Anda di halaman 1dari 19

REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia yang dimaksudkan
untuk mengetahui keberadaan suatu zat (ion/gugus) dalam suatu
sampel tertentu. Dengan penambahan beberapa pereaksi, kita bisa
melihat pada golongan berapa dan unsur apa zat tersebut.
Kimia analitik dibagi menjadi dua jenis yaitu kimia analisis
kuantitatif dan kimia analisis kualitatif. Analisis kualitatif yaitu suatu
analisis dibatasi untuk mengidentifikasi keberadaaan satu atau lebih
unsur atau senyawa kimia baik organik maupun anorganik.
Sedangkan analisi kuantitatif yaitu suatu pengujian yang
berhubungan dengan laboratorium untuk menentukan untuk
menentukan seberapa banyak jumlah suatu unsur atau senyawa.
Faktor pendorongnya praktikum analisis kualitatif ini dilakukan
karena praktikan harus mengetahui dan mengenal cara-cara analisis
kualitatif. Praktikum diperlukan untuk mendukung pengetahuan
farmasis tentang analisa kualitatif, selain pengetahuan teori. Perlunya
diadakan pengenalan terhadap anion sebagai dasar dalam malakukan
analisa pada kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi. Kita dapat lebih
mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara analisanya dengan bantuan
praktikum.
Perlunya diadakan pengenalan terhadap anion sebagai dasar
dalam malakukan analisa pada kegiatan-kegiatan praktikum di
farmasi. Kita dapat lebih mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara
analisanya dengan bantuan praktikum.
Dalam hal ini pemeriksaan atau pemisahan anion merupakan salah
satu cara analisis kualitatif. Dengan memakai reagensia golongan
secara sistematik, dapat ditetapkan keberadaan suatu anion.

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

1.2 Maksud Praktikum


Maksud praktikum ini ialah untuk mereaksikan antara kation/anion
dengan beberapa pereaksi.
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui suatu reaksi yang spesifik untuk suatu jenis kation/anio
tertentu
2. Menentukan kation/anion yang terdapat dalam suatu sampel

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Ikatan ion terbentuk oleh pemindahan satu atom yang
memberikan satu atau lebih dari elektron terluar ke atom lain yang
kehilangan elektron menjadi ion positif (kation) atom yang
mendapatkan elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan terjadi
tarikan antara ion yang berlawanan (Petrucci, 2001).
Ion adalah atom atau gugus (kumpulan) atom yang bermuatan
listrik. Ion yang bermuatan positif disebut kation sedangkan yang
bermuatan negative disebut anion. Ion dapat terbentuk pada reaksi
kimia ketika elektron berubah menjadi ion positif, sedang atom yang
menerima elektron berubah menjadi ion negatif (Petrucci, 2001).
Anion adalah ion bermuatan negatif, misalnya ion yang tertarik
ke anoda (elektroda positif) dalam elektrolisis. Dalam tabung hampa
elektronik, anoda menarik elektron dari katoda, dalam alat elektronik
vakum, elektron dipancarkan anoda dan mengalir ke katoda. Kation
adalah ion yang bermuatan positif, yaitu ion yang tertarik ke katoda
selama elektolisis. Dalam alat elektronik vakum, elektron dipancarkan
oleh katoda atau mengalir ke anoda (Petrucci, 2001).
Ikatan ion terjadi akibat gaya tarik menarik antara ion  positif dan
ion negatif. Atom yang mempunyai energi ionisasi rendah memberikan
ikatan ion dengan atom yang mempunyai afinitas elektron tinggi atau
antara atom-atom yang mempunyai kelektronegatifan yang tinggi. Jika
struktur ion stabil dan muatan ion kecil mengakibatkan atom dengan
mudah membentuk suatu ion (Brady, 2000).
Pemurnian endapan melalui pencucian, kadang-kadang
digunakan larutan pencuci yang banyak mengandung ion senama,
bukan sekedar air murni. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kelarutan
dari endapan tersebut. Teknnik lain yang dapat lebih dipahami melalui
prinsip-prinsip kesetimbangan dengan 2 atau lebih ion dalam larutan,

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

yang masing-masing dapat diendapkan oleh pereaksi yang sama, dan


dipisahkan oleh reaksi tersebut. Jelasnya salah satu ion mengendap,
sedangkan ion yang lain tetap dalam larutan. Syarat utama untuk
keberhasilan pengendapan reaksi adalah adanya perbedaan nyata
dalam kelarutan senyawa - senyawa yang dipisahkan (Petrucci,
2001).
Anion terbentuk jika anion memperoleh satu atau lebih elektron.
Ion yang terbentuk mempunyai lebih banyak elektron daripada
protonnya, sedangkan atom yang melepaskan satu atau beberapa
electron membentuk ion yang bermuatan positif yang disebut kation
(Cokrosarjiwanto, 2004).
Kation-kation golongan I adalah kation-kation yang akan
mengendap bila ditambahkan dengan asam klorida(HCl). Yaitu Ag⁺,
Pb²⁺, dan Hg²⁺ yang akan mengendap sebagai campuran AgCl, Hg
Cl , dan PbCl . Pengendapan ion-ion golongan I harus pada
temperatur kamar atau lebih rendah karena PbCl terlalu mudah larut
dalam air panas. Juga harus dijaga agar asam klorida tidak terlalu
banyak ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat, AgCl dan PbCl
melarut, karena Ag⁺ dan Pb²⁺ membentuk kompleksi dapat
larut(Keenan,2006).
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk
menentukan ion (kation/anion) tertentu dengan menggunakan
pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang
memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu.
Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat
adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk
endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas
(keenan,2006).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi
spesifik untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

golongan III adalah AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat


merah bata (Ismail Besari : 2005).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang
identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang
terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada
dalam sampel (A. Underwood : 2002).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan
reaksi basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji
ynag berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa
melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah
pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik.
Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan.
Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan,
dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas
reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (petrucci,2001).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation
diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu
terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut
reagensia golongan secara spesifik, dapat kita tetapkan ada tidaknya
golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-
golongan ini dengan pemeriksaan lebih lanjut. Selain merupakan cara
yang tradisional untuk menyajikan bahan, urut-urytan ini juga
memudahkan dalam mempelajari reaksi-reaksi. Reagensia golongan
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita
katakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut


(petrucci,2007).
2.2 Uraian Bahan
1. Natrium Hidroksida (Ditjen POM. 1979)
Nama resmi : NATRII HYDROYDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Rumus struktur : NaOH
Berat molekul : 40,00
Pemeriaan : Bentuk batang, butiran, massa hablur
atau keping, kering, keras, rapuh, dan
menunjukkan susunan hablur, putih, mudah
meleleh basah.
Kelarutan : Sangat muda larut dalam air dan etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2. Asam Klorida (Ditjen POM. 1979)
Nama resmi : ACIDUM HIDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
Rumus Struktur : HCL
Berat Molekul : 36,46]
Pemeriaan : Cairan tidak berwarna, berasa asam,
bau merangsang, jika diencerkan dengan
2 bagian volume/ volume air, asap hilang.
Kelarutan : Larutan dalam air dan etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
3. Perak Niktrat (DITJEN POM, 1979)
Nama resmi : Argenti nitras
Nama lain : Perak nitrat
Berat molekul : 169,87 gram/mol
Rumus molekul : AgNO3

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

Kelarutan : Mudah larut dalam air


Pemerian : Hablur transparan atau aerbuk hablur
berwarna putih, tidak berbau, dan menjadi
gelap jika kena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, dan terlindung
dari sinar matahari
4. NH4OH (DITJEN POM, 1979)
Nama resmi : AMMONIA
Nama lain : Amonia
Berat molekul : 35,05 gram/mol
Rumus molekul : NH4OH
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Wadah yang tertutup baik
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas
menusuk
Kegunaan : Sebagai zat tambahan

2.3 Prosedur Kerja (anonim, 2015)


I. Reaksi kation/anion
1. Kation
a. Timbal (Pb2+) ditambah dengan:
1. Asam klorida
2. Kalium lolida temperature kamar dan panaskan
3. Kalium kromat
4. Natrium hidroksida sedikit, kemudian berlebih
b. Merkuri (Hg2+) ditambahkan dengan:
1. Kalium lolida sedikit, kemudian berlebih
2. Kalium kromat
3. Natrium hidroksida

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

c. Bismuth (Bi3+) ditambahkan dengan:


1. Air
2. Kalium lolida
3. Natrium hidroksida
d. Tembaga (Cu2+) ditambah dengan:
1. Kalium lolida
2. Kalium thiosulfat
3. Kalium ferrosianida
4. Ammoniak sedikit, kemudian berlebih dan panaskan
5. Kalium ferrosianida
e. Ferro/Ferri (Fe2+/Fe3+) ditambahkan dengan:
1. Natrium hidroksida
2. Kalium thiosianat
3. Kalium sianida
4. Kalium ferrosianida
f. Aluminium (Al2+) ditambahkan dengan:
1. Ammonia sedikit kemudian berlebih
2. Natrium hidroksida sedikit kemudian berlebih
3. Kalium natrium fosfat
g. Nikel (Ni3+) ditambahkan dengan:
1. Natrium hidroksida
2. Kalium sianida
3. Dimetil glioksim 1 ammonia
h. Ammonium (NH4+) ditambahkan dengan:
1. Natrium hidroksida
2. Batang pengaduk yang telah dicelupkan ke dalam/dibasahi
HCl pekat lalu ditempatkan di atas mulut tabung (h.1)
3. Lakmus basa di atas mulut tabung (h.1)
4. Pereaksi Nessler :
10 gram KI dalam 10 ml NH 4OH pekat + larutan jenuh
HgCl2 (60 gram/1 liter) terdapat endapan yang tidak larut

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

lagi + 80 ml 9 M KOH kemudian + air hingga 200 ml.


diamkan semalam dan dekantasi K 4Hgl4 atau 23 gram
HgCl2 + 10 gram KI dilarutkan dalam ammonia bebas air
(pekat) himgga volumenya 100 ml + 100 ml 6 N NaOH dan
diamkan semalam jika ada endapan didekantasi.
i. Ferri (Fe3+) ditambahkan dengan:
1. Natrium hidroksida
2. Kalium sianida
3. Kalium ferrosianida
4. Kalium tiosianat
2. Anion
a. Ion karbonat (CO32-) direaksikan dengan:
1. Asam klorida
2. Barium klorida
3. Perak nitrat
b. Bikarbonat (HCO3) direaksikan dengan:
1. Asam kloritda
2. Magnesium sulfat, amati perubahan yang terjadi lalu
dipanaskan
c. Sulfat (SO4) direaksikan dengan:
1. Asam klorida
2. Barium klorida
3. Air kapur (Ca(OH)2)
4. Kalium bikromat
d. Thisulfat (S2O2-) direaksikan dengan:
1. Asam klorida
2. Perak nitrat sedikit, kemudian berlebih
3. Timbale asetat
4. Ferri klorida
e. Nitrit (NO2-) direaksikan dengan:

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

1. Ferrosulfat jenuh + asam asetat + asam sulfat pekat


dengan hati – hati melalui dinding tabung, usahakan jangan
digoyang.
2. Kalium permenganat + asam sulfat encer
f. Nitrit (NO3-) direkasikan dengan:
1. Ferrosulfat jenuh + asam sulfat encer + asam sulfat pekat
melalui dinding tabung dengan hati – hati, usahakan jangan
digoyang.
2. Asam sulfat pekat melalui dinding tabung pelan – pelan
3. Serbuk zink
4. Difenil amin + asam sulfat pekat melalui dinding tabung
g. Thiosianat (CNS-) direaksikan dengan:
1. Perak nitrat
2. Tembaga sulfat sedikit, kemudian berlebih
3. Ferri klorida
h. Ferrosianida (Fe(CN)6)4- direkasikan dengan:
1. Perak nitrat
2. Ferrosulfat
3. Ferri klorida
4. Kobalt nitrat
i. Ferrrisianida (Fe(CN)6)3- direaksikan dengan:
1. Perak natrium
2. Ferro sulfat
3. Ferro klrida
4. Tembaga sulfat
j. Asetat (CH3COOH) direaksikan dengan:
1. Asam sulfat encer, panaskan, cium baunya
2. 1 gram natrium asetat + asam sulfat pekat 3-4 tetes + 2-3
ml etil alcohol panaskan, cium baunya.

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

II. Identifikasi kation anion


a. Kation
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi
2. Satu tabung reaksi diisikan dengan 1 ml larutan A, dan tabung
reaksi lainya diisi dengan 1 ml larutan B,C,D, dan E.
3. Masing – masing tabung reaksi ditambahkan 2 atau 3 tetes
pereaksi dan catat perubahan yang terjadi
b. Anion
Kerjakan seperti identifikasi kation. Gunakan X,Y,Z,P,Q dan
pereaksi

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah tabung
reaksi sebanyak 12 buah, pipet tetes sebanyak 12 buah, spiritus dan
rak tabung 1 buah.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum adalah
contoh kation atau anion, dimetil glioksima, NH 4OH 1 M dan pekat,
K2CO2O7, AgNO3, HCl, BaCl2, FeCl3, KCNg, FeSO4, MgSO4,
Pb(CH3COO)2, Serbuk Zn, CuSO4, CH3COONa, H2SO4, KI, NaOH,
K2CrO4, K4Fe(CN)6, K4Fe(CN)6, KCN, K2NaPO4, Kertas Lakmus,
Pereaksi Nessler, Ca(OH)2, KMNO4, Difenil Anion, Co(NO3)2, dan
C2H5OH.
3.3 Cara Kerja
Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan. Pilihlah kation
dan anion yang akan di uji, kemudian ambillah sedikit bahan tersebut
ke dalam tabung reaksi menggunakan sendok tanduk. Setelah itu
tambahkan salah satu pereaksi yang telah disediakan, dimana pada
percobaan ini menggunakan larutan pereaksi NaOH, HCL, AgNO 3 dan
NH4OH. Setelah itu homogenkan lalu panaskan dengan menggunakan
spiritus. Amatilah perubahan warna yang terjadi pada tabung tersebut
dan cocokkan pada tabel kation dan anion

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Perubahan yang
Jenis Pereaksi Golongan
terjadi
Hitam tetap Golongan I
NaOH
(Ag-)
Kation AL
Putih tetap Golongan I
HCl 2N
(Ag-)
Putih Tetap
AgNo3 + Golongan I
Anion O2
NH4OH (ScN-)
Penjelasan:
1. Kation
Jenis kation : AL
Bentuk : Kristal
Bau : Tidak berbau
Warna : Putih
Apabila kation ini ditambahkan dengan NaOH, maka perubahan
warnanya akan menjadi hitam tetap. Dan apabila ditambahkan
dengan HCL 2 N, maka akan mengalami perubahan wrna menjadi
warna putih tetap. Sehingga kedua percobaan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi kation golongan 1 yakni Ag -
2. Anion
Jenis anion : O2
Bentuk : Kristal
Bau : Tidak berbau
Warna : Putih
Apabila anion ini ditambahkan dengan AgNo 3 + NH4OH, maka
perubahan warnanya akan menjadi putih tetap. Sehingga percobaan
ini dapat dikelompokkan menjadi anion golongan 1 yakni ScN -

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

4.2 Pembahasan
Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia yang dimaksudkan
untuk mengetahui keberadaan suatu zat (ion/gugus) dalam suatu
sampel tertentu. Dengan penambahan beberapa pereaksi, kita bisa
melihat pada golongan berapa dan unsur apa zat tersebut.
Adapun tujuan dalam praktikum ini ialah untuk mengetahui suatu
reaksi yang spesifik untuk suatu jenis kation/anio tertentu dan untuk
menentukan kation/anion yang terdapat dalam suatu sampel.
Cara kerja praktikum ini ialah siapkanlah alat dan bahan yang
akan digunakan. Pilihlah kation dan anion yang akan di uji, kemudian
ambillah sedikit bahan tersebut ke dalam tabung reaksi menggunakan
sendok tanduk. Setelah itu tambahkan salah satu pereaksi yang telah
disediakan, dimana pada percobaan ini menggunakan larutan
pereaksi NaOH, HCL, AgNO3 dan NH4OH. Setelah itu homogenkan
lalu panaskan dengan menggunakan spiritus. Amatilah perubahan
warna yang terjadi pada tabung tersebut dan cocokkan pada tabel
kation dan anion.
Apabila kation yang berkode Al ditambahkan dengan NaOH, maka
perubahan warnanya akan menjadi hitam tetap. Dan apabila
ditambahkan dengan HCL 2 N, maka akan mengalami perubahan
wrna menjadi warna putih tetap. Sehingga kedua percobaan tersebut
dapat dikelompokkan menjadi kation golongan 1 yakni Ag -
Apabila anion yang berkode O2 ditambahkan dengan AgNo3 +
NH4OH, maka perubahan warnanya akan menjadi putih tetap.
Sehingga percobaan ini dapat dikelompokkan menjadi anion golongan
1 yakni ScN-.

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini ialah pada kation
berkode AL ditambah dengan NaOH akan berubah warna menjadi
hitam tetap sehingga digolongkan dalam kation golongan I yakni Ag -.
Dan ketika kation ini ditambahkan HCl akan berubah warna menjadi
putih tetap yang juga digolongkan sebagai kation golongan I yakni Ag -.
Pada Anion yang berkode O2 ditambahkan AgNo3 + NH4OH akan
mengalami perubahan warna menjadi putih tetap, yang digolongkan
dalam anion golongan I yaitu ScN-.

5.2 Saran
Agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan ini hal-hal yang perlu
diperhatikan ialah semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam
keadaan steril, tidak rusak dan Kkta harus teliti dalam mengerjakan
praktikum ini.

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Umum. Universitas Muslim


Indonesia: Makassar.
Besari, Ismail. 2005. Kimia Organik Untuk Universitas Edisi 1 . Armico
Bandung: Bandung
Brady, James E. 2000. Kimia Universitas. Erlangga: Jakarta
Cokrosarjiwanto. 2004. Kimia Analitik Kualitatif. Uny Press: Yogyakarta
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke-III. Departemen
Kesehatan RI: Jakarta
Keenan, Charles W. 2006. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga:Jakarta
Petrucci, Ralph H. 2001. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta
Underwood,A. 2002. Analisis Kualitatif Edisi IV, Erlangga: Jakarta

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

LAMPIRAN

Larutan NaOH Larutan HCl

Larutan AgNO3 Larutan NH4OH

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

Kation yang ditambahkan HCl

Kation yang ditambahkan NaOH

Anion yang ditambahkan AgNo3 + NH4OH

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088
REAKSI IDENTIFIKASI

Laboratorium Kimia Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia

LAPORAN PRAKTIKUM
REAKSI IDENTIFIKASI

OLEH:

NAMA : ANDI AFIFAH GANI


STAMBUK : 15020150088
KELAS : C4
KELOMPOK :4
ASISTEN : NINIEK RAHMADHANI AA

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2015

ANDI AFIFAH GANI NINIEK RAHMADHANI AA


15020150088

Anda mungkin juga menyukai