Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS UJI MUTU DESINFEKTAN

Diajukan oleh
AFIFAH SAFIRA
150 2017 0028

Laboratorium Mikrobilogi Farmasi


Program Studi Sarjana Farmasi
Fakultas farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2019

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM


ANALISIS UJI MUTU DESINFEKTAN

Dipersiapkan dan disusun oleh


AFIFAH SAFIRA
150 2017 0028

telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal


............................

Telah disetujui oleh:


Asisten Pendamping,

Isharyanto,S.Farm,Apt Tanggal...................................
ANALISIS UJI MUTU DESINFEKTAN
Afifah Safira1 Isharyanto,S.Farm,Apt2
1
Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI.
2
Asisten Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI
Email: 150210170028@umi.ac.id
INTISARI
Pada dasarnya banyak senyawa senyawa yang telah ditemukan oleh seorang

ilmuwan untuk membunuh mikroorganisme baik itu patogen maupun bukan

contonya seperti desinfektan. Desinfektan merupakan suatu senyawa yang

berfungsi untuk membunu mikroorganisme dan mencegah adanya infeksi yang

digunakan pada benda mati, pada percobaan ini akan diuji mutu dari suatu sampel

desinfektan dengan mencari nilai mic dan dengan uji koefisien fenol. .Koefisien

fenol adalah perbandingan ukuran keampuhan suatu bahan antimikrobial

dibandingkan dengan fenol. Fenol dijadikan pembanding karena fenol merupakan

desinfektan yang sudah sangat lama dikenal dan mempunyai kekuatan desinfeksi

yang kuat dalam percobaan ini bertujuan untuk mentukan nilai MIC ini untuk

mengetahui resistensi suatu mikroba terhadap anti mikroba dan menentukan

Koefisien fenol ditentukan dengan cara membagi pengenceran tertinggi dari fenol

yang akan diamati dalam waktu kontak yang berbeda sehingga bisa dilihat mutu

dari desinfektan dalam membunuh mikroba.


Kata Kunci: desinfektan, MIC, fenol 5%, koefisien fenol
PENDAHULUAN

Desinfektan adalah preparat kimia yang digunakan untuk desinfeksi

kandang atau peralatan guna membasmi mikroorganisme, khususnya

mikroorganisme yang membahayakan. Preparat ini tersedia secara komersial yang

masing-masing memiliki karakteristik kimiawi, toksisitas, biaya, dan penggunaan

tertentu. Desinfektan merupakan bahan kimia yang dapat mematikan

mikroorganisme yang sedang dalam keadaan tidak aktif, sehingga hanya

mematikan bentuk vegetative dari mikroorganisme, tetapi tidak efektif terhadap

spora. Desinfektan dapat mencegah infeksi dengan jalan penghancuran atau

pelarutan jasad renik yang pathogen 1.

Penetapan MIC dapat dilakukan dengan menguji sederetan konsentrasi yang

dibuat dengan pengenceran, metode yang digunakan dapat dengan car

aturbidimetri ataupun cara difusi agar. Konsentrasi terendah dimana pertumbuhan

bakter iterhambat dinyatakan sebagai konsentrasi minimum untukinhibisi (MIC)1.

Antibiotik merupakan suatusubstansi yang dihasilkanolehsuatumikroorganisme

yang dalamjumlah yang sangat kecil dapat menghambat pertumbuhan jasad renik

lain. Kini, antibiotic merupakan senyawa kimia utama untuk pengobatan penyakit

menular2.

Uji aktivitas anti bakteri ini digunakan untuk menentukan nilai MIC

(Minimum Inhibitory Concentration). Nilai MIC dapat diartikan sebagai

konsentrasi terkecil dari suatu bahan yang dapat menghambat pertumbuhan

mikroba sebesar 90% selama inkubasi 24 jam2. Flavonoid mengandung suatu

senyawa fenol.Pada konsentrasi tinggi fenol berkoagulasi dengan protein seluler.


Aktifitas ini sangat efektif ketika bakteri dalam tahap pembelahan, yaitu saat

lapisan fosfolipid di sekeliling sel sangat tipis,sehingga fenol dengan mudah

berpenetrasi merusak dinding sel dan menyebabkan kematian sel3.

Suatu antibiotic mempunyai MIC yang berlainan terhadap bakteri tertentu.

Kepekaan mikroba terhadap antibiotic dapat dilihat dari konsentrasi minimum

untuk inhibisi oleh suatu antibiotika terhadap mikroba tertentu. Hal inilah yang

menjadi alasan untuk menguji antibiotic atau desinfektan yang banyak beredar

dipasaran4.

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan Minimum

Inhibitory Concentration (MIC) pada beberapa jenis desinfektan dengan

menggunakan metode MIC cair pada media Nutrien Broth terhadap suatu

bakteri5.

METODE PRAKTIKUM
Jenis Praktikum
Jenis praktikum yang digunakan dalam praktikum Analisis Uji Mutu
Desinfektan adalah metode eksperimental.
Bahan dan Alat Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bakteri uji
Escherichia coli, medim natrium broth (NB), desinfektan (Vixal, WPC, Wipol,
dan Harpic), air steril, fenol 5%. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah tabung reaksi, ose bulat, bunsen, micropipet, rak tabung,
stopwatch.
Uji MIC (Minumum Inhibitory Concentration)
Disiapkan alat dan bahan. Untuk uji MIC, disiapkan 9,5 mL medium NB
dan dimasukkan ke dalam tabung pertama dan 5 mL medium NB untuk tabung-
tabung selanjutnya dengan konsentrasi 1:20, 1:40, 1:80, 1:160, 1:320, 1:640,
1:1280. Kemudian ditambahkan 0,5 mL desinfektan ke dalam tabung pertama.
Dari tabung pertama, diambil 5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung kedua, dan
begitu seterusnya (pengenceran). Lalu dimasukkan bakteri uji yaitu Escherichia
coli ke dalam masing-masing tabung sebanyak satu ose bulat. Lalu diinkubasi
selama 24 jam. Setelah diinkubasi, diamati kekeruhan yang terjadi pada setiap
tabung pengenceran. Lalu ditentukan nilai MIC-nya.
Uji Koefisien Fenol Pada Sampel Desinfektan
Disiapkan 20 tabung reaksi dan disusun sebanyak 4 deret dan tiap deret
berisi 5 tabung reaksi. Untuk deret pertama 5 tabung reaksi berisi 5 mL air steril
tiap tabungnya, yang berisi pengenceran sampel desinfektan sesuai dengan
konsentrasi masing-masing kelompok. Pengenceran pada deret pertama dilakukan
dengan cara mencari jumlah sampel yang akan dimasukkan didalam tabung,
kemudian keluarkan air steril sebanyak dengan jumlah sampel yang akan
dimasukkan, setelah itu masukkan jumlah sampel tersebut. Untuk deret kedua,
ketiga, dan keempat tabung reaksi berisi 5 mL medium NB. Ke dalam tabung ke-
1 dari deret pertama dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian
didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret pertama dimasukkan
suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik. Hal yang sama
dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dari deret pertama, kemudian diistirahatkan
selama 3 menit dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air es. Ke dalam
tabung ke-1 dari deret kedua, dimasukan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret
pertama, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret
kedua, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-2 deret pertama, kemudian
didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan
ke-5 dari deret kedua, kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Ke dalam tabung
ke-1 dari deret ketiga, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret pertama,
kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret ketiga,
dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret peratama, kemudian didiamkan
selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari
deret ketiga, kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari
deret keempat, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret peratama,
kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret keempat,
dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret pertama, kemudian didiamkan
selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari
deret keempat, kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Semua tabung dari deret
I, II, deret III, dan deret IV diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 oC selama 1
x 24 jam. Diamati perubahan yang terjadi berupa kekeruhan medium.
Uji Koefisien Fenol Pada Fenol 5%
Disiapkan 12 tabung reaksi dan disusun sebanyak 4 deret dan tiap deret
berisi 3 tabung reaksi. Untuk deret pertama 3 tabung reaksi berisi 5 mL air steril
tiap tabungnya, yang berisi pengenceran sampel desinfektan sesuai dengan
konsentrasi masing-masing kelompok. Pengenceran pada deret pertama dilakukan
dengan cara mencari jumlah sampel yang akan dimasukkan didalam tabung,
kemudian keluarkan air steril sebanyak dengan jumlah sampel yang akan
dimasukkan, setelah itu msukkan jumlah sampel tersebut. Untuk deret kedua,
ketiga, dan keempat tabung reaksi berisi 5 mL medium NB. Ke dalam tabung ke-
1 dari deret pertama dimasukkan suspensi baktrei sebanyak 1 ose kemudian
didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret pertama dimasukkan
suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung
ke-3 dari deret pertama dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose ml kemudian
diistirahatkan 4 menit dan dimasukkan ke dalam wadah berisi air es. Ke dalam
tabung ke-1 dari deret kedua, dimasukan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret
peratama, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret
kedua, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-2 deret pertama, kemudian
didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret kedua, dimasukkan 1
ose larutan dari tabung ke-3 deret peratama, kemudian diistirahatkan 4 menit. Ke
dalam tabung ke-1 dari deret ketiga, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1
deret pertama, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari
deret ketiga, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret pertama, kemudian
didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret ketiga, dimasukkan
1 ose dari larutan tabung ke-3 deret pertama, kemudian diistirahatkan 4 menit. Ke
dalam tabung ke-1 dari deret keempat, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1
deret pertama, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari
deret keempat, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret pertama,
kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret keempat,
dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-3 deret pertama, kemudian
diistirahatkan 4 menit. Semua tabung dari deret I, deret II, deret III, dan deret IV
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.
Analisis Hasil
Data yang dikumpulkan dianalisis terhadap kemampuan larutan desinfektan
dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau bakteri uji.

HASIL PRAKTIKUM

a b

Gambar 1. Analisis mutu desinfektan dengan uji koefisien fenol pada


desinfektan, (a) tabung reaksi deret kedua dan tabung reaksi deret
ketiga, (b) tabung reaksi deret keempat.

a b
c
Gambar 2. Analisis mutu desinfektan dengan uji koefisien fenol pada fenol 5 %,
(a) tabung reaksi deret kedua, (b) tabung reaksi deret ketiga, (c)
tabung reaksi deret keempat.
Tabel 1. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri secara uji MIC
Kel. Sampel Pengenceran
1:20 1:40 1:80 1:160 1:320 1:640 1:1280
1 Vixal + + - - + + +
2 WPC + + + - - - -
3 Wipol + + + + - - -
4 Harpic + - - - - - -

Tabel 2. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat


pertumbuhan bakteri pada perbandingan fenol 5% dengan sampel-
sampel desinfektan. Perbandingan pengenceran sampel terhadap
fenol
Kelompok Perbandinga Waktu kontak
n 5 10 15
1:30 - - -
1:40 - - -
1 (Vixal) 1:50 - - -
1:60 - - -
1:70 - - +
1:70 - - -
1:80 - - -
2 (WPC) 1:90 - - -
1:100 - - -
1:110 - - -
3 (Wipol) 1:150 - - -
1:160 - - -
1:170 - - -
1:180 - - -
1:190 - - -
1:10 - - -
1:20 - - -
4 (Harpic) 1:30 - - -
1:40 - - -
1:50 - - -

Keterangan : + = Menghambat / tidak ada pertumbuhan / Jernih


- = Tidak menghambat / ada pertumbuhan / Kertas
Tabel 3. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri pada perbandingan fenol 5% dengan sampel-
sampel desinfektan. Perbandingan pengenceran sampel
menggunakan medium NB terhadap koefisien fenol.
Kelompok Perbandingan Waktu Kontak
5’ 10’ 15’
1 (Vixal) 1 : 20 - - -
1 : 40 - - -
1 : 50 - - -
2 (WPC) 1 : 70 - - -
1 : 80 - - -
1 : 90 - - -
3 (Wipol) 1 : 150 - - -
1 : 160 - - -
1: 170 - - -
4 (Harpic) 1 : 10 - - -
1 : 20 - - -
1: 30 - - -
Keterangan : + = Menghambat / tidak ada pertumbuhan / Jernih
- = Tidak menghambat / ada pertumbuhan / Kertas

PEMBAHASAN

Pada praktikum analisis uji mutu desinfektan, kita melakukan 2 pengujian

yaitu uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dan koefisien fenol. Untuk

koefisien fenol, kita menggunakan konsentrasi dari hasil yang diperoleh pada uji
MIC yaitu 1:120 yang diletakkan pada tabung ke-2 karena untuk melihat daya

hambat konsentrasi desinfektan di atas Nilai MIC yang diperoleh dan untuk

memastikan apakah hasil dari uji MIC itu sudah benar. Sehingga dibuat

konsentrasi dari tabung pertama hingga tabung kelima yaitu 1:10, 1:20, 1:30,

1:40, dan 1:50. Pada uji koefisien fenol ini, terdiri dari 3 deret tabung. Untuk

deret pertama berisi air steril 5 mL dan deret kedua hingga deret ketiga berisi

medium NB 5 mL.

Pada uji koefisien fenol digunakan es batu untuk menjaga pertumbuhan

mikroorganisme sehingga mikroorganisme diinaktifkan terlebih dahulu. Pada

tabung deretan pertama kita menggunakan air steril agar lingkungan yang

diperoleh dalam keadaan steril sehingga mikroba tidak akan tumbuh. Pada

percobaan ini digunakan waktu kontak 5, 10 dan 15 menit untuk membandingkan

pengenceran tertinggi desinfektan bayclin yang membunuh kuman dalam waktu

10 menit (tetapi tidak membunuh dalam 5 menit) dengan pengenceran fenol yang

memberikan hasil yang sama. Pengenceran tertinggi dari desinfektan aganol dan

baku fenol dapat mematikan bakteri uji dalam waktu kontak 10 menit, tetapi tidak

mematikan bakteri uji dalam waktu kontak 5 menit. Dan digunakan waktu kontak

15 menit untuk mengantisipasi adanya bakteri yang belum mati pada waktu

kontak 10 menit.

Pada uji MIC dengan sampel desinfektan (Vixal, WPC, Wipol, dan Harpic),
pada setiap pengenceran tidak ada yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme karena terdapat kekeruhan pada semua tabung kecuali pada
pengenceran desinfektan konsentrasi 1:70 tidak terjadi kekeruhan.
Pada koefisien fenol, pengenceran Fenol 5% pada masing-masing
kelompok hasilnya semua negatif dimana terjadi kekeruhan dan tidak dapat
menghambat karena adanya pertumbuhan bakteri.
Maka dapat disimpulkan bahwa sampel desinfektan (Vixal, WPC, Wipol
dan Harpic) tidak efektif sebagai desinfektan karena adanya pertumbuhan bakteri
atau tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang ditandai dengan
kekeruhan.

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sampel desinfektan
Vixal, WPC, Wipol dan Harpic tidak efektif sebagai desinfetan
SARAN

Sebaiknya praktikkan melaksanakan praktikum dengan baik dan hati-hati


agar diperoleh hasil yang akurat.
DAFAR PUSTAKA
1. Badriyah N dan Ubaidillah M, 2013, “Pengaruh Frekuensi Penyemprotan
Desinfektan Pada Kandang Terhadap Jumlah Kematian Ayam Broiler”,
Jurnal Ternak Volume 4 Nomor 2, ISSN 2086-5201, Universitas Islam
Lamongan, Jawa Timur.

2. Tjay TH dan Rahardja, 2015, “Obat-Obat Penting”, Gramedia, Jakarta.

3. Purnawijayanti HA, 2001, “Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja


dalam Pengolahan Makanan”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

4. Ariani dkk, 2015, “Efektivitas Dosis Desinfektan Fenol Terhadap Angka


Kuman PAda Lantai Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Kota Semarang”,
Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 3 Nomor 1, ISSN 2356-3346,
Semarang.

5. Harti AS, 2015, “Mikrobiologi Kesehatan. Peran Mikrobiologi Dalam


Bidang Kesehatan”, Andi, Jakarta.

6. Tan Hoan Tjay, 2007, Obat - Obat Penting. PT. Gramedia : Jakarta.
Lampiran Skema

Anda mungkin juga menyukai