Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR

WUJUD ZAT DAN REAKSI KIMIA

Dosen Pembina Praktikum : apt. Athina Mardatillah, S.Farm., MS


Disusun oleh :

1. Tabina Dwi Azrilia 2350191094


2. Risyad Bintang Algian Susila 2350191095
3. Hala Firdaus 2350191096
4. Annisa Zikrina Farani 2350191100
5. Karina Aurellia 2350191112

Jurusan : Farmasi
Kelompok :7
Kelas :C

Tanggal Praktikum : 24 Oktober 2023


Jam Praktikum : 10.00-12.30

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2023/2024
BAB I
PRINSIP DAN TUJUAN PERCOBAAN

A. PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip percobaan pada wujud zat dan reaksi kimia merupakan bagian penting dalam
mempelajari ilmu kimia. Dalam percobaan tersebut, kita mengamati perubahan yang terjadi
pada zat-zat kimia saat terjadi reaksi. Zat kimia ada 3 bentuk yaitu: padat, gas, cair. Zat padat
adalah zat yang bisa dilihat dan di rasakan dengan lebih jelas, yang struktur umumnya keras
atau semi keras seperti: tablet obat,besi,gula. Zat gas adalah zat yang tidak dapat di lihat dan
di pegang dan dirasakan keberadaannya, gas hanya dapat dirasakan karena baunya
contohnya: gas ammonia, gas hidrogensulfida. Zat cair adalah zat yang memiliki struktur
lebih lunak dengan bentuk yang bervariasi sesuai dengan wadah tempat zat cair tersebut.
Pada dasarnya, percobaan reaksi kimia dilakukan dengan menyatukan zat-zat kimia tertentu
ke dalam larutan lain. Lalu kita mengamati perubahan yang terjadi, seperti perubahan warna,
bentuk, aroma. Untuk dapat lebih mengenal zat dengan baik di laboratorium, diperlukan
upaya yang tekun dan teliti untuk mengamati berbagai zat kimia terutama yang akan di
gunakan di laboratorium farmasi.

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengidentifikasi wujud zat: Percobaan ini dapat membantu mengidentifikasi apakah
suatu zat berada dalam bentuk padat, cair, atau gas pada kondisi tertentu
2. Mempelajari perubahan fisik: Percobaan wujud zat dapat digunakan untuk
mengamati perubahan fisik, seperti perubahan fase (misalnya, es yang mencair
menjadi air) tanpa terlibatnya reaksi kimia.
3. Memahami reaksi kimia: Melalui percobaan reaksi kimia, kita dapat mempelajari
bagaimana zat-zat bereaksi satu sama lain, menghasilkan produk-produk baru, dan
mengamati perubahan kimia yang terjadi.
4. Mempelajari prinsip dasar kimia: Percobaan semacam ini membantu memahami
konsep-konsep dasar kimia, seperti hukum kekekalan massa, hukum perbandingan
tetap, dan lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Umumnya ada tiga wujud zat yaitu gas, cair dan padat, yaitu :
a. Zat Padat
Padat adalah keadaan benda di mana volume dan bentuk tetap. Dalam benda padat,
atom/molekul berdekatan, atau "keras", tetapi, tidak mencegah benda padat berubah bentuk
atau terkompresi. Dalam fase padat, atom memiliki order ruang karena semua benda
memiliki energi kinetik, atom dalam benda padat yang paling keras bergeraksedikit, tetapi
gerakan ini tak terlihat.
b. Zat Cair
Zat Cair adalah zat di mana volumenya mengikuti bentuk wadah. Zat cair merupakan salah
satu jenis fluida. Fluida merupakan zat yang mengalir.
c. Zat Gas
Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai kemampuan untuk mengalir dan
dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan, gas yang tak tertahan tidak mengisi suatu
volume yang telah ditentukan, sebaliknya gas mengembang dan mengisi ruang apapun di
mana mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat
kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas
dan molekulsering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin
bertambah.

