A. Pendahuluan
Pernahkah kita menyadari bahwa ada bagian
atau sifat tubuh kita yang mirip sekali dengan salah satu
atau kedua orang tua kita? Coba sebutkan! Adanya sifat-
sifat yang diturunkan pada makhluk hidup telah disadari
sejak lama. Seorang petani berusaha memilih bibit yang
baik agar memperoleh buah yang baik, seorang peternak
memilih hewan unggulan agar mendapat anakan yang
berkualitas. Demikian juga bagi manusia, setiap orang
tentu mendambakan pasangan yang “baik” agar menda-
patkan keturunan yang “baik” pula, seperti pepatah Jawa Gambar 1: Sifat Beda Tanaman Kapri
dalam memilih pasangan hidup: bibit, bebet, lan bobot.
Teori yang diduga paling “tua” dalam pewarisan Apa yang dilakukan Mendel dengan tanaman-ta-
sifat adalah teori pangenesis. Teori ini dikemukakan oleh naman kapri tersebut? Mula-mula tanaman yang sifatnya
Hippocrates (± 460 – 370 SM), seorang filsuf bangsa Yu- sama ia silangkan, berturut-turut hingga memperoleh ta-
nani kuno. Menurut teorinya, suatu partikel yang disebut naman yang hanya memiliki sifat tertentu, yang disebut
pangene bergerak dari setiap bagian tubuh menuju ke sel galur murni (pure breed). Persilangan dilakukan dengan
kelamin, dan bersama-sama mengatur sifat-sifat yang sangat hati-hati, sehingga serbuk sari yang sampai ke
diwariskan kepada individu keturunannya. putik hanyalah serbuk sari yang berasal dari bunga yang
Teori lain yang tak kalah menarik adalah teori ditentukan oleh Mendel.
campuran (bleeding), yang menyatakan bahwa sifat-sifat
yang diwariskan merupakan hasil peleburan sifat yang
dimiliki kedua induknya. Namun teori ini terbantahkan ka-
rena sifat yang muncul seringkali hanya memiliki kesama-
an dengan salah satu induknya.
Teori yang sezaman dengan kedua teori di atas
adalah teori darah, yang menyatakan bahwa proses
pewarisan sifat berlangsung melalui darah. Oleh karena
itu, kita sering mendengar ungkapan “darah Bangsawan”,
“darah Jepang”, dan seterusnya. Namun anggapan ini
runtuh ketika proses transfusi darah ditemukan. Seorang
anggota boyband Korea yang menerima transfusi darah
dari orang Negro Afrika tidak akan “berubah” menjadi mi-
rip orang Negro, bukan ? Demikian juga, seorang wanita
hamil yang menerima transfusi darah tidak akan mempe-
ngaruhi sifat anak yang dilahirkannya.
Gambar 2: Proses Percobaan Mendel
B. Hukum Mendel, Test Cross, dan Back Cross
Mula-mula, ia menyilangkan galur murni tanaman
Penjelasan yang lebih modern dan masuk akal
dengan pasangan sifat beda, misalnya tanaman bunga
tentang proses pewarisan sifat dimulai pada abad ke-19,
ungu dengan tanaman bunga putih, tanaman biji kuning
ketika Gregor Johann Mendel, seorang biarawan di
dengan tanaman biji hijau, tanaman tinggi dengan
Austria, melakukan percobaan persilangan di kebun biara.
tanaman pendek, dan sebagainya. Persilangan dilakukan
Ia menggunakan tanaman ercis/kapri (Pisum sativum)
puluhan bahkan ratusan kali hingga diperoleh hasil yang
karena tanaman ini mudah dikembangbiakkan, memiliki
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Mendel pulalah yang pertama kali memperkenal-
kan penulisan alel dengan menggunakan dua huruf kem-
bar, karena makhluk hidup memiliki sepasang gen. Lihat
gambar berikut:
Gambar 3: Hasil Percobaan Mendel Kacang ercis bunga ungu disilangkan dengan kacang er-
cis bunga putih, menghasilkan keturunan yang seluruh-
Dari data yang diperoleh dalam percobaan terse- nya berbunga ungu. Bila hasil persilangan ini disilangkan
but, Mendel mengemukakan beberapa hipotesis berikut: kembali dengan sesamanya, dihasilkan kacang ercis
berbunga ungu dan putih dalam perbandingan 3 : 1.
Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang
faktor keturunan (sekarang disebut gen). P1 : ><
Tiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk Gamet : ><
alternatif sesamanya, yang disebut alel. Dengan kata
lain, alel adalah gen yang terletak pada lokus sama F1 :
(seletak) pada kromosom homolog.
Individu menerima satu alel untuk setiap sifat dari P2 : F1 >< F1
masing-masing induknya. : ><
Bila sepasang alel mengkode sifat yang sama, maka Gamet :
alel tersebut bersifat homozigot. Bila pasangan alel F2 :
tersebut mengkode sifat yang berbeda, maka alel itu ><
bersifat heterozigot.
Dalam kondisi heterozigot, salah satu sifat akan mun-
cul dan sifat yang lainnya tidak muncul. Sifat yang
muncul disebut sifat dominan dan sifat yang tidak
muncul (tertutup) disebut sifat resesif. Sifat resesif Rasio Genotip:
hanya muncul dalam kondisi homozigot.
Sifat yang nampak (fenotip) pada organisme merupa- Rasio Fenotip:
kan perpaduan sifat yang diturunkan (genotip) dan
faktor lingkungan.
Mendel melanjutkan percobaannya dengan meli- Kacang ercis berbiji bulat warna kuning disilangkan
hat dua sifat beda, misalnya warna biji dan bentuk biji, dengan kacang ercis berbiji kisut warna hijau,
bentuk polong dan tinggi pohon, dan sebagainya. Dalam menghasilkan kacang ercis yang seluruhnya berbiji bulat
persilangan dua sifat beda (dihibrid) ini, hasil yang dipero- warna kuning. Jika kacang hasil penyerbukan ini
leh Mendel adalah sebagai berikut: melakukan penyerbukan sendiri, maka:
P1 : ><
Gamet : ><
F1 :
P2 : F1 >< F1
: ><
Gamet :
F2 :
><
Trihibrid 23 = 23 = 33 = (23)2 = 23 = 23 – 2 =
AaBbCc x
AaBbCc
Tetrahibrid
AaBbCcDd x
AaBbCcDd
n
Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa pola-pola 2. Bila guinea pig hitam bersifat heterozigot
pewarisan sifat pada tanaman kapri yang dikemukakan P : ><
oleh Mendel juga berlaku untuk tanaman maupun hewan Gamet :
lain, misal warna kulit anjing, tikus, dan sebagainya. F1 :
Sebuah permasalahan yang cukup menarik ada- ><
lah bila dimiliki individu dengan fenotipe bersifat dominan,
mungkinkah kita mengetahui apakah individu tersebut
memiliki genotipe homozigot atau heterozigot ? Untuk
menjawab permasalahan tersebut, kita dapat melakukan
uji silang (test cross), yakni mengawinkan individu yang Rasio Fenotip:
tidak diketahui genotipenya dengan induknya yang memi-
liki genotip homozigot resesif. Uji silang berbeda dengan
back cross, karena back cross adalah persilangan indivi- C. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
du hasil persilangan dengan salah satu induknya. Penemuan kembali makalah hasil percobaan
Untuk memahami proses uji silang, lengkapi Mendel mendorong para ahli untuk melakukan riset yang
diagram persilangan berikut! lebih mendalam tentang pola pewarisan sifat. Beberapa
kali penelitian memberikan hasil yang kelihatannya tidak
Pada guinea pig diketahui warna bulu hitam bersifat do- sesuai dengan perbandingan Mendel (3:1 untuk monohi-
minan, sedangkan warna bulu coklat bersifat resesif. Bila brid dan 9:3:3:1 untuk dihibrid), namun penelusuran lebih
seekor guinea pig berbulu hitam disilangkan dengan gui- jauh menunjukkan bahwa hasil itu tidaklah menyimpang,
nea pig berbulu coklat, akan diperoleh keturunan: sehingga disebut sebagai penyimpangan semu. Bentuk-
bentuk penyimpangan semu yang akan dipelajari adalah
1. Bila guinea pig hitam bersifat homozigot sifat intermediat, polimeri, kriptomeri, epistasis-hipostasis,
P : >< gen komplementer, gen dominan rangkap, dan lain-lain.
Gamet :
F1 : 1. Sifat Intermediat
>< Sifat intermediet adalah sifat antara, atau sifat
yang tidak menunjukkan dominan maupun resesif. Dalam
kondisi heterozigot, sifat yang nampak merupakan perpa-
Rasio fenotip: duan sifat “dominan” maupun “resesif. Isilah diagram
persilangan di bawah ini!
Bunga Mirabilis jalappa warna merah disilangkan dengan Gamet :
bunga warna putih, menghasilkan bunga berwarna merah F2 :
muda. Apabila bunga warna merah muda ini disilangkan ><
dengan sesamanya, didapat bunga merah, merah muda,
dan putih dengan rasio 1 : 2: 1. Diagram persilangan:
P1 : ><
Gamet : ><
F1 :
Rasio Fenotip:
5. Epistasis resesif ganda (Gen Komplementer) Disilangkan ayam berbulu putih dengan ayam berbulu
Penyimpangan ini pertama kali diteliti oleh W. putih (beda genotip) menghasilkan ayam berbulu putih.
