Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

LAPORAN PRAKTIKUM

KINETIKA REAKSI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

KELAS L12

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2012
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kelarutan zat dalam air sangat berasam. Ada zat yang mudah

larut dalam air dan ada pula yang sukar larut dalam air. Misalnya zat

yang memiliki kelarutan lebih besar dari 0,02 mol L -1 dianggap mudah

larut. Sedangkan yang lebih kecil dari nilai itu dianggap sukar larut,

pada umumnya kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu, kelarutan

dari berbagai jenis juga dipengaruhi oleh PH larutan (Michael purba

2006).

Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa factor

seperti jenis pelarut. Senyawa zat yang dipengaruhi senyawa polar

(mempunyai kutub) akan mudah larut dalam senyawa polar, misalnya

gula, NaCl, alcohol dan semua asam merupakan senyawa polar

sehingga mudah larut dalam air yang juga merupakan senyawa polar,

dan senyawa non polar, aka mudah larut dalam senyawa non polar,

misalnya lemak mudah larut dalam minyak. Senyawa non polar ,

misalnya NaCl, tidak larut dalam minyak tanah, factor selanjutnya

adalah suhu, kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila

suhunya dinaikkan. Adanya kalor (panas) menagkibatkan semata


renggangnya jarak antrara molekul zat padat tersebut.

Merenggangnya jarak antara molekul zat padat menjadikan kekuatan

daya antar molekul tersebut, menjadi lemah sehingga mudah terlepas

oleh gaya tarik molekul air, berbeda dengan zat padat. Adanya

pengaruh kenaikan suhu akan menyebabkan kalarutan gas dalam air

berkurang. Hal ini disebabkan karena gas yang terletak didalam air

akan terlepas meninggalkan air bila suhu meningkat.

(unggul sutomo 2004)


B. Maksud percobaan

Menenrukan hasil kali kelarutan

C. Tujuan percobaan

1. Membuat larutan jenuh suatu garam karbonat

2. Menentukan kelarutan garam karbonat

3. Menentukan hasil kali kelarutan garam karbonat

D. Prinsip percobaan

Mencampur larutan jenuh garam NaOH 0,1 M dan HCl 0,1 M

serta ditambahkan indicator FM, kemudian dititrasi dengan HCl 0,1 M

dan dilihat 0,1 M dan dilihat perubahan warnanya.


BAB II

TINAJUAN PUSTAKA

A. Teori umum

Larutan terdiri atas zat terlarut dan zat pelarut, dengan

demikian apa yang disebut zat terlarut dan apa pula yang disebut zat

pelarut. Pelarut adalah zat/ komponen, umumnya berwujud cair yang

jumlahnya lebih banyak, sedangkan zat terlarut adalah zat/ komponen

baik yang berwujud gas, csir, maupun peralatan yang jumlahnya lebih

kecil sehingga terbentuk larutan homogen. Larutan yang pelarutnya

berwujud padatan dan zat terlarutnya, padatan dan zat terlarutnya

juga berwujud padatan disebut paduan. Pasangan zat terlarut dapat

saling melarutkan dalam semua perbandingan, bisanya terjadi pada

larutan gas dan larutan air seperti air – etanol. Akan tetapi untuk

larutan lain yang wujudnya berbeda ada batas antara keduanya

dalam membentuk larutan homogeny ( tim dosen UNHAS, Makassar

2011)

Kelarutan (solubility) adalah suatu zat dalam suatu pelarut

menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam

suatu pelarut , satuan kelarutan umumnya dinyatakan L + atau mol -1.

Bila sejumlah garam dapur dilarutkan dalam air dan ada sebagian
yang tidak larut maka larutan tersebut merupakan larutan jenuh. Bila

kedalam larutan jenuh NaCl yang ditambahkan tersebut tidk melarut

namun tetao sebagai endapan Kristal NaCL besarnya konsentrasi

suatu zat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain sebagai berikut

1. Jenis pelarut

Senyawa polar (mempunyai kutub muatan) yang mudah larut

dalam senyawa polar. Misalnya gula, NaCl, alcohol dan semua

asam merupakan senyawa polar sehingga mudah larut dalam air

yang juga merupakan senyawa polar.

2. Suhu

Kelarutan zat padat air semakin tinggi bila suhunya dinaikkan.

Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya jarak

antara molekul zat padat tersebut ( ungul sudarmo, 2004 )

Hasil kali kelarutsn adalah senyawa – senyawa ion yang terlarut

didalam air akan terurai menjadi partikel dasar pembentuknya yang

berupa ion positif dan ion negative. Kristal dengan demikian

didalam larutan jenuh terdapat reaksi kesetimbangan.

AgCl (s) Ag+ (Ag) + Cl-(Ag)

Dari reaksi kesetimbangan tersebut maka dapat diperoleh harga

tetapan kesetimbangan yaitu :

K = [Ag+][Cl-]
Larutan jenuh AgCl, konsentrasi ion Ag + dan ion Cl- akan setara

dengan harga kelarutan AgCl dalam air. Sehingga harga K pada

kestimbangan kelarutan disebut hasil kali kelarutan. Dan

dilambangkan dengan KSP (unggul sudomo , 2004).

