Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Nama : Aulia Radhika

Mikrobiologi Dasar dan Lingkungan NIM : J3M113081


Kelas : LNK B1 P1
Kelompok :1
Hari, Tanggal : Jumat, 28 Maret 2014
Waktu : 07.00 – 11.00
PJP : Emil Wahdi, S.Si
Asisten : 1. Ramdhani
2. Ivone

UJI AKTIVITAS BAHAN ANTI MIKROBA

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Pendahuluan
Antibiotis pertama kali ditemukan oleh Alexaner Fleming (Inggris, 1982,
Peniciline). Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan pada
permulaan perang dunia kedua ditahun 1941, ketika obat-bat antibakteri sangat
diperlukan untuk menanggulangi infeksi dan luka akibat (Widjajanti, 1996). Masa
perkembangan kemoterapi antimikroba sekarang dimulai pada tahun 1935, dengan
penemuan sulfonomida. Pada tahun 1940 diperlihatkan bahwa piniciline yang
ditemukan pada tahun 1929 dapat dibuat menjadi zat kemoterapi yang efektif.
Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk
bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hampir di semua tempat di permukaan
bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin hingga
lingkungan yang relative panas, dari ligkungan yang asam hingga basa.
Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan (Afriyanto 2005).
Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau
menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa
antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya
kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau
kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptic,
sterilizer, sanitizer dan sebagainya (Lutfi 2004).
Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme (microbicidal)
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme(microbiostasic). Desinfektan
yaitu suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme
pada permukaan benda mati seperti meja, lantai dan pisau beda. Sedangkan
antiseptic adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menekan pertumbuhan
mikroorganisme pada jaringan tubuh. Efisiensi dan aktivitas desinfektan
mempengaruhi oleh beberapa factor yaitu, waktu terpapar, jenis mikroba, dan
kondisi lingkungan seperti Ph,Suhu, dan Jenis tempat mikroba hidup. Agen
Kemoterapik merupakan subtansi kimia yang digunakan untuk mengobati
penyakit infeksi. Mekanismenya dengan mengganggu metabolism sel yang
menyebabkan keadaan mikrobistatik atau mikrobisidial tanpa mempengaruhi sel
inang yang mengandung mikrob. Obat tersebut dibagi dalam antiniotik dan obat
sintetik.
Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk
menguji aktivitas antimikroba, metode difusi dapat dilakukan 3 cara yaitu metode
silinder, lubang dan cakram kertas. Metode silinder yaitu meletakkan beberapa
silinder yang terbuat dari gelas atau besi tahan karat di atas media agar yang telah
diinokulasi dengan bakteri. Tiap silinder ditempatkan sedemikian rupa hingga
berdiri di atas media agar, diisi dengan larutan yang akan diuji dan diinkubasi.
Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya
daerah hambatan di sekeliling silinder.

Tujuan
Mengamati pengaruh berbagai bahan antimikroba terhadap viabilitas
bakteri .

Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum antimikroba adalah kertas cakram yang
steril dan berbentuk bulat, pinset, pipet steril, batang penyebar, bunsen, korek api,
tissue, cawan petri, spidol marker penggaris dan mikropipet.

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum antimikroba adalah biakan bakteri


E.Coli sp. dan Bacillus sp. , larutan fisiologis, larutan antibiotik (piniciline),
larutan ekstrak kunyit, larutan antiseptik BetadineTM,handsoap, larutan
streptomycine, ekstrak sambiloto dan medium PCA.

Prosedur

Disempotkan alkohol 70% pada meja praktikum dan tangan agar


mencegah terjadinya kontaminasi. Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.diberi label pada masing masing cawan petri, Digambar sketsa dibagi
menjadi empat bagian menggunakan penggaris dan spidol permanen pada
masing-masing cawan petri agar memudahkan saat memipet. Diambil suspensi
bakteri Bacillus sp. menggunakan pipet mikro sebanyak 0,1 ml dari epperndorf ke
cawan petri 1. Diambil suspensi bakteri E.coli menggunakan pipet mikro
sebanyak 0,1 ml dari eppendorf ke cawan petri 2. Disebarkan menggunakan
batang penyebar yang sudah dipanaskan di atas bunsen pada masing- masing
cawan petri. Dibakar pinset sebentar di atas bunsen. Diambil kertas cakram
menggunakan pinset kemudian dicelupkan ke dalam larutan fisiologis. Diletakkan
kertas cakram di atas permukaan media PCA yang telah disebari bakteri tepatnya
di bagian tengah. Dilakukan pengulangan yang sama pada larutan antibiotik
penicilin, larutan antibiotik streptomycin, larutan ekstrak kunyit , larutan
antiseptik handsoap dan betadineTM. Dilakukan pengulangan yang sama pada
cawan petri 2 dengan bakteri E.coli. Diinkubasi selama 24 jam kemudian diamati.
Setelah proses inkubasi dilakukan pengukuran diameter hambat berupa zona
bening di sekitar sumur yang menunjukkan penghambatan pertumbuhan mikroba
(Pelczar dan Chan,2010)

Hasil
Tabel Kelompok 1
Gambar Anti Mikroba Diameter
(cm)
E. coli 1. Streptomycin 3
2. Handsoap 3,7
3. Ekstrak kunyit 1,3
4. Ekstrak Sambiloto 0,6
5. Larutan fisologis 2,7

Bacillus 1. Penicilin 0,6


2. BetadineTM 3,1
3. Ekstrak kunyit 0,5
4. Ekstrak sambiloto 2,4
5. Larutan fisiologis 0,7

Tabel kelompok 2

Gambar Anti Mikroba Diameter


(cm)
E. coli 1. Penicilin 1,1
2. BetadineTM 1,7
3. Ekstrak kunyit 0,9
4. Ekstrak Sambiloto 0,8
5. Larutan fisologis 1

1. Streptomycin 2,2
Bacillus 2. Handsoap 1,6
3. Ekstrak kunyit 0,7
4. Ekstrak sambiloto 1,5
5. Larutan fisiologis 0,8

Pembahasan

Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau


menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa
antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya
kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau
kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptic,
sterilizer, sanitizer dan sebagainya (Lutfi 2004).
Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa
antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara menghambat
pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk, perubahan
permeabilitas membran sitoplasma sehingga menyebabkan keluarnya bahan
makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat,
penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat dan protein.
Di bidang farmasi, bahan antibakteri dikenal dengan nama antibiotik, yaitu suatu
substansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat menghambat
pertumbuhan mikroba lain. Senyawa antibakteri dapat bekerja sebagai
bakteristatik, bakterisidal, dan bakterilitik (Pelczar, 2010).
Bahan antimikroba yang diujikan pada percobaan ialah penicillin,
streptomycin, betadine, handsoap, ekstrak kunyit, dan ekstrak sambiloto.
Sedangkan larutan larfis yang berisi NaCl 0,85 % berfungsi sebagai pembanding
dengan bahan antimikroba lainnya. Setelah di inkubasi selama 24 jam, akan
muncul zona bening (zona antimikroba) yang berbentuk menyerupai lingkaran
yang memiliki diameter, lalu diameter tersebut akan diukur. Zona bening tersebut
adalah area perkembangan aktivitas bahan antimikroba terhadap bakteri yang ada
di sekitarnya.
Data dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa penicilin yang diujikan
pada bakteri Bacillus menghasilkan diameter 0,6 cm, pada bakteri E.coli 1,1 cm
Streptomycin yang diujikan pada bakteri E.coli menghasilkan diameter 3 cm, pada
bakteri Bacillus berdiameter 2,2 m, hal tersebut menunjukan bahwa penisin pada
E.coli antimikroba bekerja lebih baik menghambat mikroba disekitarnya dan
begitu juga Streptomycin menghambat lebih cepat. betadineTM yang diujikan pada
bakteri E.coli menghasilkan diameter 1,7 cm dan terdapat warna merah pada
sekeliling antibiotic. Pada bakteri Bacillus berdiameter 3,1 cm, Warna merah
yang mengelilingi antimikroba adalah kontaminan yang disebabkan oleh adanya
pengaruh bakteri lain dari udara yang tumbuh, karena larutan antibiotic belum
kering dan menetes. Tetesannya mengalir sehingga area bening bukan berbentuk
lingkaran. Dapat juga disebkan oleh perlakuan yang kurang aseptic. Kontaminan
dapat dideteksi dengan adanya warna selain warna bening misalnya warna merah.
handsoap yang diujikan pada bakteri E.coli menghasilkan diameter 3,7 cm dan
pada bakteri Bacillus berdiameter 1,6 cm. Menunjukan bahwa handshop
antimikroba efektif yng bekrja pada E.Coli. Ekstrak kunyit yang diujikan pada
bakteri E.coli menghasilkan diameter 1,3 cm, pada bakteri Bacillus berdiameter
0,5 cm, Ekstrak sambiloto yang diujikan pada bakteri E.coli menghasilkan
diameter 0,6 cm, pada bakteri Bacillus berdiameter 2,4 cm.
Berdasarkan pada hasil yang didapatkan maka dapat diketahui bahwa
bahan anti mikroba yang paling baik untuk menahan pertumbuhan E. coli adalah
handsoap dengan diameter zona bening 3,7 cm dan yang paling lemah adalah
ekstrak sambiloto dengan diameter zona bening hanya 0.6 cm . Sedangkan bahan
antimikroba yang paling baik untuk menghambat pertumbuhan Bacillus adalah
betadineTM dengan diameter antimikroba 3,1 cm dan yang lemah adalah ekstrak
kunyit dengan diameter zona bening 0,5 cm.
Data dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa penicillin, streptomycin,
betadineTM , handsoap dan ekstrak kunyit merupakan bahan antimikroba yang
cocok untuk menghambat pertumbuhan bakteri E,coli dan Bacillus, kecuali
ekstrak sambiloto pada bakteri E.coli yang tidak cocok untuk penghambat
pertumbuhan bakteri karena kurang dapat menghasilkan zona bening dan bakteri
dapat tumbuh subur meskipun diberikan antimikroba. Semua bahan antimikroba
menunjukkan aktivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena
semuanya hampir menunjukkan adanya zona bening terutama streptomycin dapat
menghasilkan zona bening yang mempunyai diameter lebih . Zona bening tersebut
terjadi karena antimikroba akan mengakibatkan pembentukan cincin-cincin
hambatan di dalam area pertumbuhan bakteri yang padat sehingga tak ada bakteri
yang tumbuh di dalam cincin tersebut. Keampuhan suatu ntimikroba dapat dilihat
dari seberapa besar zona bening yang terbentuk akibat berdifusinya zat antibiotika
tersebut, Antimikroba yang berbeda memiiki laju difusi yang berbeda pula, karena
itu keampuhan antimikroba satu sama lain tidak sama (Wilson 1982).

Kesimpulan
Anti bakteri atau anti mikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau
menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara.
Diantaranya penicillin, streptomycin, betadineTM,ekstrak sambiloto , handsoap dan
ekstrak kunyit merupakan bahan antimikroba. Mekanisme penghambatan terhadap
pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk. Kemudiaan terbetuk zona bening. Hal tersebut terjadi karena
antimikroba akan mengakibatkan pembentukan cincin-cincin hambatan di dalam
area pertumbuhan bakteri yang padat sehingga tak ada bakteri yang tumbuh di
dalam cincin tersebut.

Daftar Pustaka
Afriyanto Eddy. 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Jakarta : Penerbit
Kanisius.

Lutfi 2004.Kimia Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Pelczar dan Chan. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta: UI-Press.

Widjajanti, 1996. Obat-Obatan. Yogyakarta : Kanisius.

Wilson Gisvold. 1982. Buku Teks Wilson dan Gisvold Kimia Farmasi dan
Medisinal Organik. Semarang : IKIP Semarang Press.

Anda mungkin juga menyukai