PRAKTIKUM KE-2
( KONSENTRASI DAN TITRASI NETRALISASI )
NIM : 202123001
ii
Bab I Pendahuluan
Netralisasi atau titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan
banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi
dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya,
sedangkan apabila salah satu larutannya diketahui konsentrasinya, larutan ini disebut larutan
standar. Ada 4 macam reaksi yang digunakan dalam titrasi yaitu reaksi asam-basa, reaksi
redoks, reaksi pengendapan, dan reaksi pembentukan kompleks.
Titrasi asam basa disebut reaksi penetralan atau juga titrasi netralisasi yaitu titrasi
yang didasarkan pada reaksi antara suatu asam dengan basa dan merupakan teknik untuk
menenutukan kosentrasi asam atau basa.
Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat mengamati perubahan
warna, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna
dari indikator. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau
sebaliknya. Dalam proses titrasi suatu larutan ditambahkan sedikit demi sedikit pada larutan
yang volumenya telah diketahui, sampai tercapai titik ekuivalen (jumlah stoikhiometri
perbandingan mol) dari kedua pereaksi. yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna
indikator disebut titik ekuivalen. Dengan demikian melakukan suatu percobaan titrasi,
praktikan harus mampu mencampurkan 2 zat atau lebih yang berbeda serta mampu
menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis
bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis. Berdasarkan uraian di atas maka
dilakukanlah percobaan ini. Sehingga dalam menganalisis suatu larutan kita harus
menggunakan titrasi.
Tujuan praktikum ini adalah memahami cara pembuatan larutan dalam berbagai
satuan konsentrasi, mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan.
3
Bab II Dasar Teori
2.1 Larutan
Larutan adalah campuran homogen dimana setiap komposisi dari larutan serba sama di
seluruh bagian volumenya. Larutan terdiri dari zat terlarut (solute), komponen jumlah yang
lebih kecil dalam sebuah larutan dan pelarut (solvent), komponen jumlah yang lebih banyak.
Pekat atau encernya suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan tersebut. Konsentrasi
suatu larutan adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.
Ada beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan yaitu dengan molaritas
(M), normalitas (N), molalitas (m), persen (%) berat atau volume, fraksi mol (x), ppm dan
ppb:
a) Molaritas (M): menyatakan jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam satu liter larutan.
M = mol zat terlarut/1L larutan.
b) Normalitas (N): menyatakan jumlah molekivalen zat terlarut yang terdapat dalam satu liter
larutan.
N = mol ekivalen zat terlarut/1 L larutan.
c) Molalitas (m): menyatakan jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1000 g (1 Kg)
pelarut. m = mol zat terlarut/1 Kg larutan.
d) Persen berat (%b/b): menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam100 g larutan..
e) Persen volume (%v/v): menyatakan jumlah mL zat terlarut dalam 100 mL.
f) Persen berat per volume (% b/v): menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 mL
larutan.
g) Fraksi mol: mol zat terlarut / (mol zat terlarut + mol pelarut).
h) Part per million (ppm): 1 mg zat terlarut / 1 L larutan.
i) Part per billion (ppb): 1µ g zat terlarut / 1 L larutan.
Analisis kimia terbagi dalam dua kategori. Dalam analisis kualitatif, hanya
menentukan zat mana yang ada dalam sampel tanpa mengukur jumlahnya. Dalam analisis
kuantitatif, tujuannya adalah mengukur jumlah berbagai zat dalam sampel. Ketika reaksi
kimia digunakan dalam analisis kuantitatif, strategi yang berguna adalah menangkap semua
zat kimia yang diinginkan dalam senyawa dengan rumus yang diketahui. Dari jumlah
4
senyawa yang diperoleh, kita dapat menentukan berapa banyak zat kimia yang ada dalam
sampel asli.
5
Bab III Metodologi Percobaan
Nama Bahan
No. Nama Peralatan
Kimia
4 Buret permanganat,
KMnO4
Kristal asam oksalat,
5 Corong
(COOH)2.2H2O.
Larutan NaOH
6 Erlenmeyer
encer, NaOH 6 M
Natrium hidroksida,
7 Gelas Piala
NaOH kristal
9 Labu Semprot
10 Labu Ukur
12 Kaca Arloji
13 Pipet Gondok
14 Pipet Hisap
15 Pipet Takar
6
16 Standar Buret
7
d. Buret l. Kaca Arloji
8
h. Gelas Ukur p. Standar Buret
9
E. KONSENTRASI ASAM ASETAT DALAM CUKA
1. Pipet 10 mL sampel cuka ke dalam Erlenmeyer 125 mL. Tambahkan 25 mL air dan 2 tetes
indikator fenolftalein.
2. Isi buret kembali dengan larutan NaOH (0,1 mol), catat skala awal. Titrasi sampel cuka
sampai warna merah muda. Catat kembali skala buret.
3. Ulangi percobaan 1dan 2 sebanyak 3 (tiga) kali.
4. Hitung kemolaran asam asetat dalam cuka.
5. Ubah konsentrasi molar ke konsentrasi persen dengan menganggap densiti sampel cuka
1,01 g/mL.
Catatan poin E :
10
Bab IV Analisa Data dan Percobaan
4.1 Pembahasan
volume H2O = 10 mL
Ar Na = 23
Ar O = 16
Ar H = 1
ek NaOH = 1
Pembahasan :
Mr NaOH = Ar Na + Ar O + Ar H = 23 + 16 + 1 = 40
n= = = 0,01 mol
M= x = x = 0,1 M
N= = = 10 N
Pembahasan :
N= = = 20 N
volume H2O = 20 mL
Persen.
Pembahasan :
12
Mr KMnO4 = Ar K + Ar Mn + Ar O = 39 + 55 + (4 x 16) = 158
M= x = x = 0,00316 M
N= = = 6,32 x 10-4 N
M CH3COOH = = = 0,1 M
14
Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa larutan Asam Hidroksida memiliki
0,01 mol, molaritas sebesar 0,1M, dan normalitas sebesar 10N. Untuk larutan Asam Sulfat
memiliki konsentrasi sebesar 5%, dengan normalitas sebesar 20N dan molaritas sebesar
200M. Kemudian larutan Kalium Permanganat memiliki 3,16 x 10-4 mol, dengan molaritas
sebesar 3,16 x 10-3M dan normalitas sebesar 6,32 x 10-4N. Dan Larutan Asam Asetat dalam
cuka memiliki 16 mol, dengan molaritas sebesar 0,1 M dan Titrasi / kemolaran Asam Asetat
dalam cuka sebesar 1,6 M.
15
Lampiran
16
17
18
19
Daftar Pustaka
Jesperson, Brady, & Hyslop. 2012. Chemistry The Molecular of Nature. 6th ed. Page 196 -
198. Jhon Willey & Sons, New York.
Lawrie Ryan, & Roger Norris. 2014. Cambridge International AS & A Level Chemistry
Coursebook. 2nd ed. Content 8.7. Cambridge University Press, Cambridge.
20