Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS PRODUK MAKANAN, MINUMAN, DAN KOSMETIK

Diajukan oleh:
SINTA ADI WARANTI
15020170227

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi


Program Studi S1 Ilmu Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2019
ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM
ANALISIS PRODUK MAKANAN, MINUMAN, DAN KOSMETIK

Dipersiapkan dan disusun oleh


SINTA ADI WARANTI
15020170227

Telah dipertahankan didepan asisten pendamping


Pada tanggal...............................................

Telah disetujui oleh :

Fairuz Dyah Widowati Tanggal..................


ANALISIS PRODUK MAKANAN, MINUMAN, DAN KOSMETIK

SINTA ADI WARANTI


1
Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI.
2
Asisten Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI
Email: 150201702257umi.ac.id

INTISARI

Kualitas mikrobiologis dari produk sediaan farmasi merupakan suatu


masalah yang penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu perlu dilakukan
suatu identifikasi terhadap cemaran mikroba pada produk tersebut.
Dimana salah satu produk tersebut adalah makanan, minuman, dan
kosmetik. Pada tahap selanjutnya pemeriksaan mikrobiologis terhadap
produk-produk yang langsung dimakan dilakukan terhadap bakteri-bakteri
penyebab infeksi dan keracunan makan seperti yang disebutkan diatas
dan juga terhadap angka lempeng total sebagai indikasi tentang
kebersihan dan sanitasi pada proses pengolahan produk tersebut.
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk menentukan tingkat
cemaran mikroorganisme pada sampel makanan, minuman, dan kosmetik
dengan menggunakan metode ALT bakteri dan Angka kapang. Pada
percobaan yang dilakukan, dari uji ALT bakteri yang dilakukan, diperoleh
hasil bahwa setelah sampel diinkubasi (sampel kosmetik) negative dan
saat pada sampel minuman setelah diinkubasi juga negatif. Sedangkan
untuk uji ALT kapang tidak mengalami pencemaran mikroorganisme, dan
uji patogen pada Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa
tidak ditumbuhi mikroorganisme.
Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sampel
makanan dan kosmetik layak dikonsumsi, karena dinyatakan masih
memenuhi standar SNI.

Kata Kunci : Sediaan Farmasi, ALT Bakteri, Angka Kapang,Bakteri


Patogen
PENDAHULUAN
Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Mikroorganisme yang merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi, menghasilkan racun, dan merusak bahan dengan
cara menyebabkan pembusukan, menguraikan bahan-bahan.
Terdapatnya mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan,
minuman, sebagai kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara
pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara pengepakan yang kurang
bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain. Sedangkan
sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang
digunakan.5
Kualitas mikrobiologis dari obat-obatan merupakan suatu masalah
yang penting untuk diperhatikan. Obat-obatan steril sudah lama dikenal
syarat kualitas mikrobiologisnya, tetapi preparat farmasi non steril baru
beberapa tahun terakhir ini mendapatkan perhatian dan mulai
diadakannya persyaratan. Pada umumnya obat-obatan dibuat oleh
industry secara besar-besaran. Sediaan tadi memakan waktu yang cukup
lama dalam penyimpanan, dan hal ini selama dalam penyimpanan atau
peredarannya kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di
dalamnya.1
Berbagai macam uji mikrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan
pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan
suatu makanan, uji kualitatif bakteri pathogen untuk menentukan tingkat
keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan
tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak
sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan
pangan, cara pengepakan dan penyimpanan serta komsumsinya,
kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya.2
Adanya mikroorganisme dalam makanan dan minuman dapat
merusak makanan dan minuman atau mengubah komposisi bahan
makanan/minuman diantaranya dapat menghidrolisa pati dan selulosa
atau menyebabkan fermentasi gula, sedangkan yang lainnya dapat
mendegradasi protein dan menghasilkan bau busuk dan amonia. Ada
beberapa mikroorganisme dapat membentuk lendir, gas, busa, warna,
asam, racun dan lain-lain sebagainya.2
Kerusakan makanan dan minuman dapat disebabkan oleh faktor-
faktor sebagai berikut 2 :
1. Pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme terutama bakteri, khamir
dan kapang.
2. Aktivitas enzim di dalam makanan, serangga, parasit dan tikus.
3. Suhu
4. Kadar air
5. Udara terutama oksigen
6. Sinar/cahaya
7. Waktu/lama dalam peyimpanan
Bahan pangan maupun produk olahannya dapat ditumbuhi satu atau
lebih jenis mikroba. Adanya mikroba pada bahan pangan dapat
menyebabkan kerusakan pangan atau bahkan dapat membahayakan
kesehatan konsumen jika pada pangan tersebut terdapat mikroba
pathogen. Untuk mengetahui adanya mikroba pada pangan, maka dapat
dilakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif. 3
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri
yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering
digunakan adalah cara perhitungan koloni pada lempeng pembiakan
(plate count). Disamping itu dapat diadakan perhitungan langsung secara
mikroskopis.4
METODE PRAKTIKUM
Jenis dan Rancangan Praktikum
Jenis praktikum ini adalah praktikum eksperimen dengan rancangan
praktikum yaitu uji cemaran bakteri patogen.
Alat dan Bahan Penelitian
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu air steril,
medium NA (Nutrient Agar), LB (Laktosa Broth)
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah autoklaf, batang
pengaduk, cawan petri, Erlenmeyer (PYREX), gelas ukur (PYREX),
inkubator, ose bulat, rak tabung, sendok tanduk, spoit, tabung reaksi
(PYREX), dan timbangan analitik.
Sampel Praktikum
Pada praktikum ini digunakan sampel yaitu minuman ichitan dan
bedak marcks.
Cara Kerja
Penyiapan Sampel
Disiapkan 4 botol coklat steril yang telah berisi air steril sebanyak 9
mL. Dilakukan pengenceran dimana ditambahkan 1 mL sampel
dimasukkan kedalam botol coklat pertama 10-1, setelah itu diambil 1 mL
dari pengenceran pertama dimasukkan ke pengenceran kedua 10 -2
lakukan hal yang sama pada percobaan ketiga 10-3 sampai ke
pengenceran keempat 10-4. Pada pengenceran ketiga 10-4 diambil 1 mL
dan dibuang untuk menyeragamkan volume masing-masing tabung.
ALT Bakteri
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Diambil 1 mL
sampel. Dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10-2, 10-3 dan 10-4 kemudian
masing-masing dimasukkan ke dalam cawan petri steril. Dituang medium
NA hingga menutupi semua dasar cawan Petri. Dihomogenkan dengan
cara memutar cawan Petri secara perlahan membentuk angka 8 lalu
dibiarkan memadat. Dibungkus dengan kertas pembungkus dan diikat
dengan karet. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24
jam. Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri.
Uji MPN
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Diambil 1 mL
sampel dari tingkat pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian masing-
masing dimasukkan ke dalam 3 seri tabung reaksi yang berisi 9 mL
medium LB dan tabung durham. Lalu tiap tabung reaksi ditutup dengan
sumbat kapas dan masing-masing seri tabung dibungkus dengan kertas
pembungkus. Diikat dengan karet kemudian diinkubasi pada inkubator
pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam.
Analisis Hasil
Hasil praktikum yaitu berupa jumlah koloni mikroorganisme.
Masing-masing pengujian didasarkan pada jumlah koloni kontaminannya
sesuai dengan standar pada tabel SNI.
HASIL PRAKTIKUM

(a) (b)

(c) (d) (e) (f)

(g) (h) (i)


Gambar 1. Hasil analisis Mikrobiologi sediaan farmasi pada uji ALT Bakteri
(a) ALT bakteri bodrex dengan pengenceran 102
(b) ALT bakteri bodrex dengan pengenceran 103
(c) ALT bakteri ichitan dengan pengenceran 101
(d) ALT bakteri ichitan dengan pengenceran 102
(e) ALT bakteri ichitan dengan pengenceran 103
(f) ALT bakteri ichitan dengan pengenceran 104
(g) ALT bakteri jamu dengan pengenceran 102
(h) ALT bakteri jamu dengan pengenceran 103
(i) ALT bakteri jamu dengan pengenceran 104

(a) (b) (c)


Gambar 2. Hasil analisis Mikrobiologi sediaan farmasi pada uji MPN
(a) Uji MPN dengan pengenceran 101
(b) Uji MPN dengan pengenceran 102
(c) Uji MPN dengan pengenceran 103s
Tabel 1.Uji Analisis Mikrobiologis Sediaan Farmasi ALT Bakteri, ALT
Kapang

Tabel 1. Pengamatan Uji ALT Bakteri / ALT Kapang / MPN


Jumlah
N Pengujian kontaminan Nilai Nilai SNI Ket
O cemaran 10-1 10-2 10-3 ALT/MPN

1 Bakteri 12 18 11 1,2 x 102 1 x 102 Tidak


kol/mL kol/Ml layak

2 MPN 3 1 0 4,3 x 103 <2 Tidak layak


kol/mL APM/100
mL

PEMBAHASAN
Kualitas mikrobiologis dari sediaan kosmetik merupakan suatu
masalah yang sangat penting untuk diperhatikan. Pada waktu
penyimpanan dan peredaran ada kemungkinan terjadi pertumbuhan
mikroorganisme di dalamnya, terutama bila ditunjang dengan pemakaian
bahan-bahan yang telah terkontaminasi dan juga syarat-syarat sanitasi
dan higienis kurang diperhatikan. Adanya mikroorganisme dalam sediaan
kosmetik tidak dikehendaki karena dapat menyebabkan infeksi pada kulit.
Untuk mengetahui bahwa bahan baku, bahan tambahan maupun
sediaan jadi tidak mengalami perubahan sifat serta bebas dari kontaminan
mikroba, maka diperlukan uji mikrobiologis, meliputi pengujian angka
lempeng total (ALT) Bakteri, uji angka Kapang, dan uji cemaran bakteri.
Jika telah dilakukan uji-uji tersebut, dan tidak ditemukan bakteri dan
kapang yang sesuai standar SNI, maka produk tersebut layak untuk
dikonsumsi oleh masyarakat.
Kerusakan makanan dan minuman dapat disebabkan oleh faktor-
faktor yaitu Pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme terutama bakteri
dan kapang, Aktivitas enzim di dalam makanan, serangga, parasit dan
tikus. Suhu dan kadar air, udara terutama oksigen, sinar/cahaya, dan
waktu/lama dalam peyimpanan.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap minuman dan
kosmetika. Dimana sediaan tersebut harus diuji untuk mengetahui tingkat
kontaminasi mikrobanya, apakah memenuhi syarat atau tidak agar dapat
diketahui layak tidaknya suatu produk dipasarkan ke masyarakat.
Tujuan dilakukannya praktium ini ialah Untuk menentukan uji
mikrobiologis suatu sediaan dengan Uji ALT bakteri, angka kapang, dan
Uji bakteri patogen pada sampel berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI).
KESIMPULAN
Dari hasil yang didapatkan pada praktikum ini, dapat disimpulkan
bahwa sampel minuman ichitan memiliki ALT dan nilai MPN yang
melebihi dari nilai SNI yang telah ditetapkan sehingga dinyatakan tidak
layak untuk dikonsumsi. Sedangkan bedak marcks nilai ALT bakterinya
tidak melebihi dari nilai SNI sedingga layak di pakai.
SARAN
Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan
digunakan dipersiapkan terlebih dahulu, agar praktikum dapat berjalan
dengan baik. Dan harus berhati-hati dalam meneliti.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djide, Natsir,. 2003. Mikrobiologi Farmasi Terapan, Fakultas MIPA,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
2. Djide, N., dan Sartini., 2008, Dasar-dasar Mikrobiologi, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
3. Nurwitri, CC., Mariyani, N. Fadila, B.N., 2010, Penuntun Praktikum
Analisis Mikrobiologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
4. Irianto, K., 2006, Mikrobiologi, CV. Yrama Widya, Bandung.
5. Gobel, R, B., 2008, Mikrobiologi Umum Dalam Praktek, Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai