Disusun Oleh:
Edina
2019.C.11a.1074
Prodi : S1 Keperawatan tingkat 2B
Sindrom Cushing (CS) adalah sindrom klinis yang terdiri dari gejala dan tanda-tanda
yang mencerminkan beredar glukokortikoid berlebihan (GC) konsentrasi. Hal ini sangat
jarang terjadi di masa kanak-kanak dan masa remaja dan dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok hormon adrenocorticotrophic penyebab (ACTH)-independen dan dependen-ACTH
Anak-anak juga memiliki respon kortisol lebih riang ke IV CRH dan respon yang
lebih cepat terhadap eksternal radioterapi berkas hipofisis. Anak klinis dapat hadir secara
berbeda dari orang dewasa, terutama dengan kegagalan pertumbuhan yang berhubungan
dengan berat badan.
CS dapat terjadi sepanjang masa kecil dan remaja, namun etiologi yang berbeda
yang umumnya terkait dengan kelompok-kelompok tertentu usia. Dengan CD menjadi
penyebab paling umum setelah tahun pra-sekolah. Puncak kejadian CD pediatrik adalah
selama masa remaja; dalam 182 kasus yang diambil dari literatur usia rata-rata presentasi
adalah 14,1 tahun.
Hipofisis radioterapi (RT) adalah pilihan terapi untuk CD pediatrik. Di pusat kami,
sinar eksternal RT digunakan sebagai terapi lini kedua, setelah berhasil TSS. Kami biasanya
melanjutkan ke RT dalam waktu 2-4 minggu TSS, ketika jelas dari tingkat sirkulasi kortisol
yang menyembuhkan lengkap belum tercapai. RT protokol kita mengikuti terdiri dari 45 Gy
memberikan dalam 25 fraksi selama 35 hari mencerminkan bukti yang menunjukkan bahwa
anak-anak dengan CD merespon lebih cepat daripada orang dewasa. Kami telah diperlakukan
13 pasien selama 26 tahun terakhir dengan angka kesembuhan yang sukses dari 85%, yang
terjadi pada interval rata-rata 0,8 tahun (kisaran 0,3-2,9) setelah selesai terapi.
2.1.1 Trend Pantangan Makanan Untuk Penderita Diabetes Mellitus
Penderita diabetes melitus mau tidak mau harus melakukan pantangan terhadap
beberapa jenis makanan. Ini fungsinya untuk menjaga agar kadar gula darahnya menjadi
stabil dan tidak terlalu tinggi naiknya. Pantangan itu sendiri tidak harus hingga menghindari
jenis makanan tertentu sama sekali sehingga penderita diabetes menjaid menderita dan stres.
Tentu saja mereka masih bisa mengkonsumsi makanan kegemarannya. Hanya saja dengan
dosis yang tidak banyak atau sekedar icip-icip. Makanan untuk diabetes pun tetap lezat dan
penuh gizi. Berikut ini adalah beberapa Pantangan Makanan Untuk Penderita Diabetes
Mellitus di antaranya adalah :
a. Roti Putih
Hindari dan jauhi makanan roti putih karena memiliki kadar gula yang tinggi, sebagai
ganti roti putih anda bisa dengan konsumsi roti gandung yang memiliki banyak serat dan
baik untuk jantung anda.
b. Rokok
Bagi anda penderita diabetes dan memiliki kebiasaan buruk, yaitu merokok maka
segeralah jauhi rokok karena bisa membahayakan anda sendiri dan orang lain. Sebuah
penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan
bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula
bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya
hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
c. Kafein
Hati-hati dengan kafein, karena beberapa penelitian, salah satunya yang berjudul
“Diabetes Care” ditulis oleh Hudson Lee dan Kilpatrick pada 2005 menunjukkan kafein
memiliki dampak negatif pada penderita diabetes. Untuk itu, akan lebih jika Anda
mengurangi minuman yang mengandung kafein.
Makanan ini sudah pasti sangat digemari oleh banyak orang tak terkecuali bagi
penderita diabetes mellitus. Tapi sayang sekali bagi penderita diabetes makanan mie dan
pasta harus dilarang, karena Sebagian besar pasta dan mie memiliki indeks glikemik
tinggi. Artinya pasta dan mie dibuat dengan olahan karbohidrat sederhana seperti
gandum atau tepung beras. Konsumsi karbohidrat tinggi bisa meningkatkan kadar gula
dalam darah.
e. Kentang
f. Minuman Bersoda
Minuman bersoda dilarang bagi penderita diabetes, karena Dari penelitian yang
dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51.603 wanita usia 22-44 tahun,
ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan dan
risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi
karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori
cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.
Apakah anda mengenal gorengan? sudah tentu anda mengenal benar dengan
gorengan, tapi untuk penderita diabetes anda tidak boleh memakan makanan gorengan.
Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif,
seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit
kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan
salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL
(kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam
darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan
mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
h. Teh Manis
Bagi anda yang suka minum teh manis dipagi hari, tapi bagi anda yang sedang
menderita penyakit diabetes maka ada baiknya anda menjauhi Teh Manis ini, karena
Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko
kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung
kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari
(tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum
ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita
kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
a. Lidah buaya
Salah satu bahan alam yang dapat anda manfaatkan untuk membantu menstabilkan
kadar gula darah adalah dengan lidah buaya. Kandungan beberapa senyawa kimia yang
terdapat dalam lidah buaya cukup efektif untuk penderita diabetes. Adapun cara yang dapat
anda lakukan adalah dengan merebus daun lidah buaya dengan segelas air, kemudian anda
minum sari daun lidah buaya tersebut. Lakukan secara rutin minimal 1 kali dalam seminggu.
Selain lidah buaya, anda pun dapat menggunakan bawang putih, daun seledri dan masih
banyak lagi.
c. Senam
Cara Mengobati Penyakit Diabetes Secara Alami semoga ampuh dan, Bagi penderita
diabetes, efek tubuh lemah mungkin sering dialami. Hal ini dikarenakan terjadi gangguan
pada proses metabolis gula sehingga eneergi yang terbentuk tidak sesuai dengan kebutuhan.
Oleh karena itu, memang pada penderita diabetes, sebaiknya anda melakukan olahraga ringan
seperti senam yang tidak menguras begitu banyak tenaga.
2.1 Trend dan Issue Sistem Endokrin secara Internasional
Satu-satunya pilihan pengobatan saat ini tersedia untuk pasien dengan bentuk medis
responsif menyebar hipoglikemia hyperinsulinemic adalah pancreatectomy subtotal, di mana
95 sampai 98 % sel mensekresi insulin secara fisik dihapus untuk meringankan hipoglikemia
berat. Namun, beberapa pasien yang telah menjalani operasi terus memiliki hipoglikemia
hyperinsulinemic berulang, sedangkan diabetes mellitus dan insufisiensi eksokrin pankreas
berkembang dalam diri orang lain. Dalam sebuah penelitian terbaru dari 105 anak-anak yang
terkena dampak yang menjalani pancreatectomy, 59 % memiliki gigih hiperinsulinemia
hipoglikemia hingga 5 tahun setelah operasi, dan diabetes mellitus telah dikembangkan pada
semua anak-anak pada saat mereka mencapai adolescence. Oleh karena itu, ada kebutuhan
untuk terapi medis yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk jumlahkan pancreatectomy.
Terapi Sirolimus
Semua pasien menerima sirolimus pada dosis awal 0,5 mg per meter persegi luas
permukaan tubuh per hari ( dalam satu atau dua dosis ). Dosis ini bertahap meningkat dengan
tujuan mencapai tingkat serum palung dari 5 sampai 15 ng per mililiter. Tingkat serum
palung sirolimus diukur setiap 5 hari. Setelah tingkat obat serum yang diinginkan telah
tercapai dan kadar glukosa darah stabil, glukosa dan glukagon infus intravena secara bertahap
meruncing. Pemantauan berkala dilakukan, termasuk hitung darah lengkap, pengukuran kadar
lipid serum, dan analisis ginjal dan fungsi hati. Setelah debit, pasien ditindaklanjuti secara
teratur untuk penilaian kontrol glikemik dan pengukuran kadar serum sirolimus.
Karena keparahan hipoglikemia mereka, bayi diperlukan kombinasi glukagon infus dan
cairan infus dengan konsentrasi tinggi dekstrosa untuk mempertahankan normoglycemia di
memulai pengobatan dengan sirolimus, setelah respon glikemik yang baik dicatat. Dengan
demikian, dosis dekstrosa secara bertahap meruncing dan makanan enteral secara bersamaan
meningkat . Selama periode 2 sampai 3 minggu, setiap bayi mempertahankan tingkat glukosa
darah stabil tanpa perlu infus glukosa intravena. Glukagon dan octreotide infus kemudian
secara bertahap dihentikan, karena kadar glukosa darah yang stabil di lebih dari 63 mg per
desiliter. Selanjutnya, keempat bayi mampu menerima semua nutrisi enteral mereka, dan
masing-masing terus menerima terapi sirolimus oral.
Bayi juga mampu berpuasa selama 6 sampai 8 jam tanpa pengembangan hipoglikemia
(misalnya, kadar glukosa darah tetap tinggi dari 63 mg per desiliter pada akhir puasa). Satu
bayi (Pasien 4, yang memiliki ABCC8 mutasi homozigot dan hipoglikemia hyperinsulinemic
sangat parah) diperlukan dosis kecil octreotide (10 mg per kilogram per hari) untuk berpuasa
selama 6 jam tanpa pengembangan hipoglikemia. Setiap pasien dipulangkan ketika
pemberian makanan enteral didirikan dan bayi bisa berpuasa selama 6 sampai 8 jam tanpa
pengembangan hipoglikemia. Tingkat diukur dari asam lemak nonesterified dan 3β-
hidroksibutirat naik pada akhir puasa, menunjukkan bahwa penekanan insulin hadir karena
pengobatan dengan sirolimus.
Orang tua diminta untuk memantau kadar glukosa darah setidaknya tiga kali sehari
sebelum makan. Sebuah tinjauan catatan pemantauan orangtua kadar glukosa darah tidak
ditemukan adanya episode hipoglikemia selama pengobatan dengan sirolimus. Keempat
pasien saat ini terus menerima sirolimus dan sedang diikuti untuk penilaian kontrol glikemik,
tingkat endapan serum sirolimus, dan setiap efek samping klinis atau biokimia. Tindak lanjut
penilaian dilakukan sampai bayi mencapai usia 1 tahun menunjukkan kontrol glikemik yang
baik. Penilaian laboratorium menunjukkan jumlah darah lengkap normal (tanpa neutropenia)
dan tingkat normal nitrogen urea darah, kreatinin, dan elektrolit selama tindak lanjut
penilaian setiap 3 bulan. Efek samping yang diamati meliputi elevasi transien tingkat
aminotransferase, yang diselesaikan secara spontan, dan elevasi ringan kadar trigliserida.
Hasil studi fungsi hati dinyatakan telah normal. Baik sepsis atau infeksi serius lainnya yang
dikembangkan di salah satu bayi .
Sirolimus dihentikan pada salah satu pasien di usia 7 bulan , dalam waktu 3 hari,
hipoglikemia berat dikembangkan, membutuhkan infus intravena glukosa dan administrasi
subkutan octreotide. Sirolimus itu reinitiated, dan selama 3 sampai 4 minggu ke depan infus
glukosa dan octreotide itu meruncing dan kemudian dihentikan.
Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin, dan
kedua fungsi ini saling berhubungan. Sekretin dan kolesistokinin-pankreozimin (CCC-PZ)
merupakan hormone traktus gastrointestinal yang membantu dalam mencerna zat-zat
makanan dengan mengendalikan sekret pankreas. Sekresi enzim pankreas yang normal
berkisar dari 1500-2500 mm/hari.
Pankreatitis kronis merupakan suatu penyakit inflamasi pada pankreas yang ditandai
dengan fibrosis pankreas yang persisten dan progresif serta menimbulkan kerusakan jaringan
eksokrin dan endokrin. Pankreatitis kronis merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
karsinoma pankreas. Adenokarsinoma pancreas terjadi pada 1 per 10,000 penduduk
Amerika. Umumnya penderita pankreatitis kronis mengeluh nyeri abdomen di epigastrium
yang terus menerus yang dijalarkan kepunggung, mual, nafsu makan berkurang, berat
badan menurun dan malnutrisi. Pengelolaan penderita pancreatitis kronis dapat secara
konservatif maupun pembedahan berupa drainase dan reseksi pankreas.
Pankreatitis kronis merupakan salah satu factor resiko terjadinya karsinoma pankreas.
Pada penelitian yang melibatkan 6 grup senter internasional yaitu Denmark, Jerman, Italia,
Swedia, Switzerland dan Amerika Serikat didapatkan angka kejadian karsinoma pankreas
1,8% pada pasien yang telah terdiagnosis pankreatitis kronis 2 tahun sebelumnya, dan
4% setelah terdiagnosis 10 sampai 20 tahun sebelumnya. Adenokarsinoma pancreas
terjadi pada 1 per 10,000 penduduk Amerika. Laki-laki 2 kali lebih sering terkena dari pada
wanita.
Prevalensi Amerika Serikat 26,4 kasus per 100,000 penduduk, di Spanyol 14 per
100,000 penduduk sedangkan di Jepang 5,7 per 100,000 penduduk. Kebanyakan terjadi
karena adanya batu pada saluran pankreas. Kebanyakan kasus pancreatitis kronis karena
minum alkohol yang banyak, berkisar 150 g/hari dalam beberapa tahun. Hanyakira-kira 10 %
peminum berat yang terbentuk pankreatitis, tampaknya ini ada faktor lain yang dibutuhkan,
seperti diet tinggi lemak dan protein.
Penderita ini mengeluh nyeri abdomen epigastrium yang tak henti-henti yang
dijalarkan kepunggung. Nyeri pada pancreatitis kronis dahulu dipercaya dari peningkatan
tekanan intra pankreas. Pemeriksaan laboratorium memperlihatkan sedikit peningkatan pada
alfa amylase dan lipase tetapi tidak khas untuk pancreatitis kronis.
Prosedur Peustow
2. IMUNOLOGI
A. TREND DAN ISSUE SISTEM IMUNOLOGI
HIV/AIDS
1. PENGERTIAN HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
melemahkan sistem kekebalan tubuh atau perlindungan tubuh manusia. Virus
inilah yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
(Brooks, 2004).
2. PERBEDAAN ANTARA HIV DENGAN AIDS
Seorang yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat bertahun-tahun tanpa ada tanda fisik
atau gejala infeksi. Orang yang terinfeksi virus tersebut tetapi tanpa gejala
adalah ‘HIV-positif’ atau mempunyai ‘penyakit HIV tanpa gejala.’ Apabila
gejala mulai muncul, orang disebut mempunyai ‘infeksi HIV bergejala’
atau‘penyakit HIV lanjutan.’ Pada stadium ini seseorang kemungkinan besar
akan mengembangkan infeksi oportunistik. AIDS merupakan definisi yang
diberikan kepada orang terinfeksi HIV yang masuk pada stadium infeksi berat.
AIDS didefinisi sebagai jumlah sel CD4 di bawah 200 ; dan/atau
terjadinya satu atau lebih infeksi oportunistik tertentu. Istilah AIDS terutama
dipakai untuk kepentingan kesehatan masyarakat, sebagai patokan untuk
laporan kasus. Sekali kita dianggap AIDS, berdasarkan gejala dan/atau status
kekebalan, kita dimasukkan pada statistik sebagai kasus, dan status ini tidak diubah
walau kita menjadi sehat kembali. Orang terinfeksi HIV yang mempunyai semakin
banyak informasi, dukungan dan perawatan medis yang baik dari tahap awal
penyakitnya akan lebih berhasil menangani infeksinya. Terapi antiretroviral (ARV)
yang sekarang semakin terjangkau dapat memperlambat kecepatan penggandaan
HIV; obat lain dapat mencegah atau mengobati infeksi yang disebabkan HIV
(Kannabus, 2008).
Hal ini diyakini bahwa inversi mungkin baik bagi mereka dengan AIDS dan
HIV karena mereka mengarahkan aliran darah dan energi ke timus. Timus adalah
kelenjar endokrin besar yang membantu mengatur dan mengontrol sel T dalam
sistem kekebalan tubuh. Karena HIV dan AIDS menyerang sel T, yang mendukung
kelenjar yang mengontrol mereka tampaknya seperti cara yang logis untuk
membantu tubuh melawan penyakit ini. Meningkatkan efisiensi timus dan pada
gilirannya sistem kekebalan tubuh tentu tidak ada salahnya.
6. PERAN PERAWAT
Peran seorang perawat dalam mengurangi beban psikis seorang
penderita AIDS sangatlah besar. Lakukan pendampingan dan pertahankan
hubungan yang sering dengan pasien sehinggan pasien tidak merasa sendiri dan
ditelantarkan. Tunjukkan rasa menghargai dan menerima orang tersebut. Hal ini
dapat meningkatkan rasa percaya diri klien. Perawat juga dapat melakukan
tindakan kolaborasi dengan memberi rujukan untuk konseling psikiatri. Konseling
yang dapat diberikan adalah konseling pra-nikah, konseling pre dan pasca tes HIV,
konseling KB dan perubahan prilaku. Konseling sebelum tes HIV penting untuk
mengurangi beban psikis. Pada konseling dibahas mengenai risiko penularan HIV,
cara tes, interpretasi tes, perjalanan penyakit HIV serta dukungan yang dapat
diperoleh pasien. Konsekuensi dari hasil tes postif maupun negative
disampaikan dalam sesi konseling. Dengan demikian orang yang akan
menjalani testing telah dipersiapkan untuk menerima hasil apakah hasil
tersebut positif atau negatif. Mengingat beban psikososial yang dirasakan
penderita AIDS akibat stigma negatif dan diskriminasi masyarakat adakalanya
sangat berat, perawat perlu mengidentifikasi adakah sistem pendukung yang
tersedia bagi pasien.