive

 ▼  2013 (121)
o ►  09/29 - 10/06 (2)
o ►  09/15 - 09/22 (1)
o ►  09/08 - 09/15 (21)
o ►  09/01 - 09/08 (9)
o ►  07/28 - 08/04 (4)
o ►  07/21 - 07/28 (8)
o ▼  07/14 - 07/21 (15)
 hari k3 9 ramadahn DKM Miftahul Jannah
 hari ke 8 ramadhan DKm Miftahul Jannah
 hari ke 6 dan 7 ramadahn di DKM Miftahul Jannah
 hari ke 4 dan 5 kegiatan ramadhan di DKM Miftahul ...
 hari ke 3 kegiatan ramadahan DKM Miftahul Jannah
 kuliah subuh di DKM Miftahul Jannah ciherang tasik...
 laporan praktikum jaringan
 laporan praktikum kodok ( bufo melanostictus )
 laporan praktikum kadal ( Mobouya mulcifasciata )
 laporan praktikum struktur hewan tentang marmoot
 makalah praktikum stuktur hewan tenntang merpati
 praktikum srtuktur hewean tentang merpati
 kkn hari ke 31 dan 32 di cibuniasih kabupaten tasi...
 kkn hari ke 30 cibuniasih kabupaten tasikmalaya
 hari ke 29 kkn cibuniasih kabupaten tasikmalaya
o ►  06/16 - 06/23 (11)
o ►  06/09 - 06/16 (3)
o ►  02/24 - 03/03 (1)
o ►  02/17 - 02/24 (8)
o ►  01/27 - 02/03 (5)
o ►  01/20 - 01/27 (12)
o ►  01/13 - 01/20 (20)
o ►  01/06 - 01/13 (1)

 ►  2012 (20)

 
Blogger news
Attention...!!!
Ada yang baru nih... Apa..?
View this Status Via SM

 My Chat Box
 My Music
 About Me
 Credit

Blogger templates

Best Partner
Sumber : http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com

Copyright © 2012. Hidup Untuk Belajar - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Bamz

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN Identifikasi


dan Klasifikasi Jenis Aves Di Pasar Burung Karimata Jalan Kartini Kota
Semarang (JILID 3)

Ordo Columbiformes

Karakteristik Ordo Columbiformes :

         Mencangkup burung-burung sebangsa merpati

         Tarsus lebih pendek dari pada jari-jari

         Paruh pendek dan langsing

         Tembolok besar, menghasilkan cairan seperti susu (pigeon mlk)

         Pemakan biji-bijian dan buah-buahan

         Tipe kaki Passerine 3 jari kedepan/samping satu jari kebelakang

         Contoh : familia Columbidae


Burung Merpati Kipas

Nama umum : Burung Merpati Kipas

Klasifikasi :

Kerajaan : Animalia

Filum      : Chordata

Kelas       : Aves

Ordo       : Columbiformes

Famili : Columbidae

Genus     : Columba

Spesies : Columba domestica

Merpati kipas merupakan merpati hias disebut juga sebagai merpati merak. Bulu berwarna putih, dada busung, dan ekor
lebar terentang seperti kipas. Ukuran tubuh 30 cm. Makanan biji-bijian. 

Burung Merpati Abu-Abu


 (Kaki berwarna
merah dan tidak berbulu seperti pada merpati kipas )

Nama umum : Burung Dara

Status konservasi : Resiko  rendah

Klasifikasi :

Kerajaan                : Animalia

Filum                      : Chordata

Kelas                       : Aves

Ordo                       : Columbiformes

Famili                     : Columbidae

Genus                     : Columba

Spesies                    : Columba livia

Karakteristik tubuh : Tubuh diliputi oleh bulu, kecuali pada bagian kaki cakar tertutup oleh sisik. Leher berbentuk silindris,
memanjang dilindungi oleh bulu.

Burung Perkutut
Nama umum : Burung tekukur

Status Konservasi : Resiko rendah

Klasifikasi :

Kerajaan                : Animalia

Filum                      : Chordata

Kelas                       : Aves

Ordo                       : Columbiformes

Famili                     : Columbidae

Genus                     : Streptopelia

Spesies                    : Streptopelia chinensis

Penglihatan sangat tajam dan dapat menyesuaikan din dengan keadaan atau mengikuti perubahan. Paruhnya
panjang dengan paruh meruncing dan wama bulu kelabu kebiruan. Pada umumnya ukuran tubuh kecil,
panjang pada burung jantan berkisar antara 20-25 cm sedangkan pada betina 18-20cm Burung ini umumnya
tergolong pada burung jinak dan mempunyai kebiasaan turun ketanah, kebun dan halaman untuk mencari
makanan. Tipe kaki passerine yaitu tiga jari didepan dan satu jari dibelakang.

Di Indonesia terdapat di Sumatera, Jawa, Bali dan Lombok. salah satu faktor yang mempengaruhi keindahan
soars pada burung perkutut adalah jenis makanan. Pakan burung ini berupa padi-padian berupa beras merah,
ketan hitam, gabah dan jawawut.

Ordo Strigiformes
  Burung Serak Jawa
( Iris mata berwana hitam, bulu disekitar mata tersusun secara radial)

 Nama umum        : Serak jawa

Status konservasi : Risiko Rendah

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan              : Animalia
Filum                   : Chordata
Kelas                   : Aves
Ordo                    : Strigiformes
Famili                  : Tytonidae
Upafamili            : Tytoninae
Genus                  : Tyto
Spesies                 : Tyto alba

Ukuran tubuh burung Tyto alba ini dapat mencapai 34cm, mudah dikenali sebagai burung hantu
putih. Wajah berbentuk jantung, warna putih dengan tepi coklat. Mata menghadap kedepan,
merupakan ciri yang mudah dikenali. Bulu lembut, berwarna tersamar, bagian atas berwarna kelabu
terang dengan sejumlah garis gelap dan bercak pucat tersebar pada bulu. Kepala besar, kekar dan
membulat. Iris mata berwana hitam. Paruh tajam menghadap kebawah, warna keputihan. Kaki
warna putih kekuningan sampai kecoklatan. lebih rapat.
(Wajah Tyto alba ini berbentuk jantung, dengan warna putih dan tepinya berwarna  coklat. Paruh
tajam, menghadap kebawah, warna keputihan. Tipe jarikaki yaitu Passerine ; 3 ari ke depan dan 1
jari ke belakang. Jari-jari kaki mempunyai cakar tajam.)

(Dewasa-Muda)

Burung Celepuk Sulawesi


Nama umum          : Celepuk Sulawesi
Status Konservasi : Least Concern

Klasifikasi           
Kerajaan                 : Animalia
Filum                      : Chordata
Kelas                      : Aves
Ordo                      : Strigiformes
Famili                     : Strigidae
Genus                     : Bubo
Spesies                   : Bubo sumatranus

Karakteristik Secara umum :


•     Mencakup jenis-jenis burung hantu
•     Kepala besar dan kuat
•     Mata besar menghadap ke depan (binocular vision), dikelilingi oleh bulu yang tersususn radial
•     Lubang telinga lebar dan sering tertutup oleh lipatan kulit
•     Paruh pendek
•     Jari-jari kaki mempunyai cakar tajam.
•     nocturnal

Burung Bubo sumatranus ini memiliki karakteristik diantaranya : tubuhnya berukuran kecil (21 cm)
dan merupakan satu-satunya celepuk yang “bertelinga” di Sulawesi. Corak bulu dadanya bercoret
hitam dan sebagian besar tubuhnya berwarna coklat, hanya sedikit yang berwarna merah-karat.
Memiliki ciri pembeda yaitu memiliki coretan pada tersial dan ekor sedikit.

Suara:

Bubo sumatranus  memiliki suara siulan yang sangat khas, Siulan sendu selama 0,6 detik dengan nada
meninggi. 

                  Ordo Falconiformes
                                     Burung Elang Bondol

Karakteristik secara umum :


•       Mencakup burung-burung buas /karnivora
•       Paruh pendek, ujung melengkung dan runcing, tepinya tajam
•       Jari kaki tajam melengkung

Nama Umum       : Elang Bondol


Status konservasi : Risiko Rendah
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan              : Animalia
Filum                   : Chordata
Kelas                    : Aves
Ordo                    : Falconiformes
Famili                   : Accipitridae
Genus                  : Haliastur
    Spesies                 : Haliastur indus 
Tubuh burung ini berukuran sedang, yaitu dapat mencapai 45 cm. Tubuh tersebut tertutup
oleh bulu yang berwarna putih dan coklat pirang.
Pada Haliastur indus dewasa, memiliki kepala, leher, dan dada yang berwarna putih; sayap,
punggung, ekor, dan perut berwarna coklat terang, terlihat kontras dengan bulu primer yang hitam.
Seluruh tubuh kecoklatan dengan coretan pada dada.
Warna berubah menjadi putih keabu-abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa sepenuhnya
pada tahun ketiga. 
Tipe jari yaitu Passerine.
Jari kaki dilengkapi cakar yang tajam melengkung
Paruh pendek, ujung melengkung dan runcing, tepinya tajam 

                   Ordo Galliformes
Karakteristik Secara Umum :
•        Mencakup burung-burung terestrial
•        Paruh pendek
•        Bulu dengan cabang bulu
•        Kaki digunakan untuk berlari dan mengais

•        Pemakan biji-bijian granivora

Ayam Bekisar
Nama umum : Ayam Bekisar
Klasifikasi ilmiah:
Kingdom    : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas          : Aves
Ordo          : Galliformes
Famili        : Phasianidae
Genus        : Gallus
Spesies      : Gallus temminckii 
Ayam bekisar adalah ayam hasil silangan antara ayam hutan hijau atau gallus varius dengan
ayam kampung gallus domesticus. ayam ini memiliki sifat yang hampir sama dengan indukannya.
kalau ayam hutan merah dengan ayam kampung namanya ayam brugo. ayam bekisar dengan ayam
kampung namanya bekikuk. Tubuh tinggi dengan corak bulu warna kuning pada tubuhnya

 Ayam Cemani

Ayam Cemani merupakan ayam lokal asli Indonesia, yang asal-muasal sejarahnya berasal dari Pulau
Jawa.
Pial sepasang berukuran sedang. Cuping telinga kecil, juga berwarna hitam pekat. Paruh kecil dan
panjang, sedikit melengkung ujungnya, berwarna hitam mengkilat. Lidah, langit-langit dan
tenggorokannya berwarna hitam sedikit abu-abu.
Mata bulat besar, berkesan tajam, berwarna hitam dan berbinar-binar. Kulit, daging dan urat pun
berwarna hitam. Begitu juga tulangnya pun hitam mengkilap. Darahnya berwarna merah kehitam-
hitaman.
Di seluruh bulu tak ada warna lain kecuali hitam mengkilap.
                                             Ayam Kate

 
Ayam Kate dikenal karena ciri khasnya yang memiliki perawakan mini, suara yang merdu, keindahan bulu,
jengger dan berbagai keindahan fisik lainnya.
(Ayam kate betina (Tengah), Ayam kate jantan (kanan dan kiri)
 Karena bentuknya yang mini dan lucu, ayam jenis ini banyak digunakan sebagai ayam hias, bukan ayam
pedaging atau petelur.
Ayam kate atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Ayam Bantam, pertamakali ditemukan oleh para
pedagang Eropa, sekitar tahun 1700an di pelabuhan di pulau Jawa bernama Bantam, atau kita lebih
mengenalnya sebagai Karesidenan Banten, atau sekarang Propinsi Banten.

 Ayam Walik

 
Ayam walik (frizzle), ayam dengan bulu yang tidak menutupi badan tetapi tegak berdiri.
Ayam Walik merupakan salah satu jenis ayam lokal langka yang terdapat di Indonesia. Ciri khas ayam
Walik yaitu bulu yang keriting. Ayam Walik merupakan salah satu jenis ayam lokal langka yang
terdapat di Indonesia. Ciri khas ayam Walik yaitu bulu yang keriting.
Ayam Kapas

 
Folikel bulu tidak melekat satu dengan lainnya sehingga ayam ini nampak seperti kapas atau sutra.
Keunikan ayam ini juga jarinya yang berjumlah lima sementara ayam biasa berjari empat. Kaki ayam
kapas ada yang berbulu ada juga yang tidak berbulu.

Anda mungkin juga menyukai