Diajukan oleh :
SYAIRA MUHLISA
15020170207
STERIL
Asisten Pendamping,
Email: 15020170207@umi.ac.id
INTISARI
Kata Kunci : Pengujian ALT kapang, ALT bakteri dan Pengujian Obat
Tradisional dan Obat Non Steril
PENDAHULUAN
Uji pendugaan merupakan uji spesifik untuk deteksi bakteri Coliform.
Sampel yang dicurigai mengandung Coliform dimasukkan ke dalam media
lactose bro dalam tabung yang sudah diberi tabung Durham untuk indlikator
pembentukan gas. Bakteri Coliform ini mampu menggunakan laktosa sebagai
sumber karbon. Tabung yang berisi lactose broth ini diinokulasi dengan
sampel sebanyak 10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml. Terbentuknya gas pada tabung
menunjukkan hasil uji pendugaan yang positif. Uji konfirmasi membutuhkan
media selektif dan diferensial seperti media eosin-methylene blue (EMB) agar
yang akan di-streak dari tabung lactose broth yang positif. Media ini
mengandung pewarna metilen blue yang menghambat pertumbuhan bakteri
Gram positif. Dalam lingkungan asam, EMB membentuk kompleks yang
erpresipitasi pada koloni sehingga memberikan kenampakan green metalic
sheen1
Bakteri Salmonella adalah kclompok bakteri Enterobacteriaccac. Saat
ini ada spesies yang dikenali, yaitu Salmonella enterica and Salmonella
bongori2 . Enam subspesies masuk dalam kelompok S. Enterica, dan memiliki
lebih dari serotipe . Paling banyak ( 59 % ) ada serotipe dari S. enterica subsp
enterica , yang bertanggungjawab pada 99 % Salmonella pada manusia dan
hewan berdarah panas. Walau bertanggung jawab pada sebagian besar kasus
keracunan2
Bahaya dari bakteri resisten obat ini telah banyak dipublikasikan. Dua
golongan bakteri, Gram negatif dan Staphylococcus aureus Gram positif
merupakan yang paling sering ditemukan. Gambar dari Laboratorium Health
Laboratory Service) menunjukkan bahwa proporsi strain Staphylococcus
aureus yang resisten telah meningkat dari 1,5 % pada tahun 1991 menjadi
lebih dari 31 % pada tahun 1997. Beberapa strain bahkan menunjukkan
resistensi terhadap vankomisin, suatu antibiotik yang dianggap sebagai
pertahanan lini terakhir
Staphylococcus aureus ditemukan pada kulit dan hidung, sehingga dapat
menyebabkan infeksi pada luka dan peralatan medis yang dimasukkan ke
dalam tubuh3 .
Pada obat yang bersifat asam lemah, dengan meningkatkan pH, sifat
ionisasi ber- tambah besar, bentuk tak terionisasi bertambah kecil, sehingga
jumlah obat yang me- nembus membran biologis semakin kecil. Akibatnya,
kemungkinan obat untuk berin- teraksi dengan reseptor semakin rendah dan
aktivitas biologisnya semakin. Pada obat yang bersifat basa lemah, dengan
meningkatnya pH, sifat ionisasi ber- tambah kecil, bentuk tak terionisasinya
semakin besar, sehingga jumlah obat yang menembus membran biologis
bertambah besar pula. Akibatnya, kemungkinan obat untuk berinteraksi
dengan reseptor bertambah besar dan aktivitas biologisnya sema- kin
meningkat. Contohnya, asam aromatik lemah, seperti asam benzoat, asam
salisi- dan asam mandelat, aktivitas antibakteri bertambah besar bila dalam
media asam. Pada pli -3, aktivitas antibakteri asam benzoat 100 kali lebih
besar4
Keberadaan dan pengembangan obat herbal menajdi kebijakan World
Health Organization (WHO) dalam menangani kesehatan dunía. Pada tahun
1982 WHO bersama UNESCO mengadakan workshop di Manila tentang
anjuran melaksanakan penapisan fitokimia, penapisan farmakologi, dan
penapisan mikrobiologi, terhadap tumbuhan obat yang terdapat di masing-
masing negara. Sebagai database untuk pengembangan obat baru yang lebih
potensial. Selain itu WHO juga mengatur hal-hal terkait lain tentang obat
herbal ini. Keberadaan senyawa aktif dalam tumbuhan yang memberikan efek
sebagai obat dapat dimengerti mengingat tumbuhan pada tahap melakukan
proses fotosintesis menghasilkan glukosa, yang selanjutnya melalui proses
biokimia tumbuhan menghasilkan metabolit primer karbohidrat, protein,
lemak, dan asam nukleat. Metabolit primer ini melalui tiga macam alur
biosintesis (alur asetil koenzim A, asam mevalonat dan asam sikimat) dan
sifat genetika masing-masing dan dengan bantuan enzim dapat menghasilkan
ratusan hingga ribuan macam senyawa kimia alami yang disebut dengan
metabolit sekunder yang berguna bagi tumbuhan sendiri dan bagi
lingkungannya (termasuk khasiat sebagai obat untuk manusia) 5.
METODE PRAKTIKUM
Jenis Praktikum
Jenis praktikum adalah praktikum yang bersifat eksperimental.
Variabel Praktikum
Bahan dan Alat Praktikum
Aquadest Steril, Botol Coklat, Bunsen, Cawan petri, Erlenmeyer,
inkubator, korek, kapas, rak tabung, spoit, tabung reaksi, medium LB
(Lactosa Broth), medium TSB (Tryptic Soy Broth), medium PW (Pepton
Water )
Medium SCB (Salenite Cystein Broth).
Sampel Praktikum
Obat non steril PCT dan Obat Tradisional Tolak angin.
Cara Kerja
Pengenceran
Sampel dipipet 1 mL setelah itu siapkan botol 4 botol coklat dan
diberikan label dengan konsentrasi 10-1,10-2, 10-3, dan 10-4 yang sudah berisi
air steril 9 mL, kemudian lakukan pengenceran, pipet 1 mL dari botol cokleat
1 ke botol coklat ke dua kemudian 1 mL ke botol coklat ke tiga dan pipet 1
mL dari botol coklat ketiga dan 1 mL dari botol coklat dibuang.
Uji ALT bakteri
Diambil 1 mL dari pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4 dan dimasukan ke
cawan petri kemudian tambahkan medium NA 9 mL dan dihomogenkan,
setelah itu lakukan hal yang sama untuk pengenceran ketiga dan keempat
pipet 1 mL masukkan kedalam cawan petri lalu tambahkan medium NA 9 mL
setelah itu homogenkan. Setelah itu inkubasi selama 1x24 jam suhu 37oC.
Uji MPN
Untuk Uji MPN digunakan medium LB (Lactose Broth) sebagai
media pertumbuhan. Pertama-tama disiapkan tabung reaksi sebanyak 9 buah
yang telah diisi dengan medium LB (Lactose Broth) dan tabung durham,
kemudian 3 tabung reaksi yang telah berisi medium LB (Lactose Broth)
dimasukkan sampel pengenceran pertama dengan konsentrasi 1:10 sebanyak
1 mL. Untuk 3 tabung reaksi kedua dimasukkan sampel pengenceran kedua
dengan konsentrasi 1:100 sebanyak 1 mL. Untuk 3 tabung reaksi ketiga
dimasukkan sampel pengenceran ketiga dengan konsentrasi 1:1000 sebanyak
1 ml. Setelah itu bungkus dan inkubasi selama 1x24 jam suhu 37oC.
Analisis Hasil
Data yang dilaporkan berupa adanya pertumbuhan mikroba dan
kekeruhan media pertumbuhannya dan dianalisis kemudian dilaporkan.
HASIL PRAKTIKUM
Tabel 1.Uji Analisis Mikrobiologis Sediaan Farmasi ALT Bakteri, ALT
Kapang & Uji Bakteri Patogen
(a) (b)
Ket : (a) = PCT
(b) = Tolak Angin
PEMBAHASAN
Pada pengujian ini kita ingin melihat apakah obat non steril dan obat
tradisional yang beredar dipasaran bebas dari mikoorganisme dan bagaimana
perkembangannya pada sediaan farmasi obat-obatan. Obat adalah salah satu
sediaan farmasi yang diperuntukan untuk mengobati seseorang yang sakit,
maka sangat diperlukan pengujian analisis mikroorganisme ini agar kita dapat
mengetahui tingat kecemaran mikoorganisme pada sediaan ini.
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan tingkat cemaran
mikroorganisme pada sampel obat non steril dan obat tradisional dengan
menggunakan metode ALT bakteri dan ALT Kapang dan uji spesifik
lainnya
Pada uji ALT bakteri, pertama diambil 1 mL dari pengenceran 10-2,
10-3, dan 10-4 dan dimasukan ke cawan petri kemudian tambahkan medium
NA 9 mL dan dihomogenkan, setelah itu lakukan hal yang sama untuk
pengenceran ketiga dan keempat pipet 1 mL masukkan kedalam cawan petri
lalu tambahkan medium NA 9 mL setelah itu homogenkan. Setelah itu
inkubasi selama 1x24 jam suhu 37oC.
Pada uji ALT kapang, pertama Diambil 1 mL dari pengenceran 10-1,
10-2, dan 10-3 dan dimasukan ke cawan petri kemudian tambahkan medium
PDA 9 mL dan dihomogenkan, setelah itu lakukan hal yang sama untuk
pengenceran kedua dan ketiga pipet 1 mL masukkan kedalam cawan petri lalu
tambahkan medium PDA 9 mL setelah itu homogenkan. Setelah itu inkubasi
selama 3x24 jam suhu 25oC-27oC.
Dari hasil praktikum diperoleh nilai ALT bakteri dari sampel obat non
steril Paracetamol tidak ada dan tolak angin juga tidak ada 0 kol/mL.
Sehingga dilihat dari tabel SNI bahwa untuk obat non steril paracetamol dan
obat tradisional tolak angin layak untuk dikonsumsi. Uji cemaran bakteri
patogen untuk obat non steril paracetamol dan obat tradisional tolak angin
memberikan hasil yang negatif. Serta untuk pengujian ALT kapang dan MPN
tidak diujikan pada sampel kelompok kami, dikarenakan pada tabel SNI tidak
tercantum bakteri Escherichia E. Coli seehingga tidak diperlukan pengujian
MPN, dan Tidak tercantum pula AKK (Angka Kapang Khamir) pada sampel
kami sehingga tidak perlu dilakukan pengujian ALT kapang.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan data yang diperoleh pada uji analisis
mikroorganisme sediaan obat non steril dan obat tradisional didapatkan nilai
nilai ALT bakteri dari sampel obat non steril Paracetamol 1,3x102 kol/mL
dan tolak angin 0 kol/mL dan nilai ALT Kapang Paracetamol dan tolang
angin yaitu 0 kol/mL sehingga memenuhi persyaratan.
SARAN
Dalam melakukan praktikum harus teliti dan menjaga alat dan bahan
yang digunakan tetap steril agar diperoleh hasil yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Lily arsanti, dkk, 2018, Dasar- dasar mikrobiologi makanan dibidang gizi
dan kesehatan, UGM : DIY
Supriyanta, dkk, 2014, Fitoterapi sistem organ, CV. Budi utama: DIY
DATA TAMBAHAN
Perhitungan
Antangin
ALT =vxnx
Bakteri = 1 x 13 x
= 13 x 103