Anda di halaman 1dari 78

LARUTAN DAN

KOLOID

By LB & DW_Kimia ITB

I.

Macam-macam
Satuan
Konsentrasi

By LB & DW_Kimia ITB

Larutan

Larutan adalah campuran antara dua zat


atau lebih yang homogen.
Proses pelarutan melibatkan energi untuk
memutuskan ikatan dalam padatan (energi
kisi) dan energi interaksi antara partikel zat
terlarut dengan pelarutnya (energi solvasi).
Entalpi pelarutan merupakan gabungan dari
kedua jenis energi ini.

By LB & DW_Kimia ITB

Larutan

Untuk pelarutan garam dalam air, energi solvasi


disebut juga energi hidrasi. Sebagai contoh untuk
garam dapur (NaCl), energi kisi dan energi hidrasi
didefinisikan sebagai:

NaCl(s) Na+(g) + Cl-(g), H = energi kisi NaCl


Na+(g) + H2O(l) Na+(aq), H = - (energi hidrasi ion
natrium)
Cl-(g) + H2O(l) Cl-(aq), H = - (energi hidrasi ion klorida)
Maka Hpelarutan NaCl = Hkisi+ Hhidrasi Na++ Hhidrasi Cl-

By LB & DW_Kimia ITB

Larutan
Pelarutan NaCl

By LB & DW_Kimia ITB

Larutan

Proses Solvasi. Ketika senyawa kovalen tidak


terdisosiasi dalam larutan, maka senyawa ini
tersolvasi oleh pelarutnya

By LB & DW_Kimia ITB

Larutan

Spontanitas proses pelarutan pada suhu dan


tekanan tertentu ditentukan oleh nilai perubahan
energi bebas Gibbs, G = H TS.
Perubahan entropi pelarutan padatan dalam pelarut
cair adalah positif (mengapa?)
Proses pelarutan padatan yang eksoterm selalu
spontan (S > 0, H < 0, maka G < 0)
Spontanitas proses pelarutan padatan yang
endoterm (H > 0) bergantung pada perbedaan nilai
H dan TS.
By LB & DW_Kimia ITB

Larutan
Hubungan antara kelarutan dengan suhu. Pada umumnya
kelarutan senyawa dalam air bertambah dengan naiknya
suhu.

Kelarutan
(g/100 mL air)

Suhu (oC)
By LB & DW_Kimia ITB

1. Persen berat
massa zat terlarut (g)
%w/w
x100%
massa larutan (g)

Contoh : hitung %berat NaCl yang dibuat dengan


melarutkan 20 g NaCl dalam 55 g air

Jawab :

20
% w/w
x100% 26, 67%
20 55
By LB & DW_Kimia ITB

2. Persen volume
vol zat terlarut (mL)
% v/v
x100%
vol larutan (mL)

Contoh : 50 mL alkohol dicampur dengan 50 mL air


menghasilkan 96,54 mL larutan, hitung %volume
masing-masing komponen
Jawab :
50
%vol alkohol
%vol air

x100% 51, 79%

96,54
50

x100% 51, 79%


96,54

Mengapa %Vol total > 100%


By LB & DW_Kimia ITB

3. Persen berat / volume


massa zat terlarut (g)
% w/v
x100%
volume larutan (mL)

Contoh : 10 g NaOH dalam 100 mL larutan. Hitung %


v/w

Jawab :

10
% w/v
x100% 10%
100
By LB & DW_Kimia ITB

4. Part per million & part


per billion
massa zat terlarut (g)
6
ppm
x10
massa larutan (g)
massa zat terlarut (g)
ppb
x109
massa larutan (g)

Contoh : suatu larutan aseton dalam air mengandung


8,6 mg aseton dalam 21,4 L. Jika kerapatan larutan
0,997 g/cm3, hitung konsentrasi aseton dalam (a) ppm,
(b) ppb
Jawab :
By LB & DW_Kimia ITB

8, 6 x103 g
6
ppm
x10 0, 402 ppm
3
21, 4 x10 x0,997 g

8, 6 x103 g
9
ppb
x10 402 ppb
3
21, 4 x10 x0,997 g

By LB & DW_Kimia ITB

5. Fraksi mol (X)


jumlah mol A
fraksi mol A
jumlah mol semua komponen

Contoh : hitung fraksi mol NaCl dan H2O dalam 117 g


NaCl dalam 2 kg H2O

Jawab :
117 g
2 mol
58,5 g / mol
3000 g
mol H 2 O
166, 6 mol
18 g / mol
mol NaCl

2
X NaCl
0, 012
2 166, 6
166, 6
X H 2O
0,988
2 166, 6

By LB & DW_Kimia ITB

6. Kemolaran
mol zat terlarut
CM
volume larutan (L)

Contoh : 80 g NaOH (Mr = 40) dilarutkan dalam air


kemudian diencerkan menjadi 1 L larutan, hitung
kemolaran larutan
Jawab :

CM

80 40

1L

mol

2 Molar 2 M

By LB & DW_Kimia ITB

7. Kemolalan
mol zat terlarut
Cm
massa pelarut (kg)

Contoh : hitung kemolalan larutan metil


alkohol (CH3OH) dengan melarutan 32 g
CH3OH dalam 1500 g air

Jawab :

Cm

32 32 mol 2

1,5 kg

By LB & DW_Kimia ITB

2
molal = m
3
3

8. Persen Miligram
mg zat terlarut
% mg
x100%
100 mL larutan

Contoh : berapa gram Na3PO4 yang


diperlukan untuk membuat 20 mL larutan 9%
Jawab :
X mg
9%
x100%
20 mL
X 1,8 mg

By LB & DW_Kimia ITB

9. Ekivalen
1 Eq 1 mol muatan

+ atau -

Contoh : hitung jumlah miliekivalen ion Ca2+


yang terdapat dalam 100 mL darah 0,1%
(w/v) Ca2+
Jawab :
By LB & DW_Kimia ITB

2
0,1
g
Ca
0,1% w/v Ca 2
100 mL
2
dalam 100 mL darah terdapat 0,1 g Ca

0,1
1
mol Ca

mol
40 400
1 mol Ca 2+ 2 Eq
1
2
2000
2+

mol Ca
Eq
mEq 5 mEq
400
400
400
2+

By LB & DW_Kimia ITB

10.Osmolaritas, Osm, Peristiwa


Osmisis

Contoh :

NaCl Na Cl
0,1M 0,1M 0,1M

Jadi, dalam 0,1M NaCl terdapat


0,2 mol ion per liter atau 0,2 osm
By LB & DW_Kimia ITB

II. Hukum Raoult dan


Sifat Koligatif
Larutan

By LB & DW_Kimia ITB

Percobaan Raoult
Penurunan Tekanan Uap Larutan

By LB & DW_Kimia ITB

Bunyi hukum

Tekanan uap suatu komponen yang menguap


dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen
murni dikalikan dengan fraksi mol komponen yang
menguap dalam larutan pada suhu yang sama

Pi Pi o . X i

dg : Pi
= tekanan uap di atas larutan
Pio
= tekanan uap i murni
Xi
= fraksi mol i (fasa cair)
Larutan yang mengikuti hukum Raoult disebut larutan
ideal
By LB & DW_Kimia ITB

Syarat Larutan Ideal

Semua gaya tarik-menarik harus identik

A A A B
B B A B

Pada pencampuran tidak terjadi efek kalor

H mix 0

Pada pencampuran tidak terjadi perubahan


volum

Vmix 0

By LB & DW_Kimia ITB

Dalam fasa uap, berlaku Hukum Dalton

Pi X .Pt
'
i

Dengan :
Pi = tekanan uap di atas larutan
Xi = fraksi mol uap I
Pt = tekanan total
By LB & DW_Kimia ITB

Contoh :
Suatu campuran A-B dengan komposisi
masing-masing 0,5 pada 16,7C dan tekanan
uap murni A = 45,16 mmHg dan
B = 16,2 mmHg. Hitung :
(a) tekanan parsial masing-masing
(b) tekanan total
(c) fraksi mol uap A dan B
By LB & DW_Kimia ITB

Jawab :
Ramalan fisis :
fraksi mol uap A > fraksi mol A dlm fasa cair (0,5)
karena PAo > PBo

a)

PA = 0,5 x 45,16 = 22,58 mmHg


PB = 0,5 x 16,20 = 8,10 mmHg

b)

Pt = PA + PB = 22,58 + 8,10 = 30,68 mmHg

c)

PA = XA.Pt
22,58

= 30,68 XA

XA

= (22,58/30,68) = 0,736 > 0,5


By LB & DW_Kimia ITB

Larutan Non Ideal

Larutan non ideal adalah larutan yang tidak


mengikuti Hukum Raoult

By LB & DW_Kimia ITB

Simpangan Negatif

Syarat :

Gaya tarik

A-B > A-A


A-B > B-B
Kalor pencampuran, Hmix < 0
Perubahan volum, Vmix < 0

Contoh : CHCl3 dan CH3COOH, terjadi ikatan


hidrogen sehingga Pi < Pi, ideal

By LB & DW_Kimia ITB

Simpangan Positif

Syarat :

Gaya tarik

A-B < A-A


A-B < B-B
Kalor pencampuran, Hmix > 0
Perubahan volum, Vmix > 0

Contoh : eter dan CCl4, gaya intermolekul melemah


jika dicampurkan komponen polar dan non polar

Pi Pi ,ideal
By LB & DW_Kimia ITB

Sifat koligatif larutan non


elektrolit

Hukum Raoult merupakan dasar dari empat


macam sifat larutan encer yang disebut sifat
koligatif

Keempat macam sifat koligatif :

Penurunan tekanan uap (P)


Kenaikan titik didih (Tb)

Penurunan titik beku

Tekanan osmosis

(Tf)

()

By LB & DW_Kimia ITB

Penurunan tekanan uap

Hukum Raoult :

P1 P1o X 1
P1o P1 P P1o P1o X

P P1o 1 X 1 P1o X 2

Indeks : 1 = pelarut ; 2 = zat terlarut


P = penurunan tekanan uap
X1 = fraksi mol pelarut
X2 = fraksi mol zat terlarut
P1 = tekanan uap larutan
P1o = tekanan uap pelarut murni
By LB & DW_Kimia ITB

Dari pers. di atas : P X 2


Dari pernurunan tekanan uap, massa molar
zat terlarut dapat ditentukan.
Contoh :
Tekanan uap eter (Mr = 74), 442 mmHg
pada 293 K. Jika 3 g senyawa A dilarutkan
ke dalam 50 g eter ini pada suhu ini,
tekanan uap menjadi 426 mmHg. Hitung
massa molekul relatif, Mr senyawa A
By LB & DW_Kimia ITB

Jawab:
P1o 442mmHg
mA m2 3 g
meter m1 50 g
Mr eter 74
P 426mmHg
Mr , A ???

mol2 3 ,
mol1 50
a
74
3
a
X2
3 50
a
74
P P1o P 442 426 16mmHg
3

a
3 50
a
74
a 121 M r , A

16 442

By LB & DW_Kimia ITB

Kenaikan Titik Didih

Akibat penurunan tekanan uap, maka terjadi


kenaikan titik didih (lihat gambar)
P0
P1

P2
pelarut
larutan

larutan

T0

By LB & DW_Kimia ITB

T1

T2

T
A

AB AD

AC AE
T1 T0 P0 P1

T2 T0 P0 P2

P0

P
D
P1

T : P
E

Menurut Raoult : P X 2

P2

T X 2
T0

T1

T2

Tb kX 2
Buktikan !
Tb kb m

Tb kenaikan titik didih


K b tetapan kenaikan titik didih molal (K/mol kg)
m kemolalan zat terlarut
By LB & DW_Kimia ITB

Beberapa nilai Kf dan Kb

By LB & DW_Kimia ITB

Dengan cara yang sama, dapat diturunkan :

T f K f m
dengan : T f penurunan titik beku
K f tetapan penurunan titik beku
m kemolalan zat terlarut
By LB & DW_Kimia ITB

Kesimpulan

Pada P tetap, Tb & Tf suatu larutan encer


berbanding lurus dengan kemolalan zat
terlarut (konsentrasi)

Pada larutan encer, semua zat terlarut yang


tidak mengion (non elektrolit) dalam pelarut
yang sama, dengan molal yang sama,
mempunyai Tb atau Tf yang sama pada P
sama
By LB & DW_Kimia ITB

Kb dan Kf dapat diperoleh dari :

1.

Penurunan data termodinamika


RT 2
K
1000H transisi

2.

Eksperimen
Kf

T f

m
Tb
Kb
m

Tb , T f dari eksperimen

By LB & DW_Kimia ITB

Contoh : hitung titik beku air dalam radiator


mobil yang berisi cairan dengan perbandingan
88 g etilen glikol, HOCH2CH2OH dan 160 g air!
Kf,air = 1,86 K/mol kg
m2 88 g ; M r ,2 62

m1 160 g

data yg digunakan

K f ,air 1,86 K/mol kg

T0 0C

T f ??

88
mol2
62
88 62
Cm
8,8 molal
0,160
T f 1,86 x8,8 16
T f 0 16 16C

By LB & DW_Kimia ITB

Tekanan Osmotik

Jelaskan peristiwa osmotik !


= tekanan hidrostataik
h

Molekul
pelarut

Encer
(air)

Pekat (gula)

Dinding semi permeabel

By LB & DW_Kimia ITB

Tekanan Osmotik

By LB & DW_Kimia ITB

Tekanan Osmotik

By LB & DW_Kimia ITB

Membran Semipermeabel

By LB & DW_Kimia ITB

Tekanan Osmotik :
Pengaruh Konsentrasi

Tekanan osmotik larutan sukrosa pada 20C


C(mol/L)
0,098
0,192
0,282
0,370
0,685
0,825

Tekanan Osmotik,
(atm)
2,59
5,06
7,61
10,14
15,39
26,64

By LB & DW_Kimia ITB

/C
26,4
26,4
27,0
27,4
28,9
32,3

Kesimpulan :

T tetap

1
x V k T tetap
V
analog dg Hukum Boyle pada gas

By LB & DW_Kimia ITB

Tekanan Osmotik :
Pengaruh Suhu

Tekanan osmotik lar sukrosa 1% w/w pada


berbagai suhu
T(k)

280
286,9
295,2
305,2
309,2

Tekanan
Osmotik
(mm Hg)
505
525
548
544
567

T
1,80
1,83
1,85
1,79
1,83

T
kT

konsentrasi tetap

atau k
T

By LB & DW_Kimia ITB

analog dengan

Hkm
Gay-Lussac

untuk gas

Pada 1885, Vant Hoff menyimpulkan bahwa


ada hubungan antara sifat larutan dan sifat
gas
PV nRT

untuk gas

V n2 RT (untuk larutan)
= tekanan osmotik, atm
V = volume, L
n 2 = mol zat terlarut
R = tetapan gas = 0,082 L atm/K mol
T = suhu, K
By LB & DW_Kimia ITB

Contoh : Suatu larutan dari 6 g PVC dalam


1 L dioksan mempunyai tekanan osmostik 0,86 mmHg
pada 15C. Hitung massa molekul relatif polimer
tersebut!
Jawab :

m2 6 g ,V 1L
0,86
0,86mmHg
760
0, 001132 atm
T 15C 288K
Mr ???

V n2 RT
6
0, 001132 x1 x0, 082 x 288
a
a 125326 g/mol
Mr 125326

By LB & DW_Kimia ITB

Sifat Koligatif, Elektrolit

Secara fisis, Pel Pnon el Pel iPnon el


Tb ,el Tb ,non el Tb ,el iTb ,non el
T f ,el T f ,non el T f ,el iT f ,non el

el non el el i non el
dengan i = faktor van't Hoff

Faktor vant Hoff mencapai limit pada


pengenceran tak hingga

untuk NaCl i 2
jika =1
MgCl2 i 3

By LB & DW_Kimia ITB

Kaitan dengan i

Ax By ( aq ) xA y yB x

Contoh :
mula2
terurai

m
m

sisa m 1-

xm

ym

xm

ym

molal total = m 1 xm ym
mt m 1 a 1

Tb kb .m 1 a 1

dg i 1 a 1
dan a : total koefisien ion + dan
dalam hal ini a x y

By LB & DW_Kimia ITB

Contoh : suatu larutan yang dibuat dari 16


g Ca(NO3)2 yang dilarutkan dalam 1 kg air
membeku pada 0,438C. Hitung derajat
ionisasi garam ini. Kf = 1,86 K/mol kg
Mr Ca(NO3)2 = 164

Jawab :
m2 16 g
mol m2 16 164 0, 096 mol
m1 1kg
Cm 0, 096 1 0, 096 molal
By LB & DW_Kimia ITB

Ca NO3 2 Ca 2 NO3
2

T f K f m 1 a 1

0, 438 1,86 x0, 096 1 3 1


0, 73

By LB & DW_Kimia ITB

Asosiasi

Jika sifat koligatif (pengamatan) < sifat koligatif


(perhitungan) menunjukkan bahwa molekul zat
terlarut mengalami asosiasi.
Misal n molekul X berasosiasi membentuk Xn
dan derajat ,maka :
nX

Xn

jumlah partikel 1
n
By LB & DW_Kimia ITB

jadi,
sifat koligatif (pengamatan)

1 sifat koligatif (perhitungan)


n

Contoh :
Suatu larutan 4 g CH3COOH dalam 100 g
benzena membeku pada 1,88C di bawah
titik beku benzena (5,48C).
Kf benzena (5,12 K/mol kg). Apa yang
dapat disimpulkan dari data ini ?

By LB & DW_Kimia ITB

Jawab :
4
T f 5,12 x
3, 41C 1,88C pengamatan
60 x0,1

Karena T f pengamatan T f perhitungan


Maka dapat disimpulkan bahwa CH3COOH
mengalami dimerisasi
2CH 3COOH CH 3COOH 2

dg sebesar : 1,88 1 x3, 41


2

0,897

0,9 atau 90%

By LB & DW_Kimia ITB

Tekanan Osmosis

Terdapat 3 kondisi tekanan osmosis dalam sel:

Konsentrasi sama di dalam dan di luar sel : istonik


Konsentrasi di dalam lebih besar daripada di luar sel:
sel hipertonik; larutan hipotonik.
Konsentrasi di luar lebih besar daripada di dalam sel:
sel hipotonik; larutan hipertonik.

By LB & DW_Kimia ITB

Sel dalam larutan hipertonik

Jika konsentrasi garam dalam plasma terlalu tinggi, sel akan


pecah.
Terjadi krenasi, yaitu air tertarik keluar dari sel, sel mengkerut
dan tak berfungsi.

By LB & DW_Kimia ITB

Sel dalam larutan Hipotonik

Jika konsentrasi garam dalam plasma terlalu rendah, sel akan


menggelembung dan akhirnya meletus, pecah.
Hemolisis air tertarik ke dalam sel.

By LB & DW_Kimia ITB

Dialisis

Proses dimana pelarut dan sejumlah molekul berukuran kecil


dapat melewati suatu membran.
Mirip dengan osmosis, namun lubang pada membran lebih
besar, sehingga ion-ion terhidrasi pun dapat lewat.
Metode dialisis bergantung pada:

Difusi
Osmosis
ultrafiltrasi
Air, ion-ion dan
molekul kecil
keluar

Air murni
masuk

By LB & DW_Kimia ITB

III. Hantaran Larutan

By LB & DW_Kimia ITB

Hantaran Larutan

Jenis hantaran:

Hantaran elektronik disebabkan oleh gerakan elektron


antarelektroda.
Hantaran elektrolitik disebabkan oleh gerakan ion-ion dalam
larutan.

Hantaran (G) dan Hantaran Jenis ()

Hantaran ~ 1/tahanan
1
l
G= ;
R=
R
A
dimana G = Hantaran (Ohm-1(-1) atau Siemens (S))
R = Tahanan (Ohm ())
= Tahanan jenis (Ohm.cm)
l = panjang bahan/jarak antarelektroda (cm)
A = luas penampang bahan/elektroda (cm2 )
By LB & DW_Kimia ITB

Hantaran Larutan

Hantaran jenis () ~ 1/

l
=
R.A

A
K
;G = . ; =
= KG
l
R
1 l
1
dengan R = . = .K
A

-1
dimana = hantaran jenis (S.cm )
l
-1
K= tetapan sel (cm ) =
A
By LB & DW_Kimia ITB

Hantaran Larutan

Faktor penentu hantaran elektrolit:

Jarak antarelektroda
Luas elektroda
Jenis elektrolit
Konsentrasi elektrolit
Suhu

By LB & DW_Kimia ITB

Hantaran Larutan

Hantaran Molar ()

=
C
dimana, = hantaran molar (S.m 2 .mol-1 )
= hantaran jenis (S.cm -1 )
C = konsentrasi larutan elektrolit (M)
Jika satuan hantaran molar, , dalam S.cm 2 .mol-1 ,maka
S.cm .mol
2

-1

(S.cm -1 )
1000.
=
=
-3
1
cm
C
C (mol.dm -3 )x
1000 dm -3
By LB & DW_Kimia ITB

Hantaran Larutan

Derajat Ionisasi ()

=
o
dimana, = derajat ionisasi
= hantaran molar (S.cm 2.mol-1)
o hantaran molar pada pengenceran
tak hingga (S.cm 2.mol-1)
By LB & DW_Kimia ITB

Hantaran Larutan

Hantaran Molar Limit Spesi Ion


o = o (kation)+ o (anion)
Contoh: o CH3COOH dapat dihitung dari
o HCl, o NaCl dan o CH 3COONa

o (HCl) = o H + + o Cl-

o (NaCl) = o Na + + o Cl-

o (CH 3COONa) = o Na + + o CH 3COO-


o (CH 3COOH) = o H + + o CH 3COO-

maka o (CH 3COOH) = o HCl + o CH 3COONa o NaCl


By LB & DW_Kimia ITB

Hantaran Larutan

Aplikasi pengukuran hantaran larutan:

Penentuan tetapan ionisasi asam/basa lemah (Ka atau Kb)


2
c

2c
o
Ka =
=
1- 1-

o
dimana, c = konsentrasi (M)

= derajat ionisasi
K a =tetapan ionisasi asam

Penentuan tetapan ionisasi air (Kw)

c=

=
H 2O o H + o OH -

K w H


OH

By LB & DW_Kimia ITB

Hantaran Larutan

Contoh soal: Hantaran larutan KCl 0,1 M


pada sebuah pengukuran adalah G1. Jika
larutan KCl 0,05 M diukur dengan sel
hantaran yang sama, nilai hantaran yang
diperoleh adalah G2. Tunjukkan hubungan
antara G1 dan G2

By LB & DW_Kimia ITB

Hantaran Larutan

Jawab:

K=.R
K=tetapan sel; =hantaran jenis
R=tahanan sel= 1/ G; G = hantaran
1= 1.0,1; 2 2.0,05
K 1.R1 1.0,1.R1
K 2.R2 1.0,1.R1 2.0,05.R2
1.0,1 2.0,05

G2 1 G1
2
G1
G2
Jadi G2 G1 2G2
By LB & DW_Kimia ITB

Hantaran Larutan

Contoh soal: Bagaimana nilai derajat ionisasi


(), jika konsentrasi suatu asam lemah dalam
air makin bertambah?
Jawab:

1000

;
0
C
jadi berbanding terbalik dengan konsentrasi.
jika konsentrasi besar, semakin kecil.
By LB & DW_Kimia ITB

Koloid

Dalam suspensi koloid, partikel-partikelnya lebih


besar daripada zat terlarut dalam larutan.
Untuk larutan, ukuran ion dan molekul sekitar 10-7
cm.
Dalam koloid, ukuran partikel lebih besar, antara 107 10-5 cm/
Partikel koloid masih terlalu kecil untuk dapat
mengendap karena gravitasi.

By LB & DW_Kimia ITB

Efek Tyndall

Berbeda dengn larutan, suspensi kolod mampu memantulkan dan

menyebarkan cahaya.
Gambar 1: sol emas berwarna ungu; 2: larutan tembaga sulfat; 3:
koloid besi(III) hidroksida

By LB & DW_Kimia ITB

Beberapa Tipe Koloid

By LB & DW_Kimia ITB

Misel

Salah satu kelompok koloid yang penting adalah Misel.


Misel adalah molekul yang memiliki ujung polar dan nonpolar
dalam strukturnya.
Contoh:

Lipoprotein
Sabun dan deterjen

Kepala polar
Ekor nonpolar

By LB & DW_Kimia ITB

Bagaimana Sabun Bekerja?

Sabun dan deterjen bekerja dengan membentuk misel


dengan minyak. Ekor yang nonpolar akan larut dalam
minyak, bagian kepala yang polar tertarik pada air.

By LB & DW_Kimia ITB

Contoh Misel Biologis

Lipid terikat pada bagian nonpolar molekul, bagian polar


protein terkat pada bagian polar molekul. Kombinasi kedua
ikatan membentuk suatu struktur misel.

By LB & DW_Kimia ITB

Anda mungkin juga menyukai