Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM 1

SISTEM SIRKULASI DARAH

Laporan Praktikum Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Biologi Dasar II

Dosen Pengampu :

Ibu Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc.

Ibu Dra. Hj. Nursasi Handayani, S.Si M.Si.

Disusun oleh :

Erisa Alifia Putri 200351615631

Hamidah Nigeria Abaca 200351615659

Jovano Andrew Listiandi 200351615679

Rizky Septiana Wulandari 200351615669

Kelompok : 8

Offering :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Maret 2021

1
A. Judul

Praktikum sirkulasi darah pada manusia

B. Tanggal dan Tempat Pelaksanaan

Tanggal : Maret 2021

Tempat : Di rumah masing-masing

NB : Praktikum dilakukan berdasarkan studi literatur.

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu menemukan kadar hemoglobin dalam darah.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan menentukan waktu yang diperlukan


untuk pembekuan darah.

3. Mahasiswa mampu menentukan golongan darah dan mengetahui cara


penentuan golongan darah.

4. Mahasiswa mampu mengetahui komponen-komponen dalam darah.

5. Mahasiswa mampu menghitung denyut jantung dan denyut nadi.

6. Mahasiswa mampu mendefinisikan systole dan diastole serta mampu


menggunakan tensimeter/sphygmomanometer.

7. Mahasiswa mampu memperkirakan tekanan vena.

8. Mahasiswa mampu menggunakan stetoskop untuk mendengarkan


denyut jantung.

D. Pendahuluan

Sistem sirkulasi pada manusia ada dua, yaitu sistem peredaran darah
(kardiovaskuler) dan sistem limfe (limfatik/getah bening). Sistem peredarah
darah terdiri dari alat peredran darah (jantung dan pembuluh darah) dan
darah. Sistem peredaran getah bening terdiri dari cairan limfe, pembuluh
limfe, dan kelenjar limfe.

Berdasarkan pembuluh darahnya, peredarah darah makhluk hidup


dibedakan menjadi peredaran darah terbuka dan peredarah darah tertutup.
Peredaran darah terbuka adalah peredarah darah yang tersebar ke seluruh
tubuh keluar dari pembuluh darah. Peredaran darah tertutup adalah
peredaran dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali lagi jantung dan selalu
berada di dalam pembuluh darah. Sedangkan berdasarkan jarak

2
perputarannya, peredarah darah dibedakan menjadi perdaran darah kecil dan
peredaran darah besar. Peredaran darah kecil adalah peredaran peredaran
darah dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Peredaran
darah besar adalah peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh dan
kembali lagi ke jantung.

Gambar 4.1 peredaran darah kecil (a) dan peredaran darah besar
(b)

Sistem peredaran darah manusia disebut kardiovaskuler (Yunani,


kardia= jantung, vasenlum = pembuluh). Akibat darah mengalir melalui
saluran (pembuluh), maka sistem peredaran darah manusia termasuk
peredaran darah tertutup dan disebut peredaran darah ganda karena dalam
satu kali peredarannya, darah melewati jantung dua kali. Sistem peredaran
darah terdiri dari jantung yang berfungsi memompa darah; pembuluh darah
yang berfungsi untuk mengangkut O2 dan CO2 , zat-zat makanan, dan zat
lainnya ke jaringan dan sebaliknya.

Jantung merupakan organ muskuler yang dapat berkontraksi secara


ritmis, dan berfungsi memompa darah dalam sistem sirkulasi. Jantung
terletak di dalam rongga dada sebelah kiri, berukuran satu kepalan tangan,
dan berongga. Rongga jantung manusia terbagi menjadi 4 bagian, yaitu
serambi kanan, serambin kiri, bilik kanan, dan biliki kiri. Terdapat klep
(valvula) trikuspidalis/arterioventrikular yang terletak di antara atrium dan
ventrikel kanan, fungsinya untuk mencegah agar darah dalam ventrikel
kanan tidak masuk kembali ke atrium kanan. Sedangkan klep (valvula)
bikuspidalis/mitral terletak di antara atrium dan ventrikel kiri, fungsinya
untuk mencegaha agar darah dalam ventrikel kiri tidak mengalir kembali ke
atrium kiri.

3
Gambar 4.2 jantung manusia

E. Alat dan Bahan


Stetoskop, tensimeter (sphygmomanometer)

Gambar 4.3 Stetoskop dan tensimeter

F. Cara Kerja
1. Menentukan kadar hemoglobin, waktu pembekuan, dan golongan darah.
a. Membersihkan ujung jari praktikan yang akan diambil sampel
darahnya dengan menggunakan kapas dan alcohol 70%.
b. Menusukkan blood lacet ke ujung jari sampai darahnya bisa keluar.
c. Meneteskan tetesan darah di atas kertas skala Hb membandingkan
warnanya dengan indicator kadar hemoglobin untuk menentukan
kadar hemoglobin darah tersebut.
d. Meneteskan darah pada kaca benda dan kemudian mengaduknya
dengan jarum berkarat sampai darah mulai mengental dan membeku,
mencatat waktu mulai dari darah diteteskan sampai darah membeku.
e. Meneteskan darah pada kaca benda dengan serum anti A pada

4
tetesan darah pertama dan serum anti B pada tetesan kedua.
f. Mengamati menggumpal atau tidaknya masing-masing tetesan dan
menentukan golongan darah dari sampel darah tersebut.
2. Menghitung denyut jantung dan denyut nadi.
Denyut jantung
a. Mensterilkan bagian stetoskop yang akan dipasang di telinga dengan
alcohol 70%.
b. Memasang dengan benar di telinga dan menempelkan bel stetoskop
pada dada subjek, pada ruang sela iga ke-5 sebelah kiri.
c. Mendengarkan dengan baik suara denyut jantung dan menghitung
jumlah denyutan dalam waktu 1 menit, kemudian mencatat hasilnya.
Denyut nadi
a. Meminta subjek duduk tenang.
b. Mencari posisi arteri radial di permukaan pergelangan tangan, pada
pangkal ibu jari.
c. Melakukan palpasi, dimana mula-mula menekan arteri radial dengan
ujung jari ke-2 dan ke-3.
d. Mengendorkan tekanan pelan-pelan sampai merasakan adanya
denyut nadi.
e. Melakukan perhitungan denyut nadi per menit.
3. Mengukur tekanan diastole dan sistole
a. Membersihkan ujung stetoskop dengan alcohol 70% dan
meyakinkan bahwa manset tidak berisi udara.
b. Subjek meletakkan satu lengan di atas meja (setinggi letak jantung).
c. Membebatkan manset pada lengan atas subjek tepat di atas siku
dengan bagian untuk dipompa berada di tengah-tengah permukaan
lengan.
d. Memantapkan manset dengan dengan mengaitkan ujung distalnya
pada bagian bawah.
e. Meraba titik denyut nadi brachial kemudian meletakkan diafragma
stetoskop di atas titik denyut nadi tersebut.
f. Memasang stetoskop pada telinga.
g. Memompa manset (tensimeter) sampai tekanannya ±𝟏𝟓𝟎 𝒎𝒎𝑯𝒈.
h. Membuka secara perlahan katup pembebas tekanan sambil
mendengarkan dengan hati-hati suara denyutan pertama dan
mencatat tekanan pada saat itu sebagai tekanan systole.
i. Menurunkan tekanan sambil tetap mendengarkan suara denyutan.
j. Bila suara denyutan menghilang, mencatat pada tekanan berapa
mmHg saat suara terakhir sebagai tekanan diastole.
4. Memperkirakan tekanan vena.
a. Meminta subjek berdiri dekat papan tulis, dengan sisi tubuh sebelah
kanan menghadap ke papan tulis, lengan tergantung pada sisi tubuh.

5
b. Menandai pada papan perkiraan ketinggian atrium kanan.
c. Meminta subjek dengan pelan-pelan menaikkan dan menurunkan
lengan kanannya.
d. Mengamati vena superficial pada bagian dorsal lengan tersebut, vena
akan muncul dan menghilang selama subjek menurunkan dan
menaikkan lengannya.
e. Mengulangi sampai menemukan ketinggian yang tepat saat
hilangnya vena.
f. Memberi tanda pada papan tulis.
g. Mengukur dalam mm jarak vertical antara ketinggian atrium akan
dengan menghilangnya vena, misalnya x mm.
5. Mendengarkan suara jantung.
a. Tempelkan stetoskop pada iga ke-5 di dada bagian kiri.
b. Dengarkan bagaimana suara jantung.
c. Hitung lama waktu detak suara jantung pertama dan kedua, suara
jantung yang pertama, biasanya terdengar sebagai “lup” dan
keduanya “dup”.

G. Data
1. Data pengamatan cara kerja nomor 1 :
Data Pengamatan Kadar Hemoglobin :

No. Nama Jenis Kelamin Umur Kadar Hb


Probandus
1. Atho L 18,5 tahun 7 g/dl
2. Niam L 21,5 tahun 12,8 g/dl
3. Farid L 20 tahun 10,8 g/dl
4. Ayu Alfi P 19,5 tahun 13,29 g/dl
5. Afrizal L 20 tahun 9 g/dl
6. Ulwi P 20 tahun 9 g/dl
7. Fatim P 19,5 tahun 9 g/dl
8. Sinta P 20 tahun 20,2 g/dl

Data Pengamatan Pembekuan Darah :


No Nama Waktu Beku Darah Waktu Pendarahan
1. Aini 3 menit 30 detik 44 detik

2. Ani 4 menit 5 detik 12 detik

3. Rena 6 menit 46 detik 23 detik

6
Data Pengamatan Golongan Darah :
No. Nama Anti Anti Anti Anti D Golongan
A B AB (Anti Darah
Rho)
1. Dewi Ika √ - √ √ A+
Pratiwi
2. Muhammad - - - √ O+
Rahman
Ramadhani
3. Pratama Iqbal - √ √ √ B+
Firmansyah
4. Shafirah Puspa √ √ √ √ AB+
Anggraini
5. Titik Setiowati - - - √ O+

2. Data pengamatan cara kerja nomor 2 :

3. Data pengamatan cara kerja mengukur tekanan systole dan diastole :

7
4. Data pengamatan cara kerja nomor 4 :
Ulangan Jarak vertikal antara atrium kanan dengan menghilangnya
vena(mm)
1 360
2 280
3 320

5. Data pengamatan cara kerja nomer 5 :


Perlakuan Waktu (detik)
Lup-dup 00:41
Dup-lup 00:63
Lup-lup 00:98
Dup-dup 01:17

H. Analisis data
1. Analisis 1 :
Kadar Hemoglobin
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai kadar hemoglobin yang
telah diperoleh dari 8 sampel dengan 4 sampel laki-laki dan 4 sampel
perempuan, ternyata ada kadar hemoglobin yang tidak sesuai dengan
batas normal kadar hemoglobin. Menurut Rastogi (1976) normalnya
jumlah Hb pada wanita adalah 13,8 gr/100ml dan 15,4 gr/100ml pada
laki-laki. Probandus pertama (Atho) kadar Hb-nya termasuk rendah
yaitu 7 gr/dl. Hal ini disebabkan karena probandus kekurangan zat
besi (Fe), menurut informasi, probandus tidak suka makan sayur-sayuran,
sehingga nilai gizinya kurang terpenuhi. Probandus kedua (Niam) kadar
Hb-nya diindikasikan normal dengan kadar 12,8 gr/dl. Dengan umur 21,5
tahun maka ini sesuai dengan data WHO bahwa pada pria dewasa Hb
normalnya adalah 13 gr/dl. Probandus ketiga (Farid) memiliki Hb
!0,8 gr/dl, kadar Hb tersebut diindikasikan kurang dari batas normal.
Untuk batas normal laki-laki dewasa adalah 13 gr/dl. Hal ini dapat
disebabkan karena probandus memiliki aktivitas merokok. Menurut
Campbel (2004) Salah satu factor rendahnya Hb adalah merokok.
Probandus Keempat (Ayu) memiliki Hb 13,29 gr/dl, dengan kadar
tersebut maka nilai Hb-nya diindikasikan normal. Karena menurut
Isnaeni (2006) normalnya jumlah Hb pada wanita adalah 13,8
gr/100ml. Hal ini terjadi karena probandus memiliki tubuh yang sehat,
gizi terpenuhi dan aktivitas tubuh normal. Sedangkan pada probandus
kelima, keenam dan ketujuh (Afrizal, Ulwi, Fatim) memiliki kadar Hb
yang sama yaitu 9 gr/dl. Afrizal (laki-laki) memiliki kadar Hb 9 gr/dl
termasuk dalam golongan Hb rendah. Karena pada laki-laki dewasa
batass normal Hb-nya adalah 13 gr/dl. Sedangkan pada probandus Ulwi

8
dan fatim juga terindikasi memiliki Hb yang rendah. Karena
normalnya untuk perempuan dewasa adalah 12 gr/dl. Pada
probandus terakhir (Sinta) memili kadar Hb sebesar 20,2 gr/dl,
probandus ini memiliki kadar Hb yang sangat tinggi dibandingkan
probandus lainnya. Dari semua sampel yang telah diamati, ada yang
kadar Hb nya tidak normal, mendekati normal bahkan ada yanag
melebihi batas normal. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, seperti
kondisi tubuh yang kurang fit/stabil karena sedang berpuasa, kemudian
bisa jadi kesalahan praktikan saat membaca angka penetapan kadar Hb.

Pembekuan Darah
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan waktu beku dan waktu
pendarahan pada manusia. Waktu pendarahan diamati sebagai interval
waktu dari saat pertama timbulnya tetes darah dari pembuluh darah yang
luka sampai darah terhenti mengalir keluar dari pembuluh darah. Kisaran
waktu pendarahan yang normal adalah 15 hingga 120 detik.
Berdasarkan hasil pengamatan waktu beku darah dan waktu
pendarahan yang diamati pada 15 praktikan, rata-rata waktu beku darah
yang diperoleh yakni 4 menit 30 detik dengan waktu terlama 6 menit 54
detik dan tercepat 1 menit 23 detik, sedangkan rata-rata untuk waktu
beku darah yakni 35 detik dengan waktu terlama 1 menit 24 detik dan
tercepat 10 detik. Kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15
detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit
sedangkan dari data yang diperoleh terdapat 5 orang praktikan yang
memiliki waktu beku darah lebih dari 5 menit. Hal ini dapat disebabkan
oleh beberapa factor misalnya seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa
kestabilan zat antikoagulan dan prokoagulan yang sangat mempengaruhi
proses pembekuan darah. Kisaran waktu pendarahan yang normal adalah
15 hingga 120 detik sehingga semua praktikan yang diuji masih termasuk
memiliki waktu pendarahan yang normal.

Golongan darah
Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A
dimana golongan darah A mempunyai antigen A dan anti-B, golongan
darah B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan anti-A,
golongan darah O golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak
memiliki antigen, dan golongan darah AB golongan darah yang memiliki
antigen tetapi tidak memiliki antibodi.
Berdasarkan data hasil praktikum yang didapatkan dari studi
literatur diketahui bahwa Dewi Ika Pratiwi memiliki golongan darah A⁺.
Dari hasil praktikum berdasarkan studi literasi menunujukkan dimana
pada anti-A, anti-AB, dan anti-D mengalami penggumpalan. Kemudian

9
untuk Muhammad Rahman Ramadhani memilki golongan darah O⁺ ,
pada data pengamatan menunjukkan bahwa ketika diuji dengan anti-D
mengalami penggumpalan. Pada Pratama Iqba l Firmansyah golongan
darahnya yaitu B⁺, dari data pengamatan terlihat bahwa terjadi
penggumpalan ketika darah diuji dengan anti-B, anti-AB, dan anti-D.
Sedangkan Shafirah Puspa Anggraini memiliki golongan darah AB⁺, data
pengamatan menunjukkan bahwa terjadi penggumpalan ketika darah
diuji dengan anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D. Titik Setiowati
memiliki golongan darah O⁺, pada data pengamatan terlihat bahwa terjadi
penggumpalan ketika darah diuji dengan anti-D.

2. Analisis data pengamatan 2 :


Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan pengamatan terhadap
denyut nadi dan Cardiac Output (co). Pengamatan dimulai dari sebelum
aktifitas kemudian aktifitas selama 1 menit, 5 menit dan 10 menit.
Aktifitas dilakukan secara bergantian, mulai dari sebelum aktifitas,
lalu aktifitas selama 1 menit, kemudian aktifitas selama 5 menit, sampai
aktifitas 10 menit. Dalam melakukan aktifitas denyut nadi ini, yang
melakukan praktikan hanya satu orang setiap kelompok, tidak boleh
secara bergantian. Praktikan dilakukan hanya satu orang saja, agar lebih
muda mengamati hasilnya.
Dalam melakukan praktikan denyut nadi ini, semakin tinggi
regangan otot jantung, maka makin kuat kontraksinya. Inilah yang
menyebabkan bahwa setelah beraktifitas denyut jantung semakin kuat
atau meningkat. Dalam praktikum Denyut jantung terdapat dua faktor
yaitu faktor intemal dan eksternal
Setelah melakukan aktifitas denyut jantung meningkat, hal ini
karena tekanan arteri meningkat sehingga jantung banyak mengeluarkan
energi untuk menyempurnakan cardiac output. Cardiac output adalah
banyak darah yang dipompa selama satu menit, card iac output diatur
oleh vena vena
3. Analisis data pengamatan 3 :
Pada model pertama dengan massa 50 kg saat normal (relaks)
diukur tekanan darahnya diperoleh 93 mmHg, diastole 65 mmHg, dan
pulse 90 denyut jantung/menit. Pada saat lari-lari ditempat selama 2
menit, tekanan darah yang diperoleh systole 96 mmHg, diastole 54
mmhg, dan pulse 88 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik
turun tangga selama 3 menit diperoleh systole 116 mmHg, diastole 59
mmHg, dan pulse 121 denyut jantung/menit.
Pada model kedua dengan massa 53 kg saat normal (relaks) diukur
tekanan darahnya diperoleh systole 113 mmHg, diastole 68 mmHg, dan
pulse 86 denyut jantung/menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat selama 2

10
menit tekanan darah yang diperoleh systole 103 mmHg, diastole 68
mmHg, dan pulse 86 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik
turun tangga selama 3 menit diperoleh systole 209 mmHg, diastole 60
mmHg, dan pulse 112 denyut jantung/menit.
Pada model ketiga dengan massa 55 kg saat netral (relaks) diukur
tekanan darahnya diperoleh systole 115 mmHg, diastole 87 mmHg, dan
pulse 88 denyut jantung/menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat selama 2
menit tekanan darah yang diperoleh systole 126 mmHg, diastole 77
mmHg, dan pulse 105 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik
turun tangga selama 3 menit diperoleh systole 129 mmHg, diastole 88
mmHg, dan pulse 126 denyut jantung/menit.
4. Analisis data pengamatan 4 :
Untuk memperkirakan menghitung tekanan vena maka dapat
dilakukan pengukuran terhadap jarak vertikal antara atrium kanan dengan
menghilangnya vena. Pada ulangan pertama, menghilangnya vena pada
jarak 360 mm. Pada ulangan kedua menghilangnya vena pada jarak 280.
Pada ulangan ketiga menghilangnya vena pada jarak 320 mm. Untuk
menghitung tekanan vena maka dapat dihitung menggunakan rumus :
1,056 x 𝑥 mmHg
𝑃𝑣 = 13,6
1,056 x 360 mmHg
Sehingga, 𝑃𝑣1 = = 27,95 mmHg
13,6
1,056 x 280 mmHg
𝑃𝑣2 = = 27,74 mmHg
13,6
1,056 x 320 mmHg
𝑃𝑣3 = = 24,85 mmHg
13,6
Berdasarkan perhitungan di atas maka tekanan vena rata-rata yaitu
26,85 mmHg.
5. Analisis data pengamatan 5 :
Berdasarkan studi literasi, praktikum tersebut adalah mengamati suara
jantung dengan cara mendengarkan suara detak yang berbunyi lup dan
dup, serta mengukur waktu antara lup ke dup, dup ke lup, lup ke lup dan
dup ke dup. Subjek yang diamati yakni berjenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh waktu lup ke lup yaitu 0,41
detik. Sedangkan waktu dup ke lup yakni 0,63 dan waktu lup ke lup
adalah 0,98 detik. Waktu untuk jarak dup ke dup yakni 1,17. Dari hal
tersebut dapat dikatakan bahwa waktu lup ke dup, dup ke lup, lup ke lup,
dan dup ke dup memiliki waktu yang berbeda.

I. Bahan Diskusi
1. Jelaskan mekanisme cara menentukan kadar hemoglobin dalam
darah!
Jawab :

11
Hemoglobin adalah metal protein pengangkut oksigen yang
mengandung besi dalam sel darah merah yang ada di dalam
darah mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin dapat diukur
dan ditentukan secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat
digunakan untuk menentukan indeks kapasitas pembawa
oksigen yang ada di dalam darah. Jumlah hemoglobin yang
normal yakni kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah.
Dalam menentukan kadar hemoglobin yang ada di dalam darah,
terdapat metode yang paling sering digunakan di laboratorium
dan yang paling sederhana yaitu metode sahli. Sedangkan
metode yang lebih canggih yaitu metode cyanmethemoglobin.
Dalam metode sahli, hemoglobin dihidrolisis dengan HCl
menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di
udara dioksidasi menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi
dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut
hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang
terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (dengan mata
telanjang). Untuk memudahkan dalam perbandingan, warna
standar dibuat konstan dan yang diubah adalah warna hemin
yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara
pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan
warna standar. Karena perbandingan hanya dilakukan dengan
mata telanjang, maka subjektivitas sangat berpengaruh. Selain
faktor mata, faktor lain misalnya ketajaman, penyinaran dan
sebagainya dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Meskipun
demikian untuk pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai
peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli
ini masih memadai dan bila pemeriksaannya telah terlatih
hasilnya dapat diandalkan. Metode sahli merupakan metode
estimasi kadar hemoglobin yang tidak teliti, karena alat
hemoglobinometer tidak dapat distandarkan dan pembandingan
warna secara visual tidak teliti.
Metode yang lebih canggih dalam menentukan kadar
hemoglobin dalam darah adalah metode cyanmethemoglobin.
Pada metode ini hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida
menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion
sianida membentuk sian-methemoglobin yang berwarna merah.
Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan
dengan standar. Karena yang membandingkan alat elektronik,
maka hasilnya lebih objektif. Namun, fotometer saat ini masih
cukup mahal, sehingga belum semua laboratorium memilikinya.

12
2. Jelaskan proses pembekuan darah!
Jawaban :
Proses pembekuan darah pada manusia dimulai pada saat kita
mengalamu luka pada kulit kita. Apabila suatu jaringan dalm
tubuh kita terluka, maka trombosit yang ada di permukaan
bagian yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim
trombokinase (tromboplastin) dan juga karena enzim ini
membuat darah kita keluar/mengalir. Enzim trombokinase ini
fungsinya mengubah protrombin menjadi thrombin dengan
bantuan ion kalsium dan juga vitamin K. sedangkan trombi ini
akan mengubah fibrinogen (yang larut dalam plasma darah)
menjadi fibrin (yang tidak larut dalam plasma darah) yang
berbentuk benang-benang halus. Benang-benang halus inilah
yang nantinya akan menutup luka sehingga darah tidak dapat
keluar lagi.

3. Bagaimana cara menentukan golongan-golongan darah


berdasarkan sistem ABO dan sistem Rhesus?
Golongan darah ABO pada manusia ditentukan
berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam
darahnya. Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi
keberadaan antigen di permukaan membran sel darah merah
dengan cara mereaksikan darah manusia dengan anti A dan
anti B. Bahan yang digunakan adalah darah manusia golongan
A,B,AB dan O serta reagen anti A, anti B dan anti AB.

a. Golongan darah A (genotipe IAIA atau IAIO)


Golongan darah yang dalam eritrositnya
mengandung antigen A (aglutinogen A) dan dalam plasma
darahnya mampu membentuk antibodi β atau aglutinin β.
b. Golongan darah B (genotipe IBIB atau IBIO)
Golongan darah yang dalam eritrositnya
mengandung antigen B (aglutinogen B) dan dalam plasma
darahnya mampu membentuk antibodi α (aglutinin α ).
c. Golongan darah AB (genotipe IAIB)
Golongan darah yang dalam eritrositnya
mengandung antigen A danantigen B. Pada plasma darah
golongan AB tidak mampu membentuk antibodi (aglutinin),
baik α maupun β .
d. Golongan darah O (genotipe I°I°)

13
Golongan darah yang dalam eritrositnya tidak
mengandung antigen A dan antigen B, tetapi plasma
darahnya memiliki antibodi α dan β
Lebih jelasnya ada dalam tabel berikut :

Golongan Darah Rhesus


Orang yang memiliki antigen rhesus dinamakan rhesus
positif, genotipe RR atau Rr dan yang tidak memiliki
antigen dinamakan rhesus negatif rr.
Plasma darah, baik pada rhesus positif (Rh+) maupun pada
rhesus negatif (Rh–) membentuk antibody rhesus.
Sistem rhesus ini dikendalikan oleh gen Rh dengan alel.
Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh. Fenotif, genotif
dan gamet pada orang dengan rhesus positif atau negatif
tampak dalam tabel berikut :

14
Jika individu Rh+ menerima darah dari individu
(Rh+) maka tidak akan terjadi penggumpalan darah, sebab
tidak ada reaksi antibodi terhadap antigen Rh dalam tubuh
resipien. Demikian juga individu (Rh+) yang menerima
darah dari individu (Rh-)juga tidak mengalami reaksi
penggumpalan, karena resipien tidak mempunyai antibodi.
Seseorang yang mengandung antigen rhesus pada darah
merahnya (Rh+) tidak dapat membentuk antibodi yang
melawan antigen (Rh-). Antibodi terhadap rhesus akan
terbentuk pada orang yang bergolongan darah (Rh-). Jadi,
jika orang bergolongan darah (Rh-) diberi transfusi darah
dari orang bergolongan darah (Rh+), maka pada darah
penerima tersebut akan membentuk antibodi yang melawan
antigen rhesus.

4. Jelaskan komponen-komponen penyusun darah!


Jawaban:
Darah tersusun dari kombinasi antara plasma darah dan sel-sel
darah, yang semuanya beredar di seluruh tubuh. Sel-sel darah ini
kemudian dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu sel darah merah,
sel darah putih, dan trombosit. Jadi secara keseluruhan,
komponen darah manusia terdiri atas empat macam, meliputi
plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit
(platelet/keping darah). Semua komponennya memiliki tugas
dan fungsinya masing-masing yang mendukung kerja darah
dalam tubuh.

 Plasma darah

Plasma darah merupakan komponen darah yang


berbentuk cairan. Darah di dalam tubuh Anda, sekitar
55-60 persennya adalah plasma darah. Plasma darah
sendiri tersusun dari air kurang lebih 92%, dan 8%

15
sisanya merupakan karbon dioksida, glukosa, asam
amino (protein), vitamin, lemak, serta garam mineral.
Tugas utama plasma darah adalah mengangkut sel-sel
darah, untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh
bersama nutrisi, hasil limbah tubuh, antibodi, protein
pembeku (faktor koagulasi), serta bahan kimia seperti
hormon dan protein yang bantu menjaga keseimbangan
cairan tubuh.

Protein pembeku yang dibawa oleh plasma ini nantinya


akan bekerja bersama trombosit sebagai faktor
pembekuan (koagulasi) dalam proses pembekuan darah.
Selain mengedarkan berbagai bahan penting, plasma
darah juga berfungsi untuk menyeimbangkan volume
darah serta kadar elektrolit (garam), termasuk natrium,
kalsium, kalium, magnesium, klorida, dan bikarbonat.

 Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah terkenal berwarna merah pekat dengan


jumlah sel yang cukup banyak di dalam darah,
dibandingkan kedua komposisi darah lainnya, yaitu
leukosit dan trombosit. Warnanya yang merah pekat
salah satunya disebabkan oleh keberadaan hemoglobin,
protein yang bertugas mengikat oksigen dalam darah.
Selain hemoglobin, di dalam sel darah merah juga
terdapat hematokrit. Hematokrit adalah volume sel darah
merah dibandingkan dengan volume darah total (sel
darah merah dan plasma).

Eritrosit berbentuk bulat dilengkapi dengan cekungan


(bikonkaf) di bagian tengahnya. Tidak seperti sel
lainnya, sel darah merah lebih mudah berubah bentuk
untuk menyesuaikan diri saat melewati berbagai
pembuluh darah di dalam tubuh. Dikutip dari Mayo
Clinic, berikut kadar normal sel darah merah yang dapat
dideteksi dengan tes darah lengkap:

 Laki-laki: 4,32-5,72 juta sel per mikroliter darah


 Perempuan: 3,90-5,03 juta sel per mikroliter
darah

16
Sementara itu, kadar normal hemoglobin dan hematokrit
normal adalah:

 Hemoglobin: Sebesar 132-166 gram per liter


(laki-laki) dan 116-150 gram per liter
(perempuan)
 Hematokrit: Sebesar 38,3-48,6 persen (laki-laki)
dan 35,5-44,9 persen (perempuan)
Selain memberikan warna merah yang khas, hemoglobin
juga bertugas dalam membantu eritrosit membawa
oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh,
serta mengangkut kembali karbon dioksida dari seluruh
tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan. Persentase
volume darah keseluruhan yang terdiri dari sel-sel darah
merah disebut hematokrit.

Sel darah merah terbentuk di sumsum tulang belakang


dan dikendalikan oleh hormon yang terutama diproduksi
oleh ginjal, yaitu eritropoietin. Sel darah merah akan
mengalami proses pematangan selama tujuh hari di
sumsum tulang baru kemudian dilepaskan ke aliran
darah. Umumnya, masa hidup sel darah merah hanya
bertahan sekitar empat bulan atau 120 hari. Selama masa
itu, tubuh akan secara teratur mengganti dan
memproduksi sel darah merah baru.

 Sel darah putih (leukosit)

Dibandingkan dengan sel darah merah, sel darah


putih memiliki jumlah yang jauh lebih sedikit dalam
seluruh komposisi. Meski begitu, komponen darah ini
mengemban tugas yang tidak main-main, yakni melawan
infeksi virus, bakteri, jamur yang memicu perkembangan
penyakit. Hal ini karena sel darah putih memproduksi
antibodi yang akan membantu memerangi zat asing
tersebut.

Normalnya, jumlah sel darah putih pada orang dewasa


adalah 3.400-9.600 sel per mikroliter darah, yang terdiri
atas beberapa jenis. Berikut jenis-jenis sel darah putih
yang diproduksi oleh sumsum tulang, lengkap dengan
persentase normalnya pada orang dewasa:

17
 Neutrofil (50-60 persen)
 Limfosit (20-40 persen)
 Monosit (2-9 persen)
 Eosinofil (1-4 persen)
 Basofil (0,5-2 persen)
Semuanya memiliki tugas yang sama untuk menjaga
sistem kekebalan tubuh. Masa hidup sel darah putih pun
cukup lama, bisa dalam hitungan hari, bulan, hingga
tahun, tergantung jenisnya.

 Keping darah (trombosit)

Sedikit berbeda dengan sel darah putih dan


merah, trombosit sebenarnya bukan sel. Trombosit atau
kadang disebut juga keping darah adalah sebuah fragmen
sel berukuran kecil. Komponen darah yang satu ini juga
disebut sebagai keping darah. Trombosit memiliki peran
penting dalam proses pembekuan darah (koagulasi) saat
tubuh terluka. Tepatnya, trombosit akan membentuk
sumbatan bersama benang fibrin guna menghentikan
perdarahan, sekaligus merangsang pertumbuhan jaringan
baru di area luka.

Jumlah trombosit normal di dalam darah, yaitu antara


150.000-400.000 trombosit per mikroliter darah. Jika
jumlah trombosit lebih tinggi dari kisaran normal, dapat
mengakibatkan pembekuan darah yang tidak diperlukan.
Akhirnya, bisa berisiko menimbulkan penyakit stroke
dan serangan jantung. Sementara, bila seseorang
kekurangan jumlah trombosit dalam darah, maka akan
menyebabkan perdarahan hebat karena darah sulit
membeku.

5. Bagaimana cara menghitung denyut jantung dan denyut nadi?


Jawaban :
Berikut langkah-langkah menghitung denyut jantung atau nadi
menggunakan alat stetoskop :
 Atur posisi pasien atau orang yang ingin kita hitung denyut
jantungnya dalam keadaan terlentang.

18
 Tentukan terlebih dahulu untuk menggunakan diafragma atau
bel sungkup.
 Minta pasien untuk mengenakan baju pasien atau melepas
baju yang dipakainya agar kulitnya tidak tertutupi.
 Letakkan atau posisikan diafragma kira-kira di atas area
jantung pasien.
 Dengarkan dan hitung setiap bunyi jantung selama 1 menit.
 Dengarkan juga pada saat ada bunyi jantung abnormal.

6. Berapakah jumlah denyut jantung dan denyut nadi pada manusia


normal?
Jawaban:
Menurut American Heart Association, denyut jantung istirahat
rata-rata berkisar pada ukuran:

 Anak-anak 10 tahun, dewasa dan manula: 60-100 denyut


per menit (BPM)
 Atlet pro terlatih adalah 40-60 denyut per menit (BPM)

"Normalnya antara 60 -100 kali per menit. Apabila kurang dari


60 atau lebih dari 100 atau irama tidak teratur, maka sebaiknya
memeriksakan diri ke dokter," tambah dr. Vienna.

Denyut nadi maksimum adalah denyut nadi tertinggi dicapai


selama latihan maksimal. Denyut nadi maksimum adalah 220
dikurangi usia kamu saat ini. Idealnya, angka denyut nadi harus
berada di antara 50-85 persen dari total denyut nadi maksimum.
Denyut jantung selama kegiatan fisik yang sedang adalah sekitar
50-69 persen dari denyut nadi maksimum, sedangkan denyut
nadi selama aktivitas fisik berat dapat meningkatkan hingga 70-
85 persen dari denyut nadi maksimal.

7. Apakah yang dimaksud dengan tekanan sistole dan diastole?


Jelaskan!
Jawab :
Tekanan darah terdiri dari tekanan darah sistole dan juga
tekanan darah diastole. Sistole yaitu tekanan ketika jantung
mempompa darah, sedangkan diastole yaitu tekanan pada
jantung saat periode istirahat di antara detak jantung. Contohnya
yaitu jika seseorang memiliki tekanan darah 110/70 mmHg hal
ini berarti tekanan darah sistole nya yaitu 110 mmHg,
sedangkan tekanan darah diastole nya 70 mmHg. Tekanan darah
sistolik yaitu tekanan darah pada waktu jantung menguncup

19
(sistole). Tekanan darah diastolik yaitu tekanan darah pada saat
jantung mengendor kembali (Gunawan, 2001). Pengaturan
tekanan tergantung pada curah jantung dan resistensi perifer
total. Kenaikan kecepatan denyut jantung akan berpengaruh
langsung pada tekanan darah sistolik, sedangkan tekanan darah
diastolik lebih banyak dipengaruhi oleh resisten perifer total
(Pearce, 2006). Menurut Hull (1996), nilai rata-rata sistole
adalah 100-140 mmHg, sedangkan nilai rata-rata tekanan
diastole 60-90 mmHg. Tekanan darah normal yaitu sekitar
120/80 mmHg.

J. Kesimpulan
Berdasarkan studi literasi yang telah dilakukan dari semua sampel
yang telah diamati, ada yang kadar Hb nya tidak normal, mendekati
normal, dan bahkan ada yang melebihi batas normal. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, seperti kondisi tubuh yang kurang fit/stabil karena
sedang berpuasa, kemudian bisa jadi kesalahan praktikan saat membaca
angka penetapan kadar Hb. Kisaran waktu terjadinya koagulasi darah
adalah 15 detik sampai 2 menit dan umumnya akan berakhir dalam waktu
5 menit sedangkan dari data yang diperoleh terdapat 5 orang praktikan
yang memiliki waktu beku darah lebih dari 5 menit. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor misalnya seperti yang diuraikan
sebelumnya bahwa kestabilan zat antikoagulan dan prokoagulan yang
sangat mempengaruhi proses pembekuan darah. Darah memiliki 4
golongan yaitu: golongan darah A dimana golongan darah A mempunyai
antigen A dan anti -B, golongan darah B yaitu golongan darah yang
memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah O golongan darah yang
memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan golongan darah AB
golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibodi.

Dalam melakukan praktikan denyut nadi berdasarkan studi lietratur,


semakin tinggi regangan otot jantung, maka makin kuat kontraksinya.
Inilah yang menyebabkan bahwa setelah beraktifitas denyut jantung
semakin kuat atau meningkat. Setelah melakukan aktifitas denyut jantung
meningkat, hal ini karena tekanan arteri meningkat sehingga jantung
banyak mengeluarkan energi untuk menyempurnakan cardiac output.
Pada praktikum mengukur tekanan diastole dan sistole yang
berdasarkan studi literasi didapatkan hasil bahwa pada model/praktikan
dengan massa yang berbeda menunjukkan tekanan diastole dan tekanan
sistole yang berbeda-beda.
Pada praktikum memperkirakan tekanan vena berdasarkan studi

20
literatur untuk memperkirakan menghitung tekanan vena maka dapat
dilakukan pengukuran terhadap jarak vertikal antara atrium kanan dengan
menghilangnya vena.

21

Anda mungkin juga menyukai