BAB 1 PENDAHULUAN
tersebut. Proses ini sering disebut dengan “TITRASI” dan analisis volumetri
dikenal juga dengan sebutan “ANALISIS TITRIMETRI”.
Pada tirasi netralisasi terdapat dua cara yaitu asidimetri dan alkalimetri
dimana asidimetri adalah analisis (volumetri) untuk menentukan sifat basa
larutan dengan menggunakan asam sebagai larutan standarnya. Sedangkan
alkalimetri adalah analisis (volumetri) untuk menentukan sifat asam dengan
cara menggunakan basa (alkali) sebagai larutan standarnya.
1.2 Maksud Percobaan
Melakukan titrasi asam-basa
1.3 Tujuan Percobaan
1. Menentukan kadar Na2CO3 dalam larutan
2. Menentukan kadar NaOH dalam larutan
3. Menentukan pH larutan pada saat terjadi garam NaHCO 3 berdasarkan
hasil titrasi
RM / BM : Na2CO3 / 124g/mol
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan sangat mudah larut dalam air
Mendidih.
Kegunaan : Sebagai sampel
2.3 Prosedur Kerja ( Penuntun Kimia Dasar 2016 )
Pada praktikum kali ini akan dilakukan prosedur kerja sebanyak 2 kali pada
masing-masing kelompok. Pertama-tama diambil larutan Na 2CO3 0,1 M
sebanyak 25 mL kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL dengan
menggunakan pipet volum 25 mL. Selanjutnya, ditambahkan NaOH sebanyak
25 mL. Sebelumnya pasang buret pada statif sebaik mungkin. Kemudian
langkah selanjutnya setelah ditambahkan NaOH, dicukupkan aquadest
hingga batas tanda dan homogenkan. Setelah homogen, dipipet 25 mL
larutan kedalam erlenmeyer lalu tetesi 3 tetes indokator fenol merah / metil
merah pada larutan kemudian titrasi dengan HCL baku hingga terjadi
perubahan warna pada indikator. Terakhir catat hasilnya dan hitung.
BAB 4 PEMBAHASAN
4.2 Perhitungan
Dik :
a = V Titran 1 = 16,25 mL
b = V titran 2 = 6,05 mL
S = konsentrasi Na2CO3 0,1 M
z = konsentrasi HCL baku 0,1048 M
y = konsentrasi NaOH 0,1 M
Dit :
Berapa kadar Na2CO3 dan NaOH ?
Penyelesaian :
25 mL
Kepekatan Na2CO3 dalam larutan = xS
100 mL
25 mL
= x 0,1 M
100 mL
= 0,025 M
HCL bereaksi dengan Na2CO3 =2xb
= 2 x 6,05
= 12,1 mL
HCL bereaksi dengan NaOH = ( a – b)
= 16,25 – 6,05
= 10,2 mL
mol
Na2CO3 yang tersisa = 4 x 2b x Z
1000
= 4 x 2 . 6,05 x 0,1
= 4,84 M
= 4,84 x BM Na2CO3 x 0,5
= 4,84 x 106 x 0,5
= 256,52 gram
Na2CO3 menurut label = 25 mL x 0,1 M
= 2,5 mL
= 2,5 x BM Na2CO3
= 2,5 x 106
= 265 M
256,52
Kadar Na2CO3 = x 100%
265
= 0,968 %
NaOH yang ada = 4 ( a-b ) Z
= 4 ( 10,2 ) 0,1
= 4,08 gram
NaOH yang ada x BM NaOH = 4,08 x 40
= 163,2 gram
NaOH menurut label = 0,1 x 25
= 2,5 mL x BM
= 2,5 x 40
= 100 gram
163,2
Kadar NaOH = x 100%
100
= 1,632%
4.3 Pembahasan
Netralisasi adalah suatu reaksi asam basa diaman terjadi pelepasan
ion hidronium dan hidroksida dalam air yang bereaksi untuk membentuk
suatu spesies garam dan air. Dengan kata lain netralisasi adalah penetralan
suatu larutan asam maupun basa. Menurut defines Arrhenius, asam ialah
senyawa yang menghasilkan ion hidrogen H + dalam larutan sedang basa
menghasilkan ion hidroksida OH -. Menurut Bronstad-Lowry, asam adalah zat
yang dapat memberikan proton. Zedangkan basa adalah zat yang dapat
menerima proton. Titik akhir adalah titik dimana terjadinya perubahan warna
ALFIAH HUSNAWATI BASRI WIDYAWATI
15020160029
NETRALISASI
pada indicator yang menunjukkan antara zat yang dianalisis. Titik ekuivalen
adalah titik dimana reaksi telah berjalan sempurna dimana asam dan basa
telah habir bereaksi. Ada dua cara dari rekasi netralisasi yaitu asidimetri dan
alkalimetri. asidimetri adalah analisis (volumetri) untuk menentukan sifat basa
larutan dengan menggunakan asam sebagai larutan standarnya. Sedangkan
alkalimetri adalah analisis (volumetri) untuk menentukan sifat asam dengan
cara menggunakan basa (alkali) sebagai larutan standarnya. Dalam proses
netralisasi dibutuhkan indikator untuk mengetahui telah tercapainya titir akhir
titrasi. Indikator ialah variabel-variabel yang mengindikasikan atau memberi
pentunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur perubahan.
Pada praktikum kali ini digunakan larutan Na2CO3 untuk melakukan
proses netralisasi dan NaOH sebagai zat untuk mencampur. Dalam praktikum
ini tujuan digunakannya larutan tersebut untuk di ketahui kadarnya. Untuk
mengetauhi kadarnya dilakukan titrasi dengan larutan HCL baku dan indikator
penunjuk fenol merah dan metil merah agar kita mendapatkan hasil
pengukuran yang nantinya akan digunakan pada proses perhitungan
netralisasi.
Langkah awal dalam melakukan praktikum netralisasi adalah disiapkan
alat dan bahan terlebih dahulu. Pastikan alat yang digunakan steril lalu
langkah selanjutnya adalah memipet larutan Na 2CO3 kedalam labu takar 100
mL dengan menggunakan pipet volum 25 mL. Setelah itu, ditambahkan
NaOH 0,1 M sebanyak 25 mL lalu di cukupkan aquadest hingga batas tanda
kemudian homogenkan. Setelah larutan homogen, maka tahap selanjutnya
adalah teteskan indikator penunjuk fenol merah atau metil merah sebanyak 3
tetes kemudian titrasi dengan menggunakan HCL baku 0,1048 M
menggunakan buret 50 mL. Pada saat proses titrasi berlangsung diamati
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion
hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Kemudian
dari hasil praktikum didapatkan kadar Na2CO3 = 0,986 % dan kadar NaOH =
1,632 %.
5.2 Saran
Dalam melalukukan titrasi, dibutuhkan ketelitian dan kesabaran yang
tinggi maka dari itu praktikan harus benar-benar melakukan praktikum secara
fokus. Serta dalam penggunaan alat dan bahan sebaiknya di lakukan dengan
hati-hati untuk mengurangi kecelakaan kerja saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
Netralisasi larutan Na2CO3 :
Na2CO3 25 mL
+ NaOH 25 mL
Homogenkan
B. Lampiran Gambar