Anda di halaman 1dari 6

MASALAH LINGKUNGAN DI KAMPUNG BIRU AREMA, KAMPUNG 3D, DAN

KAMPUNG WARNA JODIPAN

Sueb1, Adera Suri Wardani1


1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang, No. 5 Malang 65145, Indonesia

Corresponding author: sueb@um.ac.id, aderawardani@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi lingkungan di


kampung biru arema, kampung 3D, dan kampung warna jodipan yang berada di Kota Malang.
Ketiga kampung ini letaknya bersebelahan, selain digunakan untuk pemukiman penduduk,
kampung-kampung inii dimanfaatkan untuk tempat wisata. Pengunjung banyak yang berasal
dari luar Malang, bule juga banyak yang berdatangan ke kampung ini. Keunikan kampung ini
karena warna cat rumahnya warna-warni sangat menarik perhatian masyarakat. Beberapa tahun
yang lalu ketiga kampung ini termasuk kampung yang kumuh, adanya program pemerintah
dan masyarakat setempat yang memperbaiki kampung tersebut dengan cara mengganti warna
cat rumah dan menata lingkungan tersebut sehingga menjadi rapi dan bersih. Setelah kampung
ini menjadi tempat wisata, masyarakat yang bermukim disitu menjadi kurang nyaman karena
privasinya sedikit terganggu. Padatnya pemukiman dan sempitnya gang menyebabkan masalah
kebisingan yang berlebihan, sehingga banyak masyarakat yang mengeluh kurang nyaman.

Kata kunci: kampung, masyarakat, lingkungan, wisata

1. PENDAHULUAN
Suatu daerah pasti akan mengalami perubahan ataupun perkembangan. Kampung biru
arema, kampung 3D, dan kampung warna jodipan dulunya sangatlah kumuh. Pemerintah dan
warga setempat mempunyai program yang bertujuan untuk memperbaiki kampung tersebut
dengan cara mengganti warna cat rumah yang ada di kampung tersebut dan membersihkan serta
merapikan kampung tersebut agar terlihat lebih indah. Setelah program tersebut selesai,
kampung biru arema, kampung 3D, dan kampung warna jodipan menjadi tempat wisata umum.
Wisatawan kebanyakan berasal dari luar Kota Malang, bahkan banyak juga bule yang dating
ke kampung tersebut.
Harga tiket masuk ke kampung tersebut sangatlah terjangkau masing-masing kampung
cukup membayar Rp3000,00 saja. Setelah membeli tiket, nanti akan diberi gantungan kunci
atau stiker sebagai tanda tiketnya. Disana juga sangat banyak spot foto yang digemari para
masyarakat yang kekinian. Diantara kampung 3D dan kampung warna jodipan terdapat
jembatan penghubung, yaitu jembatan kaca. Di atas jembatan tersebut kami dapat menikmata
pemandangan kampung warna-warni dan kereta api yang melintas di seberang kampung
tersebut.

2. TUJUAN
Tujuan dari observasi ini yaitu untuk mengetahui masalah lingkungan apa saja yang terdapat di
kampung biru arema, kampung 3D, dan kampung warna jodipan.

3. METODE
3.1 Metode yang digunakan
Penelitian ketiga kampung tersebut menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif,
merupakan penelitian yang menafsir serta menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi
yang sedang terjadi. Kirk dan Miller menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan
manusia dalam kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasannya [1].
Metode penelitian deskriptif juga digunakan dalam penelitian ini. Penelitian deskriptif
memiliki tujuan untuk mendeskripsikan apa saja yang saat ini berlaku. Dalam penelitian
deskriptif ini terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan
kondisi yang sedang terjadi [2].

3.2 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan di tiga kampung, yaitu kampung biru arema, kampung 3D, dan
kampung warna jodipan pada hari Senin tanggal 20 Januari 2020 pukul 7.00 WIB.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian


a) Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di kampung-
kampung tersebut,
b) Objek Penelitian
Objek yang diteliti yaitu masalah lingkungan dan kondisi masyarakat di ketiga kampung
tersebut.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kebersihan merupakan salah satu upaya untuk menjaga kesehatan tubuh dari pengaruh
lingkungan. Lingkungan sendiri merupakan sssegala sesuatu yang ada di sekeliling kita,
termasuk pengaruh dan kondisi eksternal yang dapat memengaruhi kesehatan, kehidupan, serta
pertumbuhan dan perkembangan seseorang [3].
Observasi yang dilakukan di tiga kampung tersebut memakan waktu kurang lebih 2 jam.
Kampung yang pertama dikunjungi yaitu kampung biru arema. Di kampung biru arema
ditemukan permasalahan lingkungan yang meliputi saluran air terlalu kecil, masih ada bau
selokan, ada lahan kosong yang berisi perkakas-perkakas yang tidak terpakai, serta masih ada
masyarakat yang membuang sampah ke sungai, sudah ada tempat sampah, akan tetapi ada
sampah yang berserakan di sekitar tempat sampah tersebut. Kelebihan dari kampung ini yaitu
sudah ada tempat sampah berdasarkan jenis sampahnya, seperti sampah organik dan sampah
anorganik serta di kampung biru arema ini banyak tanaman hias sehingga kelihatan sangat hijau
dan asri.

Gambar 1. Sampah yang berserakan di sekitar tempat sampah


Gambar 2. Sampah yang dibuang ke sungai

Gambar 3. Sampah yang dibuang sembarangan

Observasi yang kedua yaitu pada kampung 3D. Masalah lingkungan pada kampung ini
yaitu ada sampah yang berserakan, kebanyakan di depan rumah tidak ada tempat sampah,
kurangnya tempat sampah untuk wisatawan, kurangnya tumbuhan hijau, polusi udara yang
berasal dari asap kendaraan bermotor karena padatnya pemukiman, ditakutkan terjadi
konsleting listrik. Apabila terjadi kebakaran, pemadam kebakaran kesulitan menjangkau lokasi
karena jalan sangat sempit. Di kampung 3D sampah tidak dipisah sesuai jenisnya. Dulu
lingkungan kampung 3D kumuh, setelah diperbaiki oleh pemerintah dan masyarakat setempat
lingkungannya menjadi bersih, namun warga merasa kurang nyaman karena kampungnya
menjadi ramai dikunjungi wisatawan.
Gambar 4. Sampah yang berserakan

Observasi yang ketiga yaitu di kampung warna jodipan. Di kampung ini masalah
lingkungannya meliputi sampah yang tidak dipisah sesuai jenisnya dan kurangnya tumbuhan
hijau. Kampung ini lebih rapi dan tertata. Di kampung warna jodipan banyak spot foto yang
menarik, sehingg akebanyakan wisatawan lebih lama menghabiskan waktu di kampung ini
daripada di kampung yang lainnya.
Para generasi milenial harus menjadi pelopor dalam hal mengelola lingkungan.
Pengelolaan lingkungan yang efektif tergantung pada upaya kita untuk memahami etika
lingkungan dengan baik dalam perilaku sehari-hari [4]. Perilaku yang ditunjukkan meliputi
sikap yang ramah lingkungan, dan kemampuan mempertahankan keanekaragaman hayati yang
dapat mendukung kehidupan [5]. Penyuluhan untuk masyarakat mengenai pelestarian
lingkungan sangatlah penting [6]. Dengan adanya penyuluhan, diskusi, serta partisipasi
masyarakat untuk melestarikan lingkungan diharapkan dapat merubah kebiasaan masyarakat
menjadi lebih baik lagi [7].

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Kampung-kampung tersebut setelah diadakan program penataan dan pembersihan oleh
pemerintah dan warga setempat menjadi lebih indah, akan tetapa masih kurangnya
kesadaran masyarakat setempat akan kepeduliannya terhadap masalah sampah.
5.2 Saran
Untuk lebih memperbanyak tempat sampah berdasarkan jenisnya, memperbanyak
tumbuhan hijau, serta kepedulian masyarakat terhadap lingkungan harus ditingkatkan
demi kenyamanan bersama.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Sudarto. 1995. Metodologi Penilitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

[2] Mardalis. 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

[3] Admasu, K. 2015. Hygiene and Environmental Health, Part 1 Blended Learning
Module for the Health Extension Programme. Ethiophia: Federal Democratic Republic
of Ethiopia Ministry of Health. Available from
http://www.open.edu/openlearncreate/pluginfile.php/71966/mod_resource/content/2/H
yg_En v_Part_1.lo.pdf

[4] Schilizzi, S.G. M. 2000. The economics of ethical behaviour and environmental
management. AARES 2000 Sydney 44th Annual Conference of the AARES January
23-25, 2000.

[5] Erhabon, N.I. & Don, J.U. 2016. Impact of Environmental Education On the
Knowledge and Attitude of Students Towards the Environment. Q4. International
Journal of Environmental & Science Education, 11 (12): 5367-5375.

[6] Paille, P., Chen, Y., & Boiral, O. 2014. The Impact of Human Resource Management
on Environmental Performance: An Employee-Level Study. Q1. Journal of Business
Ethics, 121 (3): 451 – 466.

[7] Hamzah, S. 2013. Pendidikan Lingkungan: Sekelumit Wawasan Pengantar. Bandung:


PT. Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai