Anda di halaman 1dari 15

10PERCOBAAN VI

KESETIMBANGAN
HASIL KALI KELARUTAN
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.

Membuat larutan jenuh suatu garam MgCO3, CaCO3 dan BaCO3.

2.

Menentukan kelarutan garam MgCO3, CaCO3 dan BaCO3.

3.

Menentukan hasilkali kelarutan garam MgCO3, CaCO3, dan BaCO3.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Reaksi kimia adalah perubahan spontan pereaksi menjadi hasil reaksi
menuju kesetimbangan. Suatu kesetimbangan kimia mempunyai konstanta
kesetimbangan

yang

nilainya

bergantung

pada

suhu

dan

jenis

kesetimbangan.kegunaan konstanta kesetimbangan untuk mengetahui letak


kesetimbangan, apakah dekat ke pereaksi ataukah ke hasil reaksi (Syukri, 1999).
Kelarutan zat terlarut diketahui dari konsentrasi larutan jenuhnya, biasanya
dinyatakan dalam banyaknya mol zat terlarut per liter larutan jenuh. Seperti
halnya kesetimbangan asam basa, kita akan ketahui bahwa kesetimbangan
kelarutan (dengan begitu pula kelarutan zat terlarut) sangat dipengaruhi oleh
reaksi asam basa. Inilah sebabnya mengapa beberapa zat terlarut yang tidak larut
dalam air mudah larut dalam larutan basa (Petrucci, 1992).
Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis karena dalam sistem
terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi, dan sebaliknya.
Sistem

kesetimbangan

dibagi

menjadi

dua

kelompok,

yaitu

kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen


merupakan kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai fase yang sama,
sehingga sistem yang terbentuk itu hanya satu fase. Kesetimbangan heterogen
merupakan suatu kesetimbangan yang anggota sistemnya mempunyai lebih dari
satu fase, sehingga sistem yang terbentuk pun mempunyai lebih dari satu macam
fase ( Staf pengajar Kimia Dasar I ).
Pada percobaan ini akan dipelajari masalah kesetimbangan heterogen,
yaitu kesetimbangan antara fase zat padat dan zat cair.

Kesetimbangan heterogen yang terdiri atas padatan dan cairan, misalnya


padatan NB dan pelarutnya H2O, maka dalam larutan terbentuk sistem
kesetimbangan sebagai berikut :
NB (s) + 2nH2O

N+ (nH2O) + B- (nH2O) ..(i)

Tetapan kesetimbangan sistem di atas adalah :


[N+ (nH2O)][B- (nH2O)]
K = ------------------------------ ..(ii)
[NB][H2O]2n
Pada sistem kesetimbangan yang terbentuk H2O merupakan pelarut sehingga
jumlah besar sekali bila dibandingkan dengan H2O yang mengelilingi ion-ion
yang ada, dengan demikian [H2O]2n tersebut dapat dikatakan tetap, sehingga
persamaan (ii) dapat diubah kembali menjadi :
[N+ (nH2O)][B- (nH2O)]
K = ------------------------------- ..(iii)
[NB]
Kepekatan [NB] padat dalam fase ini boleh dikatakan tetap, karena [NB] padat
berubah menjadi N+ (nH2O) dan B- (nH2O) kecil sekali, dengan demikian :
K = [N+ (nH2O)][B- (nH2O)] (iv)
Untuk membedakan arti tetapan kesetimbangan dengan tetapan kesetimbangan
yang lain, maka tetapan kesetimbangan persamaan (iv) disebut dengan tetapan
hasilkali kelarutan (Ksp. Besar Ksp menunjukkan adanya kesetimbangan antara
larutan jenuh dengan padatan pada suhu tertentu dan harganya tertentu untuk
setiap jenis senyawa ( Staf pengajar Kimia Dasar I ).
Jika hasil proses kesetimbangan heterogen ini ditelusuri dari awal, maka
akan tampak proses sebagai berikut :
NB (s) + 2nH2O

N+ (nH2O) + B- (nH2O) .(v)

Dengan demikian pada awalnya padatan ionik tersebut akan hilang identitasnya
dan pecah menjadi N+ (nH2O) dan B- (nH2O). Interaksi antara ion-ion tersebut
kecil sekali sehingga sesungguhnya senyawa ionik NB padat sudah tidak ada

dalam sistem dan membentuk sistem homogen. Jika NB padat terus-menerus


dimasukkan ke dalam larutan, papa suatu saat interaksi antara ion menjadi besar
kembali membentuk padatan sebagai berikut :
N+ (nH2O) + B- (nH2O)

NB (s) + 2nH2O ..(vi)

Keadaan dimana ion-ion yang terlarut kembali membentuk padat itu disebut
keadaan jenuh atau larutan yang terbentuk disebut larutan jenuh. Dengan
demikian jika peristiwa (v) dan (vi) digabung akan tampak seperti kesetimbangan
(i) ( Staf pengajar Kimia Dasar I ).
Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa sembarang senyawa
ionik, hasil kali kelarutan pada suhu tertentu merupakan nilai dari perkalian ionionnya dalam larutan dimana pada suhu tersebut terjadi kesetimbangan antara ionion tersebut menjadi kesetimbangan anatara ion-ion tersebut dengan padatannya.
Larutan yang demikian disebut larutan jenuh, dengan demikian jika nilai tetapan
hasilkali kelrutan belum dilampaui, padatan masih dapat larut. Jika yang
dilarutkan banyaknya ion-ion tersebut, perkalian persis sama dengan Ksp akan
membentuk larutan jenuh dan jika dilapaui akan membentuk endapan kembali.
Jika terjadi keadaan dimana Ksp telah dilampaui, tetapi belum memebentuk
endapan kembali, keadaan semacam ini disebut larutan lewat jenuh

( Staf

pengajar Kimia Dasar I ).


Jika garam ionik dimasukkan di dalam air (pelarut), maka banyaknya
garam yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu itu untuk setiap macam
garam nilainya beragam dan merupakan salah satu sifat fisis dari senyawa / garam
itu sendiri ( Staf pengajar Kimia Dasar I ).
Banyaknya garam yang dapat larut dalam sejumlah pelarut disebut
kelarutan . Jika volume larutan yang dipakai melarutkan dibuat dalam Liter, maka
kelarutan garam / senyawa tersebut dapat dinyatakan sebagai kepekatan garam /
senyawa tersebut. Jadi yang disebut kelarutan (s = solubility) suatu garam adalah
banyaknya garam / senyawa dalam satuan gram yang dapat membuat jenuh
larutan. Jika volume larutan Liter, maka kelarutan tersebut mempunyai satuan
molar ( Staf pengajar Kimia Dasar I ).

Secara umum kelarutan dan hasilkali ion-ion suatu garam dapat dicari
sebagai berikut :
NB (s) + 2nH2O

N+ (nH2O) + B- (nH2O) .(vii)

( Staf pengajar Kimia Dasar I ).


III.METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat

: Erlenmeyer 100 ml, beaker gelas 100 ml, pipet volume 25 ml,
20 ml, dan 5 ml, buret dan corong.

Bahan

: Larutan jenuh MgCO3, CaCO3, BaCO3 ; larutan baku HCL


0,001 M: larutan baku NaOH 0,001 M ; indikator
fenolmerah.

3.2 Prosedur Kerja


a. Larutan CaCo3 jenuh diambil sebanyak 25 ml dengan pipet gondok,
lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml dan ditambahkan 5 ml
larutan HCL 0,001 M (gunakan pipet gondok 5 ml).
b. Larutan NaOH 0,001 M sebanyak 10 ml dan indikator fenolmerah
ditambahkan.
c. Larutan baku HCL 0,001 M, diambil dan dimasukkan dalam buret.
d. Larutan campuran hasil kerja (b) dititrasi dengan larutan HCL baku
dari buret. Hentikan titrasi jika larutan telah berubah warna dari merah
ke jingga, catat volume HCL 0,001 M.
e. Langkah kerja a-e diulangi dua kali lagi, volume HCL 0,001 M dirataratakan.
f. Langkah 2 diulangi untuk larutan CaCO3 jenuh.
g. Ksp CaCO3 dihitung dan dibandingkan dengan harga Ksp teoritisnya!
IV. HASIL PENGAMATAN
4.1 Data hasil pengamatan
No.
Langkah Percobaan
Hasil Percobaan
a.
Mengambil
larutan
CaCO3 Larutan bening
sebanyak 25 ml dengan pipet
gondok. Masukkan ke dalam

Erlenmeyer

100

ml

dan

tambahkan larutan HCL 0,001


M

5 sebanyak 5 ml dengan

pipet gondok 5 ml.


b.

Menambhkan 10 ml larutan Larutan bening dan larutan indicator


NaOH 0,001 M dan tambahkan fenolmerah berwarna merah muda
pula indikator fenolmerah.

c.

Masukkan pula larutan baku


HCL 0,001 M ke dalam buret.

d.

Larutan

campuran

hasil

(b) Volume awal (HCL) = 1,5 ml

dititrasi dengan larutan HCL Volume akhir = 24,6 ml


e.

baku dari buret.

V total = 23,1 ml

Mengulangi langkah 1-5

Volume awal (HCL) = 0 ml

Menghitung volumenya

Volume akhir = 24,5 ml.


V total = 24,5 ml

Menghitung V rata-rata

V rata-rata = 23,8 ml

4.2 Perhitungan
Dari data yang diperoleh pada hasil percobaan maka dapat dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
Dik : V CaCO3 = 25 ml
V rata-rata HCl hasil titrasi = 23,8 ml
V NaOH yang ditambahkan = 10 ml
V HCl yang ditambahkan = 5 ml
M NaOH = 0,001 M
M HCl = 0,001 M
Dit : Ksp CaCO3 hasil percobaan
Jwb :
Reaksi yang terjadi adalah
1. CaCO3 + 2HCl

CaCl2 + H2O + CO2

2. HCl + NaOH

NaCl + H2O

3. NaOH + HCl

NaCl + H2O

HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa 23,8 ml x

0,001 mol
1000 ml

23,8 x 10 6 mol

NaOH yang sisa = 23,8 x 10-6 mol


NaOH yang ditambahkan 10 ml x

0,001 mol
1000 ml

10 x 10 6 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa = 10 x 10-6 mol 23,8 x 10-6 mol
= -13,8 x 10-6 mol
HCl yang sisa = -13,8 x 10-6 mol
HCl yang ditambahkan 5 ml x

0,001 mol
1000 mol

5 x 10 6 mol

HCl yang bereaksi dengan CaCO3 = 5 x 10-6 mol (-13,8 x 10-6 )mol
= 18,8 x 10-6 mol
Jumlah mol CaCO3 = 18,8 x 10-6 mol : 2
= 9,4 x 10-6 mol
Kepekatan CaCO3 = 9,4 x 10-6 mol : 25 x 10-3 L
= 0,376 x 10-3 M
= 3,76 x 10-4 M
Jadi kelarutan CaCO3 = 3,76 x 10-4 M
Ksp CaCO3 = [Ca2+] [CO32-]
= (3,76 x 10-4 M) (3,76 x 10-4 M)
= 1,41376 x 10-7 M2
Teoritis Ksp CaCO3 = 4,8 x 10-9 M2
V. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan sebagai larutan jenuh hanya
CaCO3. Semestinya dalam percobaan ini dipergunakan tiga bahan yaitu MgCO3,
CaCO3, dan BaCO3. Tetapi bahan yang tersedia hanya CaCO3 sehingga hanya
larutan jenuh tersebut saja yang digunakan dalam percobaan.
Pada percobaan ini larutan jenuh CaCO3 apabila dalam larutan ini
ditambahkan padatan CaCO3 maka akan terjadi endapan kembali. Pada percobaan
ini dapat kita ketahui pada saat larutan jenuh CaCO 3 tepat membentuk endapan.

Dengan menghitung kelarutan pada larutan jenuh CaCO3 kita dapat menentukan
ion-ion yang terdapat dalam larutan tersebut yaitu Ca 2+ dan CO3-. Dengan
mengetahui kelarutan dari ion-ion tersebut kita dapat menentukan hasilkali
kelarutannya dengan jalan mengalikan kosentrasi ion-ionnya dan memangkatkan
konsentrasinya dengan koefisien pada masing-masing ion.
Langkah awal pada percobaan ini adalah mencampurkan larutan jenuh
CaCO3 dengan larutan baku HCl 0,001 M. Reaksi yang terjadi adalah :

CaCO3(aq) + 2HCl(aq)

CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Setelah itu larutan tersebut ditambahkan lagi dengan NaOH 0,001 M dan
juga ditambahkan dengan indikator fenolmerah. Larutan yang terjadi bersifat
basa, hal ini disebabkan pada percoban ini volume NaOH lebih besar
dibandingkan dengan volume HCl. Ini juga dapat kita ketahui dari perubahan
warna jingga pada larutan. Warna ini terjadi karena adanya indikator fenolmerah.
Reaksi yang terjadi setelah penambahan NaOH adalah :

NaOH(aq) + HCl(aq)

NaCl(aq) + H2O(l)

Titrasi ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya volume HCl yang


digunakan untuk bereaksi dengan NaOH. Titik akhir titrasi diketahui dari hasil
perubahan warna pada larutan yaitu berwarna jingga. Dengan adanya titrasi
larutan yang bersifat asam, maka ini akan merubah pH larutan yang pada mulanya
lebih bersifat basa. Titrasi pada percobaan ini dilakukan hanya sekali, semestinya
titrasi dilakukan sebanyak tiga kali. Hal ini disebabkan dari dua kali titrasi yang
dilakukan warna larutan tidak berubah, padahal volume HCl yang keluar dari
buret sudah sangat banyak. Mungkin hal ini terjadi karena kesalahan dalam
penambahan indikator. Karena setelah indikator diganti warna larutan dapat
berubah. Didapatkan volume HCl yang bereaksi dengan larutan sebesar 23,8 ml.
Volume yang didapat ini digunakan untuk menghitung banyaknya mol HCl yang
bereaksi. Diketahui bahwa koefisien reaksi pada reaksi antara NaOH dan HCl
adalah sama, maka besarnya mol HCl sama dengan besarnya mol NaOH.

Pada perhitungan untuk percoban ini kita dapat menentukan mol HCl sisa
yang bereaksi dengan larutan CaCO3, dengan reaksi sebagai berikut :

CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

CaCO3(aq) + 2HCl(aq)

Dari hasil perhitungan diperoleh mol CaCO3 sebesar 9,4 x 10-6 mol dengan
kepekatan 3,76 x 10-4 M. Maka kelarutan dari ion-ionnya adalah 3,76 x 10-4 M,
dari perhitungan ini kita dapat mengetahui bahwa hasilkali kelarutan diperoleh
dari perkalian kelarutan ion-ionnya. Ksp pada percobaan ini adalah 1,41376 x 10-7
M2. Hasil percobaan dengan literatur ada sangat lah berbeda. Perbedaan ini dapat
disebabkan karena :
-

Kurang

tepat

dalam

melakukan

titrasi

dan

menentukan titik akhir titrasi (pada saat berubah warna).


-

Kesalahan dalam pembacaan skala buret.

Kesalahan menghitung/mengukur volume bahanbahan yang akan dicampur.

Kebersihan

alat-alat

yang

digunakan

kurang

sehingga dimungkinkan kontaminasi dengan zat lain.

VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dipeoleh beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Hasilkali kelarutan adalah nilai dari perkalian ion-ion dalam larutan


dimana pada suhu tertentu terjadi keseimbangan antara ion-ion tersebut
dengan padatannya.
2. Kelarutan garam CaCO3 pada percobaan ini adalah 3,76 x 10-4 M.
3. Hasilkali kelarutannya adalah 1,41376 x 10-7 M2.

DAFTAR PUSTAKA

Pertucci, Ralp H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2.
Erlangga, Jakarta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. ITB Press, Bandung.
Staf Pengajar Kimia Dasar I. 2003. Penuntun Praktikum Kima Dasar I. Sub
Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNLAM, Banjarbaru.

Lampiran

1. Apa yang menyebabkan kesalahan hasilkali kelarutan antara hasil


percobaan anda dibandingkan dengan teoritis ?
2. Apa yang dimaksud dengan :
a. Larutan jenuh

c. Larutan lewat jenuh

b. Kelarutan

d. Hasilkali kelarutan

3. Apa sebab kelarutan dan hasilkali kelarutan beragam antar senyawa ionik?
4. Jika kelarutan kalsium sulfat 0,209 g tiap ml pada suhu 30 oC, berapa
kepekatan ion sulfat dan Ksp garam tersebut ?
5. Ada larutan terdiri dari atas Pb(NO3)2 0,012 M dan Sr(NO3)2 0,2 M. ke
dalam larutan tersebut ditambahkan larutan Na2SO4. Tentukan :
a. Garam apa yang mengendap lebih dahulu ?
b. Kepekatan ion SO42- saat garam tersebut mengendap
Ksp PbSO4 = 1,06 x 10-8 M2
Ksp SrSO4 = 1,5 x 10-7 M2

Jawaban :
1. Penyebab kesalahan hasilkali kelarutan :
-

Pengukuran volume bahan-bahan percobaan yang kurang cermat

Pada waktu titrasi, penentuan waktu pada saat larutan berubah warna
tidak tepat

Kesalahan dalam pembacaan buret

Kebersihan alat-alat yang digunakan (Erlenmeyer, pipet tetes, labu


ukur, buret) yang tidak terjamin sehingga dimungkinkan adanya
kontaminasi dengan zat lain.

2. a. Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam


jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat
terlarut yang larut dan yang tak larut.
b. Kelarutan adalah banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut
yang banyaknya tertentu, untuk menghasilkan suatu larutan jenuh.
c. Larutan lewat jenuh adalah larutan dimana hasilkali kelarutannya telah
dilampaui, tetapi belum membentuk endapan kembali.

d. Hasilkali kelarutan (Ksp) yaitu nilai dari perkalian ion-ion dalam


larutan dimana pada suhu tertentu terjadi ketimbangan antara ion-ion
tersebut dengan padatannya.
3. Penyebab kelarutan dan hasilkali kelarutan beragam antar senyawa ionik
karena adanya perbedaan kekuatan ikatan ioniknya dari masing-masing
senyawa tersebut.
4. m CaSO4 = 0,209 g
V CaSO4 = 1 ml = 10-3 L
BM CaSO4 = 136 g/mol
mol CaSO4

0,209 g
136 g / mol

1,54 x 10 3 mol

Kepeka tan CaSO4

mol CaSO4
V CaSO4

1,54 x 10 3 mol
10 3 L
1,54 M

CaSO4

Ca2+ + SO42-

Ksp CaSO4 = [Ca2+] [SO42-]


= (1,54) (1,54)
= 2,3716 M2
5. Reaksi yang terjadi :
Pb(NO3)2 + Na2SO4
Sr(NO3)2 + Na2SO4

PbSO4 + 2NaNO3
PbSO4 + 2NaNO3

Ksp PbSO4 = [Pb2+] [SO42-]


= (0,012) (0,012)
= 1,44 x 10-4 M2
Ksp SrSO4 = [Sr2+] [SO42-]
= (0,2) (0,2)
= 0,04 M2
a. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, yang lebih dahulu mengendap
`adalah SrSO4 karena hasilkali kelarutannya yang lebih besar.

b. Kepekatan ion SO42- saat garam tersebut mengendap sama dengan


kepekatan senyawa SrSO4 yaitu 0,2 M.

4.2 Perhitungan
Dari data yang diperoleh pada hasil percobaan maka dapat dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
Dik : V CaCO3 = 25 ml
V rata-rata HCl hasil titrasi = 23,8 ml
V NaOH yang ditambahkan = 10 ml
V HCl yang ditambahkan = 5 ml
M NaOH = 0,001 M
M HCl = 0,001 M
Dit : Ksp CaCO3 hasil percobaan
Jwb :
Reaksi yang terjadi adalah
1. CaCO3 + 2HCl

CaCl2 + H2O + CO2

2. HCl + NaOH

NaCl + H2O

3. NaOH + HCl

NaCl + H2O

HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa 23,8 ml x

0,001 mol
1000 ml

23,8 x 10 6 mol

NaOH yang sisa = 23,8 x 10-6 mol


NaOH yang ditambahkan 10 ml x

0,001 mol
1000 ml

10 x 10 6 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa = 10 x 10-6 mol 23,8 x 10-6 mol
= -13,8 x 10-6 mol
HCl yang sisa = -13,8 x 10-6 mol
HCl yang ditambahkan 5 ml x

0,001 mol
1000 mol

5 x 10 6 mol

HCl yang bereaksi dengan CaCO3 = 5 x 10-6 mol (-13,8 x 10-6 )mol
= 18,8 x 10-6 mol
Jumlah mol CaCO3 = 18,8 x 10-6 mol : 2
= 9,4 x 10-6 mol
Kepekatan CaCO3 = 9,4 x 10-6 mol : 25 x 10-3 L
= 0,376 x 10-3 M

= 3,76 x 10-4 M
Jadi kelarutan CaCO3 = 3,76 x 10-4 M
Ksp CaCO3 = [Ca2+] [CO32-]
= (3,76 x 10-4 M) (3,76 x 10-4 M)
= 1,41376 x 10-7 M2
Teoritis Ksp CaCO3 = 4,8 x 10-9 M2

Anda mungkin juga menyukai