A. Pendahuluan
Pernahkah kita menyadari bahwa ada bagian
atau sifat tubuh kita yang mirip sekali dengan salah satu
atau kedua orang tua kita? Coba sebutkan! Adanya
sifat- sifat yang diturunkan pada makhluk hidup telah
disadari sejak lama. Seorang petani berusaha memilih
bibit yang baik agar memperoleh buah yang baik,
seorang peternak memilih hewan unggulan agar
mendapat anakan yang berkualitas. Demikian juga
bagi manusia, setiap orang tentu mendambakan Gambar 1: Sifat Beda Tanaman Kapri
pasangan yang “baik” agar menda- patkan keturunan
yang “baik” pula, seperti pepatah Jawa dalam memilih Apa yang dilakukan Mendel dengan tanaman-ta-
pasangan hidup: bibit, bebet, lan bobot. naman kapri tersebut? Mula-mula tanaman yang sifatnya
Teori yang diduga paling “tua” dalam pewarisan sama ia silangkan, berturut-turut hingga memperoleh
sifat adalah teori pangenesis. Teori ini dikemukakan ta- naman yang hanya memiliki sifat tertentu, yang
oleh Hippocrates (± 460 – 370 SM), seorang filsuf disebut galur murni (pure breed). Persilangan
bangsa Yu- nani kuno. Menurut teorinya, suatu partikel dilakukan dengan sangat hati-hati, sehingga serbuk
yang disebut pangene bergerak dari setiap bagian sari yang sampai ke putik hanyalah serbuk sari yang
tubuh menuju ke sel kelamin, dan bersama-sama berasal dari bunga yang ditentukan oleh Mendel.
mengatur sifat-sifat yang diwariskan kepada
individu keturunannya.
Teori lain yang tak kalah menarik adalah
teori campuran (bleeding), yang menyatakan bahwa
sifat-sifat yang diwariskan merupakan hasil peleburan
sifat yang dimiliki kedua induknya. Namun teori ini
terbantahkan ka- rena sifat yang muncul seringkali
hanya memiliki kesama- an dengan salah satu
induknya.
Teori yang sezaman dengan kedua teori di atas
adalah teori darah, yang menyatakan bahwa proses
pewarisan sifat berlangsung melalui darah. Oleh karena
itu, kita sering mendengar ungkapan “darah Bangsawan”,
“darah Jepang”, dan seterusnya. Namun anggapan ini
runtuh ketika proses transfusi darah ditemukan.
Gambar 2: Proses Percobaan Mendel
Seorang anggota boyband Korea yang menerima
transfusi darah dari orang Negro Afrika tidak akan
Mula-mula, ia menyilangkan galur murni tanaman
“berubah” menjadi mi- rip orang Negro, bukan ?
dengan pasangan sifat beda, misalnya tanaman bunga
Demikian juga, seorang wanita hamil yang menerima
ungu dengan tanaman bunga putih, tanaman biji kuning
transfusi darah tidak akan mempe- ngaruhi sifat anak
dengan tanaman biji hijau, tanaman tinggi dengan
yang dilahirkannya.
tanaman pendek, dan sebagainya. Persilangan dilakukan
puluhan bahkan ratusan kali hingga diperoleh hasil yang
B. Hukum Mendel, Test Cross, dan Back
Cross dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Penjelasan yang lebih modern dan masuk akal
tentang proses pewarisan sifat dimulai pada abad ke-19,
ketika Gregor Johann Mendel, seorang biarawan di
Austria, melakukan percobaan persilangan di kebun biara.
Ia menggunakan tanaman ercis/kapri (Pisum
sativum) karena tanaman ini mudah
dikembangbiakkan, memiliki
Mendel pulalah yang pertama kali memperkenal-
kan penulisan alel dengan menggunakan dua huruf kem-
bar, karena makhluk hidup memiliki sepasang gen. Lihat
gambar berikut:
1. Skor 15
Mendel melanjutkan percobaannya dengan meli- Kacang ercis berbiji bulat warna kuning disilangkan
hat dua sifat beda, misalnya warna biji dan bentuk biji, dengan kacang ercis berbiji kisut warna hijau,
bentuk polong dan tinggi pohon, dan sebagainya. Dalam menghasilkan kacang ercis yang seluruhnya berbiji bulat
persilangan dua sifat beda (dihibrid) ini, hasil yang dipero- warna kuning. Jika kacang hasil penyerbukan ini
leh Mendel adalah sebagai berikut: melakukan penyerbukan sendiri, maka:
P1 : ><
Gamet : ><
F1 :
P2 : F1 >< F1
: ><
Gamet :
F2 :
><
2. Skor : 25
Dari hasil percobaannya, Mendel mengemuka-
kan kesimpulan yang kita kenal sebagai Hukum Mendel,
yakni sebagai berikut:
3. Skor 4
Kita juga dapat melakukan perumuman (general- isasi) hasil percobaan Mendel untuk n sifat beda, yang
disajikan pada tabel berikut ini. Lengkapilah!
Trihibrid 23 = 23 = 33 = (23)2 = 23 = 23 – 2 =
AaBbCc x
AaBbCc
Tetrahibrid
AaBbCcDd x
AaBbCcDd
n
4. Skor.: 17
2. Bila guinea pig hitam bersifat
heterozigot P : ><
Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa pola- Gamet :
pola pewarisan sifat pada tanaman kapri yang F1 :
dikemukakan oleh Mendel juga berlaku untuk tanaman
maupun hewan lain, misal warna kulit anjing, tikus,
dan sebagainya. ><
Sebuah permasalahan yang cukup menarik ada-
lah bila dimiliki individu dengan fenotipe bersifat dominan,
mungkinkah kita mengetahui apakah individu tersebut
memiliki genotipe homozigot atau heterozigot ? Untuk
menjawab permasalahan tersebut, kita dapat melakukan
Rasio
uji silang (test cross), yakni mengawinkan individu Fenotip:
yang tidak diketahui genotipenya dengan induknya yang 6.Skor: 8
memi- liki genotip homozigot resesif. Uji silang berbeda
dengan back cross, karena back cross adalah
persilangan indivi- du hasil persilangan dengan C. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
salah satu induknya. Penemuan kembali makalah hasil percobaan
Untuk memahami proses uji silang, lengkapi Mendel mendorong para ahli untuk melakukan riset yang
diagram persilangan berikut! lebih mendalam tentang pola pewarisan sifat. Beberapa
kali penelitian memberikan hasil yang kelihatannya tidak
Pada guinea pig diketahui warna bulu hitam bersifat sesuai dengan perbandingan Mendel (3:1 untuk
do- minan, sedangkan warna bulu coklat bersifat monohi- brid dan 9:3:3:1 untuk dihibrid), namun
resesif. Bila seekor guinea pig berbulu hitam penelusuran lebih jauh menunjukkan bahwa hasil itu
disilangkan dengan gui- nea pig berbulu coklat, akan tidaklah menyimpang, sehingga disebut sebagai
diperoleh keturunan: penyimpangan semu. Bentuk- bentuk penyimpangan
semu yang akan dipelajari adalah sifat intermediat,
1. Bila guinea pig hitam bersifat polimeri, kriptomeri, epistasis-hipostasis, gen
homozigot P : >< komplementer, gen dominan rangkap, dan lain-lain.
Gamet :
F1 : >< 1. Sifat Intermediat
Sifat intermediet adalah sifat antara, atau sifat
yang tidak menunjukkan dominan maupun resesif.
Rasio
fenotip: Dalam kondisi heterozigot, sifat yang nampak
5.Skor : merupakan perpa- duan sifat “dominan” maupun
4 “resesif. Isilah diagram persilangan di bawah ini!
Bunga Mirabilis jalappa warna merah disilangkan Gamet :
dengan bunga warna putih, menghasilkan bunga F2
berwarna merah muda. Apabila bunga warna merah ><
:
muda ini disilangkan dengan sesamanya, didapat bunga
merah, merah muda,
dan putih dengan rasio 1 : 2: 1. Diagram persilangan:
P1 : ><
Gamet : ><
F1 :
P2 : F1 >< F1 Rasio
Fenotip:
: ><
Gamet :
F2 :
><
8.skor: 10
Pada tanaman jeruk, gen B membentuk buah bulat, Galur murni ayam berpial rose disilangkan dengan galur
lawannya b membentuk buah pipih. Gen T menyebabkan murni ayam berpial pea menghasilkan ayam berpial
pohon berbatang tinggi, lawannya t menyebabkan pohon walnut. Persilangan ayam berpial walnut ini dengan
berbatang pendek. Tanaman jeruk galur murni buah sesa- manya menghasilkan ayam berpial rose, pea,
bulat batang tinggi disilangkan dengan tanaman buah walnut, dan single dengan rasio 9:3:3:1. Peristiwa ini
pipih batang pendek, menghasilkan 100% tanaman dapat dijelaskan dengan diagram persilangan
buah lonjong batang sedang. Jika tanaman hasil sebagai berikut. ><
persilangan ini melakukan penyerbukan sendiri Gamet
P1 : ><
>< :
maka:
Gamet
P1 : : >< F1 :
F1 : P2 : F1 >< F1
: ><
P2 : F1 >< F1 Gamet
: >< :
F2 :
Rasio Fenotip:
><
: :
: >< : ><
Gamet Gamet
: :
F2 F2
: :
>< ><
Rasio
Fenotip:
10. skor : 10
11. skor : 10
5. Epistasis resesif ganda (Gen Komplementer) Disilangkan ayam berbulu putih dengan ayam berbulu
Penyimpangan ini pertama kali diteliti oleh W. putih (beda genotip) menghasilkan ayam berbulu
Bateson dan R.C. Punnett. Pada kasus ini, sifat akan putih. Jika ayam bulu putih ini disilangkan dengan
muncul bila terdapat dua buah gen dominan (yang tidak sesamanya, dihasilkan keturunan berupa ayam
sealel), sehingga disebut sebagai gen komplementer. berbulu putih dan
Apabila salah satu atau kedua alel bersifat homozigot ayam berbulu coklat dengan perbandingan 13 : 3.
resesif, sifat tersebut tidak akan muncul. P1 : ><
Gamet : ><
Pada siput air Physa heterostroha, persilangan dua
siput albino menghasilkan 100% siput normal. Apabila F1 :
siput normal ini dikawinkan sesamanya, dihasilkan
siput P2 : F1 >< F1
normal dan siput albino dengan rasio 9:7. : ><
Gamet :
F2
: ><
Gambar 8: Alur sintesis pigmen
pada siput
P1 : ><
Gamet : ><
F1 :
P2 : F1 >< F1
Rasio
: >< Fenotip:
Gamet :
F2
: ><
7. Duplikasi interaksi (Gen dominan rangkap)
Pada peristiwa duplikasi interaksi, kemunculan
sifat dikendalikan oleh dua gen dominan pada alel yang
berbeda. Fenotip individu dengan dua gen dominan ada-
lah gabungan dari kedua sifat gen dominan tersebut.
