Anda di halaman 1dari 20

REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia yang dilakukan untuk


mengetahui keberadaan suatu zat baik ion atau gugus dalam suatu
sampel tertentu. Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang
sudah tidak dapat dibagi lagi. Sedangkan yang dimaksud dengan ion
adalah atom atau gugus (kumpulan) atom yang bermuatan listrik. Ion
yang bermuatan positif disebut kation sedangkan yang bermuatan
negative disebut anion. Ion dapat terbentuk pada reaksi kimia ketika
elektron berubah menjadi ion positif, sedang atom yang menerima
elektron berubah menjadi ion negatif.

Anion adalah ion bermuatan negatif, misalnya ion yang tertarik ke


anoda (elektroda positif) dalam elektrolisis. Tabung hampa elektronik,
anoda menarik elektron dari katoda, dalam alat elektronik vakum,
elektron dipancarkan anoda dan mengalir ke katoda. Kation adalah ion
yang bermuatan positif, yaitu ion yang tertarik ke katoda selama
elektolisis. Dalam alat elektronik vakum, elektron dipancarkan oleh
katoda atau mengalir ke anoda.Pemisahan anion dan kation dalam
suatu larutan dapat dilakukan dengan reaksi pengendapan yaitu
dengan prinsip analisa kualitatif. Analisa tersebut kation mula-mula
dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan senyawa. Pemisahan dan
pengkajian lebih lanjut dilakukan dalam tiap golongan.

Ada tidaknya kation dan anion dalam suatu larutan, maka kita dapat
menggunakan suatu analisa, yaitu analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif
mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium yang dapat
digunakan untuk memindahkan dan menguji adanya ion dalam larutan.
Analisa ini dikatakan kuantitatif karena adanya penentuan jenis ion
yang ada dalam campuran. Analisa tak harus selalu menyatakan

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

senyawa yang menghasilkan ion atau banyak ion (kuantitatif).


Dibandingkan dengan seperangkat prosedur laboratorium lainnya,
analisa kuantitatif menggambarkan keseluruhan konsep pertimbangan.

Dua kation yang larut membentuk endapan serupa dengan kelarutan


yang cukup berlainan dapat dipisahkan dengan pengendapan selektif,
yang dilakukan dengan pemilihan seksama dari konsentrasi anion yang
diperlukan, yang seringkali dapat dikendalikan dengan memanfaatkan
pengaruh ion sekutu. Tetapan keseluruhan untuk menambah sederet
ligan disebut tetapan kestabilan.

1.2 Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu mereaksikan antara kation


atau anion dengan beberapa pereaksi tertentu.
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan reaksi identifikasi adalah mengetahui
suatu reaksi yang spesifikasi untuk suatu jenis kation atau anion dan
menentukan kation atau anion yang terdapat dalam suatu sampel.

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum


Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia yang dimaksud untuk
mengetahui keberadaan suatu zat (ion/gugus) dalam suatu sampel
tertentu (Anwar, 2005).
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan
ion (kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan
spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi
tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan
pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan
kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan
warna, bau dan timbulnya gas (Mulya, 2007).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi
spesifik untuk golongan tertentu.Reaksi golongan untuk anion golongan
III adalah AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah bata
(Ismail, 2005).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif.Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi
zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat
dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel
(Underwood, 2007).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus
mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan
atau diubah dalam bentuk suatu larutan.Untuk zat padat kita harus
memilih pelarut yang cocok. Ion-ion pada golongangolongan
diendapkan satu per satu, endapan dipisahkan dari larutan dengan cara
disaring atau diputar dengan centrifuga. Endapandicuci untuk
membebaskan dari larutan pokok atau filtrat dan tiap-tiap logam yang
mungkin akan dipisahkan (Cokrosarjiwanto, 2006).

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

Dalam metode analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa


pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua
pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation (HAM,
2005).
Kation-kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap
bila ditambahkan dengan asam klorida(HCl). Yaitu Ag⁺, Pb²⁺, dan Hg²⁺
yang akan mengendap sebagai campuran AgCl, Hg Cl , dan PbCl .
Pengendapan ion-ion golongan I harus pada temperatur kamar atau
lebih rendah karena PbCl terlalu mudah larut dalam air panas.Juga
harus dijaga agar asam klorida tidak terlalu banyak ditambahkan.
Dalam larutan HCl pekat, AgCl dan PbCl melarut, karena Ag⁺ dan Pb²⁺
membentuk kompleksi dapat larut (Keenan,2006).
Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar
dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi eperti
tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan
kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting
dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam
wadah terbuka pada tekanan atmosfer.Kenaikan suhu umumnya dapat
memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa
endapan. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan
lain yang ada dalam campuran larutan itu..Umumnya kelarutan
endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan
dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi
pereaksi yang berlebih.Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada
beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan
endapan.Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang
dapat larut denga ion sekutu tersebut (Masterton, 2006).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara
konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan
ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat.Pengelompokan dilakukan

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

dalam bentuk pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu


mampu mengendapkan sekelompok ion-ion.Cara ini menghasilkan 6
kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap
yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide
(II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat
(V), dan golongan sisa (VI) (Anonim,2010).
Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, yaitu kimia
analisis kualitatif dan kimia analisis kuantitatif.(Huda, 2009).
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu
unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia
dan unsur-unsur serta ion - ionnya dalam larutan (Nugrah, 2009).
Metode analisis kualitatif menggunakan beberapa pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk
mengetahui jenis anion suatu larutan (Nugrah, 2009).
Dalam metode analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa
pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua
pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation (Wiro,
2009).
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya
ini dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Suatu
skema analisis standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion
yang berbeda telah disusun.Skema analisis tersebut terus
dikembangkan sehingga sekarang orang dapat memilih skema yang
sesuai dengan kondisi yang ada di laboratorium masing-
masing.Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memodifikasi dan
mengembangkan sendiri skema tersebut.Tabel berikut ini menunjukkan
kelompok kation dan pereaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif
standar (Widiarto, 2011).
2.2 Uraian Bahan

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

a. AgNO3 (Ditjem POM, 1979 : 97)


Nama resmi : ARGENTII NITRAS
Nama lain : Perak Nitrat
Rumus molekul : AgNO3
Berat molekul : 169,87
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur
berwarna putih , tidak berbau , menjadi
gelap jika kena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut
dalam etanol 95% P.
b. HCl (Ditjem POM, 1979 : 53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 36,46
Pemerian : Tidak berwarna, berasap, bau
merangsang
c. CuSO4 (Ditjem POM, 1979 : 731)
Nama resmi : TEMBAGA (II) SULFAT
Rumus molekul : CuSO4
Berat molekul : 159,60
Pemerian : Serbuk hablur
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam etanol 95% P
d. KI (Ditjen POM, 1979 : 330)
Nama resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : Kalium Iodide
Rumus molekul : KI
Berat molekul : 166,00
Pemerian : Hablur heksahedral, transparan/tidak
berwarna, opak dan putih/ serbuk
butiran putih, higroskopik.

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

Kelaruta : Mudah larut dalam air, lebih mudah


larut dalam air mendidih, larut dalam
etanol P.
e. Natrium Hidroksida (Ditjem POM 1979 : 412)
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran, masa hablur
atau keping, kering, keras, rapuh dan
menunjukkan susunan hablur, putih,
mudah meleh, basah.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan
dalam etanol 95% P.
f. Amonium (Ditjem POM, 1979 )
Nama Resmi : AMMONIUM
Nama Lain : Amonium
Rumus Molekul : NH4OH
Berat Molekul : 35,5
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau
khas menusuk kuat.
Kelarutan : Mudah larut dalam air
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2017)
1. Reaksi Kation/Anion
a. Timbal (Pb2+) ditambahkan dengan :
1. Asam klorida
2. Kalium Iodida temperatur kamar dan panaskan
3. Kalium kromat
4. Natrium hidroksida sedikit,kemudian berlebih
b. Merkuri (Hg2+) ditambahkan dengan :
1. Kalium Iodida sedikit,kemudian berlebih

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

2. Kalium kromat
3. Natrium hidroksida
c. Bismuth (Bi3+ ) ditambah dengan :
1. Air
2. Kalium Iodida
3. Natrium hidroksida
d. Tembaga (Cu2+) ditambahkan dengan :
1. kalium Iodida
2. Kalium thiosinat
3. Kalium ferrosianida
4. Ammoniak sedikit, kemudian berlebih dan panaskan
5. Kalium ferrisianida
e. Ferro/Ferri (Fe2+ / Fe3+) ditambahkan dengan :
1. Ferro (Fe2+)
1. Natrium hidroksida
2. Kalium tiosianat
3. Kalium sianida
4. Kalium ferrosianida
f. Aluminum (Al3+) ditambahkan dengan :
1. Ammonia sedikit kemudian berlebih
2. Natrium hidroksida sedikit kemudian berlebih
3. Kalium natrium fosfat
f. Nikel (Ni2+) ditambahkan dengan
1. Natrium Hidroksida
2. Kalium sianida
3. Dimetil glioksim 1 ammonia
h. Ammonium (NH4+) ditambahkan dengan :
1. Natrium hidroksida
2. Batang pengaduk yang telah dicelupkan kedalam/ dibasahi
HCl pekat lalu ditempatkan diatas mulut tabung.

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

3. Lakmus basa diatas mulut tabung


4. Pereaksi Nessler
Pereaksi Nessler :10 gram KI dalam 10 ml NH 4OH pekat +
larutan jenuh HgCl2 (60 gram dalam 1 liter) terdapat endapan
yang tidak larut lagi + 80 ml 9 M KOH kemudian
ditambahkan air hingga 200 ml. Diamkan semalam dan
dekantasi K4Hgl4 atau 23 gram HgCl2 + 10 gram KI dilarutkan
dalam ammonia bebas air (pekat) hingga volumenya 100 ml
+ 100 ml 6 N NaOH dan diamkan semalam jika ada endapan
didekantasi.
i. Ferri (Fe3+) ditambahkan dengan :
1. Natrium hidroksida
2. Kalium sianida
3. Kalium ferrosianida
4. Kalium ferrisianida
5. Kalium tiosianat
1. Anion
a. Ion Karbonat (CO32-) direaksikan dengan :
1. Asam klorida
2. Banum klorida
1. Perak nitra
b. Bikarbonat (HCO3-) direaksikan dengan :
1. a. Asam klorida
1. b.Magnesium, sulfat, amati yang terjadi lalu dipansakan.
c. Sulfat (SO42-) direaksikan dengan:
1. a. Asam klorida
1. b. Banum klorida
2. c. Air kapur
3. d. Kalsium bikromat
d. Thiosulfat (S2O 2-) direaksikan dengan :
1. a. Asam klorida

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

1. b. Perak nitrat sedikit, kemudian berlebih


2. c. Timbal asetat
d. Ferri klorida
e. Nitrit (NO2-) direaksikan dengan :
1. ferrosulfat jenuh + asam asettat + asam sulfat pekat dengan
hati-hati melalui dinding tabung, usahakan jangan di goyang.
2. kalium permanganat tambahkan asam sulfat encer.
f. Nitrat (NO3-) dirreaksikan dengan :
1. Ferrosulfat jenuh + asam sulfat encer + asam sulfat pekat
dengan hati-hati melalui diniding tabung dengan hati-hati
jangan digoyang.
2. Asam sulfat pekat melalui dinding tabung pelan-pelan.
3. Serbuk zink
4. Difenil amin + asam sulfat pekat melalui dinding tabung.
g. Thiosianat (CNS-) direaksikan dengan :
1. perak nitrat
2. Tembaga sulfat sedikit, kemudian berlebih
3. Ferri klorida
h. Ferrosianida (Fe(CN)6)4-) direaksikan dengan :
1. Perak nitrat
2. Ferrosulfat
3. Ferri klorida
4. Kobalt nitrat
i. Ferrisianida (Fe(CN)6)4-) direaksikan dengan :
1. Perak nitrat
2. Ferrosulfat
3. Ferri klorida
4. Tembaga sulfat
j. Asetat (CH3COO-) DIREAKSIKAN DENGAN :
1. Asam sulfat encer, panaskan, cium baunya

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

2. 1 gram natrium asetat + asam sulfat pekat 3-4 tetes + 2-3 ml


3 etil alkohol panaskan, cium baunya
II. Identifikasi kation/Anion
3. Kation
- Siapkan 5 buah tabung reaksi
- Satu tabung reaksi diisi dengan 1 ml larutan A, dan tabung
reaksinya diisi dengan 1 ml larutan B, C, D, dan E.
- Masing-masing tabung reaksi di tambahkan 2 atau 3 pereaksi
dan catat perubahan yang terjadi.
2. Anion
Kerjakan seperti identifikasi kation, gunakan larutan,X,Y,Z,P,Q
dan pereaksi ( sesuai tabel 1 pengamatan 4)

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
penjepit kayu ,pipet tetes,rak tabung, sendok tanduk besi, tabung
reaksi.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Hcl,NaOH, NH4OH, Sampel kation, dan sampel anion.
3.3 Cara Kerja
a. Uji pereaksi spesifik kation :
1. Sediakan 6 buah tabung reaksi dan masukkan sedikit pereaksi
kation yang akan di identifikasi ke dalam masing-masing tabung
reaksi.
2. Tabung 1 masukkan HCl 2 N kemudin panaskan lihat
perubahan yang terjadi
3. Kemudian setelah mengetahui pereaksi kation yang akan
diidentifikasi tersebut termasuk golongan ke I
4. Selanjutnya pada tabung 2 tambahkan NaOh + berlebih
sehingga larutan akan berubah menjadi warna putih dan sedikit
larut.
5. Tabung 3 tambahkan larutan NH 4OH + berlebih , identifikasi
pereaksi akan berubah menjadi putih .
6. Tabung 4 tambahkan larutan KI + berlebih dan identifikasi
pereaksi menjadi coklat tua dan tetap.
7. Tabung 5 tambahkan K2CrO4 + NH3 + NH4OH dan identifikasi
pereaksi akan berubah menjadi kuning dan tetap.

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

8. Tabung 6 tambahkan Tioacetamid kemudian di panaskan dan


berubah menjadi hitam.
9. Setelah mengidentifikasi pereaksi kation, maka diketahui
pereaksi kation tersebut adalah Pb2-.
b. Uji pereaksi spesifik anion :
1. Siapkan beberapa tabung reaksi dan isi masing-masing tabung
dengan pereaksi anion yang akan di identifikasi.
2. Tabung 1 masukkan AgNO3 + NH4OH identifikasi pereaksi akan
mengalami endapan dan berubah warna menjadi putih kuning
dan sebagia larut.
3. Tabung 2 masukkan dengan HgCl 2 identifikasi pereaksi akan
berubah warna menjadi putih .
4. Tabung 3 masukkan Pb(NO3)2 kemudian dipanaskan akan
berubah menjadi putih larut.
5. Tabung 4 masukkan FeCl3 identikasi pereaksi akan berubah
warna menjadi merah bata.
6. Setelah mengidentifikasi dari hasil pereaksi maka diketahui
pereaksi anion tesebut adalah ScN-.

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Kation Golongan I
No Pereaksi Ag- Hg22- Pb2-
.
1. HCl 2 N Putih Putih Putih
+dipanaskan Tetap Tetap Larut
2. NaOH Coklattua Hitam Putih
+berlebih Tetap Tetap Sedikitlarut
3. NH4OH Coklatmuda Hitam Putih
+berlebih Larut Tetap Larut
4. KI Kuningpucat Hijau Kuning
+berlebih Tetap Abu-abu Larut
5. K2CrO4 Merahbata MerahJingga Kuning
+NH3 Larut Hitam Tetap
+NH4OH Kuning Tetap Tetap
6. Tioacetamid Hitam Hitam Hitam
+dipanaskan (Cepat) (Lambat)

Anion Golongan I
No. Pereaksi Cl- Br- I- SeN-

1. AgNO3 Putih putihkuning Kuning putih


+NH4OH Larut sebagianlarut Tetap tetap
2. HgCl2 - Putihkotor Merahjingga Putih
3. Pb(NO3)2 Putih putihdadi kuning -
+dipanaskan larut
4. FeCl3 - - Larutancoklat Larutan
merahb

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

ata
5. H2SO4 p/ HNO3 Uapp Uapcoklat uapungu -
Untukujiserbuk utih
6. CuSO4 - - Putih -
Larutancoklat

4.2 PEMBAHASAN
Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia yang dimaksud
untuk mengetahui keberadaan suatu zat (ion/gugus) dalam suatu
sampel tertentu.
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk
menentukan ion (kation/anion) tertentu dengan menggunakan
pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang
memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu.
Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat
adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk
endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas.
Adapun tujuan dari percobaan reaksi identifikasi adalah
mengetahui suatu reaksi yang spesifikasi untuk suatu jenis kation atau
anion dan menentukan kation atau anion yang terdapat dalam suatu
sampel.Maksud dari praktikum ini yaitu mereaksikan antara kation
atau anion dengan beberapa pereaksi tertentu.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
penjepit kayu ,pipet tetes,rak tabung, sendok tanduk besi, tabung
reaksi.Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Sampel
kation, dan sampel anion.
Pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Dilakukan uji pendahuluan pada sampel
kation. untuk menguji kation tersebut masuk dalam golongan berapa
dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan HCl 3-4
tetes.Homogenkan, dan lihat apakah zat tersebut larut atau tidak. Jika
sampel tersebut mengalami pengendapan berarti sampel masuk
dalam kation golngan 1.

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

Selanjutnya dilakukan uji golongan. Sampel kation diambil


sedikit menggunakan sendok tanduk besi.Dimasukkan kedalam tabung
reaksi.Lalu ditambahkan pereaksi golongan 1 . kemudian amati setiap
perubahan yang terjadi.
Untuk pengujian anion, sampel anion yang digunakan adalah
golongan 1, diambil sedikit menggunakan sendok tanduk besi
kemudian diuji dengan pereaksi yang tersedia lalu amati perubahan
yang terjadi.
Hasil pada percobaan yang dilakukan untuk menentukan ion
pada sampel kation/anion yang diberikan.Pertama dilakukan pengujian
pendahulun terhadap sampel kation/anion. Kation yang didapat
golongan 1 termasuk Ag2-. Dan anion yang ditemukan termasuk SCN -
seharusnya anion yang didapat termasuk dalam Br -.
Adapun beberapa faktor kesalahan dari percobaan yang
dilakukan adalah kesalahan praktikan dalam melakukan percobaan
yaitu tidak teliti dalam pengamatan. Maka dari itu tidak didapatkan
hasil yang signifikan dan dilakukan lagi percobaan selanjutnya.
Penanganan dari faktor kesalahan diatas praktikan harus lebih
bersabar dalam melakukan praktikum, lebih teliti dalam melakukanya
dan praktikan harus mencuci alat yang akan digunakan terlebih
dahulu.

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil percobaan di atas didapatkan bahwa
sampel kation merupakan kation golongan 1 Ag 2-, dan sampel anion
merupakan anion golongan I SCN-.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikan sebaiknya sebelum melakukan
praktikum percobaan, bacalah buku penuntun, periksa alat dan bahan
yang akan digunakan dalam keadaan baik .
Seharusnya laboratorium agar memperhatikan bahan-bahan yang
ada dan konsentrasi dari tiap bahan yang ada sering digunakan dalam
sebuah praktikum.

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, .2017.”Penuntun Praktikum Kimia Dasar”,UMI: Makassar.

Anwar, M. 2005. “Kimia Dasar II”. Bagian Kimia. IPB: Bogor.

Besari, Ismail, dkk. (2005), Kimia Organik untuk Universitas, Edisi I,Armico


Bandung, Bandung.

Cokrosarjiwanto. 2006. Kimia Analitik Kualitatif I. Yogyakarta : UNY Press

Ditjen POM.1979, “FARMAKOPE INDONESIA Edisi III”.Departeman


Kesehatan Indonesia.

HAM, Mulyono. 2005. Ilmu Kimia II. Bandung: Arcaya Media Utama

Huda, 2009.“Kimia Dasar 2”. Bandung: ITB.

Keenan, dkk. 2006. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

L.Underwood, A., 2007, Analisis Kimia Kualitatif , Edisi IV,


PenerbitErlangga, Jakarta.

Masterlon, W.L. 2006. Analisis Kualitatif. Pt UNNES Press Utami:


Semarang

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

Nugrah, 2009. “Sains Kimia IIIa”. Jakarta: Bumi Aksara.

Widiarto., 2011. “Kimia 2”. Jakarta: Yudhistira,.

Wiro, 2009. “Kimia Dasar II”. Semarang: PT UNNES Press Utami.

LAMPIRAN

Kation golongan I

Anion golongan I

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028
REAKSI IDENTIFIKASI

AFIFAH SAFIRA RIRIS JULIANISA


150 2017 0028

Anda mungkin juga menyukai