Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PRAKTIKUM KE-2
( KONSENTRASI DAN TITRASI NETRALISASI )

Nama : Luthfi Ilham Ramadhan

NIM : 202123001

Tanggal Praktikum : 23 Oktober 2021

Dosen Pengampu MK : Ulfa Alfianti, S.Si., M.Si.

MATA KULIAH KIMIA DASAR


INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI PKP DKI JAKARTA
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan .................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 3

1.2 Tujuan Percobaan ........................................................................................ 3

Bab II Dasar Teori .................................................................................................... 4

2.1 Larutan ........................................................................................................ 4

2.2 Titrasi Asam - Basa ..................................................................................... 5

Bab III Metodologi Percobaan ................................................................................. 6

3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan ................................................................. 6

3.2 Gambar Alat ................................................................................................ 7

3.3 Prosedur Percobaan ..................................................................................... 9

Bab IV Analisa Data dan Percobaan ........................................................................ 11

4.1 Pembahasan ................................................................................................. 11

Kesimpulan ........... ................................................................................................... 15

Lampiran ............... ................................................................................................... 16

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 20

ii
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Netralisasi atau titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan
banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi
dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya,
sedangkan apabila salah satu larutannya diketahui konsentrasinya, larutan ini disebut larutan
standar. Ada 4 macam reaksi yang digunakan dalam titrasi yaitu reaksi asam-basa, reaksi
redoks, reaksi pengendapan, dan reaksi pembentukan kompleks.

Titrasi asam basa disebut reaksi penetralan atau juga titrasi netralisasi yaitu titrasi
yang didasarkan pada reaksi antara suatu asam dengan basa dan merupakan teknik untuk
menenutukan kosentrasi asam atau basa.

Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat mengamati perubahan
warna, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna
dari indikator. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau
sebaliknya. Dalam proses titrasi suatu larutan ditambahkan sedikit demi sedikit pada larutan
yang volumenya telah diketahui, sampai tercapai titik ekuivalen (jumlah stoikhiometri
perbandingan mol) dari kedua pereaksi. yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna
indikator disebut titik ekuivalen. Dengan demikian melakukan suatu percobaan titrasi,
praktikan harus mampu mencampurkan 2 zat atau lebih yang berbeda serta mampu
menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis
bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis. Berdasarkan uraian di atas maka
dilakukanlah percobaan ini. Sehingga dalam menganalisis suatu larutan kita harus
menggunakan titrasi.

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan praktikum ini adalah memahami cara pembuatan larutan dalam berbagai
satuan konsentrasi, mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan.

3
Bab II Dasar Teori

2.1 Larutan

Larutan adalah campuran homogen dimana setiap komposisi dari larutan serba sama di
seluruh bagian volumenya. Larutan terdiri dari zat terlarut (solute), komponen jumlah yang
lebih kecil dalam sebuah larutan dan pelarut (solvent), komponen jumlah yang lebih banyak.
Pekat atau encernya suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan tersebut. Konsentrasi
suatu larutan adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.

Ada beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan yaitu dengan molaritas
(M), normalitas (N), molalitas (m), persen (%) berat atau volume, fraksi mol (x), ppm dan
ppb:

a) Molaritas (M): menyatakan jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam satu liter larutan.
M = mol zat terlarut/1L larutan.
b) Normalitas (N): menyatakan jumlah molekivalen zat terlarut yang terdapat dalam satu liter
larutan.
N = mol ekivalen zat terlarut/1 L larutan.
c) Molalitas (m): menyatakan jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1000 g (1 Kg)
pelarut. m = mol zat terlarut/1 Kg larutan.
d) Persen berat (%b/b): menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam100 g larutan..
e) Persen volume (%v/v): menyatakan jumlah mL zat terlarut dalam 100 mL.
f) Persen berat per volume (% b/v): menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 mL
larutan.
g) Fraksi mol: mol zat terlarut / (mol zat terlarut + mol pelarut).
h) Part per million (ppm): 1 mg zat terlarut / 1 L larutan.
i) Part per billion (ppb): 1µ g zat terlarut / 1 L larutan.

Analisis kimia terbagi dalam dua kategori. Dalam analisis kualitatif, hanya
menentukan zat mana yang ada dalam sampel tanpa mengukur jumlahnya. Dalam analisis
kuantitatif, tujuannya adalah mengukur jumlah berbagai zat dalam sampel. Ketika reaksi
kimia digunakan dalam analisis kuantitatif, strategi yang berguna adalah menangkap semua
zat kimia yang diinginkan dalam senyawa dengan rumus yang diketahui. Dari jumlah

4
senyawa yang diperoleh, kita dapat menentukan berapa banyak zat kimia yang ada dalam
sampel asli.

2.2 Titrasi Asam – Basa


Titrasi adalah prosedur laboratorium penting yang digunakan dalam melakukan
analisis kimia. Dalam titrasi tipikal, larutan yang mengandung satu reaktan ditempatkan di
bejana penerima. Larutan reaktan lain kemudian ditambahkan secara bertahap dari buret.
(Salah satu dari dua larutan memiliki konsentrasi yang diketahui dengan tepat dan disebut
larutan standar). Penambahan ini dilanjutkan sampai minimal terlihat perubahan warna yang
menandakan bahwa kedua reaktan telah digabungkan dalam proporsi yang tepat untuk
memberikan reaksi yang lengkap.
Dalam titrasi asam - basa, indikator asam-basa digunakan untuk mendeteksi
penyelesaian reaksi dengan perubahan warna. Indikator adalah zat warna yang memiliki satu
warna dalam larutan asam dan berbeda warna dalam larutan basa. Lakmus termasuk dalam
salah satu indikator asam - basa. Fenolftalein adalah indikator umum untuk titrasi; itu berubah
dari tidak berwarna menjadi merah muda ketika larutan berubah dari asam menjadi basa.
Perubahan warna ini terjadi hanya dengan penambahan satu tetes terakhir titran tepat saat
akhir reaksi tercapai. Saat kita amati perubahan warna, titik akhir telah tercapai dan
penambahan titran dihentikan. Kemudian mencatat total volume titran yang telah
ditambahkan ke labu penerima.

5
Bab III Metodologi Percobaan

3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan

Nama Bahan
No. Nama Peralatan
Kimia

1 Batang Pengaduk Air Suling

Asam Sulfat, H2SO4


2 Bola Hisap
Pekat
Indikator
3 Bola Pengisap
fenolftalein
Kalium

4 Buret permanganat,
KMnO4
Kristal asam oksalat,
5 Corong
(COOH)2.2H2O.
Larutan NaOH
6 Erlenmeyer
encer, NaOH 6 M
Natrium hidroksida,
7 Gelas Piala
NaOH kristal

8 Gelas Ukur Sampel Cuka

9 Labu Semprot

10 Labu Ukur

Labu Ukur 100


11
mL

12 Kaca Arloji

13 Pipet Gondok

14 Pipet Hisap

15 Pipet Takar

6
16 Standar Buret

3.2 Gambar Alat

a. Batang Pengaduk i. Labu Semprot

b. Bola Hisap j. Labu Ukur

c. Bola Pengisap k. Labu Ukur 100 mL

7
d. Buret l. Kaca Arloji

e. Corong m. Pipet Gondok

f. Erlenmeyer n. Pipet Hisap

g. Gelas Piala o. Pipet Takar

8
h. Gelas Ukur p. Standar Buret

3.3. Prosedur Percobaan

A. MEMBUAT LARUTAN NATRIUM HIDROKSIDA


1. Timbang 0.4 g NaOH padat menggunakan wadah kaca arloji
2. Masukkan NaOH kedalam gelas piala.
3. Tambahkan 10 mL air suling, kemudian aduk sampai larut.
4. Paskan dengan air suling sampai volumenya100 mL.
5. Tentukan konsentrasi larutan NaOH tersebut dalam molaritas dan normalitas.

B. MEMBUAT LARUTAN ASAM SULFAT


1. Masukkan 50 mL air suling kedalam gelas piala.
2. Pipet (pipet takar) 5 mL asam sulfat pekat dan masukkan kedalam gelas piala yang berisi
air suling di atas melalui dindingnya dengan hati-hati dan perlahanlahan.
3. Aduk perlahan-lahan dan tambahkan air suling lagi sampai volumenya100 mL.
4. Hitung persen, normalitas dan molaritas larutan asam sulfat itu

C. MEMBUAT LARUTAN KALIUM PERMANGANAT


1. Timbang 0,05 g KMnO4 padat menggunakan wadah kaca arloji
2. Masukkan KMnO4 itu kedalam labu ukur100 mL. Sisa KMnO4 pada kaca arloji dibilas
dengan air suling kira-kira 20 mL
3. Kemudian diaduk sampai larut.
4. Setelah semua larut, tambahkan air suling sampai garis batas labu ukur.
5. Aduk larutan dengan hati-hati sampai homogen
6. Tentukan molaritas, normalitas dan persen larutan KMnO4 itu.
7. (Diketahui: 1 molekivalenKMnO4 = 1/5 molKMnO4 21

9
E. KONSENTRASI ASAM ASETAT DALAM CUKA
1. Pipet 10 mL sampel cuka ke dalam Erlenmeyer 125 mL. Tambahkan 25 mL air dan 2 tetes
indikator fenolftalein.
2. Isi buret kembali dengan larutan NaOH (0,1 mol), catat skala awal. Titrasi sampel cuka
sampai warna merah muda. Catat kembali skala buret.
3. Ulangi percobaan 1dan 2 sebanyak 3 (tiga) kali.
4. Hitung kemolaran asam asetat dalam cuka.
5. Ubah konsentrasi molar ke konsentrasi persen dengan menganggap densiti sampel cuka
1,01 g/mL.
Catatan poin E :

 Percobaan 1 volume NaOH = 40 mL


 Percobaan 2 volume NaOH = 39,5 mL
 Percobaan 3 volume NaOH = 40,5 mL

10
Bab IV Analisa Data dan Percobaan

4.1 Pembahasan

A. Larutan Asam Hidroksida


Diketahui : massa NaOH = 0,4 gram

volume H2O = 10 mL

total volume larutan = 100 mL = 0,1 L

Ar Na = 23

Ar O = 16

Ar H = 1

ek NaOH = 1

Ditanya : Konsentrasi larutan dalam molaritas dan normalitas.

Pembahasan :

NaOH + H2O => Na(OH)2 + H2

2NaOH + 2H2O => 2Na(OH)2 + H2 (seimbang)

Mr NaOH = Ar Na + Ar O + Ar H = 23 + 16 + 1 = 40

n= = = 0,01 mol

M= x = x = 0,1 M

N= = = 10 N

B. Larutan Asam Sulfat


Diketahui : volume H2O = 50 mL
volume H2SO4 = 5 mL
total volume larutan = 100 mL = 0,1 L
Ar H = 1
11
Ar S = 32
Ar O = 16
ek H2SO4 = 2

Ditanyakan : Konsentrasi dalam persen, normalitas, dan molaritas larutan


H2SO4.

Pembahasan :

H2SO4 + H2O => H3O + SO4

H2SO4 + 2H2O => 2H3O = SO4 (seimbang)

% volume H2SO4 = x 100% = x 100% = 5%

N= = = 20 N

M = Jumlah ek x total volume larutan = 2 x 100 = 200 M

C. Larutan Kalium Permanganat

Diketahui : massa KMnO4 = 0,05 gram

volume H2O = 20 mL

total volume larutan = 100 mL = 0,1 L

1 molekul ek = 1/5 mol KMnO4

Ditanyakan : Molaritas, normalitas, dan konsentrasi larutan KMnO4 dalam

Persen.

Pembahasan :

KMnO4 + H20 => MnO2 + KOH + O2

4KMnO4 + 2H2O => 4MnO2 + 4KOH + 3O2 (seimbang)

12
Mr KMnO4 = Ar K + Ar Mn + Ar O = 39 + 55 + (4 x 16) = 158

n= = = 0,000316 mol = 3,16 x 10-4 mol

M= x = x = 0,00316 M

Molekul ek = mol KMnO4 = x 3,16 x 10-4 = 6,32 x 10-5

N= = = 6,32 x 10-4 N

E. Asam Asetat Dalam Cuka


Diketahui : volume cuka = 10 mL
volume H2O = 25 mL
total volume larutan = 100 mL
2 tetes indikator fenolftalein
percobaan 1 volume NaOH = 40 mL
percobaan 2 volume NaOH = 39,5 mL
percobaan 3 volume NaOH = 40,5 mL
Ar C = 12 Ar Na = 23
Ar H = 1 Ar O = 16
Ditanyakan : Hitung kemolaran CH3COOH dalam cuka.
Pembahasan :
CH3COOH = NaOH => CH3COONa + H2O
1 : 1 : 1 : 1

M CH3COOH = = = 0,1 M

Rata-rata volume NaOH = = = 40 mL

M Rata-rata NaOH = = = 0,4 M

n NaOH = M NaOH x Vrata-rata NaOH = 0,4 x 40 = 16 mol


13
n CH3COOH = n NaOH
n CH3COOH = 16 mol

M CH3COOH dalam cuka = = = 1,6 M

14
Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa larutan Asam Hidroksida memiliki
0,01 mol, molaritas sebesar 0,1M, dan normalitas sebesar 10N. Untuk larutan Asam Sulfat
memiliki konsentrasi sebesar 5%, dengan normalitas sebesar 20N dan molaritas sebesar
200M. Kemudian larutan Kalium Permanganat memiliki 3,16 x 10-4 mol, dengan molaritas
sebesar 3,16 x 10-3M dan normalitas sebesar 6,32 x 10-4N. Dan Larutan Asam Asetat dalam
cuka memiliki 16 mol, dengan molaritas sebesar 0,1 M dan Titrasi / kemolaran Asam Asetat
dalam cuka sebesar 1,6 M.

15
Lampiran

16
17
18
19
Daftar Pustaka

Jesperson, Brady, & Hyslop. 2012. Chemistry The Molecular of Nature. 6th ed. Page 196 -
198. Jhon Willey & Sons, New York.

Lawrie Ryan, & Roger Norris. 2014. Cambridge International AS & A Level Chemistry
Coursebook. 2nd ed. Content 8.7. Cambridge University Press, Cambridge.

20

Anda mungkin juga menyukai