BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan adalah campuran homogeny dua zat atau lebih yang saling
melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapa dibedakan
lagi secara fisik, larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Larutan jenuh
merupakan larutan yang melewati titik jenuh, dalam upaya untuk
melarutkan lebih banyak zat terlarut melebihi titik jenuh, kelebihan zat
terlarut akan membentuk endapan dibagian bawah, memisahakan dirinya
menjadi fase padat.Hal ini terjadi untuk mempertahankan batas zat
terlarut bahwa larutan yang bosa menahan pada suhu dan tekanan
tertentu.
Hampir semua besar zat dapat melarut di dalam air, hanya ada
yang mudah dan bahkan ada pula yang sukar atau sedikit sekali
larut.Kemampuan melarut suatu zat didalam sejumlah pelarut pada suhu
tertentu berbeda-beda antara satu dengan lainnya.Jumlah maksimal zat
terlarut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu inilah yang disebut
kelarutan (solubility). Sedangkan Hasilkali kelarutan menggambarkan
perkalian konsentrasi ion-ion elektrolit yang sukar larut dalam larutan.
Jenuhnya pada suhu tertentu, dipangkalkan dengan koefisien masing-
masing.
Faktor-faktor yang mempengaruhi larutan adalah jenis pelarut, suhu
dan pengadukan. Sebenarnya tanpa kita sadari begitu banyak konsep
kimia yang sering kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari meskipun
hanya mencampurkan dua larutan sederhana akan tetapi telah ada
bentuk reaksi didalamnya.Dari percobaan ini kita akan mengetahui apa
itu kelarutan dan cara menentukan hasil kali kelarutan dari garam
karbonat, didasari dari betapa pentingnya mengetahui system
kesetimbangan maka dilakukan praktikum ini, dasar yang berisi materi
hasil kali kelarutan yang dapat membantu dalam hal ini.
O C O
Ba
BM : 197,4 gr/mol
Pemerian : Serbuk putih tidak berbau, hablur mikrn
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air sangat sanagt sukar
Dalam air, mengandung karbon dioksida
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai sampel
O C O
Ca
BM : 68,09 gr/mol
Pemerian : Serbuk putih tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air sangat sanagt sukar
Dalam air, mengandung karbon dioksida
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai sampel
4. HCL (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCLORIDIUM
Nama lain : Asam klorida
RM : HCL
H Cl
BM : 36,46 gr/mol
Pemerian : cairan tidak berwarana,berasa bau merangsang,
jika diencerkan dengan dua bagian volume air,
agsr hilang
Kelarutan : larut dalam air dan atenol 95%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
O C O
Mg
BM : 68,84 gr/mol
Pemerian : serbuk putih tidak berbau volume 15 g, kurang
lebih 100 ml
Kelarutan : praktis, tidak larut dalam air, larutan dalam air,
larut dalam asam encer disertai dengan
terjadinya gelembung gas yang kuat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai sampel
6. NaOH (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
RM : NaOH
Na OH
BM : 40,00 gr/mol
Pemerian : Butiran, massa hablur atau keping, kering, keras,
rapuh dan menunujukkan susuanan hablur :
4.1 Hasil
A. Tabel Data Pengamatan KSP
Larutan Volume
Penambahan Penambahan Larutan Warna
jenuh yang HCL
HCL 0,1 M NaOH 0,1 M Peununjuk Larutan
diamati 0,1139 M
Ungu-
25 ml MgCO3 5 ml 10 ml 3 tetes 5,8 ml
kuning
Ungu-
25 ml CaCO3 5 ml 10 ml 3 tetes 5,1 ml
kuning
Ungu-
25 ml BaCO3 5 ml 10 ml 3 tetes 4,8 ml
kuning
B. Perhitungan
1. MgCO3
a. HCL yang bereaksi dengan NaOH sisa
titran
=
(1000)
0.1139
5,8 ml = 1000
0.1
10 ml = 1000
= 103 mol
HCL
=
(1000 ml)
0.1
5 ml = 1000
= 5. 104 mol
e. HCl yang bereaksi dengan MgCO3
= HCL yang tambahkan HCL sisa
= 5.10-4 3,3938.10-4
= 1,6062.10-4
f. Jumlah Mol MgCO3
Yang bereaksi dengan MgCO3
=
2
4
1,6068.10
=
8
= 0,8031. 10 -4
g. Kepekatan MgCO3
4
0,8031.10
= 3
25.10
= 0,032124. 10 -4 M
titran
=
(1000)
0.1139
5,1 ml = 1000
= 103 mol
c. NaOH yang bereaksi dengan HCL sisa
= NaOH yang ditambahkan NaOH sisa
= 10-3 - 5,8089. 10-4
= 4,1911 . 10-4
d. HCL yang di tambahkan
HCL
=
(1000 ml)
0.1
5 ml = 1000
= 5. 104 mol
4
0,40445 . 10
= 3
25.10
= 0,016178 . 10 -4 M
h. Jadi kelarutan CaCO3
=0,06178. 10-1 M
MgCO3 Ca 2+ + C032-
Ksp = Ca 2+ + CO32-
=5.5
=( 0,1016178. 10 -1 )2
= 2,61173 . 10-6
3. BaCO3
a. HCL yang bereaksi dengan NaOH sisa
titran
=
(1000)
0.1139
4,8 ml = 1000
= 103 mol
c. NaOH yang bereaksi dengan HCL sisa
= NaOH yang ditambahkan NaOH sisa
= 10-3 - 5,4672 . 10-4
= 4,1911 . 10-4
d. HCL yang di tambahkan
HCL
=
(1000 ml)
0.1
5 ml = 1000
= 5. 104 mol
e. HCL yang bereaksi dengan CaCO3
= HCL yang tambahkan HCL sisa
= 5.10-4 4,5328 .10-4
= 0,4672 .10-4
f. Jumlah Mol BaCO3
Yang bereaksi dengan BaCO3
=
2
4
0,4672 .10
=
2
= 0,2336. 10 -4
g. Kepekatan BaCO3
4
0,2336 . 10
= 3
25.10
= 0,009344 . 10 -4 M
h. Jadi kelarutan BaCO3
=0,009344. 10-1 M
BgCO3 Ba 2+ + C032-
Ksp = Ba 2+ + CO32-
=5.5
=( 0,009344. 10 -1 )2
= 8,7310336 . 10-7
4.2 Pembahasan
Hasil kali kelarutan (Ksp) menggambarkan perkalian konsentrasi
ion-ion elektrolit yang sukar larut dalam larutan jenuhnya pada suhu
tertentu, dipangkatkan dengan koefisien masing-masing. Harga Ksp suatu
elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan apakah elektrolit itu larut
atau mengendap dalam suatu larutan.
Dalam percobaan ini bahan yang digunakan adalah aluminium foil
agar larutan tidak menguap. Indikator fenol merah berfungsi sebagai
larutan penunjuk. Larutan baku HCl 0,1139 M yang digunakan sebagai
titran, yaitu untuk menentukan bahwa suatu larutan mencapai titik akhir
titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi kuning.
Larutan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M sebagai titran berfungsi sebagai alat
ukur volume larutan baku. Larutan jenuh BaCO3 0,1 M, larutan jenuh
CaCO3 0,1 M dan larutan jenuh MgCO3 0,1 M berfungsi sebagai larutan
sampel.
Berdasarkan praktikum, diperoleh hasil kali kelarutan (Ksp) MgCO3
= 1,03195 x 10-5 M2 sedangkan secara teoritis Ksp MgCO3 = 2,6 x 10-5
sehingga berdasarkan praktikum larutan ini merupakan larutan kurang
jenuh. Dalam percobaan Ksp CaCO3 = 2,6173 x 100-6 M2 sedangkan
secara teoritis Ksp CaCO3 = 9 x 10-9 sehingga berdasarkan praktikum
larutan ini juga merupakan larutan kurang jenuh. Dan dalam percobaan
Ksp BaCO3 = 8,7310336 x 10-7 M2 sedangkan secara teoritis Ksp BaCO3
= 8,1 x 10-9 sehingga bedasarkan praktikum larutan ini merupakan larutan
lewat jenuh.
Berdasarkan hasil percobaan nilai Ksp yang diperoleh tidak sesuai
dengan nilai Ksp secara teoritis dimana Ksp MgCO3 =2,6 x 10-5 , Ksp
CaCO3 = 9 x 10-9 dan Ksp BaCO3 = 8,7310336 x 10-7 M2 , hal ini
menyebabkan kelarutan MgCO3, CaCO3 dan BaCO3 berbeda. Hal ini
disebabkan oleh adanya faktor kesalahan misalnya dalam pengambilan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. - Larutan baku MgCO3 sebelum titrasi