Bateson dan R.C. Punnett. Pada kasus ini, sifat akan Jika ayam bulu putih ini disilangkan dengan sesamanya,
muncul bila terdapat dua buah gen dominan (yang tidak dihasilkan keturunan berupa ayam berbulu putih dan
sealel), sehingga disebut sebagai gen komplementer. ayam berbulu coklat dengan perbandingan 13 : 3.
Apabila salah satu atau kedua alel bersifat homozigot
resesif, sifat tersebut tidak akan muncul. P1 : ><
Gamet : ><
Pada siput air Physa heterostroha, persilangan dua siput
albino menghasilkan 100% siput normal. Apabila siput F1 :
normal ini dikawinkan sesamanya, dihasilkan siput
normal dan siput albino dengan rasio 9:7. P2 : F1 >< F1
: ><
Gamet :
F2 :
><
P1 : ><
Gamet : ><
F1 :
P2 : F1 >< F1
Rasio Fenotip:
: ><
Gamet :
F2 :
><
7. Duplikasi interaksi (Gen dominan rangkap)
Pada peristiwa duplikasi interaksi, kemunculan
sifat dikendalikan oleh dua gen dominan pada alel yang
berbeda. Fenotip individu dengan dua gen dominan ada-
lah gabungan dari kedua sifat gen dominan tersebut. Su-
paya lebih jelas, pelajari contoh di bawah ini.
Rasio Fenotip:
Rasio Fenotip:
Rasio Fenotip:
Warna kulit kelinci diatur oleh empat pasang alel a) Sistem ABO
dalam satu lokus, yakni: Sistem ini ditemukan oleh Karl Landsteiner. Pada
C: menyebabkan warna abu-abu cokelat, dan ujung sistem ABO, dikenal empat golongan darah, yakni A, B,
hitam (kelinci liar) AB, dan O (nol) yang dikode oleh tiga alel, IA, IB, dan i.
cch: menyebabkan warna abu-abu perak pada selu- Notasi i diambil dari kata “isohemaglutinogen”, karena
ruh tubuh (kelinci chinchilla). ketiga alel tersebut mengkode aglutinogen yang terdapat
ch: menyebabkan warna putih di seluruh tubuh kecu- dalam darah (heme).
ali pada telinga, hidung, kaki, dan ekor berwarna hi-
tam (kelinci Himalaya). Golongan Darah Genotip
c: menyebabkan warna putih pada seluruh tubuh (ke- A IAIA atau IAi
linci albino). B IBIB atau IBi
Diketahui bahwa terdapat urutan dominasi dari alel-alel AB IA IB
tersebut, yakni: 0 I
C > cch > ch > c
Tanda > menunjukkan sifat dominasi, sedangkan simbol Alel IA dan IB bersifat kodominan, keduanya dominan ter-
C berasal dari kata “color”. Dalam buku-buku teks berba- hadap alel i. Berdasarkan kesepakatan, penulisan yang
hasa Indonesia sering digunakan simbol W yang diambil dibenarkan adalah IAi dan bukan iIA. Beberapa buku
dari kata “warna”, yakni W > wk > wh > w. literatur menggunakan simbol I0 sebagai pengganti i.
Agar lebih memahami peristiwa pewarisan sifat Sebagai pendalaman, coba selesaikanlah soal di
warna kulit pada kelinci, kerjakanlah soal berikut ini! bawah ini!
Persilangan seekor kelinci jantan chinchilla dengan kelin- Seorang pria bergolongan darah A menikah dengan seo-
ci betina Himalaya menghasilkan anakan yang terdiri dari rang wanita bergolongan darah B. Apabila anak pertama
50% kelinci chinchilla, 25% kelinci Himalaya, dan 25% mereka bergolongan darah O, lengkapilah diagram persi-
kelinci albino. Tentukan genotip induk dan buatlah langan berikut dan tentukan peluang golongan darah
diagram persilangannya. anak-anak berikutnya.
P1 : >< Diego yang bergolongan darah NS menikah dengan Dora
Gamet : yang bergolongan darah MNs. Bila salah satu anak mere-
F1 : ka berolongan darah MNs, buatlah diagram persilangan
>< yang tepat dan tentukan peluang golongan darah anak-
anak lainnya !
