oleh
AGUSTIN WILUJENG
185090101111013
Kelompok 7
Normal Apel X X X X
Naga X X X X
Apel X X X X
Perokok Mangga X X X X
pasif
Naga X X X X
Apel X X X X
Suka
pedas Mangga X V X V
(Cowok) Naga X X X X
Apel X X X X
Flu Mangga X X X X
Naga X X X X
Mangga X X X X
Normal Apel X V X X
Naga X X X X
Dapat dilihat dari tabel diatas dapat diketahui bahwa indera
pengecap dan indera pembau memiliki hubungan dalam proses
merasakan sensasi makanan. Hal ini menunjukkan pada seluruh
probandus menunjukkan reaksi yang tak dapat mengenali bau makanan
saat hidung tertutup serta tak dapat merasakan sensasi rasa makanan
saat hidung tertutup. Saat hidung terbuka mayoritas probandus dapat
mencium bau makanan serta dapat merasakan sensasi rasa makanan
yang diuji cobakan. Menurut Pearce (2009), proses merasakan bahan
makanan oleh lidah sangat erat kaitannya dengan hidung dan saling
berhubungan, sehingga prosesnya diharuskan keduanya tidak terhalang
apapun agar berkerja optimal.
4.2.5 Mekanisme OFT dan ORT
OFT (Olfactory Fatigue Times) merupakan waktu untuk
mencapai batas kepekaan dalam mencium bau oleh manusia. Dengan
kata lain berupa waktu yang dibutuhkan masing-masing manusia untuk
mencium bau hingga tak tercium lagi oleh hidungnya. Mekanisme kerja
OFT yakni berupa rangsangan bau kepada hidung ke reseptornya yang
berada pada kemudian reseptor dari hidung akan menerima dan
mengelola untuk diterjemahkan ke otak. Hasil dari OFT dapat ditinjau
pada saat reseptor di hidung mulai mencapai batas kepekaannya akibat
kelelahan membau suatu sensasi benda secara terus-menerus. ORT
(Olfactory Recovery Times) memiliki proses kerja dimulai dari
reseptor-reseptor pada hidung bekerja dari titik awal/lemah untuk
membau suatu sensasi benda hingga kembali kepada kemampuan
normal reseptor dalam menerima dan mengolah rangsangan bau
(Pearce, 2009).
4.2.6 Perbedaan Kepekaan Indera Pembau dan Pengecap pada
Setiap Probandus
Pada uji coba perbedaan kepekaan indera pembau dan pengecap
pada setiap probandus menunjukkan bahwa terdapat hubungan erat
antara indera pembau dan pengecap. Kerjasama antara indera pengecap
dan indera pembau dapat diketahui dalam proses merasakan makanan
berupa rasa, tekstur, maupun aroma. Kedua indera tersebut tidak dapat
dipisahkan dalam prosesnya. Apabila salah satu indera mengalami
gangguan, maka proses hubungan antara keduanya ikut terganggu.
Oleh karena itu, terdapat perbedaan kepekaan masing-masing
dikarenakan faktor keleluasaan dari kedua indera itu untuk bekerja.
Kepekaan indera pembau dapat dihubungkan dengan faktor udara dan
kelembaban, dan kepekaan indera pengecap dapat dihunungkan dengan
faktor tekstur dan sifat bahan uji coba. Apabila salah satu indera
mengalmai gangguan sehingga secara otomatis dapat menurunkan
tingkat kepekaan dari indera itu sendiri (Thibodeau dan Kevin, 2012).
4.2.7 Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Kepekaan Indera
Pembau dan Pengecap
Menurut Thibodeau dan Kevin (2012), bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi kepekaan indera pengecap diantaranya yakni usia,
keadaaan dari reseptor pengecap, kemudian jenis makanan dan
minuman yang diuji cobakan kepada reseptor. Pada indera pembau
memiliki faktor kepekaan diantaranya yakni suhu lingkungan, serta
kondisi kesehatan dari reseptor pembau itu sendiri. Jenis makanan dan
minuman juga dapat memengaruhi kepekaan indera pembau meskipun
tidak secara langsung.
4.2.8 Kelainan Penyakit pada Indera Pembau dan Pengecap
Setiap bagian dari tubuh organisme pasti memiliki gangguan baik
dari dalam maupun luar organisme. Pada indera pembau dan pengecap
khususnya juga memiliki berbagai macam gangguan umum. Gangguan
tersebut diantaranya yakni penyakit yang sering diderita oleh mayoritas
manusia yakni sariawan. Sariawan merupakan gejala penyakit saat
tubuh kekurangan vitamin C, namun juga dapat disebabkan oleh luar
organisme misalkan virus dan kecelakaan mulut. Pada indera pembau
penyakit yang sering dialami oleh manusia yakni flu. Flu sendiri
merupakan penyakit umum dengan gejala tersumbatnya saluran hidung
dan seringkali disertai dengan munculnya cairan kental (ingus) akibat
berlebihannya produksi mukosa (Patton Gary, 2016).
4.2.9 Trubleshooting
Troubleshooting dari percobaan indera pembau dan indera
pengecap ini adalah saat berjalannya praktikum probandus tidak
mengikuti prosedur dan terkesan ngawur saat ditanya oleh asisten
dikarenakan kali pertama melakukan praktikum, namun hal ini tak
mengganggu percobaan secara langsung.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari uji coba yang dilakukan pada indera pembau
dan pengecap terhadap masing-masing probandus didapatkan hasil
bahwa lokasi reseptor rasa manis terdapat pada ujung lidah, rasa asin dan
asam bervariasi antara tepi depan dan tepi belakang lidah, rasa pahit
terdapat di pangkal lidah. Mungkin terdapat rasa tambahan yakni rasa
pedas dan enak yang mayoritas dapat dirasakan pada bagian tengah lidah.
Waktu sensasi pada masing-masing probandus cenderung bervariasi
sesuai kondisi probandus yang memengaruhi kepekaan dari reseptor
indera pembau dan pengecap. Dalam hal ini indera pembau dan indera
pengecap memiliki hubungan erat untuk merasakan makanan baik dalam
hal rasa, tekstur dan bahannya.
5.2 Saran
Praktikum telah berjalan dengan baik dan lancar.akan tetapi lebih
baik lagi jika para praktikan lebih tertib dalam hal mengantri bagian
sholat, sehingga tidak terjadi kesenjangan jumlah praktikan di dalam dan
di luar laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Bhandari. R., Riddiough. G., Lokan. J., Weinberg. L., Efthymiou. M.,
Nikfarjam. M. 2015. Somatostatinoma of the Minor Papilla
Treated by Local Excision in a Patient with Neurofibromatosis
Type 1. JOP.J Pancreas (Online). Vol: 16. Page: 81-84
Fox, S.I. 2008. Human Physiology Tenth Edition. McGraw-Hill. New
York
Irianto, K. 2012. Anatomi dan Fisiologi. Alfabeta. Bandung
Kato, Hiroto., Shimizu, Taiga. 2012. Tongue: Anatomy, Kinematics,
and Diseases. Nova Sciences Publishers. Tokyo
Ligaj. D. Kikut., Lorych. J. T. 2015. HOW TASTE WORKS: CELLS,
RECEPTORS AND GUSTATORY PERCEPTION. Cellular &
Molecular Biology Letters. Vol: 1. Page: 1-18
Patton, K.T. dan Gary, A.T.2016.Anatomy & Physiology 9th Edition.
Elsevier : New York
Pearce ,E.C.2009.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia
Pustaka Utama.Jakarta.
Thibodeau, G.A. dan Kevin, T.P.2012. Structure & Function of the
Body. Elsevier : New York.
Wu. C., Du, Ya-Wen., Huang, L., Galeczki, Y. B. S., Wiener, A. D.,
Naim, M., Niv. M. Y., Wang, Ping. 2017. Biomimetic Sensors
for the Senses: Towards Better Understanding of Taste and Odor
Sensation. MDPI Journal. Vol: 17. Page: 1-20
LAMPIRAN