Su- paya lebih jelas, pelajari contoh di bawah ini.
Rasio
Fenotip: 13. skor : 10
Rasio
Fenotip:
12. skor : 10 9. Duplikasi Epistasis Dominan
Pada peristiwa duplikasi epistasis dominan, alel-
alel dominan pada dua lokus yang berlainan menghasil-
8. Gen Letal kan fenotipe yang sama tanpa efek kumulasi. Agar lebih
Gen letal merupakan gen yang dalam keadaan jelas, lengkapilah diagram persilangan di bawah ini.
homozigot dapat menyebabkan kematian. Ada dua
ma- cam gen letal, yakni letal dominan dan letal resesif. Suatu tumbuhan dari genus Capsula menghasilkan
Pada letal dominan, suatu gen dominan dalam keadaan kap- sul biji yang bentuknya diatur oleh gen A dan B.
homo- zigot akan menyebabkan individu mati, Seorang peneliti menyilangkan galur murni tumbuhan
misalnya tikus berambut kuning dan ayam creeper berkapsul biji ovoid dengan galur murni berkapsul biji
(redep). Sebaliknya pada letal resesif, suatu gen segitiga, dida- pat hasil seluruh keturunan berkapsul biji
resesif dalam keadaan ho- mozigot menyebabkan ovoid. Bila hasil persilangan ini disilangkan sesamanya,
individu mati, misalnya tanaman jagung albino, kelinci diperoleh perban-
pelger, dan sapi bulldog. dingan keturunan ovoid dan segitiga sebagai 15 : 1.
P1 : ><
Agar lebih memahami perbandingan fenotip pada Gamet : ><
peristiwa letal, lengkapilah diagram persilangan berikut!
F1 :
Pada tikus, dikenal fenotip rambut warna kuning
dan warna hitam. Persilangan dua tikus rambut P2 : F1 >< F1
kuning menghasilkan tikus berambut kuning dan tikus : ><
berambut hitam dengan rasio 2 : 1. Gamet :
F2
P1 : ><
:
Gamet
><
: F1
:
><
Rasio
Rasio Fenotip: Fenotip:
Persilangan seekor kelinci jantan chinchilla dengan Seorang pria bergolongan darah A menikah dengan seo-
kelin- ci betina Himalaya menghasilkan anakan yang rang wanita bergolongan darah B. Apabila anak pertama
terdiri dari 50% kelinci chinchilla, 25% kelinci mereka bergolongan darah O, lengkapilah diagram persi-
Himalaya, dan 25% kelinci albino. Tentukan langan berikut dan tentukan peluang golongan darah
genotip induk dan buatlah diagram anak-anak berikutnya.
persilangannya.
P1 : >< Diego yang bergolongan darah NS menikah dengan Dora
Gamet : yang bergolongan darah MNs. Bila salah satu anak
F1
mere- ka berolongan darah MNs, buatlah diagram
><
: persilangan yang tepat dan tentukan peluang golongan
darah anak-
anak lainnya !
P1 : ><
Gamet :
Rasio F1
Fenotip: ><
:
b) Sistem MN
Sistem penggolongan darah MN ditemukan oleh
Landsteiner dan Levine (1927). Dalam penggolongan Rasio
ini, darah dibedakan atas keberadaan antigen M dan Fenotip:
antigen N sebagai golongan darah M, N, dan MN.
Pembentukan antigen-M dalam darah ditentukan
oleh alel LM, sedangkan pembentukan antigen-N oleh alel c) Sistem Rhesus
LN. Kedua alel tersebut bersifat kodominan, sehingga Faktor Rhesus (Rh) ditemukan oleh Landsteiner
in- dividu yang memiliki alel LM dan LN sekaligus akan dan Wiener (1940) sebagai antigen-Rh yang
bergo- longan darah MN. terdapat pada kera Maccaca rhesus. Orang yang
darahnya meng- gumpal terhadap anti-Rh dikatakan
Golongan Darah Alel rhesus positif (Rh +), sebaliknya orang yang darahnya
M LM LM tidak menggumpal ter- hadap anti-Rh dikatakan
N LN LN rhesus negatif (Rh -).
MN LM LN Landsteiner dan Weiner mula-mula berpendapat
bahwa faktor Rh dikendalikan oleh sepasang alel R dan r
Penelitian lebih lanjut di Sydney dan Inggris sebagai berikut:
telah menemukan adanya antigen lain dalam sekret
cairan (misalnya air mata, lendir hidung), yang Golongan Alel
disebut sekretor. Race dan Sanger (1947) menegaskan Darah
bahwa secretor tersebut ditentukan oleh alel S dan s Rh + RR atau Rr
yang letaknya dekat dengan lokus golongan darah Rh - Rr
MN. Dengan demikian, golongan darah MN sekarang
diperluas menjadi MNs, dengan ketentuan sebagai Penyelidikan lanjut oleh Fisher menyatakan
berikut. Perhatikan bahwa alel S bersifat dominan bah- wa golongan darah Rhesus dikendalikan oleh
terhadap s. minimal tiga pseudoalel yang berangkai sangat dekat,
yakni D, d, C, c, E, dan e. Bahkan dalam referensi
Golongan Alel tahun 1983, telah ditambahkan alel baru F, f, V, dan v.
Darah Berdasarkan teori Fisher (sebelum penambahan alel),
MS LMS LMS atau LMS LMs penentuan genotip untuk faktor Rh adalah sebagai
Ms LMs LMs berikut:
NS LNS LNS atau LNS LNs
Ns LNs LNs Golongan Alel
MNS LMS LNS atau LMS LNs atau LMs Darah
MNs LNS LMs LNs Rh + Dce/dce, DCe/DCe, DCe/dce
DcE/DcE, DCe/DcE,
Agar lebih memahami prinsip pewarisan golongan darah DCe/DCE
Rh - dce/dce
sistem MNS, lengkapilah diagram persilangan berikut ini!
3. Rangkai Kelamin
Secara sederhana, rangkai kelamin (sex
linkage) merupakan terdapatnya gen-gen dalam
kromosom seks (kelamin). Peristiwa rangkai kelamin
mula-mula disadari saat orang menemukan bahwa
beberapa anak laki-laki darahnya tidak dapat
membeku pada saat dikhitankan. Penyelidikan yang
Gambar 12: fenotip lalat buah ditentukan
rasio X:A lebih komplit tentang peristiwa rangkai kelamin
dilakukan oleh Doncaster dan Raynor (1906) lalu oleh
Morgan (1901).
Peristiwa rangkai kelamin merupakan peristiwa b. Warna Bulu pada Ayam
yang sangat menarik, sebab perbandingan fenotip yang Pada ayam (Gallus sp.) dikenal fenotipe
muncul pada individu jantan dan individu betina tidak warna bulu polos dan warna bulu bergaris (blorok).
sama. Rangkai kelamin dapat dijumpai pada berbagai Warna blo- rok disebabkan oleh alel dominan yang
spesies, misalnya peristiwa penurunan warna mata pada terpaut kromo- som Z. Ingat bahwa ayam jantan
lalat buah, warna kulit pada kucing, warna bulu memiliki dua kromosom Z, sedangkan ayam betina
ayam, dan sebagainya. Dalam pembahasan, kita harus memiliki satu kromosom Z.
berpe- doman pada tipe kromosom seks organisme Tentukan fenotipe hasil persilangan ayam jantan
blorok
tersebut.
heterozigot dengan ayam betina blorok!
P1 : ><
a. Warna mata pada Lalat buah
Warna mata pada lalat buah (Drosophila Gamet :
F1
mela- nogaster) ditentukan oleh alel yang terpaut
kromosom X. Alel tersebut menghasilkan fenotip mata :
merah pada kondisi dominan dan fenotip mata putih ><
pada kondisi resesif. Agar lebih memahami peristiwa
ini, kerjakan con- toh persilangan berikut! Ingat bahwa
lalat buah betina memiliki dua kromosom X, sedangkan
Rasio
jantan hanya me- miliki satu kromosom X. Fenotip:
Rasio
Fenotip:
Rasio
Fenotip:
Rasio
Fenotip:
Gambar 13: Struktur Kromosom X dan Kromosom Y
4. Seks dan Ekspresi Gen miliki gen penghasil susu, demikian juga keturunannya
Beberapa gen dalam memberikan ekspresinya yang berjenis kelamin jantan. Dengan kata lain,
pada fenotip dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin (seks) ekspresi gen penghasil susu hanya terbatas bagi
individu tersebut. Gen-gen ini bisa berada pada autosom individu berjenis kelamin betina saja.
maupun bagian homolog kromosom seks. Ekspresi
domi- nasi atau keresesifan gen-gen tersebut F. Berangkai dan Pindah Silang
berbanding terba- lik pada individu jantan dan betina, Pengamatan mikroskopis menunjukkan bahwa
yang terjadi karena perbedaan pengaruh hormon- banyaknya kromosom yang dimiliki suatu individu sangat
hormon seks. Oleh karena itu, penulisan genotip sedikit, bila dibandingkan dengan banyaknya sifat
seringkali tidak dilakukan dengan huruf kecil dan huruf (feno- tip) yang dikendalikan oleh gen. Oleh karena
kapital seperti pada umumnya. itu, dapat diduga bahwa dalam satu kromosom
terdapat lebih dari satu gen. Peristiwa terdapatnya lebih
dari satu gen (yang tidak sealel) pada satu kromosom
disebut linkage (tautan gen = berangkai = pautan).
Kemunculan tanduk pada kambing ditentukan oleh alel Bb Peristiwa berangkai ini belum diketahui pada za-
yang terdapat pada autosom. Pada individu jantan, man Mendel. Dalam hukum Mendel sebenarnya berlaku
ada- nya minimal satu gen Bb menyebabkan asumsi bahwa gen-gen yang mengatur sifat berada di
munculnya tan- duk, sedangkan individu betina yang kromosom yang berbeda. Oleh karena itu, peristiwa
memiliki tanduk pas- ti bergenotip BbBb. Disilangkan be- rangkai ini menghasilkan perbandingan fenotip yang
kambing jantan tak ber- tanduk dengan kambing tidak sama dengan hukum Mendel.
betina bertanduk. ><
Dalam mempelajari peristiwa berangkai, kita
Gamet
P1 : : ><
ha- rus mengetahui susunan gen yang terlibat di
F1 :
dalamnya. Ada dua macam susunan genotip
berangkai yaitu:
Rasio Fenotip
♂: Rasio
Fenotip ♀: ➢ Susunan cis (coupling phase), bila gen-gen
P2 : F1 >< F1 dominan terangkai pada satu kromosom
: >< sedangkan alel-alel resesifnya terangkai pada
Gamet : kromosom yang lain. Cara menuliskan genotipnya
F2 ialah (AB)(ab), AB/ab, AB:ab,
>< AB AB
, atau .
:
ab ab
➢ Susunan trans (repulsion phase), bila gen dominan
terangkai pada gen resesif yang bukan alelnya. Cara
menuliskan genotipnya ialah (Ab)(aB), Ab/aB, Ab:aB,
Ab Ab
, atau .
aB aB
Pada lalat buah, diketahui gen C mengkode sayap ➢ Pindah silang tunggal, bila pertukaran segmen hanya
nor- mal, sementara alelnya c mengkode sayap keriput; terjadi pada satu tempat.
gen S mengkode thorax normal, sedangkan alelnya s
menye-
babkan thorax peristiwa
bergaris. Tentukan CS pada F2:
1. Bila terjadi berangkairasio
cis (fenotip
cs CS
P1 ) : >< c
s
Gamet : >< Gambar 14: Pindah silang tunggal
Gamet
: F2
Gambar 15: Pindah silang ganda
:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pindah
silang menyebabkan terbentuknya dua tipe gamet, yakni
Cs cS gamet yang sama dengan gamet induknya (tipe parental)
2. Bila terjadi peristiwa berangkai trans (
Cs cS dan gamet yang berbeda dengan gamet induknya (tipe
). rekombinan). Pada umumnya, gamet tipe parental lebih
P1 : >< banyak dibandingkan gamet tipe rekombinan.
Peristiwa berangkai tak sempurna juga dapat di-
Gamet : >< bedakan berdasarkan susunan cis dan trans. Perbedaan
nampak bila F1 diujisilang (dengan individu resesif homo-
F1 : zigot) Untuk memahaminya, lengkapi diagram berikut ini.
Gamet :
Hasil
ujisilang:
Gambar 16: Contoh Pemetaan Kromosom
Satuan NPS umumnya dinyatakan dalam persen (%) a- Pada tanaman jagung (Zea mays), tiga gen resesif
tau centimorgan (cM). Untuk memahami perhitungan ni- pada kromosom 5 mengkode kemunculan sifat
lai pindah silang, coba kerjakan soal berikut ini. endosperm berlilin (wx), endosperm mengkerut (sh),
dan biji kuning (v). Tanaman yang homozigot untuk
Persilangan lalat buah abu-abu sayap panjang dengan ketiga alel resesif tersebut disilangkan dengan
lalat buah hitam sayap vestigial menghasilkan 965 lalat tanaman yang homozigot untuk ketiga alel dominannya
buah abu-abu sayap panjang, 185 lalat buah hitam (wx+sh+v+) yakni tanaman dengan endosperm tak
sayap panjang, 944 lalat buah hitam sayap vestigial, dan berlilin, penuh, dan biji tak ber- warna. 10.756 batang
206 la- tanaman jagung hasil ujisilang F1 dapat
lat buah abu-abu sayap vestigial. Tentukan NPS!
... dikelompokkan sebagai berikut:
... + ... 100% = 100% =
NPS = FR
= ... + ... + ... + ..
... ....% . 87 endosperm berlilin, mengkerut, biji tak berwarna
94 endosperm tak berlilin, penuh, biji kuning
3479 endosperm tak berlilin, penuh, biji tak Pada kromosom X lalat buah (Drosophila
berwarna 3478 endosperm berlilin, mengkerut, melanogaster) dikenal tiga pasang gen berikut: w+
biji kuning menentukan warna mata merah dan alelnya w
1515 endosperm tak berlilin, mengkerut, biji tak berwarna menentukan warna mata putih; gen y+ menentukan warna
1531 endosperm berlilin, penuh, biji kuning tubuh kelabu sementara alelnya y menentukan warna
292 endosperm berlilin, penuh, biji tak tubuh kuning; gen f+ menyebabkan bulu tunggal dan
berwarna 280 endosperm tak berlilin, mengkerut, alelnya f menyebabkan bulu bercabang. Gen w + dominan
biji kuning terhadap w, y+ domi- nan terhadap y, dan f+ dominan
terhadap f.
Langkah pertama: Tuliskan genotip masing-masing Bila lalat betina trihibrid disilangkan dengan lalat jantan
sifat yang diberikan, lalu tentukan urutan gen pada normal, didapat keturunan sebagai berikut:
kromosom. Urutan yang benar: 1100 lalat ♀ mata merah, tubuh kelabu, bulu tunggal
301 lalat ♂ mata merah, tubuh kelabu, bulu tunggal 10
Langkah kedua: menghitung jarak gen, yakni nilai lalat ♂ mata putih, tubuh kelabu, bulu tunggal 126 lalat
pindah silang sesuai urutan gen yang benar. ♂ mata merah, tubuh kuning, bulu tunggal
NPS1 : gen … dan … 10 lalat ♂ mata merah, tubuh kelabu, bulu bercabang 2
NPS2 : gen … dan … lalat ♂ mata merah, tubuh kuning, bulu bercabang
102 lalat ♂ mata putih, tubuh kelabu, bulu bercabang
290 lalat ♂ mata putih, tubuh kuning, bulu bercabang 59
lalat ♂ mata putih, tubuh kuning, bulu tunggal
Langkah ketiga: menggambar peta kromosom Langkah pertama: Tuliskan genotip masing-masing sifat
yang diberikan, lalu tentukan urutan gen pada kromosom.
Urutan yang benar:
1. Asumsi dan Pola Pewarisan Contoh lain pewarisan sifat kuantitatif yang meli-
Telah disinggung di atas bahwa pewarisan sifat batkan perhitungan matematis:
kuantitatif menggunakan mekanisme poligen. Istilah poli-
gen berasal dari kata poly (banyak) dan gen, yang Tinggi suatu tanaman ditentukan oleh tiga pasang alel
secara sederhana dapat diartikan bahwa fenotip satu yang memiliki pengaruh aditif dengan intensitas sama.
sifat ter- tentu dipengaruhi oleh banyak gen atau Diketahui tinggi minimum dan maksimum tanaman
alel. tersebut berturut-turut 10 cm dan 46 cm. Galur
Beberapa asumsi dalam pewarisan sifat kuantita- murni
tif adalah sebagai berikut: tanaman tertinggi dan terpendek disilangkan, didapat:
P1 : ><
➢ Tidak ada dominasi, yang ada hanyalah alel efektif Gamet ><
(alel yang memberi tambahan pengaruh) dan alel : F1
non efektif (alel yang tidak memberi tambahan pe-
:
ngaruh pada sifat yang diatur).
➢ Penentuan genotip individu seringkali sulit dilakukan P2
Dengan :melakukan pemecahan
F1 ><
menjadi F1 persilangan
tiga
dengan pasti. :
monohybrid akan didapat: ><
➢ Tiap alel efektif dalam satu seri alel menghasilkan
pengaruh yang intensitasnya sama. Pengaruh dari
tiap alel efektif bersifat kumulatif.
Genoti Persentas Tinggi
➢ Tidak ada epistasis antara gen-gen pada lokus yang p e (cm)
berlainan.
➢ Tidak terjadi peristiwa berangkai (pautan).
P
Bila :
2 dilakukan F1menjadi
pemecahan ><3 persilangan
F1 mono-
:
hibrid, akan didapat ><
2. Distribusi Normal dan Ukuran Statistik
Dalam contoh persilangan tinggi tanaman di mu-
ka, kita meninjau pewarisan sifat kuantitatif yang
melibat- kan tiga pasang alel. Muncul pertanyaan, apa
yang akan terjadi bila pewarisan tersebut melibatkan n
pasang alel:
P1P1P2P2P3P3… PnPn dan p1p1p2p2p3p3…
pn pn
Sudah tentu banyaknya fenotip hasil persilangan
akan semakin beragam dan semakin sulit dibedakan.
O- leh karena itu, dalam pewarisan sifat kuantitatif
seperti ini kita melakukan perhitungan dengan analisis
statistik.
Lihat kembali histogram yang telah dibuat pada Gambar 19: bentuk-bentuk distribusi normal
contoh persilangan di atas. Bila banyaknya fenotip sema-
kin banyak, bentuk histogram (dan poligon Untuk menghitung peluang distribusi normal,
frekuensinya) akan berbentuk genta seperti di bawah se- lain menggunakan pendekatan pada gambar di
ini: samping, kita dapat memanfaatkan tabel distribusi
normal yang da- pat dilihat pada buku-buku referensi
statistika.
Dalam praktek, nilai-nilai parameter mean popu-
lasi dan standar deviasi populasi seringkali sulit diperoleh,
terutama bila ukuran populasi sangat besar. Oleh karena
itu peneliti mengambil sampel dari populasi, lalu
menen- tukan mean dan standar deviasi dari
sampel. Ukuran yang diperoleh dari sampel ini
disebut statistik. Pada umumnya, rata-rata sampel
diberi lambang x , sedang- kan simpangan baku
Gambar 18: Kurva Distribusi Normal sampel diberi lambang s.
Nilai rata-rata sampel ( x ) merupakan
Dalam ilmu statistik, grafik seperti di atas penduga takbias untuk μ, sedangkan simpangan baku
disebut kurva distribusi Normal atau distribusi sampel,
Gaussian, untuk menghargai Carl Frederick Gauss,
seorang ilmuwan dari
Jerman. Secara matematis, grafik kurva distribusi 1 n
s= (x i − x )2
normal dinyatakan oleh persamaan: n −1
2
i=1
1 −
(x − )
merupakan penduga takbias untuk σ. Sifat-sifat
f (x) = 2 2
penduga ini dapat dipelajari dalam buku-buku referensi
e
statistika.
2
dengan
Diketahui volume produksi susu sapi Jersey yang berusia
e = bilangan euler = 2,718... π
10 tahun adalah sebagai berikut:
= 22/7 = 3,1428...
60, 74, 58, 61, 56, 55, 54, 57, 65,
- ∞ < μ < ∞ dan 0 < σ2 < ∞
42
Dari persamaan fungsi distribusi normal, nilai
Hitunglah nilai rata-rata dan standar deviasi data di atas.
peluang x berada pada interval (b < x < a) dapat dihitung
sebagai:
2
1 − ( x − )
a
P( b x a
) = e 2 2dx
b 2
Nilai peluang di atas bergantung pada nilai μ dan σ, yang
merupakan parameter fungsi distribusi normal. Pengu-
bahan nilai-nilai tersebut menyebabkan perubahan
bentuk kurva distribusi normal sebagai berikut:
H. Topik Tambahan Warna bunga pada suatu tanaman hipotetik dikendalikan
Selain pembahasan tentang hukum Mendel dan oleh tiga gen pada jalur biokimia sebagai berikut:
penyimpangannya, alel ganda, rangkai kelamin, pautan,
pindah silang, hingga sifat kuantitatif, masih ada bebera- pa
tema yang terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja Gen A memproduksi enzim A, sedangkan alelnya a tidak
(halah lebay ^^). Beberapa hal yang akan dibahas di sini memproduksi enzim A; demikian juga dengan gen B dan
adalah pengaruh maternal, pewarisan maternal, dan jalur C. Disilangkan tanaman berbunga colorless
biokimia (biochemical pathway) yang berhubungan (aaBBCC) dengan tanaman berbunga green
dengan hereditas. Hal-hal tersebut sebenarnya tidak sa- (AABBcc), tentukan
ling terkait satu dengan yang lain, tapi sangat bermanfa- at fenotip F1 dan F2 hasilnya!
untuk memperluas pengetahuan dalam genetika. P1 : ><
Gamet : ><
1. Jalur Biokimia dan Hereditas F1
Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan :P2 : F1 >< F1
metabolisme, yakni terjadinya berbagai reaksi kimia da-
lam tubuh yang dikatalisis oleh enzim. Dalam tubuh, : ><
metabolisme berlangsung membentuk jalur-jalur rang- Gamet :
F2
kaian reaksi kimia yang saling berhubungan. Karena en-
zim bersifat spesifik, maka setiap tahap dalam jalur : ><
metabolisme membutuhkan enzim yang berbeda.
3. Pengaruh Maternal
Mekanisme pengaruh maternal dapat dijelaskan
Pengaruh maternal (maternal effect)
berdasarkan peristiwa oogenesis. Sel telur mendapatkan
merupakan peristiwa fenotip keturunan ditentukan oleh
hasil ekspresi gen-gen dari nurse cell yang ada di
genotip induk betina (gen terletak dalam inti). Gen-gen
sekitar- nya. Ekspresi fenotip embrio kemudian
pengkode sifat tersebut mengalami segregasi
dipengaruhi oleh protein yang dihasilkan oleh nurse
mengikuti pola Mendel, namun penentuan fenotipnya
cell tersebut.
tidak demikian. Perhatikan contoh berikut ini!
Pada siput Limnaea peregra, arah rumahnya I. Menguji Diri Sendiri
ada yang mengikuti arah jarum jam (dekstral) dan Setelah memahami uraian dan melengkapi lem-
melawan arah jarum jam (sinistral). Sifat ini bar kerja siswa (LKS) ini, kerjakan soal-soal berikut
ditentukan oleh gen D untuk melingkar dekstral dan untuk menguji kemampuan kalian dalam memahami
gen d untuk sinistral. Dike- pola-pola pewarisan sifat.
Informasi untuk soal nomor 1 dan 2 31 tanaman berbuah hijau
Pada anjing, satu pasang alel menentukan warna rambut 10 tanaman berbuah kuning
(gelap dan albino). Pasangan alel yang lain menentukan 39 tanaman berbuah putih
panjang rambut (pendek dan panjang). Oleh karena Pasangan genotip induk dari tanaman-tanaman tersebut
itu, setiap gamet akan memiliki satu dari alel warna adalah …
rambut, C atau c, dan satu dari alel panjang rambut, A. Iigg >< Iigg
B atau b. Dilakukan dua persilangan antar anjing: B. iiGg >< IIGg
pertama, anjing berambut gelap dan pendek C. IiGg >< IiGg
disilangkan dengan anjing berambut albino dan D. IiGg >< iiGg
panjang; persilangan berikutnya, anjing berambut E. IIGg >< Iigg
gelap rambut pendek disilangkan dengan anjing
berambut gelap dan panjang. Keturunan yang 4) Salah satu tanaman berbuah hijau disilangkan dengan
diperoleh antara lain sebagai berikut tanaman homozigot resesif menghasilkan:
I. Gelap, rambut pendek x Albino, rambut 45 tanaman berbuah kuning
panjang Keturunan: Semua gelap, rambut 5 tanaman berbuah hijau
pendek 50 tanaman berbuah putih
II. Gelap, rambut pendek x Gelap, rambut Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa …
panjang Keturunan: 3 gelap, rambut A. gen yang memproduksi pigmen dan gen yang menga-
pendek tur warna terletak pada kromosom yang terpisah
3 gelap, rambut panjang B. genotip tanaman berbuah kuning yang di testcross
1 albino, rambut pendek adalah IiGg
1 albino, rambut C. alel G dan I terletak pada kromosom yang sama
panjang D. hanya terdapat satu genotip dari tanaman berbuah
pipih
1) Pada persilangan II, genotipe dari induk berwarna E. terdapat dua fenotip tanaman berbuah hijau
gelap dan berambut pendek adalah…
A. CcBb Informasi untuk soal nomor 5--7
B. ccbb Diketahui gen S mengendalikan ketajaman duri pada
C. CCBB su- atu tumbuhan kaktus. Kaktus dengan alel
D. CCbb dominan S memiliki duri tajam, sedangkan kaktus
E. ccBB dengan alel resesif homozigot ss memiliki duri tumpul.
Pada kaktus yang sa- ma, terdapat gen N yang
2) Manakah berikut ini merupakan genotip yang mungkin mengendalikan kemunculan duri. Kaktus dengan alel
dari induk berwarna gelap dan berambut pendek pada resesif nn tidak memiliki duri.
persilangan I?
A. CcBb 5) Hubungan antara gen S dan gen N pada contoh
B. ccbb di atas termasuk peristiwa ...
C. CCBB A. dominansi tak penuh
D. CCbb B. epistasis dominan
E. ccBB C. epistasis resesif
D. dominansi penuh
Informasi untuk soal nomor 3 dan 4 E. pleiotropi
Warna buah pada tanaman X diatur secara genetic.
Warna buah dapat putih, kuning, atau hijau. 6). Persilangan galur-murni kaktus berduri tajam
Kemunculan warna tersebut diatur oleh dua gen, dengan kaktus tak berduri akan menghasilkan
dengan tiap gen masing-masing memiliki sepasang keturunan ...
alel. I memproduksi pigmen, sedangkan alelnya I tidak A. 100% duri tajam
memproduksi pigmen; G menyebabkan warna buah B. 50% duri tajam, 50% duri tumpul
hijau, sedang alelnya g menyebabkan buah C. 25% duri tajam, 50% duri tumpul, 25% tanpa duri
berwarna kuning. D. 50% duri tajam, 50% tanpa duri
E. 100% tanpa duri
3) Pada suatu toples terdapat biji hasil persilangan.
Setelah biji-biji tersebut ditanam sampai berbuah,
ternyata dihasilkan:
7) Jika kaktus heterozigot SsNn melakukan 10. Dari ketiga gen di atas, diketahui pasangan dengan
penyerbukan sendiri, rasio fenotip pada keturunannya jarak terjauh adalah gen A dan gen C. Pernyataan
adalah ... berikut yang benar adalah ...
A. 3 duri tajam : 1 tanpa duri A. gen A berjarak paling dekat dengan gen B
B. 1 duri tajam : 2 duri tumpul : 1 tanpa duri B. urutan gen pada kromosom adalah A – B – C
C. 1 duri tajam : 1 duri tumpul : 1 tanpa duri C. gen A tidak mengalami rekombinasi dengan gen C
D. 1 duri tajam : 1 duri tumpul D. gen A terletak di antara gen B dan gen C
E. 9 duri tajam : 3 duri tumpul : 4 tanpa duri E. jarak gen A ke B sama dengan jarak gen A ke C
Phenotyp Leave Stem Root Numb Brooker, Robert J. 2012. Genetics Analysis &
es s s s er Principles.
1 a + + 14 Fourth edition. New York: McGraw Hill
2 a + c 0
3 a B + 32 Klug, William S., dkk. 2012. Principles of Genetics,
4 a B c 440 Tenth edition. California: Pearson Benjamin
5 + B + 0 Cummings
6 + B c 16 Pierce. Benjamin A. 2012. Genetics, a
7 + + c 28 Conceptual Approach. Fourth Edition. New
8 + + + 470 York: W.H Freeman and Company
Total 1,000
Pratiwi, DA., dkk. 2000. Biologi 3 untuk kelas
3 SMU Program IPA. Jakarta: Erlangga
8. Fenotip keturunan yang merupakan hasil rekombinasi
antara gen A dan gen B adalah ... Reece., dkk. 2012. Campbell’s Biology. Ninth
edition.
A. 1, 2, 5, dan 6
California: Pearson Benjamin Cummings
B. 1, 3, 6, dan 7
C. 2, 4, 5, dan 8 Suryo. 2008. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah
D. 2, 3, 5, dan 7 Mada University Press
E. semua keturunan
Tjitrosoepomo, Gembong, dkk. 1979. Makhluk Hidup
3.
9. Jika persen rekombinasi ekivalen dengan jarak peta Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
kromosom sebesar satu centimorgan (cM), estimasi
jarak gen A dan B adalah sebesar ...
A. 1.5 cM
B. 3 cM
C. 6 cM
D. 15 cM
SELAMAT BELAJAR
E. 30 cM