Adapun tabel istilah kelarutan sebagai berikut :

Istilah kelarutan jumlah


a. Sangat mudah larut Kurang dari 1

b. Mudah larut 1 sampai 10

c. Larut 10 sampai 30

d. Sukar larut 100 sampai 1000

e. Sangat sukar larut 1000 sampai 10000

f. Sangat sukar larut Lebih dai 10000

B. Uraian bahan
a. Larutan HCl (Fi edisi III hal 53 )

Nama resmi : ACIDUM HIDROCHLORIDUM

Nama lain : Asam klorida

Rumus molekul : HCl

Berat molekul : 36,46

Pemerian : tidak berwarna, bau meransang, jika diencerkan

dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup

Kegunaan : zat tambahan

b. Larutan H2O ( Fi edisi III hal 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling, aquadest

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,00

Kelarutan : larut dalam semua pelarut

Pemerian : cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau, dan

tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup

Kegunaan : pelarut universal


c. Larutan MgCO3 (depkes RI 1979 hal 351 )

Nama resmi : MAGNESI KARBONAT

Nama lain : Magnesium karbonat

Rumus molekul : MgCO3

Berat molekul : 84

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam

encer disertai gelembung gas lewat.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup

Kegunaan : zat tamabahan

d. Larutan NaOH ( Fi edisi III hal 412 )

Nama resmi : NATRII HIDROXYDUM

Nama lain : Natrium hidroksida

Rumus kimia : NaOH

Berat Molekul : 40,00

Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur atau

kering, keras, rapuh.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol

( 95% ¿

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : zat tambahan.

e. Fenol Merah ( F.i edisi III hal 704 )


Nama resmi : BENZOAD HIDROKSIDA

Nama lain : fenol merah

Rumus molekul : C19H14O5

Berat molekul : 354, 38

Pemerian : berwarna merah

Kelarutan : larut dalam etanol

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : zat tambahan.

BAB III

METODE KERJA
A. alat – alat dan bahan

1. Alat yang digunakan :

a. buret 50 ml

b. corong

c. erlenmeyer 100 ml

d. gelas kimia 100 ml

e. gelas ukur 100 ml

f. pipet tetes

2. bahan yang digunakan :

a. larutan jenu MgCO3

b. larutan baku NaOH

c. larutan baku HCl

d. lndikator Fenol merah

B. cara kerja
1. ambil larutan MgCO3 jenuh sebanyak 25 ml dengan pipet gondok,

masukkan kedalam Erlenmeyer 100 ml, tambahkan dengan 5 ml

larutan HCl 0,1 M gunakan pipet gondok 5 ml.

2. kedalam campuran 1 tambahkan larutan NaOH 0,1 M dan

kemudian tambahkan penunjuk Fenol merah.

3. Diambil larutan baku HCl 0,1 M masukkan kedalam buret.

4. Larutan campuran hasil kerja 2 dititrasi dengan larutan HCl baku

yang telah ada pada langkah ke-3. Pada saat titrasi Erlenmeyer

dikocok/dihomogenkan agar terjadi reaksi sempurna dan merata.

5. Hentikan penambahan larutan HCl dari buret, bila larutan telah

beruba warna dari merah ke jingga.

6. Ulangi cara kerja diatas sebanyak dua kali untuk mendapatkan 3

hasil percobaan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel pengamatan

N MgCO₃ 0,1 HCl 0,1 NaOH Indikator Perubahan volum

o M M 0,1 M FM warna e
1. 25 ml 5 ml 10 ml 2-3 tetes Merah- 10,5

2. 25 ml 5 ml 10 ml 2-3 tetes jingga ml

3. 25 ml 5ml 10 ml 2-3 tetes Merah- 11 ml

jingga 13 ml

Merah-

jingga

B. Reaksi

1. MgCO₃ + 2HCl MgCl2+ CO2+H2O

2. MgCo3+ 2NaOH Mg(OH)2+Na2CO3

3. NaOH+HCL NaCl+H2O

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dan dapat dilihat

dari data, maka kita bisa melihat dan membuat larutan jenuh MgCO 3

dan dapat menentukan kelarutan serta hasil kali kelarutan garam

karbonat, dengan cara yaitu, di pipet terlebih dahulu larutan MgCO 3

jenuh sebanyak 25ml, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 250

ml. Kemudian larutan tersebut dicampurkan terlebih dahulu dengan

larutan baku HCl 0,1 M, sebanyak 5 ml dikarenakan jika MgCO 3 adalah

basa dan sifat HCl asam, kemudian barulah ditambahkan larutan baku

NaOH 0,1 M, sebanyak 10 ml, lalu homogenkan, setelah itu

ditambahkan indikator fenol merah kurang lebih dua sampai tiga tetes,

kemudian larutan tersebut dititrasi dengan larutan baku HCl 0,1 M yang

ada dalam buret. Pada saat penitrasian dilakukan secara perlahan agar

bisa diamati perubahan warna, hentikan penitrasian kemudian catat

volume titirasinya, dalam percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali

untuk mendapat tiga data volume titrasi yag akan digunakan untuk

menghitung dan mendapatkan tetapan hasil kali kelarutan MgCO 3.

Pada saat penitrasian yag pertama didapat volume titirasi

sebanyak 10,5 ml dan untuk penitrasian kedua volume titrasinya

sebesar 11 ml dan penitrasian yang ketiga hasil volume titrasi adalah

13 ml.
Pada pembuatan KSP, kita menghitung yang pertama adalah

volume rata-rata yaitu sebasar 34,5 ml, selanjutnya menentukan HCl

yang bereaksi dengan NaOH 3,45 x 10-3 dan untuk NaOH sisa didapat

dari nilai HCl yang bereaksi dengan NaOH, untuk NaOH yang

ditambahkan 1x10-3 NaOH yang bereaksi dengan HCl adalah -2,45x10 -


3
, dan HCl sisa adalah 245 x 10-3 untuk HCl yang ditambahkan yaitu

0,5x10-3 untuk Hcl yang bereaksi dengan MgCO3 adalah 2,95x10-3 dan

untuk KSP MgCO3 adalah 5,92x10-5 untuk perbandingan KSP adalah

35,84X10-6 dan KSP yang ada di literatur

Adapun faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam

percobaan.

1. Penambahan volume larutan Baku HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M

tidak volumetri

2. Indikator yang digunakan terlalu banyak

3. Bila saat titrasi, erlenmeyer tidak di goyang-goyangkan dengan

baik

4. Terkontaminasi larutan dengan zat lain.

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil kali kelarutan dapat dihitung jika sudah diketahui volume

titrasinya

2. Dalam percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali perlakuan

dengan menggunakan larutan MgCO3 25 ml,HCl 25 ml dan NaOH

10 ml dan masing-masing ditambahkan fenol merah dan terjadi

perubahan warna pada setiap penitrasian warna yang didapatkan

dalam tiga kaliperlakuan sama yaitu warna merah ke jingga dan

volum titrasinya adalah 10,5 ml, 11 ml, 13 ml.

3. Nilai KSP MgCO3 adalah 35,84X10-10 yang didapat dari hasil

praktikum berbeda dengan literatur, karena nilai KSP MgCO 3 dalam

literature

B. Kritik dan Saran

1. Asisten

Sebagai praktikum kami mengharapkan bimbingan dan arahan

dalam praktikum kimia dasar

2. Laboratorium

Untuk alat yang rusak dan pecah, agar bisa segera diganti.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Kesehatan RI,1979.”Farmakope Indonesia Edisi III” .Jakarta

Departemen Kesehatan RI.

Dirjen kesehatan RI,1995.“Farmakope Indonesia Edisi IV’’. Jakarta

Departemen Kesehatan RI.

Tim dosen Kimia Unhas. 2011,’’Kimia Dasar’’, Makassar.

Tim dosen Kimia,2010,’’ penuntun kimia dasar,’’. UIT Makassar

Unggul Sudarno 2006.’’Kimia SMA XI’’. Jakarta,Erlangga

Michael Purba,2006,’’Kimia SMA XI’’.Jakarta Erlangga

LAMPIRAN
1. SKEMA KERJA

25 ML

MgCO3

5 ml

HCl

` 10 ml

NaOH

HCl

DITITRASI

DITITRASI SEBANYAK TIGA KALI

2.Perhitungan

1. Penentuan volume rata-rata :


V : v1 + v2 + v3
3

: 16,5 + 11 12
3

: 34,9 ml

2. Ha yang bereaksi dengan NaoH

: v.hc1 x hcl (m)


1000 ml

: 34,5 x o,1
1000 ml

: 3,45 x 10-3

3. NaoH sisa / tersedia : 3,45 x 10-3

4. Jumlah NaoH yang di tambahkan

v.NaoH x NaoH (m)


1000 ml

: 10ml x 01
1000 ml

: 1 x10-3

5. NaoH yang beraksi dengan hci sisa naoH yang di tambah naoH

sisa.

: 1x10-3-3,45x10-3
: -2,45 x 10-3

6. HCl sisa - -2,95 x 10-3

7. HCl yang di tambahkan

v. Hci x Hci (m) : 5 ml x 0,1


1000 ml 1000 ml

: 0,5 x 10-3

8. HCl yang bereaksi dengan mgco3, Hci yang di tambahkan Hci sisa.

: 0,5 x 10-3 – (-2,45 x 10-3)

: 2,95 x 10-3

9. Jumlah molekal mgco3

HCI yang bereaksi dengan mgco3

: 2,95 x 10-5

: 1,48 x 10-3

10. Kepekaan mgco3

Jumlah molekul mgco3

Vo 1. Mgco3
: 1,48x10-3 : 0,0592 x 10-3 : 5,92x10-5
25 ml

11. Kepekaan mgco3 : 5,92 x 10=5

12. Ketetapan mgco3 mg 2+ + co3 2-

13. Perbandingan ksp : ( mg 2+ ) ( co32-)

: (5,92x10-5)( 5,92x10-5)

: (5,95 x 10-5)

: ( 35,84x10-10)

Anda mungkin juga menyukai