Anda di halaman 1dari 6

Nama : Afifah Safira

Stambuk : 15020170028
Kelas : C2

Analisis Kadar Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) Dalam Maskara dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Saat ini sudah menjadi kodrat bahwa wanita suka akan kecantikan dan
dikarenakan berbagai jenis kosmetika tersedia dipasaran yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. Ditambah lagi tehnologi kosmetik begitu maju dan
merupakan perpaduan antara kosmetik dan obat. Kosmetik merupakan suatu
sedian atau paduan bahan yang digunakan untuk bagian luar badan seperti rambut,
bibir dan mata. Kosmetik berfungsi untuk menambah daya tarik dan mengubah
penampilan serta melindungi agar tetap dalam keadaan baik (Tranggono,2007).
Salah satu jenis kosmetik yang disukai oleh wanita adalah maskara . Maskara
memang populer dikalangan wanita, kadang kala meskipun tidak berias tapi
maskara seperti menjadi hal yang wajib bagi wanita setiap kali hendak keluar
rumah. Kini berbagai merk dan harga jual kosmetik maskara saling bersaing
dengan menonjolkan kelebihan masing-masing untuk menarik pembeli. Dan
Fungsi dari maskara itu sendiri adalah untuk menghitamkan bulu mata, kadang-
kadang juga untuk alis mata (Tranggono,2007).
Namun sediaan kosmetik seperti maskara dapat dikatakan aman apabila
memenuhi jumlah maksimum kadar timbal yang sesuai dengan persyaratan yang
ada. Jumlah maksimum kadar timbal dari beberapa negara ditetapkan sebesar 20
ppm dan tidak spesifik pada logam berat lainnya (Fernier,2001).Hal itu juga
ditegaskan oleh Keputusan Badan POM tentang persyaratan cemaran mikroba dan
logam berat timbal (Pb) yakni tidak lebih dari 20 mg/kg (BPOM RI,2014).
Cemaran timbal dapat diperoleh pada saat produksi atau peralatan yang digunakan
(Nourmoradi,dkk,2013) Namun hal ini tidak berlaku untuk jenis logam merkuri
atau Hg. Sesuai lampiran I Peraturan Kepala Badan POM NO.HK.00.05.42.1018
Tahun 2008 tentang Bahan Kosmetik,dinyatakan bahwa merkuri dan senyawa
seperti yang tercantum dalam Lampiran IV Daftar Bahan Pengawet yang
diizinkan Digunakan Dalam Kosmetik, garam Fenil Mekuri dan Thiomersal
dengan kadar maksimum 0,007% (dihitung sebagai Hg), maka konsentrasi Hg
tetap 0,007% dengan batasan hanya digunakan sebagai pengawet untuk pengawet
untuk sediaan tata rias mata dan mencantumkan peringatan penandaan atau
kemasan “mengandung senyawa fenilmerkuri” dan “mengandung tiomersal”
(BPOM RI,2014).
Timbal atau Pb dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, tertelan atau kontak
dengan mata kemudian masuk ke dalam peredaran darah dan terakumulasi dalam
jaringan, terutama tulang. Selain itu timbal juga dapat terakumulasi di hati, ginjal,
pankreas dan paru-paru (BPOM RI,2014). Gejala keracunan yang dihasilkan
senyawa timbal tergolong dalam keracunan kronis dan akut yang menyebabkan
kematian. Paparan timbal jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan beberapa
organ tubuh. Gejala paparan dapat berupa lemah, lesu, sakit perut, sembelit dan
sakit kepala (Palar,2008). Sedangkan untuk merkuri masuk kedalam tubuh
terutama melalui paru-paru dalam bentuk uap atau debu. Merkuri dapat melewati
darah,otak, dan plasenta. Gejala dari reaksi merkuri seperti mual, muntah dan
tremor (Palar,2008)
Hasil studi yang dilakukan 12 dokter spesialis kulit di Amerika Serikat
tahun1977-1983 menunjukkan bahwa dari 13.216 pasien dengan diagnosis
dermatitis kontak, ternyata 713 pasien disebabkan karena penggunaan kosmetik
dan 2 % karena perona mata atau maskara (Rata,1986). Selain menyebabkan
iritasi pada kulit mata, masakra juga dapat membahayakan kesehatan
penggunanya. Waspada online mengemukakan adanya penemuan pasien
mengalami gagal ginjal akibat menggunakan kosmetik yang mengandung merkuri
(Imelda,2010).
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar
timbal dan merkuri pada maskara dengan berbagai merk. Logam berat timbal dan
merkuri yang dapat membayakan kesehatan ini dapat dideteksi dengan
spektrofotometri serapan atom yang merupakan suatu metode yang digunakan
untuk mendekteksi unsur-unsur logam. Metode spektrofotometri serapan atom ini
berdasarkan pada prinsip absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom akan menyerap
cahaya pada gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya (Gandjar,2007).
B. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui adanya kandungan logam berat Pb dan Hg dalam sediaan
kosmetika maskara.
2. Mengetahui jumlah kadar Pb dan Hg dalam kosmetika maskara berbagai merk
dengan metode spektofotometri serapan atom.
C. Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai kemungkinan adanya
kandungan Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) pada sediaan kosmetik maskara
2. Sebagai masukkan kepada pemerintah dan instansinya terkait dalam kebijakan
pengedaran sediaan kosmetik maskara
3. Sebagai bahan referensi kepada peneliti lainnya
D. Hipotesis
Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat kandungan logam berat Pb dan Hg dalam sediaan kosmetika
maskara.
2. Tidak terdapat kandungan logam berat Pb dan Hg dalam sediaan kosmetika
maskara.
Referensi

BPOM, RI, 2014, Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 tentang Perubahan peraturan
Kepala Badan Pengawan Obat dan Makanan NO.HK.00.05.42.1018
Tahun 2008 Tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat
dalam Kosmetika, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Fernier,D.J.,2001, Assesment of Some Heavy Metals in Facial Cosmetic Products,


eMed.

Gandjar, I.G., dan Rohamn A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.

Imelda., M, 2009, Kosmetik Bocorkan Ginjal, Available


from:http://beautyonwacth.woodpress.com/tag/kosmetik> Diakses pada
tanggal 27 september 2019.

Nourmoradi, H., Foroghi,M. Farhadkhani M., and Vahid, D.M., 2013, Assesment
of Lead Cadmium Levels in Frequently Used Cosmetic Products in Iran.
Journal of Enviromental and Publich Health..

Palar,H., 2008, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, PT.Rineka Cipta,


Jakarta.

Rafa IGA,1986, Laporan Monitoring Efek Samping Kosmetik, Cermin Dunia


Kedokteran, Jakarta.

Tranggono,R.I.,Latifah,F.,2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik,


Penerbit Pustaka Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai