Anda di halaman 1dari 20

NETRALISASI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum netralisasi dalam kimia merupakan suatu proses untuk
membuat suatu larutan kimia menjadi netral dalam arti zat tersebut tidak
dalam keadaan asam ataupun basa.
Reaksi netralisasi berawal dari teori tentang teori asam basa yang di
kemukakan oleh Arhennius, bronted lowry dan Lewis.menurut arhenius asam
adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion H+
dan basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan
melepaskan ion OH-. Menurut bronsted lowry asam adalah suatu zat yang
memberikan proton sedangkan basa adalah akseptor proton.
Titrasi asam basa sering disebut juga disebut dengan titrasi netralisasi.
Dalam reaksi itu, menggunakan larutan standar asam dan larutan standar
basa. Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion
hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral.
Berdasarkan konsep lain netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi
antara donor proton (asam) dan penerima proton (basa).
Campuran asam dengan basa, reaksi asam dengan basa di sebut
reaksi penetralan. Namun demikian campuran ekivalen asam dengan basa
kuat saja. Sedangkan campuran asam basa yang melibatkan asam atau basa
lemah. Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat dapat di tuliskan sebagai
reaksi ion H+ dengan ion OH-. Dalam hal ini, ion H+ mewakili asam,
sedangkan ion OH- mewakili basa.
Analisa titrasi asam basa atau volumetri adalah analisa kuantitatif
dimana kadar komponen dari zat uji ditetapkan berdasarkan volume pereaksi
(konsentrasi diketahui) yang ditambahkan kedalam larutan zat uji hingga
komponen yang akan di tetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi
ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI
15020160029
NETRALISASI

tersebut. Proses ini sering disebut dengan “TITRASI” dan analisis volumetri
dikenal juga dengan sebutan “ANALISIS TITRIMETRI”.
Pada tirasi netralisasi terdapat dua cara yaitu asidimetri dan alkalimetri
dimana asidimetri adalah analisis (volumetri) untuk menentukan sifat basa
larutan dengan menggunakan asam sebagai larutan standarnya. Sedangkan
alkalimetri adalah analisis (volumetri) untuk menentukan sifat asam dengan
cara menggunakan basa (alkali) sebagai larutan standarnya.
1.2 Maksud Percobaan
Melakukan titrasi asam-basa
1.3 Tujuan Percobaan
1. Menentukan kadar Na2CO3 dalam larutan
2. Menentukan kadar NaOH dalam larutan
3. Menentukan pH larutan pada saat terjadi garam NaHCO 3 berdasarkan
hasil titrasi

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Titrasi asam basa sering disebut juga disebut dengan titrasi netralisasi.
Dalam reaksi itu, menggunakan larutan standar asam dan larutan standar
basa. Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion
hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral.
Berdasarkan konsep lain netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi
antara donor proton (asam) dan penerima proton (basa) (Anonim, 2010 ).
Titik akhir adalah titik dimana terjadinya perubahan warna pada
indicator yang menunjukkan antara zat yang dianalisis (Anonim, 2010 ).
Menurut defines Arrhenius, asam ialah senyawa yang menghasilkan
ion hidrogen H+ dalam larutan sedang basa menghasilkan ion hidroksida OH -.
Perumusan semacam itu memang memadai jika yang dilihat hanya reaksi-
reaksi dalam air, akan tetapi pengertian serta ketimbalkaitan asam/basa telah
lazim dipergunakan dalam praktek sehingga konsep asam dan basa pun
makin diperluas dan lebih berlaku umum. Bronstad mengusulkan rumusan
bahwa asam ialah senyawa-senyawa pemberi proton (donor proton)
sedangkan basa ialah penerima proton (akseptor proton) (Sykes, 1989)
Menurut Bronstad-Lowry, asam adalah zat yang dapat memberikan
proton. Zedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton. Dalam teori
Lewis, asam adalah setiap spesi yang mengandung atom yang dapat
menerima pasangan elektron. Sedangkan basa adalah setiap spesi yang
mengandung atom yang dapat menderma pasangan elektron (Achmad,
2001).
Pemberian yang lebih umum lagi disampaikan oleh Lewis, yang
mendifinisikan asam sebagai molekul atau ion yang sanggup melakukan
koordinasi dengan pasangan elektron bebas, sedangkan basa ialah molekul
ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI
15020160029
NETRALISASI

atau ion yang memiliki pasangan elektron tersebut untuk dikoordinasikan


(Sykes, 1989).
Reaksi asam dan basa yang sama kuatnya, akan menghasilkan suatu
larutan netral. Asam dan basa yang bereksi dapat keduanya kuat maupun
keduanya lemah. Reaksi asam dan basa dengan kekuatan yang berlainan
akan menghasilkan larutan yang atau asam lemah atau basa lemah,
bergantung pasa kekuatan asam konjugat dan basa konjugat yang dihasilkan.
Jika asam yang dihasilkan itu lebih kuat daripada basa yang dihasilkan, maka
diperoleh larutan asam lemah. Sebaliknya jika basa yang dihasilkan lebih kuat
daripada asam yang dihasilkan, akan diperoleh larutan basa lemah. Terlepas
dari kekuatan relative asam dan basa yang terliat, semua reaksi asam-basa
semacam itu lazim dirujuk sebagai reaksi penetralan (Keenan, 1990).
Sebagai ringkasan, reaksi asam dan basa yang sama kekuatannya,
akan menghasilkan larutan netral. Asam dan basa yang bereaksi dapat
keduanya kuat maupun keduanya lemah. Reaksi asam dan basa dengan
kekuatan yang berlainan akan menghasilkan larutan yang asam lemah atau
basa lemah, teragantung pada kekuasaan asam konjugat dan basa konjugat
yang dihasilkan. Jika asam yang dihasilkan itu lebih kuat dari pada basa yang
dihasilkan, maka diperoleh larutan asam lemah. Sebaliknya jika basa yang
dihasilkan lebih kuat dari asam yang dihasilkan, akan diperoleh larutan basa
lemah. Terlepas dari kekuatan relative dari asam dan basa yang terlihat,
semua reaksi asam dan basa semacam itu lazim dirujuk sebagai reaksi
penetralan (Pudjaatmaka, 1980).
Pada umumnya, asam adalah zat-zat molecular yang apabila
direaksikan dengan air akan menghasilkan ion hidronium. Sedangkan basa,
secara prinsip terdiri dari dua macam: hidroksida ion dan zat molecular yang
apabila bereaksi dengan air akan menghasilkan ion OH - (Brady, 2002).

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

Campuran asam dengan basa, reaksi asam dengan basa di sebut


reaksi penetralan. Namun demikian campuran ekivalen asam dengan basa
kuat saja. Sedangkan campuran asam basa yang melibatkan asam atau basa
lemah. Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat dapat di tuliskan sebagai
reaksi ion H+ dengan ion OH-. Dalam hal ini, ion H+ mewakili asam,
sedangkan ion OH- mewakili basa.
pH larutan pada saat asam dan basa tepat habis bereaksi adalah 7
netral. Untuk menunjukan titik ekivalen dapat digunakan indikator metal
merah bromtimol biru atau fenolftalaen. Indikator-indikator itu mengalami
perubahan warna disekitar titik ekivalen. Oleh karena itu perubahan warna
indikator fenelftalaen lebih tajam (lebih mudah diamati), maka indikator
fenolftalaen lebih sering digunakan. (Purba, 2006).
Indikator ialah variabel-variabel yang mengindikasikan atau memberi
pentunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur perubahan (Purba, 2006).
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah “variabel
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan
memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi dari waktu ke waktu” (Buku Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota - Kepmenkes RI 2004).
Prinsip titrasi asam basa, titrasi asam basa melibatkan asam maupun
basa sebagai titer maupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi
penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan
basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai
mencapai keadaan ekivalen (artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat
habis bereaksi). Keadaan ini disebut titik ekuivalen. Tidak semua pereaksi
dapat digunakan sebagai titran, untuk itu pereaksi harus memenuhi syarat-

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

syarat sebagai berikut berlangsung sempurna, tunggal dan menurut


persamaan yang jelas ( dasar teoritis), cepat dan irreversible, ada petunjuk
akhir titrasi (indikator), larutan baku direaksikan dengan alat harus mudah
didapat dan sederhana menggunakannya, juga harus stabil sehingga
konsentrasinya tidak mudah berubah bila disimpan. ( Mara, 2010).
2.2 Uraian Bahan
1. HCl Baku 0,001 M sebanyak 5 mL (Ditjen POM, 1995)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
RM : HCl
BM : 36,46 g/mol
RS : H – Cl
BJ : 1,18 g
Pemerian : Cairan tidak berwarna, bau khas
Kelarutan : Larut perlahan – lahan dalam air
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
2. Fenol Merah (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : FENOL SULFAKTALEIN
Nama Lain : Difenol
Rumus kimia : C6 H14 O3
Berat molekul : 318,32 g/mol
Pemerian : serbuk hablur bermacam-macam warna merah tua
sampai merah
Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dalam kloroform
eter
Kegunaan : sebagai indikator
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

3. Natrium Hidroksida 0,001 M (Ditjen POM, 1979)


Nama resmi : Natrium Hydroxydium
Nama Lain : Natrium hidroksida
Rm/Bm : NaOH/40.00 g/mol
Pemerian : Bentuk batang, massa hablur atau keping-keping rapuh
dan mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan   etanol (95%).
Penyimpanan : Mengandung tidak kurang dari 97,5% akali jumlah
dihitung sebagai NaOH dan tidak lebih dari 2,5%
NaCO3.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
4. Air Suling (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02 g/mol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa
Kegunaan : Sebagai pelarut
5. Metil Merah (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : ASAM 4-DIMETILANO BENZENA-2-KARBOKSILAT
Nama Lain : Metil merah
RM : C13H15N3O2
Pemerian : Serbuk merah tua atau hablur lembayung.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%)
Kegunaan : Sebagai indikator
6. Natrium Karbonat (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : NATRII CARBONAS
Nama Lain : Natrium karbonat

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

RM / BM : Na2CO3 / 124g/mol
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan sangat mudah larut dalam air
Mendidih.
Kegunaan : Sebagai sampel
2.3 Prosedur Kerja ( Penuntun Kimia Dasar 2016 )
Pada praktikum kali ini akan dilakukan prosedur kerja sebanyak 2 kali pada
masing-masing kelompok. Pertama-tama diambil larutan Na 2CO3 0,1 M
sebanyak 25 mL kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL dengan
menggunakan pipet volum 25 mL. Selanjutnya, ditambahkan NaOH sebanyak
25 mL. Sebelumnya pasang buret pada statif sebaik mungkin. Kemudian
langkah selanjutnya setelah ditambahkan NaOH, dicukupkan aquadest
hingga batas tanda dan homogenkan. Setelah homogen, dipipet 25 mL
larutan kedalam erlenmeyer lalu tetesi 3 tetes indokator fenol merah / metil
merah pada larutan kemudian titrasi dengan HCL baku hingga terjadi
perubahan warna pada indikator. Terakhir catat hasilnya dan hitung.

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

BAB 3 CARA KERJA


3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah erlenmeyer 100
mL sebanyak 4 buah, buret 50 mL 1 buah, pipet volume 25 mL 2 buah, pH
meter, labu takar 100 mL sebanyak 1 buah, dan satu buah corong.
3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum adalah larutan
Na2CO3, larutan NaOH dan HCL baku. Dan digunakan juga fenol merah
dan metil merah sebagai indikator. Serta pH Universal untuk mengetahui
pH larutan.
3.3 Cara Kerja
Pada percobaan praktikum netralisasi atau titrasi asam basa, cara
kerja akan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu untuk menentukan volume
titran rata-rata a dan b yang digunakan dalam perhitungan. Pertama-tama
dipipet 25 mL larutan Na2CO3 lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
yang selanjutnya di tambahkan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 25 mL lalu
cukupkan aquadet hingga batas tanda dan homogenkan. Setelah
homogen, dimasukkan kedalam erlenmeyer menggunakan pipet volume
setelah itu ditetesi indikator fenol merah atau metil merah sebanyak 3
tetes. Kemudian titrasi dengan HCL baku 0,1048 M dengan memasukkan
HCL menggunakan corong ke burat kemudian saat proses tirasi
berlangsung, amati perubahan warna yang terjadi. Setelah itu, catat hasil
data dan hitung.

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum

Larutan TITRASI PERTAMA TITRASI KEDUA


Campura Vol Perubahan Vol Perubahan
n Na2CO3 HCL Indikator Warna HCL Indikator Warna
dan NaOH Larutan Larutan
25 mL Merah 6,0 Bening
16,5 FM muda mL MM kekuningan
mL bening Merah
kekuningan muda
25 mL Merah 6,1 Bening
16 mL FM muda mL MM kekuningan
bening Merah
kekuningan muda
Rata-rata 16,25 mL 6,05 mL
25 mL Merah Bening
15,25 FM muda 7 mL MM kekuningan
mL bening Merah
kekuningan muda
25 mL Merah Bening
11,25 FM muda 10,8 MM kekuningan
mL bening mL Merah
kekuningan muda
Rata-rata 13,25 mL 8,9 mL

4.2 Perhitungan

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

Dik :
a = V Titran 1 = 16,25 mL
b = V titran 2 = 6,05 mL
S = konsentrasi Na2CO3 0,1 M
z = konsentrasi HCL baku 0,1048 M
y = konsentrasi NaOH 0,1 M
Dit :
Berapa kadar Na2CO3 dan NaOH ?
Penyelesaian :
25 mL
Kepekatan Na2CO3 dalam larutan = xS
100 mL
25 mL
= x 0,1 M
100 mL
= 0,025 M
HCL bereaksi dengan Na2CO3 =2xb
= 2 x 6,05
= 12,1 mL
HCL bereaksi dengan NaOH = ( a – b)
= 16,25 – 6,05
= 10,2 mL
mol
Na2CO3 yang tersisa = 4 x 2b x Z
1000
= 4 x 2 . 6,05 x 0,1
= 4,84 M
= 4,84 x BM Na2CO3 x 0,5
= 4,84 x 106 x 0,5
= 256,52 gram
Na2CO3 menurut label = 25 mL x 0,1 M

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

= 2,5 mL
= 2,5 x BM Na2CO3
= 2,5 x 106
= 265 M
256,52
Kadar Na2CO3 = x 100%
265
= 0,968 %
NaOH yang ada = 4 ( a-b ) Z
= 4 ( 10,2 ) 0,1
= 4,08 gram
NaOH yang ada x BM NaOH = 4,08 x 40
= 163,2 gram
NaOH menurut label = 0,1 x 25
= 2,5 mL x BM
= 2,5 x 40
= 100 gram
163,2
Kadar NaOH = x 100%
100
= 1,632%
4.3 Pembahasan
Netralisasi adalah suatu reaksi asam basa diaman terjadi pelepasan
ion hidronium dan hidroksida dalam air yang bereaksi untuk membentuk
suatu spesies garam dan air. Dengan kata lain netralisasi adalah penetralan
suatu larutan asam maupun basa. Menurut defines Arrhenius, asam ialah
senyawa yang menghasilkan ion hidrogen H + dalam larutan sedang basa
menghasilkan ion hidroksida OH -. Menurut Bronstad-Lowry, asam adalah zat
yang dapat memberikan proton. Zedangkan basa adalah zat yang dapat
menerima proton. Titik akhir adalah titik dimana terjadinya perubahan warna
ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI
15020160029
NETRALISASI

pada indicator yang menunjukkan antara zat yang dianalisis. Titik ekuivalen
adalah titik dimana reaksi telah berjalan sempurna dimana asam dan basa
telah habir bereaksi. Ada dua cara dari rekasi netralisasi yaitu asidimetri dan
alkalimetri. asidimetri adalah analisis (volumetri) untuk menentukan sifat basa
larutan dengan menggunakan asam sebagai larutan standarnya. Sedangkan
alkalimetri adalah analisis (volumetri) untuk menentukan sifat asam dengan
cara menggunakan basa (alkali) sebagai larutan standarnya. Dalam proses
netralisasi dibutuhkan indikator untuk mengetahui telah tercapainya titir akhir
titrasi. Indikator ialah variabel-variabel yang mengindikasikan atau memberi
pentunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur perubahan.
Pada praktikum kali ini digunakan larutan Na2CO3 untuk melakukan
proses netralisasi dan NaOH sebagai zat untuk mencampur. Dalam praktikum
ini tujuan digunakannya larutan tersebut untuk di ketahui kadarnya. Untuk
mengetauhi kadarnya dilakukan titrasi dengan larutan HCL baku dan indikator
penunjuk fenol merah dan metil merah agar kita mendapatkan hasil
pengukuran yang nantinya akan digunakan pada proses perhitungan
netralisasi.
Langkah awal dalam melakukan praktikum netralisasi adalah disiapkan
alat dan bahan terlebih dahulu. Pastikan alat yang digunakan steril lalu
langkah selanjutnya adalah memipet larutan Na 2CO3 kedalam labu takar 100
mL dengan menggunakan pipet volum 25 mL. Setelah itu, ditambahkan
NaOH 0,1 M sebanyak 25 mL lalu di cukupkan aquadest hingga batas tanda
kemudian homogenkan. Setelah larutan homogen, maka tahap selanjutnya
adalah teteskan indikator penunjuk fenol merah atau metil merah sebanyak 3
tetes kemudian titrasi dengan menggunakan HCL baku 0,1048 M
menggunakan buret 50 mL. Pada saat proses titrasi berlangsung diamati

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

perubahan warna yang terjadi pada larutan. Apabila indikator telah


mengalami perubahan warna maka menandakan bahwa titik ekuivalen telah
tercapai dan titik akhir titrasi telah dapat dianalisis. Langkah akhir dari
pervobaan ini adalah catat hasil dari titrasi kemudian masukkan hasil atau
data praktikum kedalam rumus netralisasi yang dimana digunakan rata-rata
dari volume titran untuk mengetahui kadar larutan Na 2CO3 dan NaOH yang
dimana hasil akhir dari perhitungan netralisasi diperoleh adalah Kadar
Na2CO3 yaitu 0,968% dan kadar NaOH yaitu 1,632%.

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion
hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Kemudian
dari hasil praktikum didapatkan kadar Na2CO3 = 0,986 % dan kadar NaOH =
1,632 %.
5.2 Saran
Dalam melalukukan titrasi, dibutuhkan ketelitian dan kesabaran yang
tinggi maka dari itu praktikan harus benar-benar melakukan praktikum secara
fokus. Serta dalam penggunaan alat dan bahan sebaiknya di lakukan dengan
hati-hati untuk mengurangi kecelakaan kerja saat praktikum.

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Penuntun Praktikum Kimia Analisis, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.
Brady, James, 2002, Kimia Universitas, Binarupa Aksara, Jakarta.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Keenan, C, 1990, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.
Sykes, Peter, 1989, Penuntun Mekanisme Reaksi Kimia Organik, PT
Gramedia, Jakarta.
Keenan, 1979, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.
Mara, Ady, 2010, Penuntun Praktikum Kimia Dasar I, Inderalaya, Universitas
Sriwijaya.
Purba, Mitchael, 2006, Kimia, Erlangga, Jakarta.
Achmad, Hiskia, 1996, Kimia Larutan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Pudjaatmaka, Aloysius Hadyana, 1980, Ilmu Kimia untuk Universitas,
Erlangga, Jakarta.

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

LAMPIRAN
A. Skema Kerja
Netralisasi larutan Na2CO3 :
Na2CO3 25 mL

Labu ukur 100 mL

+ NaOH 25 mL

+ aquadest sampai 100 mL ( batas tanda )

Homogenkan

Pipet 25 mL larutan kedalam erlenmeyer

+ indikator fenol merah / metil merah

Titrasi dengan HCL baku

Amati perubahan warna

Catat hasil titrasi dan hitung kadar larutan

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

B. Lampiran Gambar

Larutan Na2CO3 dan penambahan NaOH

Larutan stelah ditambahkan aquadest

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

Larutan baku HCL 0,01048 M dan larutan dengan indikator FM

Proses titrasi dan hasil titrasi

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029
NETRALISASI

ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI


15020160029

Anda mungkin juga menyukai