A. Uji Organoleptik

Menurut Waysima dan Adawiyah (2010), uji organoleptik atau evaluasi sensoris merupakan
suatu pengukuran ilmiah dalam mengukur dan menganalisa karakteristik suatu bahan pangan
yang diterima oleh indera penglihatan, pencicipan, penciuman, perabaan, dan
menginterpretasikan reaksi dari akibat proses penginderaan yang dilakukan oleh manusia
yang juga bisa disebut panelis sebagai alat ukur.

B. Kelarutan
Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyatan kelarutan adalah zat dalam bagian
terentu pelarut, kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa 1 bagian bobot zat padat atau 1
bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertenti pelarut.
Kelarutan merupakan keadaan suatu senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang terlarut
dalam padatan, cairan, atau gas yang akan membentuk larutan homogen. Kelarutan tersebut
bergantung
pada pelarut yang digunakan serta suhu dan tekanan (Lachman, 1986). Di bidang farmasi,
kelarutan memiliki peran penting dalam menentukan bentuk sediaan dan untuk menentukan
konsentrasi yang dicapai pada sirkulasi sistemik untuk menghasilkan respon farmakologi
(Edward dan Li, 2008; Vemula et al, 2010).

Istilah Bagian Pelarut Yang Dibutuhkan Untuk


1 Bagian Zat Terlarut
Sangat mudah larut Kurang dari 1 bagian
Mudah larut 1 sampai 10 bagian
Larut 10 sampai 30 bagian
Agak sukar larut 30 sampai 100 bagian
Sukar larut 100 sampai 1.000 bagian
Sangat sukar larut 1.000 sampai 10.000 bagian
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000 bagian

C. Reaksi Kimia
Reaksi kimia (chemical reaction) yaitu suatu proses dimana zat atau senyawa diubah menjadi
satu atau lebih senyawa baru. Untuk berkomunikasi satu sama lain tentang reaksi kimia, para
kimiawan menggunakan cara standar untuk menggambarkan reaksi tersebut melalui
persamaan kimia. Persamaan kimia (chemical equation) menggunakan lambang kimia untuk
menunjukkan apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung. Reaksi kimia selalu melibatkan
terbentuk dan terputusnya ikatan kimia. Reaksi kimia adalah perubahan yang melibatkan
perubahan sifat fisik zat dengan membentuk zat baru, biasanya melibatkan perubahan sifat
fisik seperti, perubahan suhu. perubahan warna, perubahan bau, terbentuknya endapan dan
timbulnya gelembung gas.
a. Reaksi pengendapan : Reaksi pengendapan adalah reaksi pembentukan padatan
dalam larutan atau di dalam padatan lain selama reaksi kimia. Bahan kimia yang
menyebabkan adanya padatan disebut sebagai pengendap.
b. Reaksi perubahan warna
c. Reaksi netralisasi : Reaksi netralisasi adalah reaksi suatu asam basa yang
menghasilkan senyawa ion dan boleh juga air. Senyawa ion yang merupakan hasil
dari reaksi netralisasi dinamakan garam.
d. Reaksi pembentukan gas : Secara sederhana, dalam reaksi kimia gas yang
terbentuk ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung dalam larutan yang
direaksikan
BAB III
MONOGRAFI SAMPEL

 NiSO4
Nama resmi : Nikel sulfurium
Nama lain : Nikel sulfat
Rumus molekul : NiSO4
Struktur molekul :

BM : 154,75
Pemerian : Bentuk padatan kuning (anhidrat), kristal biru
(heksahidrat) kristal hijau-biru (heptahidrat).
Kelarutan : Anhidrat tidak larut dalam etanol , eter , aseton;
heksahidrat tidak larut dalam etanol , ammonia ;
heptahidrat larut dalam alkohol
Identifikasi : Dalam air bereaksi dengan natrium karbonat untuk
mengendapkan nikel karbonat , prekursor katalis dan
pigmen berbasis nikel. Penambahan amonium sulfat
ke dalam larutan nikel sulfat pekat akan
mengendapkan Ni(NH4)2(SO4)2·6H2O. Padatan
berwarna biru ini analog dengan garam Mohr,
Fe(NH4)2(SO4)2·6H2O.
Persyaratan kemurnian/kadar : Garam nikel dapat diendapkan dalam suasana basa
lemah berupa ammonium hidroksida dengan
menggunakan pereaksi organic dimetilglioksima
menjadi endapan berwarna merah yaitu nikel dimetil
glioksima.

 FeCl3

Nama resmi : Ferri Chlorium


Nama lain : Besi (III) klorida
Rumus molekul : FeCl3
Struktur molekul :

BM : 162,21
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas
warna jingga dari garam hidrat yang telah
terpengaruhi oleh kelembaban.aaaaaaaaaaa
Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna
jingga.
Identifikasi : hasil pengujian yang menggunakan gelatin tidak
menunjukkan terbentuknya endapan putih,
dikarenakan adanya tanin akan mengendapkan protein
pada gelatin membentuk kopolimer mantap yang
tidak larut dalam air
Persyaratan kemurnian/kadar : Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar
logam Besi (Fe) pada air minum dalam kemasan
adalah 0,0044 mg/L. Kadar logam Besi (Fe) tersebut
memenuhi standar kualitas air minum yang telah
ditetapkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/Menkes/Per/VII/2010.

 NH4Cl

Nama resmi : Amonium klorida


Nama lain : Ammonium chloride
Rumus molekul : NH4Cl
Struktur molekul :

BM : 53,49
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur halus atau
kasar putih; dalam keadaan dingin rasa asin dan
bersifat higroskopis
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserin; lebih
mudahmlarut dalam air
Identifikasi : Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi Amonium
dan klorida cara A dan B seperti tertera pada uji
identifikasi umum <291>
Persyaratan kemurnian/kadar : Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, masukkan
ke dalam labu Erlenmeyer dan larutkan dalam 10 mL
air, tambahkan berturut turut 10 mL asam asetat glasial
LP , 75 mL methanol P _dan 0,5 mL _eosin Y LP, titrasi
akhir berwarna merah muda
Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 5,349 mg
NH4Cl

 NaHCO3

Nama resmi : Sodium hydrogen carbonate


Nama lain : Natrium bikarbonat
Rumus molekul : NaHCO3
Struktur molekul :

BM : 84,01
Pemerian : serbuk hablur, putih, stabil di udara kering tetapi
dalam udara lembab secara perlahan lahan terurai.
Larutan yang dibuat segar dalam air dingin tanpa
dikocok, bersifat basa. Kebebasan bertambah bila
larutan didiamkan, digoyangkan kuat atau dipanaskan
Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol
Identifikasi :
A. Larutan menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B
eperti tertera pada uji identifikasi Umum <219>
B. Larutan menunjukkan reaksi Bikarbonat seperti
pada Uji identifikasi umum <219>
Persyaratan kemurnian/kadar : Timbang saksama lebih kurang 3 g zat, campur
dengan 100 mL air, tambahkan merah metil LP, titrasi
dengan asam hidroksida 1N LV. Tambahkan asam
perlahan lahan sambil terus diaduk sampai larutan
berwarna merah muda lemah. Panaskan larutan
hingga mendidih, dinginkan dan lanjutkan titrasi
sampai warna larutan merah muda lemah tidak hilang
setelah dididihkan

 K4(FeCN)

Nama resmi : Kalium Heksasianoferat (II)


Nama lain : Kalium ferosianida
Rumus molekul : K4(FeCN)6
Struktur molekul :

BM : 368,35
Pemerian : Kuning muda, kristal granu.
Kelarutan : Dalam air trihidrat 28,9g/100ml (20oC);tidak larut
dalam etanol
Identifikasi : Perlakuan kalium ferosianida dengan asam nitrat
menghasilkan H2[Fe(NO)(CN)5]. Setelah netralisasi
zat antara ini dengan natrium karbonat, terbentuk
kristal merah natrium nitroprusida yang dapat
dikristalkan secaraselektif.
Persyaratan kemurnian/kadar : Kalium ferosianida tidak beracun, dan tidak
terdekomposisi menjadi sianida di dalam tubuh.
Toksisitas pada tikus adalah rendah, dengan dosis letal
(LD50) adalah 6.400 mg/kg.

 C3H8O3

Nama resmi : Gliserin


Nama lain : Glycerin
Rumus molekul : C3H8O3
Struktur molekul :

BM : 92,09
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa
manis hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau
tidak enak) Higroskopik, larutan netral terhadap
lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol;
tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam
minyak lemak, dan dalam minyak menguap.
Identifikasi :
A. Spektrum serapan inframerah yang diukur sebagai
lapisan tipis zat diantara dua lempeng natrium klorida
P atau kalium bromida P, menunjukkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti
pada Gliserin BPFI.
B.Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Etilen glikol dan dietilen glikol.
Persyaratan kemurnian/kadar : Larutan natrium periodat Larutkan 60 g natrium
metaperiodat P dalam air yang mengandung 120 mL
asam sulfat 0,1 N hingga volume 1000 mL. Untuk
melarutkan periodat tidak boleh dipanaskan. Jika
larutan tidak jernih, saring melalui kaca masir.
Simpan larutan dalam wadah tidak tembus cahaya dan
bersumbat kaca. Lakukan uji kesesuaian larutan
sebagai berikut: pipet 10 mL ke dalam labu tentukur
250-mL, encerkan dengan air sampai tanda
(Larutan natrium periodat encer). Timbang saksama
lebih kurang 550 mg gliserin, larutkan dalam 50 mL
air, tambahkan 50,0 mL Larutan natrium periodat
encer. Sebagai blangko, pipet 50 mL Larutan natrium
periodat encer ke dalam labu berisi 50 mL air.
Biarkan larutan selama 30 menit, kemudian pada
masing-masing larutan tambahkan 5 mL asam
hidroklorida P dan 10 mL kalium iodida LP, kocok
memutar. Biarkan selama 5 menit, tambahkan 100 mL
air, dan titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV,
kocok terus menerus dan tambahkan 3 mL kanji
LP menjelang titik akhir. Perbandingan volume
natrium tiosulfat 0,1 N LV yang diperlukan untuk
campuran gliserin-periodat dan yang diperlukan untuk
blangko antara 0,750 dan 0,765.
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 400 mg zat,
masukkan ke dalam gelas piala 600 mL, encerkan
dengan 50 mL air, tambahkan biru bromotimol LP,
dan asamkan dengan asam sulfat 0,2 N sampai terjadi
warna hijau atau kuning kehijauan. Netralkan dengan
natrium hidroksida 0,05 N hingga titik akhir berwarna
biru tanpa warna hijau. Buat blangko 50 mL air dan
netralkan dengan cara yang sama. Pipet 50 mL
Larutan natrium periodat ke dalam masing-masing
gelas piala, campur dengan menggoyangkan hati-hati,
tutup dengan kaca arloji, dan biarkan selama 30 menit
pada suhu ruang (tidak lebih dari 35°) di tempat gelap
atau cahaya redup. Tambahkan 10 mL campuran
etilen glikol P dan air dengan volume sama, biarkan
selama 20 menit. Encerkan masing-masing larutan
dengan air hingga lebih kurang 300 mL, titrasi dengan
natrium hidroksida 0,1 N LV hingga pH 8,1 ± 0,1
untuk larutan uji dan pH 6,5 ± 0,1 untuk blangko,
gunakan pH meter.

Tiap mL natrium hidroksida 0,1 N


setara dengan 9,210 mg C3H8O3

 CH3COOH

Nama resmi : Asam asetat


Nama lain : Acetic acid
Rumus molekul : (CH3COOH)
Struktur molekul :

BM : (60,05)
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna; bau khas, menusuk;
rasa asam yang tajam.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol dan
dengan gliserol.
Identifikasi : Menunjukkan reaksi Asetat seperti tertera pada pada
Uji Identifikasi Umum <291>.
Persyaratan kemurnian/kadar : Timbang saksama lebih kurang 6 mL zat dalam labu
bersumbat kaca yang telah ditara. Tambahkan 40 mL
air dan titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV
menggunakan indikator Fenolftalein LP.

Tiap mL natrium hidroksida 1 N


setara dengan 60,05 mg C2H4O2

 NH4OH

Nama resmi : Ammonia


Nama lain : Ammonia hidroksida
Rumus molekul : NH4OH
Struktur molekul :

BM : 35,0
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna,bau khas,menusuk
kuat.
Kelarutan : Mudah larut dalam air.
Identifikasi : Amonium hidroksida muncul sebagai larutan berair
yang tidak berwarna. Konsentrasi amonia berkisar
hingga sekitar 30%. Uap amonia (yang timbul dari
larutan) mengiritasi mata
Persyaratan kemurnian/kadar : Berdasarkan PERMENKES
No.492/Menkes/Per/IV/2010 nilai maksimum
amoniak dalam air minum adalah sebesar 1,5 mg/L
dan nilai maksimum pH dalam air badan air adalah
sebesar 6 –9.

 CH2O2

Nama resmi : Asam format


Nama lain : Asam aminat
Rumus molekul : CH2O2
Struktur molekul :

BM : 46,03
Pemerian : Tidak berwarna; bau sangat tajam. Sangat korosif
Kelarutan : Dapat larut dengan air
Identifikasi : Bereaksi secara eksotermik dengan semua basa, baik
organic (misalnya amina) maupun anorganik
Persyaratan kemurnian/kadar : Asam format ditentukan dengan titrasi
asidialkalimetri. Asam format dititrasi menggunakan
larutan standar NaOH dengan penambahan indicator
fenolftalein. Titrasi dihentikan ketika terjadi
perubahan warna pada larutan menjadi merah muda

 NH4SCN

Nama resmi : Amonium tioksianat


Nama lain : Ammonium thiocyanate
Rumus molekul : (NH4SCN)
Struktur molekul :

BM : 76,122
Pemerian : Cairan jernih mengandung 7,612 gran NH4SCN
Kelarutan : Larut dalam air
Identifikasi : bereaksi dengan beberapa ion logam, termasuk
tembaga, perak, seng, timbal, dan raksa, dan
membentuk presipitat tiosianat yang dapat diekstrak
ke pelarut organik.
Persyaratan kemurnian/kadar : Campuran kesetimbangan pada 150 °C dan 180°C
masing- masing mengandung 30,3% dan 25,3%
(berat) tiourea. Ketika dipanaskan pada suhu 200 °C,
bubuk kering terurai menjadi amonia, hidrogen
sulfida, dan karbon disulfida, meninggalkan residu
guanidinium tiosianat

 C2H2O4
Nama resmi : Asam oksalat
Nama lain : Acidum Oksalat
Rumus molekul : C2H2O4
Struktur molekul :

BM : 90,04 gr/mol
Pemerian : Sebuk putih atau kuning gading.
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol.
Identifikasi :
Penetapan kemurnian/kadar : Metode titrasi permanganometri berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganat (KMnO4). Sedangkan uji
aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode
DPPH dan aktivitas antibakteri diukur dengan metode
difusi sumuran terhadap sampel dari bakteri gram
positif dan gram negatif.

 C6H6O
Nama resmi : Fenol
Nama lain : Phenolum
Rumus molekul : C6H6O
Struktur molekul :

Bobot molekul : 94,11


Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau massa hablurtidak
berwarna atau merah jambubau khaskaustik.
Kelarutan : Larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam etanol
(95%) P dalam gliserol P dalam minyak lemak
Identifikasi :
A. Pada larutan tambahkan brom LP: terbentuk
endapan putih yang segera larut dan mengendap
kembali secara permanen jika ditambahkan pereaksi
berlebih.
B. Pada 10 mL larutan (1 dalam 100) tambahkan1
tetes besi (III) klorida LP: warna violet.
Penetapan kadar : Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 g
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL,
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 20 mL
larutan ke dalam labu iodum, tambahkan 30,0 mL
brom 0,1 N LV, tambahkan 5 mL asam hidroklorida P
segera tutup. Kocok labu berulang-ulang selama 30
menit, diamkan selama 15 menit, segera tambahkan 5
mL larutan kalium iodida P (1 dalam 5), hati-hati
terhadap uap brom yang dilepaskan segera tutup.
Kocok kuat-kuat, buka sumbat, bilas sumbat dan leher
labu dengan dengan sedikit air ke dalam labu.
Tambahkan 1 mL kloroform P, kocok baik-baik dan
titrasi iodum bebas dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV,
tambahkan 3 mL kanji LP mendekati titik akhir
titrasi lakukan penetapan blangko. Selisih titran
penetapan blangko dan uji adalah jumlah brom yang
digunakan.

BAB IV
DIAGRAM ALIR

A. PEMERIKSAAN ORGANOLEPTIK SENYAWA KIMIA

SIAPKAN SENYAWA
KIMIA

IDENTIFIKASI
SENYAWA YANG
AKAN DI PERIKSA

Parameter organoleptic
mencakup
pandangan,penciuman,
dan rasa

Catat hasil
pemeriksaan
B. PEMERIKSAAN KELARUTAN SENYAWA KIMIA DALAM AIR

mulai

siapkan alat dan bahan:tabung


reaksi dan raknya,bunsen,korek
siapkan 5 tabung reaksi
api,senyawa yang akan di uji
coba

tabung pertama tabung kedua tabung ketiga tabung keempat tabung kelima

Isi dengan 5 tetes Isi dengan 5


Isi dengan 2 tetes Isi dengan 40 tetes Isi dengan 20 tetes
fenol dan 5 tetes tetes C3COOH
NH4SCN dan 2 tetes NH4Cl dan 1 tetes C2H2O4 dan 1 tetes
NH4SCN ,20 tetes
FeCl3 AgNO3 KMnO4 Aquadest dan
NaCH03 seujung
spatel

Kocok tabung Kocok tabung Kocok tabung Kocok tabung


reaksi secara reaksi secara reaksi secara reaksi secara Tutup tabung
perlahaan dengan perlahaan dengan perlahaan dengan perlahaan dengan menggunakan
mengetuk bagian mengetuk bagian mengetuk bagian mengetuk bagian jempol
bawah tabung ke bawah tabung ke bawah tabung ke bawah tabung ke ataupun kapas
permukaan permukaan permukaan permukaan dengan rapat
telapak tangan telapak tangan telapak tangan telapak tangan

perhatikan perubahan perhatikan perubahan perhatikan perubahan perhatikan


perhatikan perubahan warna larutan yang warna larutan yang warna larutan yang perubahan warna
warna larutan yang telah telah telah telah larutan yang telah
,endapan,kekeruhan dan ,endapan,kekeruhan ,endapan,kekeruhan ,endapan,kekeruhan ,endapan,kekeruh
bau gas yang terbentuk dan bau gas yang dan bau gas yang dan bau gas yang an dan bau gas
terbentuk terbentuk terbentuk yang terbentuk
Pencampuran
Pencampuran yang Pencampuran yang Pencampuran Nyalakan yang terjadi
terjadi menghasilkan terjadi menghasilkan
warna ungu muda yang
yang terjadi Bunsen menghasilkan
warna merah dan menghasilkan larutan bening
tidak keruh dan tidak tidak terjadi warna putih dan dengan yang
ada endapan endapana terjadi endapan korek api mengeluarkan gas

Jepit tabung reaksi


menggunakan
penjepit kayu,bakar
ujung tabung
sembari di
goyangkan perlahan

Pencampuran yang
terjadi menghasilkan
warna ungu dan setelah
dibakar menggunakan
Bunsen kembali menjadi
bening
BAB V
HASIL

1. Pemeriksaan Organoleptik Senyawa Kimia

No. Nama Senyawa Rumus Pemeriksaan


Kimia Organoleptika
Wujud/Bentuk Warna Aroma
1. Nikel (II) sulfat NiSO4 Serbuk Biru Tidak
berbau
2. Ferri klorida FeCl3 Serbuk Orange Menyengat
3. Amonium klorida NH4Cl Serbuk Putih Tidak
berbau
4. Natrium NaHCO3 Serbuk Putih Tidak
bikarbonat berbau
5. Kalium K4(FeCN)6 Serbuk Kuning Tidak
heksasianoferat berbau
6. Gliserin C3H8O3 Cairan Bening/tidak Tidak
berwarna berbau
7. Asam asetat CH3COOH Cairan Bening/tidak Menyengat
berwarna
8. Amonium NH4OH Cairan Bening/tidak Menyengat
hidroksida berwarna
9. Asam format CH2O2 Cairan Bening/tidak Menyengat
berwarna
10. Amonium NH4SCN Serbuk Putih Tidak
tiosianat berbau
2. Pemeriksaan Kelarutan Senyawa Kimia dalam Air

No. Nama Senyawa ∑ TETES ∑ mL KELARUTAN SIFAT


AQUADES AQUADES (gram/mL) KELARUTAN
1. Nikel (II) sulfat 14 tetes 7 mL 1 gram/7 mL Mudah larut
2. Ferri klorida 10 tetes 5 mL 1 gram/5 mL Mudah larut
3. Natrium 20 tetes 10 mL 1 gram/ 10 mL Mudah larut
bikarbonat

3. Reaksi Kimia Senyawa

No Senyawa yang Pereaksi Reaksi Kimia Hasil


Dianalisis Pengamatan
1. Asam Karbolat Ferri Klorida 3𝐶6 𝐻6 𝑂 + FeC𝑙3 → Dalam reaksi
3𝐶6 𝐻5 Cl + Fe(OH)3 ini senyawa
pereaksi
menghasilkan
warna larutan
ungu muda,
tidak ada
endapan dan
tidak ada warna
kekeruhan
2. Ferri Klorida Amonium N𝐻4 Cl + FeC𝑙3 → Dalam reaksi
Tiosianat 3N𝐻4 Cl + Fe(SCN)3 ini senyawa
pereaksi ini
menghasilkan
warna merah
pekat (merah
betadine), tidak
ada endapan
dan tidak ada
warna
kekeruhan
3. Amonium Perak Nitrat 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 + AgN𝑂3 → Dalam reaksi
Klorida N𝐻4 N𝑂3 + AgCl ini senyawa
menghasilkan
warna putih dan
setelah
didiamkan
beberapa menit
menghasilkan
endapan
berwarna putih
yang berarti
endapan solid
4. Asam Oksalat Kalium 𝐶2 𝐻2 𝑂4 + KMn𝑂4 → Dari reaksi ini,
Permanganat 𝐾2 C𝑂3 + 2Mn𝑂2 + 3𝐻2 O + sebelum
5C𝑂2 pembakaran
senyawa
menghasilkan
warna ungu
pekat, setelah
dilakukan
pembakaran
menggunakan
bunsen senyawa
menghasilkan
warna bening.
Tidak memiliki
endapan dan
warna
kekeruhan
*5. Asam Asetat Natrium NaHC𝑂3 + C𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 → Dari reaksi ini
Bikarbonat C𝐻3 COONa+ 𝐻2 C𝑂3 menghasilkan
gelembung-
gelembung gas
CO2, setelah
diamati
menggunakan
penambahan api
dari korek api,
api tersebut
langsung padam
dan
menghasilkan
warna putih
kekeruhan
Reaksi nomor 5 dilanjutkan dengan menambahkan aquades
BAB VI
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, hal pertama yang dilakukan sesuai dengan petunjuk praktikum
adalah penyiapan alat dan bahan, melakukan pemeriksaan organoleptik terhadap senyawa
atau zat yang akan dianalisa. Pemeriksaan oragnoleptik ini meliputi pemeriksaan
bentuk/wujud zat, warna, dan aroma dari suatu senyawa/zat yang kemudian akan disesuaikan
dengan Farmakope Indonesia. Berdasarkan hasil praktikum ini, dapat dipastikan semua
bahan sesuai dengan warna sebenarnya.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kelarutan terhadap senyawa senyawa analisis. Hasil
percobaam kemudian disesuaikan dengan tabel sifat kelarutan di Farmakope Indonesia untuk
mengetahui sifat kelarutan dari masing masing senyawa yang di analisis. Hasilnya
menyatakan bahwa semua sifat kelarutan senyawa yang telah di analisis sesuai dengan sifat
kelarutan senyawa tersebut dalam Farmakope Indonesia.
Percobaan selanjutnya yaitu reaksi kimia, dimana praktikan mereaksikan suatu rektan dengan
pereaksi lain untuk diamati perubahaannya. Reaksi yang diamati adalah reaksi antara Fenol
dengan Ferri klorida, Ammonium tiosanat dengan Ferri klorida, Ammonium klorida dengan
Perak nitrat, Asam oksalat dengan Kalium permanganat, dan yang terakhir reaksi antara
Natrium bikarbonat dengan Asam asetat dan Aquades.
BAB VII
KESIMPULAN

1. Pemeriksaan organoleptik dilakukan dengan indera manusia untuk mengetahui


wujud/bentuk zat, warna dan aroma suatu senyawa.
2. Dalam pemeriksaan kelarutan, dinyatakan bahwa Nikel (II) sulfat, Ferri klorida, dan
Natrium bikarbonat mudah larut dalam aquades.
3. Terjadi reaksi kimia dalam mereaksikan semua senyawa atau zat.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik indonesia. 2020. Farmakope Indonesia (Edisi VI)

Departemen Kesehatan Republik indonesia. 1979. Farmakope Indonesia (Edisi III)

Suryasaputra Dadan, M. A., 2022. Penuntun Praktikum KIMIA FARMASI DASAR.


CIMAHI: s.n.

Gumilar, A., 2023. Penuntun praktikum KIMIA FARMASI DASAR. CIMAHI:s.n.

Mardatillah, A., 2023. Penuntun praktikum KIMIA FARMASI DASAR. CIMAHI:s.n.

Yogaswara, L., 2023. Penuntun praktikum KIMIA FARMASI DASAR. CIMAHI: s.n

Adirestuti, P., 2023. Penuntun praktikum KIMIA FARMASI DASAR. CIMAHI: s.n

Suryana, Yayan. 2007. Kimia Umum Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia Modern, Edisi ke-
1. Ganesha Advertising & Printing. Bandung.

Brady, James E, 1999, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Edisi ke-1, Binarupa Aksara,
Jakarta

Putri, C., [KFD] P-2 Wujud Zat dan Reaksi Kimia.docx. Diakses pada tanggal 28 Oktober
2023 jam 10.00

Sari Hermalia. 2013. Termodinamika Fisika


LAMPIRAN

A. PERHITUNGAN
1. NiSO4
14
100 mg = tetes
20

0,1 gram = 0,7 mL


1 gram = 7 mL (mudah larut)

2. FeCl3
10
100 mg = 20 tetes

0,1 gram = 0,5 mL


1 gram = 5 mL (mudah larut)

3. NaHCO3
20
100 mg =20 tetes

0,1 gram = 1 mL
1 gram = 10 mL (mudah larut)
B. DOKUMENTASI
1. C6H6O + FeCl3

2. NH4CL + FeCl3

3. NH4Cl + AgNO3
4. C2H2O4 + KMnO4

5. NaHCO3 + CH3COOH + Aquades

Anda mungkin juga menyukai