Anda di halaman 1dari 58

LEMBAR KERJA TEQ 1: MENDELIAN INHERITANCE

Pengantar

Pada materi Pewarisan Mendel (Mendelian inheritance),


(mungkin) hal pertama yang akan terlintas di otak kita
adalah tentang Persilangan Monohibrid, Persilangan
dihibrid, Hukum Pemisahan dan Pilihan Bebas. Persilangan
monohibrid seringkali diindentikkan dengan Hukum
Mendel I? Sementara persilangan dihibrid diidentikkan
dengan Hukum Mendel II. Apakah kalian juga sepemikiran
dengan pendapat tersebut? Pada hukum Mendel, apa
sebenarnya yang mengalami pemisahan dan pilihan bebas?
Kapan kejadiannya? Dan dimanakah kejadian pilihan dan
pemisahan bebas Mendel? Observasilah Kembali video
mengenai pembelahan meiosis untuk memudahkan kalian
memahami konsep pewarisan Mendel!

Pada aktivitas pembelajaran kali ini, diharapkan kalian mampu: (1) menjelaskan istilah-istilah
yang berkaitan dengan pewarisan sifat; (2) menganalisis peristiwa pemilihan dan pemisahan bebas
pada persilangan monohibrid dan dihybrid; (3) menyimpulkan hukum pemisahan dan hukum
pilihan bebas Mendel dewasa ini setelah terungkap temuan-temuan lain seperti kromosom dan
sebagainya; (4) menyebutkan kapan berlangsungnya proses pemisahan dan pilihan bebas Mendel;
(5) menyebutkan dimana berlangsungnya proses pemisahan dan pilihan bebas Mendel; (6)
mengenal contoh-contoh pembelajaran pewarisan Mendel lain dari yang lazimnya dikenal dalam
buku-buku pembelajaran di SMP/Mts; dan (7) merefleksikan pemahamannya mengenai hukum
pemisahan dan pemilihan bebas Mendel dalam

implementasinya (sebagai calon pendidik) pada kegiatan belajar megajar.


Petunjuk:

1. Kerjakan Lembar Kerja ini secara individu!

2. Gunakan berbagai referensi untuk membantu kalian menemukan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang disajikan!

3. Unggah jawaban kalian di Sipejar dalam versi (.doc) dengan keterangan file: Nama
mahasiswa_NIM_off_asal Perguruan Tinggi.
Renungkan

Konsep 1: Mengenal istilah-istilah dalam persilangan


Ilustrasi 1

♂ ♀

Pertanyaan

1. a. Jelaskan makna simbol “P” pada ilustrasi 1!


Jawab: Simbol P pada ilustrasi 1 menunjukkan parental atau induk dari suatu persilangan.

b. Jelaskan makna simbol “F1” dan “F2” pada ilustrasi 1!

Jawab: Simbol F1 menunjukkan keturunan pertama yang dihasilkan dari sebuah persilangan,
sedangkan F2 merupakan keturunan kedua yang dihasilkan dari sebuah persilangan.

2. a. Pada persilangan di atas, berapa jumlah generasi yang dikaji?

Jawab: Ada tiga generasi, yaitu generasi P (parental), generasi F1 (filial 1), dan generasi F2
(filial 2).

b. Sebutkan tetua dan turunan dari masing-masing persilangan tersebut!

Jawab: Tetua (parental) dari persilangan 1 yaitu induk betina berupa bunga putih disilangkan
dengan induk jantan berupa bunga ungu menghasilkan keturunan F1 berupa semua bunga
memiliki warna ungu. Sedangkan tetua (parental) dari persilangan 2 yaitu hasil dari F1
berupa semua bunga berwarna ungu mengalami penyerbukan sendiri atau penyerbukan
silang dan menghasilkan 705 tumbuhan dengan bunga ungu dan 224 tumbuhan dengan
bunga warna putih.

3. a. Berapa jumlah varietas yang digunakan dalam persilangan tersebut? Sebutkan!

Jawab: Jumlah varietas yang digunakan pada persilangan tersebut ada satu yaitu bunga.

b. Uraikan definisi varietas sesuai dengan menggunakan informasi yang ada pada ilustrasi 1!

Jawab: Varietas menurut ilustrasi 1 merupakan spesies tanaman yang memiliki karakteristik
tertentu dan apabila diperbanyak melalui persilangan tidak mengalami perubahan. Disini
varietas merupakan bunga putih dan bunga ungu yang disilangkan.

4. a. Apa yang kalian ketahui tentang sifat beda?

Jawab: Sifat beda merupakan sifat yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup dimana sifat
tersebut berbeda dengan sifat yang dimiliki oleh makhluk hidup lainnya.

b. Berapa macam sifat beda yang digunakan pada persilangan di atas?


Jawab: Ada dua macam sifat beda yaitu warna bunga dan jumlah bunga. Warna bunga ada
ungu dan putih sedangkan jumlah bunga ada 705 ungu dan 224 putih.

5. a. Berikan definisi hibridisasi sesuai dengan data pada ilustrasi 1!

Jawab: Hibridisasi menurut ilustrasi 1 merupakan perkawinan atau persilangan yang bertujuan
untuk menambah keragaman genetik baru dalam jumlah banyak serta menghasilkan kombinasi
genetik dari tetua dalam persilangan tersebut.

b. Apa pula yang kalian ketahui tentang hybrid?

Jawab: Hybrid merupakan hasil dari persilangan antarindividu atau populasi yang berbeda
secara genetik dan memiliki sifat gabungan sifat atau rekombinan gen dari kedua tetua yang
terlibat dalam sebuah persilangan tersebut.

c. Berikan contoh hybrid pada persilangan di ilustrasi 1!

Jawab: Contoh hybrid pada ilustrasi 1 adalah F1 yang berupa semua bunga warna ungu. Dan
yang berikutnya yaitu F2 yang berupa 705 tanaman dengan bunga warna ungu dan 224 tanaman
dengan bunga warna putih.

d. Berdasarkan jumlah sifat beda yang digunakan dalam persilangan diatas, istilah apa yang
tepat digunakan untuk menggambarkan hibridisasi pada ilustrasi 1?

Jawab: Hibridisasi merupakan persilangan yang menggunakan dua sifat beda yaitu berupa
warna bunga dan jumlah bunga yang juga disebut persilangan monohibrid.

6. a. Apa yang kalian ketahui tentang galur murni?

Jawab: Galur murni merupakan suatu kumpulan atau populasi yang terdiri dari beberapa
individu yang sama secara genetik (homozigot) karena terjadinya persilangan atau
perkawinan.

b. Apakah semua generasi Parental pada ilustrasi 1 merupakan galur murni? Kemukakan
alasan jawaban kalian!
Jawab: Iya semua generasi parental pada ilustrasi 1 merupakan galur murni. Karena
galur murni umumnya memiliki genotip homozigot dominan dan homozigot resesif, pada
generasi parietal ilustrasi 1, bunga ungu disimbolkan PP yang berarti memiliki genotip
homozigot dominan dan bunga white disimbolkan pp yang berarti memiliki genotip
homozigot resesif. Namun, hal ini belum bisa di pastikan jika parental pada ilustrasi 1
adalah galur murni karena berdasarkan ilustrasi tidak diketahui apakah parental tersebut
berasal dari persilangan sendiri.

c. Adakah generasi F1 atau F2 yang merupakan galur murni? Jika ada, sebutkan keturunan

yang merupakan galur murni itu!

Jawab: Pada generasi F1 terdapat galur murni yaitu dihasilkan individu yang seluruhnya
ungu muda (Pp). Warna ungu muda disebut intermediate atau sifat antara kedua
induk. Pada generasi F2 terdapat galur murni yaitu dihasilkan individu bunga ungu (PP)
dan bunga putih (pp) yang keduanya merupakan sifat yang diturunkan dari kedua induknya
bukan dari faktor lingkungan.

7. a. Cermatilah pewarisan sifat dari P1 menuju F1! Pada generasi P1, induk jantan memiliki
fenotip bunga ungu. Pada generasi F1, tanpa memperhatikan perkelaminannya, diperoleh
turunan dengan fenotip bunga ungu juga. Temukan perbedaan antara parental dan turunan
yang sama-sama menampakkan fenotip bunga ungu!

Jawab : perbedaan antara parental dan turunannya yang sama-sama menampakkan


fenotip bunga ungu adalah ada pada genotipnya yaitu pada parental genotipnya adalah
AA sedangkan pada generasi F1 genotipnya adalah Aa. Pada parental (P1) induk jantan
bunga berwarna ungu membawa gen dominan, sedangkan pada turunannya (F1)
menghasilkan bunga berwarna ungu karena memiliki gen dominan dan juga gen resesif
yang dibawa induk betina, tetapi gen resesif ini tertutup sifatnya oleh gen dominan
sehingga tidak muncul dan menampakkan hasil bunga berwarna ungu yang sama dengan
P1 induk jantan
b. Manakah diantara keduanya yang merupakan galur murni?

Jawab : Menurut saya yang termasuk galur murni adalah P1.

c. Kesimpulan apa yang dapat kalian ambil tentang galur murni?

Jawab : galur murni merupakan suatu individu yang bergenotif homozigot dominan
maupun homozigot resesif.

8. Identifikasilah turunan pada F1! Turunan pada F1 merupakan hasil hibridisasi antara P♂ bunga
ungu dengan P♀ bunga putih.

a. Apakah gen parental bercampur untuk mengkode sifat warna bunga pada turunan F1?
Berikan bukti pendukung jawaban Saudara!

Jawab:

Iya, gen parental bercampur untuk mengkode sifat warna bunga pada turunan F1. Pada
F1 dihasilkan 100% bunga ungu yang disebabkan oleh dominansi warna ungu dari bunga
warna ungu daripada warna putih dari bunga warna putih itu sendiri.

Berikut merupakan bagan persilangannya:

P = Bunga warna ungu

p = Bunga warna putih

P : PP >< pp

G:P p

F1 : 100%

b. Fenotip yang muncul pada F1 adalah bunga warna ungu. Sementara pada generasi P1, sifat
ini dimiliki oleh parental ♂. Menurut pendapat kalian, apakah turunan F1 hanya mewarisi
gen dari parental ♂ saja? Jelaskan alasan jawaban kalian!

Jawab:

Tidak, turunan F1 juga mewarisi gen dari parental ♀, hal ini dapat ditunjukkan oleh gen
yang dihasilkan mempunyai alel resesif yakni Pp.

c. Masih terkait dengan kemunculan fenotip bunga ungu pada F1. Turunan F1 tidak
menampakkan fenotip warna bunga putih. Berdasarkan hasil eksperimen ini, apakah dapat
dinyatakan bahwa turunan F1 tidak mewarisi gen dari P♀ ataukah sebenarnya gen tersebut
hilang?

Jawab:

Pada turunan F1 tidak menunjukkan fenotip warna bunga putih bukan berarti gen dari
P♀tidak diwariskan ataupun hilang, akan tetapi gen P♂ dan gen P♀ sama-sama
mewariskan dari persilangan tersebut tetapi gen warna ungu dari bunga warna ungu lebih
dominan daripada gen bunga warna putih sehingga menghasilkan varietas bunga baru
dengan warna yang masih sama, ungu.

d. Lakukan evaluasi kebenaran jawaban kalian pada poin (c) dengan melakukan identifikasi
terhadap turunan pada F2! Persilangan sesama F1 (P2) diperoleh hasil bahwa salah satu
turunannya memiliki fenotip bunga warna putih, padahal fenotip P2 semuanya berwarna
ungu. Berdasarkan hasil persilangan ini, buatlah kesimpulan terkait keberadaan gen

pengkode warna putih pada P2!


Identifikasilah turunan pada F1! Turunan pada F1 merupakan hasil hibridisasi
antara P♂ bunga ungu dengan P♀ bunga putih.

a. Apakah gen parental bercampur untuk mengkode sifat warna bunga pada
turunan F1? Berikan bukti pendukung jawaban Saudara!

Jawab:

Iya, gen parental bercampur untuk mengkode sifat warna bunga pada turunan
F1. Pada F1 dihasilkan 100% bunga ungu yang disebabkan oleh dominansi
warna ungu dari bunga warna ungu daripada warna putih dari bunga warna
putih itu sendiri.

Berikut merupakan bagan persilangannya:

P = Bunga warna ungu

p = Bunga warna putih

P : PP >< pp

G:P p

F1 : 100%

b. Fenotip yang muncul pada F1 adalah bunga warna ungu. Sementara pada
generasi P1, sifat ini dimiliki oleh parental ♂. Menurut pendapat kalian,
apakah turunan F1 hanya mewarisi gen dari parental ♂ saja? Jelaskan alasan
jawaban kalian!

Jawab:

Tidak, turunan F1 juga mewarisi gen dari parental ♀, hal ini dapat ditunjukkan
oleh gen yang dihasilkan mempunyai alel resesif yakni Pp.
c. Masih terkait dengan kemunculan fenotip bunga ungu pada F1. Turunan F1
tidak menampakkan fenotip warna bunga putih. Berdasarkan hasil eksperimen
ini, apakah dapat dinyatakan bahwa turunan F1 tidak mewarisi gen dari P♀
ataukah sebenarnya gen tersebut hilang?

Jawab:

Pada turunan F1 tidak menunjukkan fenotip warna bunga putih bukan berarti
gen dari P♀tidak diwariskan ataupun hilang, akan tetapi gen P♂ dan gen P♀
sama-sama mewariskan dari persilangan tersebut tetapi gen warna ungu dari
bunga warna ungu lebih dominan daripada gen bunga warna putih sehingga
menghasilkan varietas bunga baru dengan warna yang masih sama, ungu.

d. Lakukan evaluasi kebenaran jawaban kalian pada poin (c) dengan melakukan
identifikasi terhadap turunan pada F2! Persilangan sesama F1 (P2) diperoleh
hasil bahwa salah satu turunannya memiliki fenotip bunga warna putih,
padahal fenotip P2 semuanya berwarna ungu. Berdasarkan hasil persilangan
ini, buatlah kesimpulan terkait keberadaan gen

pengkode warna putih pada P2!

Jawab:

Identifikasi F2:

P2 Fenotipe: ♂Ungu ♀Ungu

Genotipe : Pp Pp

Gamet : P P

p p

F2

P p
P PP (ungu) Pp (ungu)

p Pp (ungu) pp (putih)

F2: PP,Pp,Pp,pp

Ungu,ungu,ungu, dan putih

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada F1 (P2) meskipun memiliki warna


ungu tetapi terdiri dari genotip Pp dimana gen P yang mengkode ungu dan p
mengkode putih, sehingga pada persilangan P2 dengan sesamanya dapat
memunculkan warna putih ketika gen p bertemu p. Ternyata warna bunga pada
F2 (keturunan ke-dua) ada ungu dan putih. Genotip ungu meliputi (PP) dan (Pp).
Jadi perbandingan (Rasio) Fenotip F2 = Ungu : Putih = 3 : 1. Adapun rasio
Genotip F2 = PP : Pp : pp = 1 : 2 : 1. Jadi dapat disimpulkan Pada waktu
pembentukan gamet jantan, alel-alel PP ini memisah menjadi P dan P, sehingga
sel gamet pada tanaman berbunga ungu hanya mengandung satu macam alel
yaitu alel P saja. Sebaliknya, tanaman betina berbunga putih, bersifat homozigot
resesif dan genotipnya pp. Alel ini memisah menjadi p dan p pada waktu
pembentukan gamet betina (ovum), sehingga gamet-gamet betina tanaman putih
hanya memiliki satu macam alel p.
Konsep 2: Dasar Kromosomal Pewarisan Sifat
Ilustrasi 2

Ilustrasi 2a
Ilustrasi 2b: Punnet square

Pertanyaan

1. Perhatikan seluruh fenotip pada ilustrasi 2a dan 2b!

a. Benarkah bahwa setiap fenotip yang muncul merupakan hasil kerja dua gen?

Jawab : Pernyataan tersebut benar, karena suatu fenotip yang muncul dari ilustrasi 2a dan
2b terbentuk karena adanya interaksi atau hasil kerja dari dua gen ,dimana Gen-gen saling
berinteraksi membentuk protein dan fenotipe. selain itu interaksi gen dan ingkungan juga
berperan dalam penampilan fenotip. Jika dua gen atau lebih yang berbeda lokus
berinteraksi dalam membentuk satu fenotipe. Aksi gen-gen dari satu lokus dapatmenutupi
pengaruh dari gen-gen pada lokus yang lain.

b. Dari manakah dua gen tersebut berasal?

Jawab: Berasal dari parental atau induk.

2. Gen pengkode sifat/karakter tertentu, terletak pada lokus tertentu pada suatu kromosom.

Berdasarkan pernyataan tersebut, apa yang dapat kalian jelaskan mengenai lokus gen?

Jawab: Lokus gen adalah lokasi beradanya gen yang berperan sebagai pewarisan sifat pada
suatu berkas kromosom. Sepasang gen yang berada pada lokus yang sama pada kromosom
homolog dinamakan sebagai alel. Alel memiliki fungsi yang sama, saling mendukung atau
berlawanan. Dalam suatu gen, terdiri dari sepasang alel baik itu sejenis atau berlawanan.

3. Untuk memudahkan pemahaman, kita misalkan gen pengkode warna bunga pada tanaman

ercis pada ilustrasi 2 berada pada lokus yang bernama lokus warna bunga.

a. Pada P♂, terdapat dua gen pengkode warna bunga ungu pada lokus yang sama, yaitu PP.
Berdasarkan hasil identifikasi kalian, apakah kedua lokus tersebut berada pada kromosom
yang sama?

Jawab: Iya, dua gen pengkode tersebut berada pada lokus yang sama karena gen pengkode
PP merupakan gen yang berpautan dan memiliki alel yang sama (homozigot).

b. Adakah perbedaan urut-urutan nukleotida DNA pengkode warna bunga ungu pada kedua
gen tersebut (PP)? Berikan bukti yang mendukung jawaban kalian!

Jawab: ada, hal ini dapat dilihat dari ilustrasi yaitu pada F1 (Pp) plant adalah PP, Pp,dan
Pp.

c. Termasuk sifat homozigot ataukah sifat heterozigot warna bunga pada P♂?

Jawab: Warna bunga pada P♂ termasuk sifat homozigot karena memiliki sifat yang identik
dengan aslinya yaitu berwarna ungu.
d. Jelaskan definisi sifat homozigot dan sifat heterozigot!

Jawab: Sifat homozigot merupakan sifat dimana salah satu bentuk genotip yang
mempunyai sifat identik dengan aslinya. Sedangkan sifat heterozigot merupakan sifat
dimana terdapat spesies yang kromosomnya mempunyai gen yang berbeda dan sifat yang
berbeda dari pasangannya.

4. a. Pada P♀, terdapat dua gen pengkode warna bunga putih pada lokus yang sama, yaitu pp.
Berdasarkan hasil identifikasi kalian, apakah kedua lokus tersebut berada pada kromosom
yang sama?

Jawab: Ya. Kedua lokus berada pada kromosom yang sama yang terletak pada kromosom
parental ibu.

b. Adakah perbedaan urut-urutan nukleotida DNA pengkode warna bunga putih pada kedua
gen tersebut (pp)? Berikan bukti yang mendukung jawaban kalian!

Jawab: Tidak ada karena dimungkinkan individu tersebut homozigot yang memiliki gen
atau alel yang sama sehingga urutan-urutan nukleotida DNA nya juga sama. Selain itu
keduanya juga sama-sama bersifat resesif sehingga meskipun urutannya berbeda akan
tetap mengkode warna bunga putih.

c. Termasuk sifat homozigot ataukah sifat heterozigot warna bunga pada P♀?

Jawab: warna bunga pada P♀ termasuk sifat homozigot karena memiliki sifat yang
identik/sama dengan aslinya, yaitu putih.

d. Jelaskan perbedaan kondisi alel antara P♂ dan P♀!

Jawab: Pada P♂ terdapat 2 jenis alel yang berbeda yaitu alel dominan (P) dan alel resesif
(p), sedangkan untuk alel P♀ memiliki 2 alel resesif.

5. a. Pada turunan F1, tanpa memperhatikan perkelaminannya, terdapat dua gen pengkode
warna bunga ungu pada lokus yang sama, yaitu Pp. Berdasarkan hasil identifikasi kalian,
apakah kedua lokus tersebut berada pada kromosom yang sama?
Jawab: Iya, kedua lokus tersebut berada pada kromosom yang sama.

b. Adakah perbedaan urut-urutan nukleotida DNA pengkode warna bunga putih pada kedua
gen tersebut (Pp)? Kemukakan alasan jawaban kalian!

Jawab: Tidak ada perbedaan urut-urutan nukleotida DNA pengkode warna bunga putih
pada kedua gen tersebut (Pp) karena adanya alel dominan sehingga ketika urut-urutan
nukleotida berbeda alel dominan tetap berada di depan dan menimbulkan warna ungu.

c. Termasuk sifat homozigot ataukah sifat heterozigot warna bunga pada F1?

Jawab: Warna pada bunga pada F1 termasuk heterozigot karena memiliki alel yang
berbeda.

6. a. Berdasarkan jawaban kalian pada soal nomor 3 s/d 5, setujukah kalian dengan pernyataan
bahwa setiap gen dapat berada dalam bentukan-bentukan alternatif yang bertanggung
jawab terhadap karakter alternatif yang dimunculkannya?

Jawab: Setuju, karena gen memiliki bentuk–bentuk alternatif yang mengatur variasi
pada karakter yang sama, ini adalah konsep mengenai alel. Dari hal tersebut menyatakan
bahwa pada pembentukan gamet, kedua gen yang merupakan pasangan alel akan
memisahkan sehingga tiap – tiap gamet menerima satu gen dari alelnya.

b. Benarkah bahwa bentuk alternatif gen inilah yang dikenal dengan istilah “alel”?

Jawab: Ya benar, alel merupakan anggota sepasang gen yang terletak pada posisi yang
sama pada pasangan kromosom. Alel disebut juga sebagai variasi atau bentuk alternatif
dari gen-gen. Misalnya B menentukan sifat bulat pada biji, sedangkan b menentukan sifat
lonjong pada biji.

7. a. Berdasarkan ilustrasi 2, setiap sifat/karakter dikendalikan oleh berapa alel?


Jawab : Setiap sifat/karakter dikendalikan oleh sepasang alel. Sepasang gen ini merupakan
dua alel yang berbeda, alel dominan akan terekspresikan. Alel resesif yang tidak
terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk.

b. Perhatikan sifat/karakter pada F1 dan F2! Berapakah jumlah alel yang diwariskan dari P♂
dan P♀?

Jawab: Jumlah alel yang diwariskan dari P♂ dan P♀ pada sifat karakter F1 dan F2
adalah dua. Alel untuk warna bunga berada pada lokus gen yang sama pada pasangan
kromosom homolog. Pada gambar tersebut, ada satu ciri yang dominan sedangkan
lainnya resesif. Induk galur murni dengan ciri dominan mempunyai sepasang gen
dominan (PP) dan dapat memberi hanya satu gen dominan (P) kepada keturunannya.
Induk galur murni dengan ciri yang resesif mempunyai sepasang gen resesif (pp) dan
dapat memberi hanya satu gen resesif (p) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi
pertama menerima satu gen dominan dan satu gen resesif (Pp) dan menunjukkan ciri-ciri
gen dominan (Ungu). Saat Pp dan Pp dikawinkan untuk menghasilkan generasi kedua
(F2), sel-sel jantan dan betina masing-masing dapat mengandung satu gen dominan (P)
atau gen resesif (p). Oleh karenanya, ada empat kombinasi yang mungkin: PP, Pp, pP
dan pp. Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan tumbuhan dengan sifat dominan
(Ungu), sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan sifat resesif
(Putih). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada gambar tmenunjukkan sifat warna ungu
dominan terhadap sifat warna putih.

c. Tahukah kalian bahwasannya dengan mewarisi alel dari kedua parentalnya, akan
menjadikan suatu turunan memiliki suatu kromosom homolog? Jadi, apa yang dapat

kalian jelaskan mengenai kromosom homolog?

Jawab: Kromosom homolog adalah kromosom yang mempunyai panjang sama, posisi
letak sentromer yang sama, dan letak gen untuk karakter tertentu terdapat pada lokus yang
sama. Sepasang kromosom homolog, masing – masing berasal dari ayah (♂) dan lainnya
berasal ibu (♀).
8. Pada ilustrasi 2b, terdapat istilah punnet square. Jelaskan peranan punnet square dalam
rekonstruksi persilangan!

Jawab: Punnet Square adalah sebuah digaram atau metode grafis yang diusulkan oleh ahli
genetika Reginald Punnet dalam rekonstruksi persilangan berperan untuk menentukan semua
kemungkinan kombinasi dari berbagai jenis gamet khususnya persilangan.

9. Perhatikan gambar di bawah ini! Sebelum melakukan percobaan dengan menggunakan


tanaman ercis yang memiliki 2 sifat beda, Mendel mengajukan dua hipotesis terkait pewarisan
alel, yaitu hypothesis of dependent assortment dan hypothesis of independent assortment.
Berdasarkan hasil persilangan dihibrid yang telah dipublikasikan, manakah diantara dua
hipotesis tersebut yang benar? Kemukakan alasan jawaban kalian!

Jawab : hypothesis of dependent assortment adalah hipotesis yang menjelaskan bahwa


pewarisan karakteristik fisik terkait selama pembentukan gamet. Misalnya, alel yang
mengkode warna bunga tertentu terhubung ke alel untuk warna biji. Sedangkan hypothesis of
independent assortment adalah hipotesis yang menjelaskan bahwa alel dari dua (atau lebih)
gen yang berbeda diurutkan menjadi gamet secara independen satu sama lain. Dengan kata
lain, alel yang diterima gamet untuk satu gen tidak mempengaruhi alel yang diterima untuk
gen lain. Berdasarkan hasil persilangan dihibrid yang telah dipublikasikan hipotesis yang benar
yaitu hypothesis of independent assortment. Hal ini karena dari gambar dapat dilihat bahwa
ketika tanaman induk membentuk sel-sel reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan
genetik dapat muncul dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap
generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa
generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Dalam generasi kemudian, bila ciri
dominan tidak ada, ciri resesif itu akan muncul lagi.

10. Apa yang dapat kalian simpulkan tentang pewarisan alel berdasarkan ilustrasi diatas?
Kemukakan alasan jawaban kalian!

Jawab: Dengan hukum pertama mendel (hypothesis of dependent assortment) jika individu itu
homozigot. Ketika pembentukan gamet (sel kelamin), kromosom terpisah dari pasangannya,
sehingga tiap gamet hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom yang dimiliki
individu. Dengan demikian setiap gamet memperoleh gen separuh dari jumlah yang

dimiliki individu. Dengan hukum kedua mendel (hypothesis of independent assortment)


menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka
diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.
Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini
menjelaskan bahwa gen yang menentukan seperti tinggi tanaman dengan warna bunga suatu
tanaman, tidak saling mempengaruhi
Konsep 3: Tiga Postulat Mendel

Mendel’s First Law – The Law of Segregation

The law of segregation says parental genes for a trait must segregate (separate) equally and
randomly into haploid gametes so that their offspring have an equal chance of inheriting

either allele

Atau dalam pernyataan yang berbeda dengan maksud yang sama:

The Law of Segregation states that when any individual produces gametes, the copies of a

gene separate, so that each gamete receives only one copy. A gamete will receive one allele or the
other.

Mendel’s Second Law – The Law of Independent Assortment

Mendel’s second law says that alleles for traits are passed on independently of each other. To put it
another way, the selection of an allele for a trait has nothing to do with which allele is

selected for a different trait.

Atau dalam pernyataan yang berbeda dengan maksud yang sama:

The Law of Independent Assortment, also known as "Inheritance Law", states that alleles of

different genes assort independently of one another during gamete formation.

Mendel’s Third Law – The Law of Dominance


Also known as simple dominance, Mendel’s third law means that for the two alleles of a gene,

the dominant allele is always expressed because it masks the recessive allele. Recessive traits are
only seen when both alleles are recessive.

Atau dalam pernyataan yang berbeda dengan maksud yang sama:

When two homozygous individuals with one or more sets of contrasting characters are crossed, the
characters that appear in the F1 hybrids are dominant characters and those do not appear in F1 are

recessive characters.
Gunakan 3 Postulat Mendel di atas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Persilangan dibawah ini adalah monohibrid dengan rasio fenotip F2 3:1. Manakah dari 3

postulat Mendel di atas yang berlaku untuk persilangan di bawah ini?

Jawab:

Dari ketiga postulat Mendel tersebut, persilangan monohibrid dengan rasio fenotip F2 3:1
termasuk ke dalam postulat Mendel I karena gen di dalam alel yang sebelumnya berpasangan
akan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel anak (gamet), sehingga pada
persilangan monohibrid dengan satu sifat beda menunjukkan sifat dominan penuh. Persilangan
jenis ini terjadi apabila sifat gen yang satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen yang
lainnya.

2. Dari jawaban kalian pada nomor (1), berapa kali kejadian Hukum Mendel tersebut terjadi?

Jawab:

Pada persilangan monohibrid nomor dengan rasio fenotip F2 3:1 tersebut terjadi Hukum
Mendel 1, di mana persilangan monohibrid tersebut merupakan persilangan yang
memperhatikan satu sifat beda. Peristiwa persilangan monohibrid tersebut mengalami dua kali
persilangan, pada peristiwa pertama, yaitu seperti pada parental 1 (P1) adalah bunga mawar
merah (MM) dan bunga warna putih (mm) apabila disilangkan, menghasilkan rasio fenotip F1
adalah Mm dengan sifat dominan bunga mawar merah. sedangkan pada peristiwa kedua,
apabila parental pada F1 (P2) adalah Mm (bunga mawar merah) dan Mm (bunga mawar
merah), apabila disilangkan maka M dan m akan berpisah secara bebas saat proses
pembentukan gamet, sehingga F2 adalah MM , Mm (merah), Mm (merah), dan mm (putih)
dengan rasio sifatnya 3:1.

3. Tunjukkan di bagian mana hukum Mendel itu terjadi pada rekonstruksi persilangan di bawah

ini!
Jawab: Hukum Mendel itu terjadi pada rekonstruksi persilangan di bawah ini pada bagian
Gametes (Proses pembentukan gamet).
Gunakan 3 Postulat Mendel di atas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Ubahlah proses pembentukan gamet yang ditunjukkan pada gambar persilangan di bawah ini dalam

bentuk diagram Punnet dengan menggunakan simbol alel (Y, y, R, r)!

Jawab:

Diagram Punnet F1

P1 yyrr

P2 yr

YYRR YR YyRr

Diagram Punnet F2

F1 YyRr

F1 YR Yr yR yr

YR YYRR YYRr YyRR YyRr

Yr YYRr YYrr YyRr Yyrr


YyRr

yR YyRR YyRr yyRR yyRr

yr YyRr Yyrr yyRr yyrr


2. Persilangan dibawah ini adalah dihibrid dengan rasio fenotip F2 9:3:3:1. Manakah dari 3 postulat

Mendel di atas yang berlaku untuk persilangan di bawah ini?

Jawab: dari 3 postulat Mendel tersebut, postulat Mendel yang berlaku untuk persilangan di bawah ini
yaitu postulan Mendel I tentang Pemisahan Bebas dan postulat Mendel II tentang Pemilihan Bebas.
Karena, hukum pemisahan bebas dan pemilihan bebas pasti terjadi saat proses pembentukan gamet, dan
bukan bergantung pada jumlah sifat yang disilangkan. Adapun untuk postulat III, tidak berlaku karena
dalam hibrida F1 baik karakter dominan dan karakter resesif sama-sama muncul (YyRr) sehingga dapat
dihasilkan rasio yang normal yaitu rasio 9:3:3:1.

3. Dari jawaban kalian pada nomor (1), berapa kali Hukum Mendel tersebut terjadi?

Jawab: 2 kali, karena hukum mendel terjadi saat pembentukan gamet dan pembentukan gamet pada
proses tersebut terjadi 2 kali.

4. Tunjukkan di bagian mana hukum Mendel itu terjadi pada rekonstruksi persilangan di bawah ini!

Jawab: yang terjadi pada rekonstruksi ini adalah hukum Mendel 2 yang ditunjukkan dengan adanya dua
sifat beda pada parentalnya serta pada F2 yang menghasilkan perbandingan 9:3:3:1
5. Berdasarkan ilustrasi persilangan di bawah ini, terletak di kromosom yang sama ataukah kromosom
yang berbeda antara alel pengkode warna biji dan alel pengkode bentuk biji? Kemukakan alasan
jawaban kalian!

Jawab: berdasarkan ilustrasi persilangan tersebut, antara alel pengkode warna biji dan alel pengkode
bentuk biji terletak pada kromosom yang sama. Hal ini dikarenakan dari adanya silang balik maka
akan dapat memasukkan gen tertentu yang diinginkan ke dalam individu. Melalui silang balik yang
berulang-ulang dapat memungkinkan terjadinya pemisahan gen-gen tertentu yang terletak pada satu
kromosom.
Konsep 4: “Penyimpangan Semu Hukum Mendel”
Kasus 1

Pada peternakan ayam, terdapat beberapa maca bentuk jengger atau jawer ayam, antara lain yaitu
bentuk tunggal, mawar, kacang, dan biji. Persilangan diantara dua bentuk jawer menunjukkan hasil
sebagai berikut:

Rekonstruksi persilangan pertama

Rekonstruksi persilangan kedua


Rekonstruksi persilangan ketiga

Pertanyaan:

1. Termasuk persilangan berapa sifat beda pada persilangan yang ditunjukkan pada

rekonstruksi 1, 2, dan 3? Jelaskan alasan jawaban kalian!

Jawab : Pada rekonstruksi persilangan 1 ada satu sifat yang beda, dapat dilihat pada gamet
yang disilangkan yakni mawar (RR) dan tunggal (rr) yang menunjukkan satu sifat beda serta
pada Filial 2 (F2) yang menghasilkan perbandingan fenotip 3:1. Pada rekonstruksi persilangan
2 juga terdapat satu sifat yang beda hal tersebut dapat ditunjukkan pada gamet yang disilangkan
yakni kacang (PP) dan tunggal (pp) yang menunjukkan satu sifat beda serta pada Filial 2 (F2)
yang menghasilkan perbandingan fenotip 3:1. Untuk rekonstruksi persilangan 3 terdapat dua
sifat yang beda alasannya hal tersebut ditunjukkan pada gamet yang disilangkan yakni kacang
(PPrr) dan mawar (ppRR) menunjukkan dua sifat beda serta pada Filial 2 (F2) yang
menghasilkan perbandingan fenotip 9:3:3:1.
2. Apakah pada ketiga jenis persilangan di atas juga berlaku Hukum Mendel? Kemukakan

alasan jawaban kalian!)

(Jika jawaban kalian “iya” pada soal nomor 2, lanjutkan menjawab pada pertanyaan

berikutnya)

Jawab : Iya, ketiga jenis penyimpangan diatas berlaku Hukum Mendel atau lebih tepatnya
penyimpangan semu hukum mendel yang merupakan suatu bentuk persilangan yang dapat
menghasilkan rasio fenotip yang berbeda dengan dasar dihibrid jika ditinjau pada hukum
Mendel. Berdasarkan perbandingan F2 dari rekonstruksi persilangan diatas, timbul suatu
permasalahan yang melatarbelakangi tercetusnya penyimpangan Hukum Mendel. Hasil
persilangan yang masih mengacu pada perbandingan Mendel disebut sebagai penyimpangan
semu Hukum Mendel, sedangkan hasil persilangan yang jauh berbeda dengan hasil
perbandingan Mendel disebut dengan penyimpangan Hukum Mendel. Tapi, keduanya tetap
termasuk dalam penyimpangan Hukum Mendel. Disebut penyimpangan semu dikarenakan
sebenarnya hukum mendel masih berlaku dalam pola pewarisan tersebut, namun terdapat
sedikit kelainan akibat sifat gen-gen yang unik.

3. Perhatikan rekonstruksi persilangan pertama!

a. Jelaskan tipe persilangan pada rekonstruksi persilangan tersebut (monohibrid, dihybrid,


atau yang lainnya)

Jawab : Pada rekontruksi persilangan pertama merupakan tipe persilangan monohybrid


dominan penuh dikarenakan pada persilangan tersebut terjadi antara dua inidividu dari
spesies yang sama dengan satu sifat beda dan menghasilkan pewarisan satu karakter
dengan dua sifat yang berbeda.

b. Berapakah rasio fenotip pada keturunan F2?

Jawab : Rasio fenotip pada keturunan F2 adalah 3 : 1 dimana 3 adalah sifat dominannya
yaitu mawar, dan 1 adalah sifat resesifnya yaitu tunggal.
c. Apakah pada persilangan tersebut terjadi persitiwa pemilihan dan pemisahan bebas
Mendel? Jelaskan alasan jawaban Saudara!

Jawab : Menurut saya terjadi peristiwa pemilihan dan pemisahan bebas sekaligus.

• Bukti pemisahan : saat pembentukan gamet, alel nya berpisah, Contohnya pada P1
yaitu mawar dengan alel (R,R) disilangkan dengan tunggal yang memiliki alel (r,r).
Masing - masing alel tersebut berpisah dan melakukan pemilihan secara bebas
sehingga membentuk F1 mawar (Rr). Jadi masing - masing alel tersebut berpasangan
dengan alel/gamet dari induk lain.

• Bukti pemasangan/pemilihan secara bebas : Misalnya dari persilangan antar F1 yang


menghasilkan F2 :

Pemasangan/ pemilihan bebas terjadi ketika masing masing gamet berpasangan


dengan gamet dari induk lain, Contohnya di tabel persilangan tersebut

Jadi, tiap tiap alel jantan akan berpasangan dengan alel betina

Misalnya: R dari F1 jantan bisa berpasangan dengan R dari F1 betina membentuk RR,
dan bisa juga berpasangan dengan r dari F1 betina, membentuk Rr. Jadi pemilihan
bebas sesuai saat mengisi di tabel persilangan itu.

d. Apakah postulat dominan-resesif Mendel juga terjadi pada persilangan ini? Berikan bukti
jawaban kalian!

Jawab: Postulat dominan-resesif Mendel juga terjadi pada persilangan ini, terbukti pada
rekonstruksi persilangan pertama dihasilkan genotip Rr dengan fenotipnya mawar dan
bukan tunggal. Hal tersebut terjadi karena dalam genotip tersebut terdapat salah satu alel
yang dominan berupa R dan fenotip akan mengikuti pada yang dominan. Jadi meski
genotipnya tidak sama persis dengan induk yang berupa RR, genotip Rr masih memiliki
alel dominan berupa R, sehingga fenotip yang dihasilkan sama seperti induk yaitu
mawar.
e. Jika jawaban kalian pada poin (c) adalah iya, tunjukkan pada bagian mana kejadian

Hukum Mendel pada rekronsruksi berikut ini berlangsung!

Jawaban:

Bagian yang menunjukkan Hukum Mendel pada rekonstruksi persilangan pertama


berlangsung, yaitu ditunjukkan dengan adanya persilangan dan hasil persilangannya oleh
induk atau generasi parental (P1) yang menghasilkan keturunan dari persilangan atau filial
(F1) berupa mawar. Hasil tersebut memperlihatkan seolah-olah sifat individu yang
dihasilkan hanya berasal dari salah satu induknya saja.
4. Perhatikan rekonstruksi persilangan kedua!

a. Jelaskan tipe persilangan pada rekonstruksi persilangan tersebut (monohibrid, dihybrid,


atau yang lainnya)

Jawab : Tipe persilangan pada rekonstruksi persilangan kedua adalah tipe persilangan
monohibrid, karena hanya melibatkan satu sifat beda.

b. Berapakah rasio fenotip pada keturunan F2?

Jawab: 3:1

c. Apakah pada persilangan tersebut terjadi persitiwa pemilihan dan pemisahan bebas
Mendel? Jelaskan alasan jawaban Saudara!

Jawab: Menurut saya terjadi peristiwa pemilihan dan pemasangan bebas sekaligus.

• Buktinya pemisahan, saat pembentukan gamet, alel nya berpisah, Contohnya di


persilangan F1 sama F1 membentuk F2:

F1 nya yang jantan genotip Rr, ada dua alel (R,r) nanti dari dua alel ini berpisah satu
sama lain, jadi 1 induk membentuk dua gamet yaitu R, sama r.

F1 nya yang betina fenotipnya juga Rr, juga punya dua alel (R, sama r), waktu
pembentukan gamet, masing masing alel memisah, jadi gamet dari induk betina juga
ada dua, R sama r.
• Bukti pemasangan/pemilihan secara bebas, Misalnya dari persilangan antar F1 yang
menghasilkan F2:

Tadi induk jantan F1 punya gamet R, sama r dan induk betina F1 juga punya gamet R
dan r. Pemasangan/ pemilihan bebas itu, jadi masing masing gamet berpasangan
dengan gamet dari induk lain, Contohnya di tabel persilangan tersebut

Jadi, tiap tiap alel jantan akan berpasangan dengan alel betina

Misalnya: R dari F1 jantan bisa berpasangan dengan R dari F1 betina membentuk RR,
dan bisa juga berpasangan dengan r dari F1 betina, membentuk Rr. Jadi pemilihan
bebas sesuai saat mengisi di tabel persilangan itu.

d. Apakah postulat dominan-resesif Mendel juga terjadi pada persilangan ini? Berikan bukti
jawaban kalian!

Jawab: Buktinya Rr fenotipnya mawar, bukan tunggal. Jadi kalau punya genotip yang
salah satu alel nya dominan, nanti mengikut induknya yang dominan, jadi meskipun dia
Rr (fenotipnya nggak sama persis dengan induknya yang RR), dia masih punya alel
dominan R yang menyebabkan dia punya fenotip sama dengan induknya yang dominan,
yaitu mawar.

e. Jika jawaban kalian pada poin (c) adalah iya, tunjukkan pada bagian mana kejadian
Hukum Mendel pada rekronsruksi berikut ini berlangsung!
Jawab : Hukum Mendel terjadi pada rekonsruksi tersebut. Kedua induk galur murni ini
dikenal dengan istilah generasi parental (P). Seluruh keturunan dari hasil persilangan
tersebut, dikenal dengan filiall (Fl) memiliki mawar. Fenotip Fl menunjukkan seolah-
olah sifat dari individu hanya berasal dari salah satu induknya saja.

5. Perhatikan rekonstruksi persilangan ketiga!

a. Pada persilangan ini, genotip kacang adalah PPrr dan genotip mawar adalah ppRR.
Berdasarkan genotip tersebut, tentukan tipe persilangan pada rekonstruksi persilangan
tersebut (monohibrid, dihybrid, atau yang lainnya)! Berilah penjelasan jawaban kalian!

Jawab : Berdasarkan genotip tersebut, tipe persilangan pada rekonstruksi persilangan


tersebut adalah dihybrid karena melibatkan dua sifat beda.

b. Berapakah rasio fenotip pada keturunan F2?

Jawab : Dari turunan F2 terdapat 16 kemungkinan kombinasi turunan.


Perbandingan turunan
yang diperoleh pada F2 adalah = 9:3:3:1. Perbandingan ini dapat ditulis
dengan cara lain, yaitu 9/16 : 3/16 : 3/16 : 1/16.

c. Apakah pada persilangan tersebut terjadi persitiwa pemilihan dan pemisahan bebas
Mendel? Jelaskan alasan jawaban Saudara!
Jawab: Iya, pada persilangan tersebut terjadi peristiwa pemilihan dan pemisahan bebas
Mendel. Peristiwa pemilihan Mendel dapat dikatakan terjadi jika terdapat alel-alel dari
gen yang berbeda berkumpul secara independen satu sama lain selama pembentukan
gamet. Pemisahan bebas dapat dikatakan terjadi apabila kedua faktor gen pada tiap ciri
tidak bercampur dengan cara apapun tetapi tetap berdiri sendiri selama hidupnya dan
memisah saat pembentukan gamet sehingga separuh gamet mengandung satu gen
sedangkan separuhnya lagi mengandung gen lainnya.

d. Apakah postulat dominan-resesif Mendel juga terjadi pada persilangan ini? Berikan bukti
jawaban kalian!

Jawab: Iya, karena P memiliki sifat lebih dominan daripada p, R memiliki sifat lebih
dominan daripada r, P dan R sama-sama memiliki sifat dominan sehingga saat P dan R
bersatu menjadi biji

e. Jika jawaban kalian pada poin (c) adalah iya, tunjukkan pada bagian mana kejadian
Hukum Mendel pada rekronsruksi berikut ini berlangsung!

Jawab: Peristiwa pemilihan terjadi pada saat PpRr terbentuk. Peristiwa pemisahan bebas terjadi pada
saat PPrr diurai menjadi Pr dan ppRR diuraikan menjadi pR

Kasus 2

Pada buku-buku siswa SMP maupun SMA, pada topik Pewarisan Sifat, kita akan menjumpai
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak berpasangan dengan gen
dominan lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi
(kriptos). Contoh kasus kriptomeri terdapat pada persilangan bunga Linaria maroccana. Bunga
Linaria maroccana memiliki 4 gen, yaitu:

A = terbentuk pigmen antosianin

a = tidak terbentuk pigmen antosianin B


= protoplasma basa
b = protoplasma asam

Persilangan antara L. maroaccana bunga merah dan L. maroaccana bunga putih ditunjukkan pada
rekonstruksi persilangan di bawah ini!

Pertanyaan:

a. Pada persilangan ini, genotip L. maroaccana bunga merah adalah AAbb dan genotip L.
maroaccana bunga putih adalah aaBB. Berdasarkan genotip tersebut, tentukan tipe persilangan
pada rekonstruksi persilangan tersebut (monohibrid, dihybrid, atau yang lainnya)! Berilah
penjelasan jawaban kalian!

Jawab: Berdasarkan genotip L. maroaccana bunga merah adalah AAbb dan genotip L.
maroaccana bunga putih adalah aaBB, dapat ditentukan bahwa tipe persilangan pada
rekonstruksi persilangan tersebut merupakan monohibrid. Hal tersebut karena pada persilangan
monohibrid yang diperhatikan adalah satu sifat beda saja, seperti pada genotip L. maroaccana
bunga merah adalah AAbb dan genotip L. maroaccana bunga putih adalah aaBB yang memiliki
satu sifat yaitu sifat warna. Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena pada
saat pembentukan gamet kedua (G2), gen di dalam alel yang sebelumnya berpasangan akan
mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel anak (gamet). Secara bebas di sini
maksudnya adalah pemisahan kedua gen tersebut tidak dipengaruhi atau mempengaruhi
pasangan gen yang lainnya. Persilangan monohibrid dengan satu sifat beda yang menunjukkan
sifat dominansi yang muncul secara penuh dan sifat dominansi yang tidak muncul secara penuh
(intermediet).

b. Apakah kalian setuju bahwa fenomena kriptomeri menyimpang dari hukum Mendel? Berikan
bukti yang mendukung jawaban kalian berdasarkan gambar yang disajikan!

Jawab: Saya setuju bahwa fenomena kriptomeri menyimpang dari hukum Mendel, karena
tidak semua pesilangan dapat menghasilkan rasio atau perbandingan fenotip yang sesuai
dengan hukum Mendel. ada beberapa kasus persilangan dihasilkan rasio fenotip yang
menyimpang dari Hukum tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa gen dengan alel yang
berbeda yang saling memengaruhi pada saat pembentukan fenotip. Meskipun demikian, aturan
dasar pada Hukum Mendel tetap berlaku pada penentuan genotipenya, artinya penyimpangan
rasio fenotip ini sebenarnya adalah modifikasi dari rasio fenotip Hukum Mendel yang biasa,
sehingga hasil rasio fenotipnya dapat dikatakan sebagai penyimpangan semu Hukum Mendel.
c. Jika jawaban kalian pada poin (b) adalah “ya”, tentukan dimana letak penyimpangannya atau
pada postulat yang mana fenomena kriptomeri ini dikatakan menyimpang dari Hukum Mendel!

Jawab: Letak penyimpangan pada fenomena kriptomeri yang tidak sesuai dengan hukum
Mendel atau dapat dikatakan sebagai penyimpangan hukum Mendel adalah karena adanya
perubahan rasio fenotif, sedangkan rasio genotipnya tetap sesuai dengan hukum Mendel.

(pertanyaan d, e, dan f tidak perlu kalian jawab apabila kalian setuju dengan pertanyaan pada
poin b dan c)

d. Apakah pada persilangan tersebut terjadi persitiwa pemilihan dan pemisahan bebas Mendel?
Jelaskan alasan jawaban Saudara!

e. Apakah postulat dominan-resesif Mendel juga terjadi pada persilangan ini? Berikan bukti
jawaban kalian!

f. Jika jawaban kalian pada poin (c) adalah iya, tunjukkan pada bagian mana kejadian Hukum
Mendel pada rekronsruksi berikut ini berlangsung?
Sumber: https://www.ruangguru.com/blog/biologi-kelas-12-penyimpangan-semu-hukum-mendel
Kasus 3

Pada topik penyimpangan Hukum Mendel, pada beberapa referensi buku siswa (SMP/SMA),
kalian juga akan menemukan fenomena Polimeri dengan penjelasan sebagai berikut. Polimeri
adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Jadi, gen-gen tersebut
saling berinteraksi untuk mempengaruhi dan menghasilkan keturunan yang sama. Contohnya
adalah gandum berbiji merah yang memiliki dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga apabila kedua
gen tersebut bertemu maka ekspresi warna akan semakin kuat. Perhatikan rekonstruksi persilangan
berikut ini!

Pertanyaan:
a. Pada persilangan di atas, tentukan tipe persilangan pada rekonstruksi persilangan tersebut
(monohibrid, dihybrid, atau yang lainnya)! Berilah penjelasan jawaban kalian!

Jawab: Persilangan diatas merupakan mohohibrid yang berarti memiliki hanya 1 sifat kriteria
yang di berikan yakni warna. Apabila diberikan 2 kriteria sifat misalnya warna dan bentuk
maka persilangannya dihibrid

b. Apakah kalian setuju bahwa fenomena polimeri menyimpang dari hukum Mendel? Berikan
bukti yang mendukung jawaban kalian berdasarkan gambar yang disajikan!

Jawab:

Ya setuju, Namun penyimpangannya hanya semu karena hanya nampak pada permukaan saja.
Pada sejatinya apabila dilihat lebih dalam dia masih mengikuti hukum mendel, terlihat bahawa
warna merah pada biji gandum yang ditemukan oleh dua gen yaitu M1 dan M2 sehingga
apabila kedua gen tersebut bertemu maka ekspresi warna merahnya akan semakin kuat.
c. Jika jawaban kalian pada poin (b) adalah “ya”, tentukan dimana letak penyimpangannya atau
pada postulat yang mana fenomena kriptomeri ini dikatakan menyimpang dari Hukum Mendel!

Jawab:

Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap b. gen A mengandung pigment
antosianin, gen a tidak mengandung gen antosianin, gen B lingkungan basa, dan gen B.
lingkungan asam. Warna merah yang dihasilkan dari pigment antosianin dalam lingkungan
asam,sehingga bunga yang berwarna merah disimbolkan dengan M1M1m2m2/M1m1m2m2.
Jika di dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin, maka akan terbentuk warna putih tanpa
adanya pengaruh dari lingkungan, sehingga bunga yang berwarna putih disimbolkan dengan
m1m1M2M2/m1m1M2m2/m1m1m2m2.Ketika bunga warna merah (M1M1m2m2) dan
bunga warna putih (m1m1M2M2) disilangkan, gen dominan A tidak bertemu dengan gen
dominan A yang lain, begitu juga dengan gen dominan B. Akibatnya, sifat gen dominan
tersebut akan tersembunyi dan F1 Menghasilkan warna ungu.Tidak,kalau warna ungu ini
berasal dari pigment antosianin yang berada pada lingkungan yang bersifat basa

(pertanyaan d, e, dan f tidak perlu kalian jawab apabila kalian setuju dengan pertanyaan pada
poin b dan c)

d. Apakah pada persilangan tersebut terjadi persitiwa pemilihan dan pemisahan bebas Mendel?
Jelaskan alasan jawaban Saudara!

e. Apakah postulat dominan-resesif Mendel juga terjadi pada persilangan ini? Berikan bukti
jawaban kalian!

f. Jika jawaban kalian pada poin (c) adalah iya, tunjukkan pada bagian mana kejadian Hukum
Mendel pada rekronsruksi berikut ini berlangsung?

PIKIRKAN!
1. Apa yang mengalami peristiwa pemisahan dan pemilihan bebas?

Jawab:

Yang mengalami peristiwa pemisahan adalah gen di dalam alel, dan yang mengalami pemilihan
bebas adalah gen di dalam gamet.

2. Kapan berlangsungnya peristiwa pemisahan dan pilihan bebas Mendel?

Jawab:

Peristiwa pemisahan terjadi pada proses anafase, sedangkan peristiwa pemilihan bebas terjadi pada
proses profase akhir (crossing over) dan anafase (berjajar bebas di equator).

3. Dimana berlangsungnya peristiwa pemisahan dan pilihan bebas Mendel?

Jawab :

Peristiwa hukum pemisahan dan pilihan bebas Mendel berlangsung dalam proses pembelahan
meiosis. Peristiwa hukum pemisahan dan pilihan bebas Mendel terjadi dikalangan makhluk hidup
haploid (seluler prokariotik) tidak pernah mengalami peristiwa pemisahan dan pilihan bebas
Mendel, sekalipun berbiak secara seksual. Pada makhluk hidup seluler triploid, tetaploid atau
poliploid umumnya yang berbiak secara seksual tidak berlangsung tepat sebagaimana hukum
pemisahan Mendel dan hukum pilihan bebas Mendel. Dengan demikina makhluk hidup diploid
yang berkembangbiak secara seksual akan mengalami peristiwa pemisahan Mendel dan pilihan
bebas Mendel. Tempat berlangsungnya hukum Mendel I dan II dari tubuh makhluk hidiup diploid
yang berkembangbiak secara seksual adalah organ reproduksi jantan dan betina.

4. Apa dampak dari peristiwa pemisahan dan pilihan bebas Mendel?

Jawab :

Akan terbentuk keturunan yang mewarisi sifat induknya.

5. Apakah seluruh organisme mengalami peristiwa pemisahan dan pilihan bebas Mendel?
Jawaban: Tidak semua organisme mengalami peristiwa pemisahan bebas dan pilihan bebas
Mendell. Hal tersebut dikarenakan Hukum Mendell hanya berlaku pada makhluk hidup yang
berkembangbiak dengan cara kawin.

6. a. Apa yang dimaksud dengan peristiwa pemisahan bebas Mendel?

Jawaban: Peristiwa pemisahan bebas Mendel adalah Hukum Mendel I, dimana pada saat
peristiwa pemisahan bebas, gen memisah secara bebas pada tahap anafase.

b. Apa yang dimaksud dengan peristiwa pilihan bebas Mendel?

Jawaban: Peristiwa pilihan bebas Mendel adalah Hukum Mendel II, dimana gen-gen yang
terdapat pada kromosom ditentukan secara bebas pada tahap profase akhir pada saat crossing
over dan anafase awal ketika berjajar bebas di equator.

7. Pada individu heterozigot, alel dominan mampu mengkode suatu sifat atau karakter tertentu,

sementara alel resesif tidak memunculkan sifat/karakter yang dikodenya. Jelaskan ekspresi kerja
gen dominan dan gen resesif tersebut!

Jawab:

Ekspresi gen dominan selalu menutupi ekspresi gen lainnya, sehingga sifat atau karakter yang
dibawanya diekspresikan kepada keturunannya. Sedangkan ekspresi gen pada alel resesif selalu
ditutupi oleh ekspresi gen lainnya karena gen resesif bersifat lemah. Namun, apabila gen resesif
berpasangan dengan sesama gen resesif, maka sifat yang dibawanya dapat diekspresikan. gen
dominan (diberi simbol huruf kapital) hanya bisa muncul sebagai sifat yang nampak. sedangkan
gen resesif (diberi simbol huruf kecil) bisa muncul sebagai sifat yang nampak apabila berpasangan
dengan gen resesif yang lainnya. Oleh karena itu, genotip “AA” atau “Aa” akan muncul sebagai
alel “A”. Sementara alel “aa” hanya muncul jika genotipnya “aa”. Anggota dari sepasang gen yang
memiliki pengaruh berlawanan disebut alel. Individu yang memiliki alel sama (misal AA atau aa)
disebut dengan homozigot. Sedangkan individu yang genotip terdiri dari pasangan alel yang tidak
sama (misal Aa) disebut dengan heterozigot.
8. Kemukakan pendapat kalian mengenai beberapa pernyataan berikut ini:

a. Hukum Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada tanaman ercis.

Jawab: Tidak. Tanaman ercis merupakan tanaman pertama yang digunakan penelitian oleh
Gregor Mendel tentang pewarisan sifat yaitu persilangan tanaman ercis. Namun, bukan berarti
Hukum Mendel hanya berlaku pada tanaman ercis saja merupakan hukum mengenai pewarisan
sifat pada organisme.

b. Hukum Mendel I adalah hukum mengenai persilangan satu sifat beda (monohibrid).

Jawab : Tidak. Persilangan monohibrid dan dihibrid semuanya berhubungan dengan Hukum
Mendel. Namun tidak spesifik menunjukkan bahwa Hukum Mendel I itu mengenai persilangan
monohibrid (satu sifat beda). Baik persilangan monohibrid maupun dihibrid terjadi Hukum
Mendel I dan II. Hukum Mendel terjadi saat pembelahan meiosis, sehingga semua makhluk
hidup yang berkembang biak secara seksual akan mengalami Hukum Mendel I dan II .

c. Hukum Mendel I adalah hukum mengenai persilangan yang menghasilkan rasio fenotip F2
3:1.

Jawab:

Menurut pendapat saya, Hukum Mendel I adalah hukum mengenai persilangan yang
menghasilkan rasio fenotip F2 3:1. Hal ini merupakan persilangan monohibrid dengan satu
sifat beda yang menunjukkan sifat dominansi penuh. Dimana persilangan jenis ini terjadi
apabila sifat gen yang satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya
sifat gen yang lebih kuat akan menutupi sifat gen yang lemah. Dalam hal ini, sifat gen yang
kuat disebut gen dominan sedangkan sifat gen yang lemah disebut gen resesif.

Persilangan monohibrid dengan sifat dominansi penuh berdasarkan Hukum Mendel I yang
menghasilkan rasio fenotip F2 3:1 dapat dilihat sebagai berikut :

P2 = MM (Bunga Merah) × mm (Bunga Putih)

G1 = M→m
F1 = Mm

P2 = Mm (Bunga Merah) × Mm (Bunga Merah)

G2 = M→M ; M→m ; M→m ; m→m

Dimana pada G2 ini berlaku Hukum Mendel I karena M dan m berpisah secara bebas dalam
pembentukan gamet.

F2 = MM (Bunga merah), Mm (Bunga merah), Mm (Bunga merah), mm (Bunga putih)

Sehingga diperoleh rasio fenotip F2 3:1 yaitu 3 Bunga merah dan 1 Bunga putih.

d. Hukum Mendel I adalah hukum mengenai persilangan yang menghasilkan rasio fenotip F2
9:3:3:1

Jawab:

Menurut beberapa referensi yang saya baca mengenai Hukum Mendel I, dan seperti yang saya
jelaskan pada soal sebelumnya, untuk Hukum Mendel I, membahas mengenai persilangan
monohibrid yang mana membahas mengenai persilangan yang berfokus pada satu sifat saja,
apabila pada tanaman dapat berupa bentuk biji, tinggi tanaman, warna bunga dan lainnya.
Sehingga untuk Hukum Mendel I ini untuk keturunan kedua atau filial 2 didapatkan rasio
fenotip F2 3:1 bukan F2 9:3:3:1. Karena pada Hukum Mendel I hanya berfokus hanya pada
satu sifat yang berbeda saja.

e. Hukum Mendel II adalah hukum mengenai persilangan dua sifat beda (dihibrid)

Jawab:

Menurut beberapa sumber yang saya baca, Hukum Mendel II atau asortasi bebas membahas
mengenai persilangan dengan rasio fenotip F2 9:3:3:1. Bunyi dari Hukum Mendel II ialah
“Pasangan alel dari gen yang berbeda bisa berpasangan secara bebas selama pembentukan
gamet”. Asortasi dapat diartikan sebagai pasangan, sehingga pada Hukum Mendel II
membahas mengenai persilangan yang membahas mengenai 2 sifat yang berbeda (dihibrid).
Contoh dari persilangan dihibrid ialah persilangan yang terjadi antara dua kacang encis.
Misalkan pada kacang encis yang pertama memiliki buji bulat dan berwarna kuning,sedangkan
untuk kacang encis yang kedua memiliki biji kisut dan berwarna hijau. Pada persilangan
pertama didapatkan hasil Filial 1 (F1) ialah encis bulat kuning. Lalu antara hasil F1 disilangkan
dengan F1 maka akan didapatkan hasil untuk perbandingan rasionya ialah 9:3:3:1 yaitu 9 untuk
encis nulat kuning, 3 untuk encis bulat hijau, 3 untuk encis kriput kuning, dan 1 untuk encis
kriput hijau. Untuk lebih jelasnya dapat mengamati gambar dibawah. Dari gambar dibawah ini
membuktikan bahwa untuk Hukum Mendel II membahas mengenai persilangan yang terjadi
pada suatu makhluk hidup yang membahas mengenai 2 sifat yang berbeda.
9. Peristiwa Kriptomeri dan Polimeri pada beberapa referensi buku siswa dikatakan sebagai salah
satu fenomena penyimpangan hukum Mendel.

a. Berikan pendapat kalian mengenai pernyataan tersebut!

Jawab:

Kriptomeri merupakan peristiwa tersembunyinya suatu gen dominan apabila tidak


berpasangan dengan gen dominan lainnya, sehingga saat gen dominan ini berdiri sendiri, maka
sifat dari gen dominan ini akan tersembunyi. Sedangkan polimeri merupakan interaksi antar
gen-gen yang memiliki alel berbeda dan memunculkan satu fenotip baru yang bersifat
kumulatif atau saling menambah. Kedua peristiwa tersebut dalam beberapa buku referensi
siswa dikatakan sebagai fenomena penyimpangan hukum Mendel karena pada umumnya gen
dominan akan tetap memunculkan sifat dominan di tubuh makhluk hidup, namun pada
peristiwa kriptomeri gen dominan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat
menghasilkan sifat berbeda, misalnya pada bunga Linaria maroccana, dimana pada bunga ini
gen penentu pigmen dipengaruhi oleh gen penentu PH protoplasma, sehingga variasi warna
yang terbentuk adalah merah, ungu, dan putih yang bergantung pada variasi fenotipnya. Pada
peristiwa polimeri, gen dominan akan tetap memunculkan sifat dominannya, namun sifat ini
dipengaruhi oleh fenotip gen dominan itu sendiri, misalnya pada persilangan biji gandum,
dimana gen penentu warna gandum berasal dari gen dominannya, sehingga gandum yang
memiliki gen dominan akan tetap menghasilkan warna merah, namun warna merahnya
bervariasi bergantung pada variasi fenotipnya.

Menurut pendapat saya, seharusnya peristiwa kriptomeri dan polimeri bukanlah bentuk
penyimpangan hukum Mendel. Hal ini dikarenakan dalam hukum Mendel membahas tentang
pemisahan dan pemilihan bebas kromosom, sehingga ada banyak kemungkinan sifat yang bisa
terbentuk tergantung pada gen-gen yang dibawa oleh kromosom saat melakukan pemisahan
serta pemilihan bebas. Dalam peristiwa ini, sering dikatakan sebagai penyimpangan karena
adanya ketidaksesuaian dengan rasio yang seharusnya, ketidaksesuaian ini terjadi karena gen
dominan melakukan pemisahan dan pemilihan secara bebas sehingga menghasilkan sifat-sifat
yang baru.

b. Jika memang benar bahwa Kriptomeri merupakan peristiwa penyimpangan Hukum Mendel,
berikan penjelasan ilmiah terkait variasi fenotip yang muncul pada generasi kedua (F2)!

Jawab:

Menurut pendapat saya, kriptomeri bukanlah penyimpangan hukum Mendel, hanya saja
fenotip yang dihasilkan itu tidak sesuai dengan rasio yang biasanya muncul pada persilangan.
Dalam kriptomeri, rasio fenotip generasi kedua yang muncul adalah 3 : 9 : 4, dimana rasio itu
bisa muncul berdasarkan sifat yang muncul dalam diri makhluk hidup. Misalnya pada bunga
Linaria maroccana, saat gen dominan bertemu dengan gen resesif maka dihasilkan bunga
berwarna merah, saat gen dominan bertemu dengan gen dominan maka dihasilkan bunga
berwarna ungu, dan saat gen resesif bertemu dengan gen resesif maka dihasilkan bunga
berwarna putih.

10. Cermati beberapa buku siswa berikut ini beserta penggalan sub-topik kajiannya mengenai
Pewarisan Mendel!
Buku siswa Sub-topik / kajian mengenai Pewarisan
Mendel!

(...penggalan buku di halaman 61)


Bilamana kelak Saudara menjadi guru di jenjang SMP atau SMA dan Saudara diberi 3 buku
tersebut sebagai referensi untuk mengajar, bagaimana penyikapan yang akan kalian berikan?
Kemukakan alasan jawaban kalian!

Jawab: penyikapan yang akan saya lakukan terhadap adanya buku tersebut adalah dengan tetap
menjelaskan materi yang ada di dalamnya, tetapi sebelum itu saya akan mencoba menjelaskan
kepada anak didik saya untuk memahami lebih dalam mengenai persilangan dan Hukum Mendel
agar nantinya mereka memahami bahwa sebenarnya tidak ada penyimpangan melainkan hanya
terdapat beberapa perbedaan dalam hasil persilangan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai