Disusun Oleh :
NIM : 205090100111045
(Pierce, 2016)
Gambar 1. Fenomena epistasis dominan ada persilangan labu
Pada persilangan tersebut perbandingan yang dihasilkan
yaitu 12 : 3 : 1 (putih : kuning : hijau). Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa sifat warna kulit buah labu ditentukan oleh 2
alel berbeda yakni seperti pada pesilangan dihibrid hukum Mendel.
Akan tetapi, perbandingan fenotip keturunanan F2 tidak lagi 9 : 3 : 3
: 1 (Effendi, 2018).
Snapdragon (Antirrhinum majus) di Indonesia dikenal
dengan nama Mulut Naga karena bunganya menyerupai kepala naga.
Bunga Snapdragon mempunyai aneka warna putih, kuning, orange,
pink, merah tua. yang cantik pada saat mekar. Akan tetapi, kondisi
ini berbeda ketika bunga Snapdragon telah mati yang mana bunga ini
akan berubah bentuk seperti tulang kepala manusia (Widyastuti,
2018). Peristiwa epistasis juga terjadi pada warna penyusun mahkota
bunga. Alel dorninan B pada gen kedua rnengakibatkan pH
sitoplasrna basa sementara alel resesif b dari gen tersebut
rnengakibatkan pH sitoplasrna asam. Antosianin memiliki warna
ungu pada pH basa dan rnerah pada pH asarn. Bunga baru akan
berwarna pada saat antosianin terbentuk yakni ketika turnbuhan
rnernpunyai alel dorninan A pada gen pertarna. Jika tanarnan
hornozigot resesif (aa) pada gen pertama rnaka turnbuhan tidak bisa
rnensintesis antosianin oleh karenanya, bunga akan berwarna putih.
Pewarisan warna bunga ini rnenampilkan adanya peristiwa epistasis
resesif, sebab pada fenotip aaB- bunga berwarna putih yang berarti
aiel resesif dari gen pertarna rnenutupi ekspresi aiel dorninan dari
gen kedua (Gambar 2.) (Artadana & Safitri, 2018).
(Panawala, 2017)
Gambar 4. Punnet square test cross
Diagram di atas menggambarkan Punnett Square dari uji
silang yang dilakukan untuk warna polong tanaman kacang polong.
Alel dominan untuk warna polong didominasi oleh Y sedangkan
resesif didominasi oleh y. Di sini, kuning adalah warna dominan
polong sedangkan hijau adalah warna polong resesif. Kombinasi alel
dari homolog dominan adalah YY, menunjukkan polong warna
kuning. Yy adalah kombinasi alel heterozigot, menunjukkan polong
warna kuning. Kombinasi alel resesif homozigot adalah yy,
menunjukkan polong berwarna hijau (Panawala, 2017).
1.2 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum genetika yang berjudul
“Genetic Analysis Of Flower Colour In Snapdragon” ini yaitu
sebagai berikut.
1. Memahami prinsip epistasis dan hipostasis
2. Mengetahui strategi membuat uji silang untuk
mengidentifikasi genotipe dan fenotipe parental
3. Mengetahui cara menentukan keterkaitan antar genotipe
1.3 Manfaat
Manfaat dari dilakukannya praktikum genetika yang berjudul
“Genetic Analysis Of Flower Colour In Snapdragon” ini adalah agar
praktikan mengetahui adanya epistasis dan hipostasis yang terjadi
pada hewan dan tumbuhan yang mana menyimpang dari hukum
pewarisan Mendel. Selain itu, praktikum ini juga bermanfaat agar uji
silang dapat dilakukan dengan baik oleh praktikan sehingga dapat
diketahui genotip dari parental dan F1 sesama persilangannya.
BAB II
METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum genetika yang berjudul “Genetic Analysis Of
Flower Colour In Snapdragon” dilaksanakan pada hari Jum’at, 22
Oktober 2021 pada pukul 15.00-selesai. Tempat dilaksanakannya
praktikum yaitu di Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Brawijaya, Malang.
Genotipe Fenotipe
Inc+ inc+ eos+ eos+ sulf+ sulf+ Magenta
Inc+ inc+ eos+ eos+sulf sulf Carmine
Inc+ inc+ eos eos sulf+ sulf+ Pink
Inc+ inc+ eos eos sulf sulf Bronze
Inc inc eos+ eos+ sulf+ sulf+ Ivory
Inc inc eos eos sulf+ sulf+ Ivory
Inc inc eos+ eos+ sulf sulf Yellow
Inc inc eos eos sulf sulf Yellow
(Tavares, 2014)
Gambar 4. Fenotipe dari bunga snapdragon (Antirrhinum majus)
3.2 Testcross pada Bunga Snapdragon
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil
berupa data hasil persilangan antara dua genotip warna Bunga
Snapdragon yang diperoleh dari hasil persilangan beserta warna
bunga yang terbentuk atau muncul dan ditunjukkan pada tabel
dibawah (Tabel 2 dan 3).
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 5. Virtual Plots Bunga Snapdragon a). Warna Carmine, b).
Warna Bronze, c). Warna Magenta, dan d) Warna Pink
Berdasarkan data virtual plots diatas diketahui bahwasanya
persilangan Bunga Snapdragon berarna yellow dengan Bunga
Snapdragon berwarna bronze, akan menghasilkan warna bronze dan
carmine seperti pada gambar a dan b. Diperoleh hasil yang
ditunjukkan pada gambar a sebanyak 25 bunga Snapdragon yang
memiliki warna carmine dan gambar b menunjukkan 15 bunga
Snapdragon berwarna bronze. Sementara itu, pada persilangan
Bunga Snapdragon yang berwarna ivory dengan bunga Snapdragon
yang berwarna pink akan menghasilkan bunga Snapdragon yang
berwarna magenta dan pink yakni pada Gambar c dan d. Hasil yang
diperoleh pada gambar c menunjukkan hasil jumlah sebanyak 12
Bunga Snapdragon yang memiliki warna magenta dan pada gambar
d sebanyak 12 Bunga Snapdragon yang memiliki warna pink.
4.1 Kesimpulan
Epistasis didefinisikan sebagai menutupi dan hipostatis
berarti tertutupi. Pada kondisi epistasis, gen yang bersifat epistasis
tidak akan menutupi gen yang menjadi pasangannya, namun akan
menutupi gen lain yang bukan pasangannya. Snapdragon
(Antirrhinum majus) di Indonesia dikenal dengan nama Mulut Naga
karena bunganya menyerupai kepala naga. Terdapat gen-gen yang
mengkode warna pada Bunga Snapdragon. Gen-gen tersebut
diantaranya adalah niv, inc, eos, dan sulf. Gen yang memiliki sifat
resesif yang akan bersifat epistasi pada gen lainnya. Akibatnya, gen
lain tidak memunculkan warna dari gen tersebut. Adapun gen sulf
berperan penting dalam gen yang mengatur kepekatan warna yang
terbentuk atau muncul pada Bunga Snapdragon. Gen sulf pada bunga
ini adalah lokus utama yang memiliki pengaruh pada penyebaran
pigmen warna kuning aurone. Selain itu, adanya gen niv ini
berfungsi sebagai penghasil dan pendistribusian pigmen warna putih.
Gen Incolorata (inc) menghasilkan pigmen warna pink. Sementara
pada gen eos menghasilkan pigmen warna merah, biru dan ungu.
Persilangan antar dua fenotip warna yang berbeda pada Bunga
Snapdragon akan menghasilkan satu variasi warna. Apabila genotip
keduanya homozigot pada parentalnya, maka akan menghasilkan dua
atau lebih variasi apabila genotip parental yang heterozigot.
4.2 Saran
Sebaiknya pada saat pelaksanaan praktikum praktikan
diharapkan untuk lebih fokus dan menyimak dengan baik apa yang
dipresentasikan oleh asisten praktikum sehingga hasil yang diperoleh
berupa hasil yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA
(Effendi, 2020)
(Pierce, 2016)
(Effendi, 2020)
(Klug dkk., 2017)
(Widyastuti, 2018)
(Artadana & Safitri, 2018)
(Hayati, 2015)
(Panawala, 2017)
(Panawala, 2017)
(Ono & Nakayama, 2007)
(Tavares, 2014)
(Acquaah, 2007)