P1 : ><
Gamet :
Rasio Fenotip: F1 :
><
b) Sistem MN
Sistem penggolongan darah MN ditemukan oleh
Landsteiner dan Levine (1927). Dalam penggolongan ini, Rasio Fenotip:
darah dibedakan atas keberadaan antigen M dan antigen
N sebagai golongan darah M, N, dan MN.
Pembentukan antigen-M dalam darah ditentukan
oleh alel LM, sedangkan pembentukan antigen-N oleh alel c) Sistem Rhesus
LN. Kedua alel tersebut bersifat kodominan, sehingga in- Faktor Rhesus (Rh) ditemukan oleh Landsteiner
dividu yang memiliki alel LM dan LN sekaligus akan bergo- dan Wiener (1940) sebagai antigen-Rh yang terdapat
longan darah MN. pada kera Maccaca rhesus. Orang yang darahnya meng-
gumpal terhadap anti-Rh dikatakan rhesus positif (Rh +),
Golongan Darah Alel sebaliknya orang yang darahnya tidak menggumpal ter-
M LM LM hadap anti-Rh dikatakan rhesus negatif (Rh -).
N LN LN Landsteiner dan Weiner mula-mula berpendapat
MN LM LN bahwa faktor Rh dikendalikan oleh sepasang alel R dan r
sebagai berikut:
Penelitian lebih lanjut di Sydney dan Inggris telah
menemukan adanya antigen lain dalam sekret cairan Golongan Darah Alel
(misalnya air mata, lendir hidung), yang disebut sekretor. Rh + RR atau Rr
Race dan Sanger (1947) menegaskan bahwa secretor Rh - Rr
tersebut ditentukan oleh alel S dan s yang letaknya dekat
dengan lokus golongan darah MN. Dengan demikian, Penyelidikan lanjut oleh Fisher menyatakan bah-
golongan darah MN sekarang diperluas menjadi MNs, wa golongan darah Rhesus dikendalikan oleh minimal
dengan ketentuan sebagai berikut. Perhatikan bahwa alel tiga pseudoalel yang berangkai sangat dekat, yakni D, d,
S bersifat dominan terhadap s. C, c, E, dan e. Bahkan dalam referensi tahun 1983, telah
ditambahkan alel baru F, f, V, dan v. Berdasarkan teori
Golongan Darah Alel Fisher (sebelum penambahan alel), penentuan genotip
MS LMS LMS
atau LMS LMs untuk faktor Rh adalah sebagai berikut:
Ms LMs LMs
NS LNS LNS atau LNS LNs Golongan Darah Alel
Ns LNs LNs Rh + Dce/dce, DCe/DCe, DCe/dce
MNS LMS LNS atau LMS LNs atau LMs LNS DcE/DcE, DCe/DcE, DCe/DCE
MNs LMs LNs Rh - dce/dce
Agar lebih memahami prinsip pewarisan golongan darah Kita juga dapat melakukan analisis pewarisan golongan
sistem MNS, lengkapilah diagram persilangan berikut ini! darah dengan ketiga sistem (MN, ABO, dan Rh) di atas,
misalnya sebagai berikut. Lengkapilah!
Seorang pria bergolongan darah B, M, Rh+ menikah Bagaimana dengan pasangan yang tidak disebut dalam
dengan seorang wanita bergolongan darah AB, MN, Rh-. tabel di atas, misalnya perempuan A dengan laki-laki B ?
Bila anak pertama mereka bergolongan darah A, M, Rh- Tentu saja perkawinan tersebut tidak kompatibel. Coba
maka tentukan kemungkinan golongan darah anak-anak jelaskan mengapa demikian!
mereka yang lain (gunakan sistem Rh Landsteiner). Dalam beberapa kasus, perkawinan inkompatibel
dapat menyebabkan kemandulan, kematian janin secara
P1 : >< misterius (umumnya sebelum sang ibu menyadari bahwa
Gamet : dirinya hamil), atau keguguran (abortus) spontan berkali-
F1 : kali. Meskipun demikian, peristiwa inkompatibilitas yang
>< lebih serius umumnya terjadi pada golongan darah Rh.
Seorang pria Rh+ yang menikah dengan wanita
Rh- dapat memiliki anak yang bergolongan darah Rh+.
Penelitian Chown (1954) membuktikan bahwa setelah
bayi Rh+ lahir, dalam darah ibu akan terbentuk zat anti-
Rh. Bila sang ibu mengalami kehamilan fetus Rh+ lagi,
maka zat anti-Rh dalam darah ibu akan menyerang
antigen-Rh pada fetus. Eritrosit fetus (Rh+) akan rusak
dan terjadi kelebihan zat bilirubin, yang menyebabkan
Rasio Fenotip: kulit bayi berwarna kuning dan bahkan kerusakan otak.
Dalam kondisi parah, penyakit yang disebut eritroblasto-
sis foetalis ini menyebabkan bayi lahir dalam keadaan
mati atau dapat hidup untuk beberapa hari saja.
P1 : ><
2. Lalat jantan bermata merah dan betina bermata putih Gamet :
P1 : >< F1 :
Gamet : ><
F1 :
><
Rasio Fenotip:
Rasio Fenotip:
Rasio Fenotip:
Pada lalat buah, diketahui gen C mengkode sayap nor- Pindah silang tunggal, bila pertukaran segmen hanya
mal, sementara alelnya c mengkode sayap keriput; gen S terjadi pada satu tempat.
mengkode thorax normal, sedangkan alelnya s menye-
babkan thorax bergaris. Tentukan rasio fenotip pada F2:
CS cs
1. Bila terjadi peristiwa berangkai cis ( )
CS cs
P1 : ><
Gamet :
F2 :
Gambar 15: Pindah silang ganda
Gamet : ><
F1 : Semakin besar nilai pindah silang, semakin jauh
jarak antara kedua gen tersebut dalam kromosom. Oleh
Ujisilang F1: >< karena itu, orang mulai membuat peta kromosom (chro-
mosomal mapping). Peta kromosom adalah gambar ske-
Gamet : ma sebuah kromosom dan lokus setiap gen yang terda-
pat pada kromosom tersebut. Satuan jarak gen pada peta
Hasil ujisilang: kromosom adalah 1 unit peta = 1% pindah silang = 1 cM.
Istilah peta kromosom (gene mapping) di sini
harusdibedakan dengan peta fisik (physical mapping),
Mb mB yakni pemetaan berdasarkan jarak pasang basa (base-
2. Berangkai tak sempurna sistem trans ( )
Mb mB pair) dua gen dalam satu kromosom.
P1 : ><
Gamet : ><
F1 :
Gamet :
Hasil ujisilang:
Gambar 16: Contoh Pemetaan Kromosom
Satuan NPS umumnya dinyatakan dalam persen (%) a- Pada tanaman jagung (Zea mays), tiga gen resesif pada
tau centimorgan (cM). Untuk memahami perhitungan ni- kromosom 5 mengkode kemunculan sifat endosperm
lai pindah silang, coba kerjakan soal berikut ini. berlilin (wx), endosperm mengkerut (sh), dan biji kuning
(v). Tanaman yang homozigot untuk ketiga alel resesif
Persilangan lalat buah abu-abu sayap panjang dengan tersebut disilangkan dengan tanaman yang homozigot
lalat buah hitam sayap vestigial menghasilkan 965 lalat untuk ketiga alel dominannya (wx+sh+v+) yakni tanaman
buah abu-abu sayap panjang, 185 lalat buah hitam sayap dengan endosperm tak berlilin, penuh, dan biji tak ber-
panjang, 944 lalat buah hitam sayap vestigial, dan 206 la- warna. 10.756 batang tanaman jagung hasil ujisilang F1
lat buah abu-abu sayap vestigial. Tentukan NPS! dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Frekuensi pindah silang ganda kalkulasi = NPS1 NPS 2 Langkah ketiga: menggambar peta kromosom
= .............. ____________________
frekuensi pindah silang ganda yang didapat
KK Frekuensi pindah silang ganda kalkulasi = NPS1 NPS 2
frekuensi pindah silang ganda kalkulasi
.... = ..............
.... frekuensi pindah silang ganda yang didapat
.... KK
Interferensi 1 KK 1 .... .... frekuensi pindah silang ganda kalkulasi
....
....
....
Untuk pemetaan kromosom kelamin, ada sedikit Interferensi 1 KK 1 .... ....
modifikasi pada persilangan, yakni individu F1 trihibrid
tidak diujisilang, melainkan disilangkan dengan individu b. Persilangan Dua Titik
jantan normal. Perhatikan contoh berikut ini: Pemetaan kromosom juga dapat dilakukan de-
ngan menggunakan persilangan dua titik. Cara ini dapat
digunakan untuk memetakan lebih dari tiga buah gen
pada satu kromosom maupun beberapa kromosom yang
berbeda. Prinsip utama perhitungan/analisis ini adalah c. Metode-metode lain
bahwa nilai rekombinasi sebesar 1% (dan kelipatannya) Metode-metode pemetaan kromosom yang lain
menunjukkan kedua gen terletak pada kromosom yang dijumpai pada pemetaan kromosom manusia, misalnya
sama dengan jarak sebesar 1 map unit, sedangkan dengan hibridisasi sel somatis. Metode lainnya adalah
rekombinasi sebesar 50 % menunjukkan bahwa kedua pemetaan delesi, pemetaan transformasi dan konjugasi
gen terletak pada dua kromosom yang berlainan (pada bakteri), pada kromosom bakteri.
(sehingga memisah secara independen). Untuk
memahami penggunaan persilangan dua titik ini, 4. Menguji Adanya Pautan
perhatikan contoh berikut. Pada hakekatnya, peristiwa berangkai (pautan)
merupakan penyimpangan dari Hukum Mendel yang me-
Dimiliki data frekuensi rekombinasi tujuh buah gen yakni nyatakan bahwa setiap gen akan memisah (segregasi)
a, b, c, d, e, f, dan g sebagai berikut. Tentukan peta kro- dan berpasang-pasangan secara bebas (independent
mosom gen-gen tersebut. assortment). Bila kita dihadapkan pada suatu data hasil
persilangan, satu pertanyaan yang kadangkala muncul
adalah bagaimana kita dapat membedakan hasil persi-
langan dengan gen terpaut dan persilangan dengan gen
tidak terpaut (independen).
Lihat kembali contoh yang diberikan pada sub-
subbab „berangkai tak sempurna‟ di atas. Seandainya
gen M (alelnya m) dan gen B (alelnya b) bersifat indepen-
den, maka testcross individu F1 yang bergenotip MmBb
dengan induknya (mmbb) akan memberikan perbanding-
an genotip MmBb : mmBb : Mmbb : mmbb sama dengan
1:1:1:1. Apakah dalam setiap persilangan akan didapat
perbandingan yang tepat (exact) seperti ini? Tentu tidak
mungkin seperti itu. Oleh karena itu, perlu diberikan suatu
cara menguji apakah dua gen tertentu benar-benar bersi-
fat independen atau bersifat terpaut (berangkai).
Metode yang sering digunakan untuk melakukan
pengujian ini adalah dengan uji chi-kuadrat (chi-square
test). Uji yang ditemukan oleh Karl Pearson (1900) ini
merupakan suatu uji kebaikan-suai (goodness-of-fit test),
yakni prosedur untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran atau distribusi tertentu. Oleh karena
itu, masih banyak kegunaan uji chi-kuadrat dalam geneti-
ka yang tidak dibahas di sini, misalnya pada pengujian
hukum Hardy-Weinberg (genetika populasi).
Agar memahami langkah-langkah melakukan uji
chi-kuadrat untuk menguji independensi dua gen, perha-
tikanlah contoh di bawah ini.
P1 : ><
Langkah 4: bandingkan statistik uji chi-kuadrat yang telah
dihitung pada langkah 3 dengan tabel chi-kuadrat yang
Gamet : ><
ada di buku-buku genetika (tingkat signifikansi 5%,
F1 :
derajat bebas 1). Bila nilai chi kuadrat perhitungan lebih
besar daripada 3,841, simpulkan bahwa kedua gen tidak
Ujisilang F1: ><
bersifat independen.
Gamet :
Hasil ujisilang:
G. Pewarisan Sifat Kuantitatif
Dalam percobaan Mendel maupun penyimpang-
an-penyimpangan semu yang terjadi, sifat-sifat pada sua-
Bandingkan hasil uji silang di sini dengan hasil uji silang
tu kelas fenotip umumnya mudah dibedakan dengan
pada soal, ternyata terdapat perbedaan yang cukup signi-
kelas fenotip yang lain, misalnya biji bulat dengan biji ke-
fikan. Oleh karena itu, kita lakukan pengujian chi-kuadrat.
riput, Drosophila melanogaster mata merah dengan mata
putih, dan sebagainya. Namun seringkali dalam kelas
Langkah 1: Data hasil uji silang soal dimasukkan ke tabel
fenotip masih dijumpai variasi-variasi yang tinggi, misal-
kontingensi 2 x 2, dengan baris memuat gen-gen pada
nya warna bunga dapat dibedakan sebagai merah kelam,
lokus pertama dan kolom memuat gen pada lokus kedua.
merah darah, merah medium, merah muda, dan sebagai-
nya. Sifat-sifat yang mudah dibedakan satu dengan yang
Gen pada Gen pada lokus 2
TOTAL lain disebut sifat kualitatif, sedangkan sifat yang menun-
lokus 1
jukkan variasi yang tinggi dalam intensitasnya disebut
sifat kuantitatif atau sifat metrik.
Perbedaan sifat kualitatif dan sifat kuantitatif da-
pat dilihat pada tabel berikut ini:
P1 : ><
Gamet : ><
F1 :
P2 : F1 >< F1
: >< 0 tinggi (cm)
Bila dilakukan pemecahan menjadi 3 persilangan mono- Kesimpulan:
hibrid, akan didapat
2. Distribusi Normal dan Ukuran Statistik
Dalam contoh persilangan tinggi tanaman di mu-
ka, kita meninjau pewarisan sifat kuantitatif yang melibat-
kan tiga pasang alel. Muncul pertanyaan, apa yang akan
terjadi bila pewarisan tersebut melibatkan n pasang alel:
P1P1P2P2P3P3… PnPn dan p1p1p2p2p3p3… pnpn
Sudah tentu banyaknya fenotip hasil persilangan
akan semakin beragam dan semakin sulit dibedakan. O-
leh karena itu, dalam pewarisan sifat kuantitatif seperti ini
kita melakukan perhitungan dengan analisis statistik.
Lihat kembali histogram yang telah dibuat pada
contoh persilangan di atas. Bila banyaknya fenotip sema-
kin banyak, bentuk histogram (dan poligon frekuensinya)
akan berbentuk genta seperti di bawah ini:
Gambar 19: bentuk-bentuk distribusi normal
3. Pengaruh Maternal
Mekanisme pengaruh maternal dapat dijelaskan
Pengaruh maternal (maternal effect) merupakan
berdasarkan peristiwa oogenesis. Sel telur mendapatkan
peristiwa fenotip keturunan ditentukan oleh genotip induk
hasil ekspresi gen-gen dari nurse cell yang ada di sekitar-
betina (gen terletak dalam inti). Gen-gen pengkode sifat
nya. Ekspresi fenotip embrio kemudian dipengaruhi oleh
tersebut mengalami segregasi mengikuti pola Mendel,
protein yang dihasilkan oleh nurse cell tersebut.
namun penentuan fenotipnya tidak demikian. Perhatikan
contoh berikut ini!
I. Menguji Diri Sendiri
Pada siput Limnaea peregra, arah rumahnya ada
Setelah memahami uraian dan melengkapi lem-
yang mengikuti arah jarum jam (dekstral) dan melawan
bar kerja siswa (LKS) ini, kerjakan soal-soal berikut untuk
arah jarum jam (sinistral). Sifat ini ditentukan oleh gen D
menguji kemampuan kalian dalam memahami pola-pola
untuk melingkar dekstral dan gen d untuk sinistral. Dike-
pewarisan sifat.
Informasi untuk soal nomor 1 dan 2 31 tanaman berbuah hijau
Pada anjing, satu pasang alel menentukan warna rambut 10 tanaman berbuah kuning
(gelap dan albino). Pasangan alel yang lain menentukan 39 tanaman berbuah putih
panjang rambut (pendek dan panjang). Oleh karena itu, Pasangan genotip induk dari tanaman-tanaman tersebut
setiap gamet akan memiliki satu dari alel warna rambut, adalah …
C atau c, dan satu dari alel panjang rambut, B atau b. A. Iigg >< Iigg
Dilakukan dua persilangan antar anjing: pertama, anjing B. iiGg >< IIGg
berambut gelap dan pendek disilangkan dengan anjing C. IiGg >< IiGg
berambut albino dan panjang; persilangan berikutnya, D. IiGg >< iiGg
anjing berambut gelap rambut pendek disilangkan E. IIGg >< Iigg
dengan anjing berambut gelap dan panjang. Keturunan
yang diperoleh antara lain sebagai berikut 4) Salah satu tanaman berbuah hijau disilangkan dengan
I. Gelap, rambut pendek x Albino, rambut panjang tanaman homozigot resesif menghasilkan:
Keturunan: Semua gelap, rambut pendek 45 tanaman berbuah kuning
II. Gelap, rambut pendek x Gelap, rambut panjang 5 tanaman berbuah hijau
Keturunan: 3 gelap, rambut pendek 50 tanaman berbuah putih
3 gelap, rambut panjang Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa …
1 albino, rambut pendek A. gen yang memproduksi pigmen dan gen yang menga-
1 albino, rambut panjang tur warna terletak pada kromosom yang terpisah
B. genotip tanaman berbuah kuning yang di testcross
1) Pada persilangan II, genotipe dari induk berwarna adalah IiGg
gelap dan berambut pendek adalah… C. alel G dan I terletak pada kromosom yang sama
A. CcBb D. hanya terdapat satu genotip dari tanaman berbuah
B. ccbb pipih
C. CCBB E. terdapat dua fenotip tanaman berbuah hijau
D. CCbb
E. ccBB Informasi untuk soal nomor 5--7
Diketahui gen S mengendalikan ketajaman duri pada su-
2) Manakah berikut ini merupakan genotip yang mungkin atu tumbuhan kaktus. Kaktus dengan alel dominan S
dari induk berwarna gelap dan berambut pendek pada memiliki duri tajam, sedangkan kaktus dengan alel resesif
persilangan I? homozigot ss memiliki duri tumpul. Pada kaktus yang sa-
A. CcBb ma, terdapat gen N yang mengendalikan kemunculan
B. ccbb duri. Kaktus dengan alel resesif nn tidak memiliki duri.
C. CCBB
D. CCbb 5) Hubungan antara gen S dan gen N pada contoh di
E. ccBB atas termasuk peristiwa ...
A. dominansi tak penuh
Informasi untuk soal nomor 3 dan 4 B. epistasis dominan
Warna buah pada tanaman X diatur secara genetic. C. epistasis resesif
Warna buah dapat putih, kuning, atau hijau. Kemunculan D. dominansi penuh
warna tersebut diatur oleh dua gen, dengan tiap gen E. pleiotropi
masing-masing memiliki sepasang alel. I memproduksi
pigmen, sedangkan alelnya I tidak memproduksi pigmen; 6). Persilangan galur-murni kaktus berduri tajam dengan
G menyebabkan warna buah hijau, sedang alelnya g kaktus tak berduri akan menghasilkan keturunan ...
menyebabkan buah berwarna kuning. A. 100% duri tajam
B. 50% duri tajam, 50% duri tumpul
3) Pada suatu toples terdapat biji hasil persilangan. C. 25% duri tajam, 50% duri tumpul, 25% tanpa duri
Setelah biji-biji tersebut ditanam sampai berbuah, D. 50% duri tajam, 50% tanpa duri
ternyata dihasilkan: E. 100% tanpa duri
7) Jika kaktus heterozigot SsNn melakukan penyerbukan 10. Dari ketiga gen di atas, diketahui pasangan dengan
sendiri, rasio fenotip pada keturunannya adalah ... jarak terjauh adalah gen A dan gen C. Pernyataan berikut
A. 3 duri tajam : 1 tanpa duri yang benar adalah ...
B. 1 duri tajam : 2 duri tumpul : 1 tanpa duri A. gen A berjarak paling dekat dengan gen B
C. 1 duri tajam : 1 duri tumpul : 1 tanpa duri B. urutan gen pada kromosom adalah A – B – C
D. 1 duri tajam : 1 duri tumpul C. gen A tidak mengalami rekombinasi dengan gen C
E. 9 duri tajam : 3 duri tumpul : 4 tanpa duri D. gen A terletak di antara gen B dan gen C
E. jarak gen A ke B sama dengan jarak gen A ke C
Informasi untuk soal nomor 8-10.
Suatu makhluk mirip tumbuhan dari planet fiktif „Pandora‟ TEMPAT MENULISKAN JAWABAN (hurufnya saja)
memiliki tiga sifat yang dikendalikan secara genetik: Sifat
dan gen yang dimaksud adalah sebagai berikut.
- Alel a: bluish leaves 1. 6.
- Alel b: feathered stem 2. 7.
- Alel c: hollow roots
3. 8.
Diketahui ketiga gen tersebut saling terpaut. Seorang ahli
genetika melakukan ujisilang (test cross) individu yang 4. 9.
diketahui bergenotip heterozigot terhadap ketiga alel di 5. 10.
atas. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut (tanda
+ menunjukkan wild type).
J. Referensi
Phenotypes Leaves Stems Roots Number
1 a + + 14
Brooker, Robert J. 2012. Genetics Analysis & Principles.
2 a + c 0
Fourth edition. New York: McGraw Hill
3 a B + 32
4 a B c 440 Klug, William S., dkk. 2012. Principles of Genetics, Tenth
5 + B + 0 edition. California: Pearson Benjamin Cummings
6 + B c 16 Pierce. Benjamin A. 2012. Genetics, a Conceptual
7 + + c 28 Approach. Fourth Edition. New York: W.H Freeman
8 + + + 470 and Company
Total 1,000 Pratiwi, DA., dkk. 2000. Biologi 3 untuk kelas 3 SMU
Program IPA. Jakarta: Erlangga
8. Fenotip keturunan yang merupakan hasil rekombinasi
antara gen A dan gen B adalah ... Reece., dkk. 2012. Campbell’s Biology. Ninth edition.
A. 1, 2, 5, dan 6 California: Pearson Benjamin Cummings
B. 1, 3, 6, dan 7 Suryo. 2008. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah
C. 2, 4, 5, dan 8 Mada University Press
D. 2, 3, 5, dan 7
Tjitrosoepomo, Gembong, dkk. 1979. Makhluk Hidup 3.
E. semua keturunan
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan