BIOLOGI SEL
SOLUBILITAS LIPID PADA MEMBRAN
Aufaa Luthfi B.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Membran plasma adalah membran tipis yang mengelilingi sel hidup, bersifat larut
(soluble) dalam beberapa pelarut organik. Membran plasma terdiri dari lipid, protein dan
karbohidrat. Nilai koefisien partisi yang besar menunjukan lipofilisitas dari partikel-
partikel zat berpenetrasi. Nilai koefisien partisi tinggi dapat dengan mudah melewati
membran plasma. Tujuan praktikum ini adalah untuk membuktikan sifat membran
plasma dan untuk menentukan laju penetrasi berbagai pelarut organik seperti methanol,
ethanol, propanol dan buthanol. Praktikum dilakukan dengan diawali dengan
dipersiapkan alat dan bahan. Beet root dipotong dengan cork bor menghasilkan
potongan beet root silinder. Beet root silinder diiris tipis dengan mikrotom dan dibilas
dengan aquades. Potongan beet root tersebut diamati dibawah mikroskop perbesaran
40x. Pelarut organik ditambahkan dan waktu penetrasi dihitung. Hasil dari praktikum
yang diperoleh membuktikan bahwa membran plasma bersifat larut (soluble) dalam
pelarut organik (methanol, ethanol, propanol dan buthanol). Pelarut methanol
konsentrasi 22 M, 11 M, dan 5.5 M memiliki laju penetrasi berturut-turut sebesar 0.58
M/s, 0.149 M/s, dan 0.85 M/s. Pelarut ethanol konsentrasi 8.5 M, 4.25 M, dan 2.13 M
memiliki laju penetrasi berturut-turut sebesar 0.906 M/s, 0.152 M/s, dan 0.208 M/s.
Pelarut propanol konsentrasi 3 M, 1.5 M, dan 0.75 M memiliki laju penetrasi berturut-
turut sebesar 0.75 M/s, 0.239 M/s, dan 0.49 M/s. Pelarut buthanol konsentrasi 1.1 M,
0.55 M, dan 0.28 M memiliki laju penetrasi berturut-turut sebesar 0.33 M/s, 0.177 M/s,
dan 0.58 M/s.
Keywords: Koefisien Partisi, Laju Penetrasi, Membran Plasma, Pelarut Organik, Sel
LEMBAR PERNYATAAN
3) ?
1) 127
Methanol 1/2 x 11 2) 50 74 0.149
3) 45
1) 7.94
1/4 x 5.5 2) 9.8 6.41 0.85
3) 5.5
1) ?
Stok awal 8.5 2) ? 9.38 0.906
3) ?
1) 31.68
Ethanol 1/2 x 4.25 2) 24.38 27.96 0.152
3) 27.83
1) 10.99
1/4 x 2.13 2) 10.64 10.21 0.208
3) 9
1) ?
Stok awal 3 2) ? 4 0.75
3) ?
1) 7
Propanol 1/2 x 1.5 2) 6.8 6.26 0.239
3) 5
1) 5.4
1/4 x 0.75 2) 6.8 6.1 0.49
3) 6.2
Buthanol Stok awal 1.1 1) 3 3.3 0.33
2) 3
3) 4
1) 4
1/2 x 0.55 2) 2.69 3.11 0.177
3) 2.69
1) 3.68
1/4 x 0.28 2) 2.8 4.67 0.58
3) 7.52
A B
Gambar 4. (A) pigmen beet root sebelum diberikan pelarut methanol 5,5 M dan (B)
pigmen beet root sesudah diberi pelarut methanol 5,5 M.
(Collander, 2017).
Gambar 1. Koefisien partisi Komponen Organik
3.2.4 Troubleshooting
Laju penetrasi tidak dapat dibandingkan dan tidak adanya kolerasi antara
koefisien partisi dengan laju partisi dikarenakan konsentrasi pelarut organik yang
digunakan dalam praktikum berbeda-beda. Selain itu, setiap praktikan memiliki
persepsi nya masing-masing dalam mengamati pemudaran warna pigmen beet
root, akibatnya nilai laju penetrasi yang didapatkan berbeda.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
membran plasma adalah membran tipis yang mengelilingi sel hidup, berfungsi
sebagai gerbang transportasi keluar masuknya zat, reseptor terhadap rangsang
bagi sebuah sel, dan tempat berlangsungnya reaksi kimia. Membran plasma
bersifat impermeabel, semipermeabel dan permeabel. Membran plasma terdiri dari
fosfolipid, protein membran, glikolipid, glikoprotein, kolesterol dan sitoskeleton.
Membran plasma sel bersifat larut (soluble) dalam pelarut organik. Hal ini dibuktikan
dalam praktikum yaitu pada saat pigmen beet root memudar setelah diberikan
pelarut organik. Pada praktikum digunakan 4 pelarut organik dengan konsentrasi
dan laju penetrasi yang berbeda-bedadiantaranya, pelarut methanol 22 M, 11 M,
dan 5.5 M memiliki laju penetrasi berturut-turut sebesar 0.58 M/s, 0.149 M/s, dan
0.85 M/s. Pelarut ethanol 8.5 M, 4.25 M, dan 2.13 M memiliki laju penetrasi berturut-
turut sebesar 0.906 M/s, 0.152 M/s, dan 0.208 M/s. Pelarut propanol 3 M, 1.5 M,
dan 0.75 M memiliki laju penetrasi berturut-turut sebesar 0.75 M/s, 0.239 M/s, dan
0.49 M/s. Pelarut butanol 1.1 M, 0.55 M, dan 0.28 M memiliki laju penetrasi berturut-
turut sebesar 0.33 M/s, 0.177 M/s, dan 0.58 M/s. Laju penetrasi pelarut dalam
konsentrasi perdetik dapat menentukan tingkat kelarutan membran plasma
terhadap beberapa pelarut organik.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk memperbaiki praktikum selanjutnya adalah
diharapkan praktikan lebih berhati-hati dan teliti pada saat melakukan praktikum
agar hasil yang diperoleh maksimal. Diharapkan asisten praktikum memberikan
penjelasan yang detail sehingga persepsi seluruh praktikan dapat sama untuk
meminimalisir kesalahan pada pengamatan laju penetrasi serta diharapkan
praktikan tetap kondusif dalam melakukan percobaan agar efisiensi waktu dapat
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Pertanyaan:
3. Jelaskan apa yang terjadi bila membran plasma mengalami kerusakan karena
dedahan bahan toksik secara terus menerus?
Jawaban:
1. Membran plasma berperan dalam transportasi zat antara sel dan lingkungan.
Membran plasma mengontrol atau mengatur zat yang keluar masuk sel. Zat penting
(nutrisi) yang diserap dari lingkungan seperti O2, ion, mineral dan glukosa.
Sementara zat sisa yang dikeluarkan ke lingkungan sebagai metabolit sekunder
diantaranya CO2, ion, amonia dan mineral.
3. Membran plasma yang terdedah oleh senyawa toksik (racun) akan mengalami
peningkatan fluiditas. hal ini akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup sel,
dimana sel akan mengalami nekrosis, gangguan proses pertukaran zat nutrisi
penting dan komunikasi sel.