Anda di halaman 1dari 37

02.

Basic Tools on Analytical Chemistry

Analytical
Chemistry
Wahab, S.Si., MT.
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Universitas Halu Oleo
Luaran
Pada bab ini akan mempelajari secara spesifik
tentang kimia analitik.
Dalam perkuliahan akan dijelaskan:
a. Bagaimana mentreatment data experiment
b. Bagaimana memastikan data yang diperoleh
akurat atau tidak
c. Bagaimana cara memilih teknik analisis yang
diinginkan
Numbers in Analytical Chemistry :
Fundamental Units of Measure
Numbers in Analytical Chemistry :
Fundamental Units of Measure (cont.)
Numbers in Analytical Chemistry :
Fundamental Units of Measure (cont.)
Unit Konsentrasi
Konsentrasi merupakan ukuran yang menyatakan
jumlah solute yang ada dalam larutan.

Istilah solute dan solution tidak hanya


berkaitan dengan fasa liquid, tetapi juga bisa
digunakan pada fasa padat dan gas.
Satuan konsentrasi bergantung pada bagaimana
mengukur jumlah solut dan larutan.
Satuan Konsentrasi
Molaritas and Formalitas
Molaritas dan formalitas menyatakan jumlah mol
solut per liter larutan. Tetapi ada perbedaan
antara molaritas dan formalitas
Molarity merupakan jumlah spesies tertentu
dalam larutan.
Formality, on the other hand, is a substances
total concentration in solution without regard to
its specific chemical form.
Satuan Konsentrasi
Normalitas
Normality merupakan jumlah equivalen solute per liter
larutan (N).
Equivalents, n, didasarkan pada unit reaksi, yang merupakan
bagian dari spesies kimia yang berkaitan dalam reaksi.
Contoh :
a. Pb2+(aq) + 2I-(aq) = PbI2(s)
n = 2 for Pb2+ and n =1 for I-
b. H2SO4(aq) + 2NH3(aq) = 2NH4+(aq) + SO42-(aq)
n = 2 for H2SO4 and n =1 for NH3
c. Ag+(aq) + 2NH3(aq) = Ag(NH3)2+(aq)
n = 2 for Ag+ and n =1 NH3
d. 2Fe3+(aq) + Sn2+(aq) = Sn4+(aq) + 2Fe2+(aq)
n = 1 for Fe3+ and n =2 for Sn2+
Unit for Expressing Concentration
Normality (cont.)

Normalitas merupakan berat equivalen (EW) per


unit volume.
Berat equivalen didefenisikan sebagai
perbandingan antara berat formula spesies kimia
(FW) terhadap jumlah equivalen.

Normalitas memiliki hubungan dengan molaritas


melalui persamaan berikut.
Example 2.1
Calculate the equivalent weight and normality for a solution of 6.0
M H3PO4 giver the following reactions:
a) H3PO4(aq) + 3OH-(aq) = PO43-(aq) + 3H2(l)
b) H3PO4(aq) + 2NH3(aq) = HPO42-(aq) + 2NH4+(aq)
c) H3PO4(aq) + F-(aq) = H2PO42-(aq) + HF(aq)
Solution
For phosporic acid, the number of equivalents is the number of H +
ions doneated to the base.
Unit for Expressing Concentration
Molalitas

Molalitas digunakan dalam perhitungan


termodinamik yang mana temperatur tidak
mempengaruhi terhadap satuan molalitas.
Molalitas merupakan jumlah mol solut (zat
terlarut) per kilogram solvent (pelarut).
Unit for Expressing Concentration
Weight, Volume, and Weight-to-Volume Ratios

Persen berat (% w/w), persen volum (% v/v) and


persen berat-volume (% w/v) merupakan unit
konsentrasi dari solut per 100 unit sampel.
Suatu larutan yang memiliki konsentrasi 23% w/v
artinya mengandung 23 g solut per 100 mL
larutan.
Parts per million (ppm) and parts per billion
(ppb) merupakan perbandingan berat 1 g solut
terhadap 1 juta (untuk ppm) atau miliar (untuk
ppm) gram sampel.
Contoh, baja mengandung 450 ppm Mn artinya
setiap 1 gram baja mengandung 450 g Mn.
Unit for Expressing Concentration
Weight, Volume, and Weight-to-Volume Ratios (cont.)

Oleh karena density larutan aqueous dinyatakan


dalam satuan 1.00 g/mL, maka konsentrasi larutan
dalam satuan ppm dan ppb juga dapat dinyatakan
dengan menggunakan persamaan berikut.

Untuk gas, satuan ppm biasanya dinyatakan dalam


perbandingan volume.
Sehingga konsentrasi gas helium 6,3 ppm artinya
setiap 1 liter gas helium mengandung 6,3 L gas
helium.
Unit for Expressing Concentration
Converting Between Concentration Units

Example 2.2
Konsentrasi larutan amonia (NH3)adalah 28 % w/w dan memiliki
density 0,899 g/mL. Hitung molaritas larutan amonia tersebut.

Solution
Unit for Expressing Concentration
Converting Between Concentration Units (cont.)

Example 2.3
Sampel air minum mengandung ion klorida (Cl-) sebanyak 2,5x102
ppm. Hitung molaritas ion klorida tersebut di dalam air.

Solution
Satuan Konsentrasi
Fungsi p
Sebuah fungsi dalam bentuk pX, dimana pX =
-log[X].
Sehingga untuk menentukan pH suatu larutan
yang mengandung 0,10 M ion H+ yaitu dengan
cara
pH = -log [H+]
pH = -log (0,10) = 1,00
pH larutan yang mengandung 5 x 10-13 H+ adalah
pH = -log [H+]
pH = -log (5 x 10-13) = 12.30
Satuan Konsentrasi
Fungsi p (lanjutan)
Gambar berikut menunjukkan pengaruh
penambahan volume NaOH terhadap [H+] dan pH.
Contoh 2.4
Hitung pNa larutan 1,76 x 10-3 M Na3PO4.

Jawab:
Setiap mol Na3PO4 mengandung 3 mol Na, maka konsentrasi ion Na+
adalah

dan pNa adalah


Contoh 2.5
Tentukan [H+] larutan yang memiliki pH 5,16.

Jawab:
pH = -log [H+] = 5,16
log [H+] = -5,16
[H+] = antilog (-5,16) = 10-5,16 = 6,9 x 10-6M
Perhitungan Stoikiometrik
Reaksi yang setimbang mengindikasikan hubungan
kuantitatif antara mol reaktan dan mol produk.
Hubungan tersebut memberikan dasar perhitungan
analitik.
Sebagai contoh yaitu penentuan jumlah asam oksalat
(H2C2O4) dalam suatu sampel.
Salah satu metode yang digunakan yaitu oksidasi asam
oksalat menjadi CO2 berdasarkan reaksi berikut.
2Fe3+(aq) + H2C2O4(aq) + 2H2O(l) 2Fe2+(aq) + 2CO2(g) + 2H3O+(aq)
Reaksi setimbang memberikan hubungan antara mol Fe 3+
yang digunakan dan mol asam oksalat yang akan
dianalisis, satu mol asam oksalat bereaksi dengan dua mol
Fe3+.
Contoh 2.6
Kandungan asam oksalat (H2C2O4) dalam sampel ditentukan oleh
reaksi dengan ion Fe3+ berdasarkan reaksi berikut.
2Fe3+(aq) + H2C2O4(aq) + 2H2O(l) 2Fe2+(aq) + 2CO2(g) + 2H3O+(aq)
Dalam analisis, asam oksalat dalam 10,62 g sampel diekstraksi
menggunakan pelarut tertentu. Oksidasi keseluruhan asam oksalat
menjadi CO2 membutuhkan 36,44 mL Fe3+ 0,0130 M. Tentukan
persen berat asam oksalat yang terkandung di dalam sampel.
Solution :
Peralatan Dasar dan Instrument
Instrument untuk Menentukan Massa

Timbangan elektrik
Peralatan Dasar dan Instrument
Instrument untuk Menentukan Massa (lanjutan)

Timbangan mekanik
Peralatan Dasar dan Instrument
Alat untuk Mengukur Volume
Peralatan Dasar dan Instrument
Alat untuk Mengukur Volume (lanjut)
Peralatan Dasar dan Instrument
Instrument untuk Mengukur Volume (lanjutan)
Peralatan Dasar dan Instrument
Alat untuk Mengeringkan Sampel

oven Muffle furnace untuk


memanaskan sampel
sampai temperatur
1100-1700 oC
Peralatan Dasar dan Instrument
Alat untuk Mengeringkan Sampel (lanjutan)

desikator
Membuat larutan
Menyiapkan Larutan
Menyiapkan Larutan Stok
Larutan stok disiapkan/dibuat dengan cara
menimbang padatan murni atau mengukur
volume larutan murni dan melarutkannya
menjadi volume tertentu
Contoh 2.9
Jelaskan bagaimana cara menyiapkan tiga larutan berikut :
a. 500 mL 0,20 M NaOH dari padatan NaOH
b. 1 L 150,0 ppm Cu2+ dari logam Cu
c. 2 L asam asetat 4% v/v dari asam asetat murni
Contoh 2.9
d. Massa NaOH yang dibutuhkan yaitu

b. Massa Cu yang dibutuhkan yaitu

c. Volume asam asetat murni yang dibutuhkan yaitu


Menyiapkan Larutan
Menyiapkan Larutan Encer
Larutan encer adalah larutan yang memiliki konsentrasi
yang lebih kecil dibanding larutan stok.
Pembuatan larutan encer yaitu mengambil larutan stok
dengan volume tertentu, kemudian memasukkan larutan
stok tersebut ke dalam labu ukur dan menambahkan
pelarut (air) sampai mencapai volume yang dinginkan.
Untuk mengetahui berapa volume larutan stok yang
akan diambil, didasarkan pada persamaan berikut.
C o x Vo = C d x Vd
Co = konsentrasi larutan stok Vo = volume larutan stok
Cd = konsentrasi larutan encer Vd = volume larutan
encer
Contoh 2.10

Jelaskan bagaimana cara menyiapkan 250 mL larutan NH3 0,10 M


dari larutan NH3 pekat 14,8 M

Jawab :

14,8 M x Vo = 0,10 M x 0,25 L


Contoh 2.11

Sampel ore akan dianalisis kandungan Cu2+ yang ada di dalam ore
tersebut mengikuti prosedur berikut.

1,25 g sampel ore dilarutkan di dalam asam dan diencerkan sampai


mencapai volume 250 mL. Kemudian diambil 20 mL dari larutan yang
dihasilkan dan diencerkan sampai mencapai volume 50 mL. Hasil
analisis menunjukkan bahwa konsentrasi Cu2+ di dalam larutan akhir
yaitu 4,62 ppm. Hitung persen berat Cu dalam sampel ore tersebut.

Jawab:

(ppm Cu2+)o x 20,00 mL = 4,62 ppm x 50,00 mL


Thank you for your
attention!
Wahab, S.Si, MT.
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Universitas Halu Oleo
Jl. H.E.A. Mokodompit
Kendari
INDONESIA

Telefon: +62(0)852 4193 1125

E-Mail : wahab151289@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai