Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN 7

“UJI POTENSI ANTIBIOTIK (5+1)”

I. Tujuan percobaan
1. Menentukan kesetaraan antibiotika uji dibandingkan antibiotika
standar terhadap mikroba uji tertentu.
2. Dapat melakukan penetapan potensi antibiotika

II. Teori Dasar


2.1 Pengertian Antibiotika
Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme
hidup terutama fungi dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat mematikan
atau menghambat pertumbuhan banyak bakteri dan beberapa virus besar,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Tjay, 2008).

2.2 Prinsip Penetapan Potensi Antibiotik


Prinsip penetapan potensi antibiotik dalam sediaan obat adalah
membandingkan dosis larutan sediaan uji terhadap dosis larutan
bakupembanding yang menghasilkan derajat hambatan yang sama
padamikroorganisme uji (Radji, 2010).

2.3 Metode Pengujian Potensi Antibiotik


Pada umumnya, pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi
menggunakan dua metode, yaitu metode turbidimetri dan metode lempeng
silinder atau difusi agar. Prinsip metode turbidimetri adalah berdasarkan
hambatan pertumbuhan biakan mikroorganisme dalam media cair yang
mengandung larutan antibiotik sedangkan prinsip metode lempeng silinder
adalah membandingkan zona hambatan pertumbuhan mikroorganisme uji
oleh dosis senyawa antibiotik yang diuji terhadap zona hambatan oleh
dosis antibiotik baku pembanding pada media lempeng agar (Radji, 2010).

2.4 Kegunaan Antibiotik


Antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba penyebab
terjadinya infeksi. Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh
mikroba dan berbagai zat toksik yang dihasilkan mikroba. Pada dasarnya
suatu infeksi dapat ditangani oleh sistem pertahanan tubuh, namun
adakalanya sistem ini perlu ditunjang oleh penggunaan antibiotik.
Antibiotik yang digunakan untuk membasmi mikroba penyebab infeksi
pada manusia harus memiliki sifat toksisitas selektif. Artinya antibiotik
harus bersifat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk
hospes. Toksisitas selektif tergantung kepada struktur yang dimiliki sel
bakteri dan manusia misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh
sel manusia, sehingga antibiotic dengan mekanisme kegiatan pada dinding
sel bakteri mempunyai toksisitas selektif relatif tinggi (Ganiswarna, 1995).

2.5 Pembagian Secara Umum Antibiotika


Secara umum antibiotika terbagi atas (Rahardja, 2002) :
 Penisilin
Penisilin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap terutama kuman
Gram-positif (khususnya Cocci) dan hanya beberapa kuman Gram-
negatif. Contohnya : Benzilpenisilin, Fenoksimetilpenisilin Kloksasilin,
Asam Klavulanat, Ampisilin.
 Sefalosporin
Spektrum kerjanya luas dan meliputi banyak kuman Gram-positif dan
Gram-negatif termasuk Escherichia coli. Berkhasiat bakterisid dalam
fase pembunuhan kuman, berdasarkan penghambatan sintesa
peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk ketangguhan dindingnya.
Contohnya : Sefaleksin, Sefamandol, Sefouroksin, Sefotaksim,
Seftazidim, Aztreonam.
 Aminoglikosida
Aktivitasnya bakterisid, berdasarkan dayanya untuk mempenetrasi
dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses
translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya
dikacaukan. Efek ini tidak saja terjadi pada fase pertumbuhan juga bila
kuman tidak membelah diri. Contohnya : Streptomisin, Gentamisin,
Amiksin, Neomisin Paromomisin.
 Tetrasiklin
Mekanisme kerja berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman.
Spectrum kerjanya luas dan meliputi banyak cocci Gram-positif dan
Gram-negatif serta kebanyakan bacilli, kecuali pseudomonas dan
proteus. Contohnya : Tetrasiklin, Doksisiklin,
 Makrolida dan linkomisin
Eritromisin bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri Gram-
positif, dan spectrum kerjanya mirip penisilin-G. Mekanisme kerjanya
melalui pengikatan reversible pada ribosom kuman, sehingga sintesis
proteinnya dirintangi. Contohnya : Eritromisin, Azitromisin,
Spiramisin, Linkomisin.
 Polipeptida
Khasiatnya adalah bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya dan
kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri,
sehingga permeabilitas sel meningkat dan akhirnya sel meletus.
Contohnya : Polimiksin B, Basitrasin, Gramsidin.
 Antibiotika lainnya
Khasiatnya bersifat bakteriostatis terhadap
enterobacter dan Staphylococcus aureus berdasarkan perintangan
sintesa polipeptida kuman. Contohnya : Kloramfenikol, Vankomisin,
Asam fusidat, Mupirosin, Spektinomisin.
2.6 Pembagian Berdasarkan Mekanisme Kerja Antibiotika
Berdasarkan mekanisme kerjanya antimikroba dibagi dalam lima
kelompok (Ganiswarna, 1995) :
 Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba
Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamid,
trimetoprim, asam p-aminosalisilat dan sulfon.
 Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin, sfalosforin,
basitrasin, vankomisin, dan sikloserin.
 Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel
Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah polimiksin, golongan
polien serta berbagai antimikroba kemoteraupetik, seperti antiseptik
surface active agents.
 Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah golonbgangna
aminoglikosid, makrolid, linkimisin, tetrasiklin dan kloramfenikol.
 Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba
Antimikroba yang termasuk kelompok ini ialah rimpisin dan golongan
kuinolon.

2.7 Klasifikasi dan Morfologi Escherichia coli


2.7.1 Klasifikasi
Escherichia coli menurut Songer dan Post (2005) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
2.7.2 Karakteristik Morfologi
Bakteri Escherichia coli merupakan spesies dengan habitat alami
dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan. Escherichia coli
pertama kali diisolasi oleh Theodor Escherich dari tinja seorang anak kecil
pada tahun 1885. Bakteri ini berbentuk batang, berukuran 0,4-0,7 x 1,0-3,0
μm, termasuk gram negatif, dapat hidup soliter maupun berkelompok,
umumnya motil, tidak membentuk spora, serta fakultatif anaerob (Carter
& Wise 2004).
Struktur sel Escherichia coli dikelilingi oleh membran sel, terdiri
dari sitoplasma yang mengandung nukleoprotein. Membran sel
Escherichia coli ditutupi oleh dinding sel berlapis kapsul. Flagela dan pili
Escherichia coli menjulur dari permukaan sel (Tizard 2004). Bakteri
Escherichia coli dapat membentuk koloni pada saluran pencernaan
manusia maupunhewan dalam beberapa jam setelah kelahiran. Faktor
predisposisi pembentukan koloni ini adalahmikroflora dalam tubuh masih
sedikit, rendahnya kekebalan tubuh, faktor stres, pakan, daninfeksi agen
patogen lain. Kebanyakan Escherichia coli memiliki virulensi yang rendah
dan bersifat oportunis (Songer & Post 2005).
Escherichia coli keluar dari tubuh bersama tinja dalam jumlah
besar serta mampu bertahan sampai beberapa minggu. Kelangsungan
hidup dan replikasi Escherichia coli di lingkungan membentuk koliform.
Escherichia coli tidak tahan terhadap keadaan kering atau desinfektan
biasa. Bakteri ini akan mati pada suhu 60ºC selama 30 menit. Escherichia
coli bersifat patogen karena dapat menyebabkan infeksi pada manusia dan
hewan. Seorang bakteriolog yaitu Theodor Escherich, mengidentifikasi
Escherichia coli dari babi yang menderita enteritis. Enteritis merupakan
peradangan usus yang bisa menyebabkan sakit perut, mual, muntah, dan
diare baik manusia maupun hewan. Escherichia coli merupakan bakteri
yang bisa hidup pada lingkungan yang berbeda. Bakteri ini dapat
ditemukan di tanah, air, tanaman, hewan, dan manusia (Berg 2004; Bhunia
2008; Manning 2010). Genus Eschericia merupakan bakteri berbentuk
batang (1x4 μm), motil, dan mesofilik. Bakteri ini sering ditemukan di
dalam pencernaan manusia, hewan berdarah panas, dan burung (Ray 2004;
Duffy 2006; Bhunia 2008). Spesies terpenting dari genus Eschericia ialah
Escherichia coli (Ray 2004; Adams dan Moss 2008).

III. Alat dan Bahan

Alat Bahan
 Bunsen  Ampisilin standar dengan
 Cawan petri konsentrasi 1 mg/mL
 Erlenmeyer  Aquades steril
 Gelas ukur 5 mL  Bakteri Escherichia coli
 Incubator 370C  Media Nutrient agar
 Labu ukur 25 mL dan 10 mL  Sampel ampisilin uji
 Mikropipet
 Ose bundar
 Penangas
 Perforator
 Pipet volume 1 mL dan 10 mL
 Rak tabung reaksi
 Tabung reaksi
 Vortex

IV. Prosedur

Pada 5 buah cawan petri steril yang akan digunakan diberi tanda
dengan label sesuai dengan pola. Kemudian dibuat suspensi bakteri
Escherichia coli dengan aquades steril sebanyak 5 mL. Setelah itu dibuat
agar inokula 0,4%, setelah tercampur homogen dituang dalam cawan petri
sebanyak 30 mL dan dibiarkan memadat.
Ampisilin trihidrat standar dilarutkan dalam aquadest steril hingga
didapatkan konsentrasi 1000 mg/mL kemudian dilakukan pengenceran
dengan aquadest steril hingga diperoleh dosis S1-S5 (perbandingan
konsentrasi pada tingkat dosis berurutan 4:5).
Setelah agar inokula memadat, dibuat lubang/sumur agar dalam
cawan petri menggunakan perforator (lubang dibuat pada masing-masing
bagian dengan tanda label). Setelah itu Ampisilin trihidrat standar yang
telah dilakukan pengenceran dipipet sebanyak 20 ɥL menggunakan
mikropipet pada masing-masing lubang/sumur. Kemudian diinkubasikan
pada suhu 370C selama 18-24 jam.

V. Data Pengamatan dan Perhitungan


5.1 Pembuatan Nutrient Agar
NA = 20 gr/ 1 L
Air = 175 mL + 10 %
= 192,5 mL
20 𝑔𝑟 𝑥
= 192,5 𝑚𝐿
1000 𝑚𝐿

= 3,85 gram

5.2 Konsentrasi S1: S2: S3: S4: S5

S3= 100 μg/mL

 S2 : S3

4
S2 = x 100
5

= 80 μg/mL

 S1: S2
4
S1 = x 80
5

= 64μg/mL
 S3 : S4
5
S4 = 4x 100

= 125 μg/mL
 S4: S5
5
S5= 4x 125

= 156,25 μg/mL

Konsentrasi S1: S2: S3: S4: S5


64μg/mL:80μg/mL:100μg/mL:125μg/mL:156,25μg/mL

5.3 Pengenceran Larutan Induk

500 μg/mL =V1.N1= V2: N2


= V1. 500= 100. 156,25
V1= 31,25 mL
156,25 μg/mL = V1.N1= V2.N2
= V1. 156,25= 100.125
V1= 80 mL
125 μg/mL = V1.N1= V2.N2
= V1. 125= 100.100
V1= 80 mL
100 μg/mL = V1. N1= V2.N2
= V1. 100= 80. 100
V1= 80 mL
80 μg/mL = V1. N1= V2.N2
= V1. 80= 64. 100
V1= 80 mL
64μg/mL
Waktu Inokulasi : Rabu, 20 Desember 2017
Waktu Pengamatan : Kamis, 21 Desember 2017

Gambar 6.1. S1 dan S3 pada Gambar 6.2. S2 dan S3 pada media


media nutrient Agar sebelum di nutrient Agar sebelum di inkubasi
inkubasi

Gambar 6.3. S4 dan S3 pada Gambar 6.4. S1 dan S3 pada media


media nutrient Agar sebelum di nutrient Agar sebelum di inkubasi
inkubasi
Gambar 6.5. U dan S3 pada media
nutrient Agar sebelum di inkubasi

Gambar 6.6. S1 dan S3 pada Gambar 6.7. S2 dan S3 pada media


media nutrient Agar sesudah di nutrient Agar sesudah di inkubasi
inkubasi

Gambar 6.8. S4 dan S3 pada Gambar 6.9. S5 dan S3 pada media


media nutrient Agar sesudah di nutrient Agar sesudah di inkubasi
inkubasi
Gambar 6.10. U dan S3 pada
media nutrient Agar sesudah di
inkubasi

5.4 Tabel Pengamatan

Standa Konsentrasi Diameter zona hambat (cm)


r (i) (μg/mL) Standar-i Standar- 3
S1 64 0,8 0,6 1,2 0,9 0,8 1,2
S2 80 0,5 0,15 0,6 0,9 0,8 0,4
S3 100
S4 125 0,9 0,9 1,1 1,1 1,0 0,6
S5 156,25 0,9 0,9 1,2 0,8 0,8 0,7
Uji ? 0,7 1,1 1,3 1,1 0,7 1,2

5.5 Perhitungan potensi (konsentrasi) antibiotik


5.5.1 Rata- rata diameter S3 disemua cawan (Y3T)

Y3T= 0,9 ; 0,8 ; 1,2 ; 0,9; 0,8 ; 0,4 ; 1,1 ; 1,0 ; 0,6 ; 0,8 ; 0,8 ; 0,7

10
Y3T = 12= 0,83 cm
5.5.2 Rata- rata diameter S3 tiap cawan

 Y31= 0,9 ; 0,8 ; 1,2


2,9
Y31= = 0,967 cm
3

 Y32= 0,9; 0,8; 0,4


2,1
Y32= = 0,7 cm
3

 Y34= 1,1; 1,0; 0,6


2,7
Y34 = = 0,9 cm
3

 Y35= 0,8; 0,8; 0,7


2,3
Y35= = 0,767 cm
3

 Y3u= 1,1; 0,7;1,2


3
= 3 =1 cm

5.5.3 Rata- rata diameter S1, S2, S4 dan S5 ( Y1, Y2, Y4, Y5)

 Y1= 0,8 ; 0,6 ; 1,2


2,6
= = 0,867 cm
3

 Y2= 0,5; 0,15; 0,6


1,25
= = 0,4167 cm
3

 Y4= 0,9; 0,9; 1,1


2,9
= = 0,967 cm
3

 Y5= 0,9; 0,9; 1,2


3
= = 1 cm
3

 Yu = 0,7; 1,1;1,3
= 1,03 cm
5.5.4 Diameter koreksi untuk setiap cawan
 S1= Y1+ (Y3T- Y31)

= 0,867+( 0,83-0,967)

= 0,73 cm

 S2= Y2+ (Y3T-Y32)

= 0,4167+ (0,83- 0,7)

= 0,5467 cm

 S3= Y3T

= 0,83 cm

 S4= Y4+ (Y3T-Y34)

= 0,967+ (0,83-0,9)

= 0,897 cm

 S5= Y5+ (Y3T- Y35)

= 1 +(0,83-0,767)

=1,063 cm

5.5.5 Kurva kalibrasi

Log potensi (X) Diameter rata-rata (Y)


Log 64 = 1,8 0,73 cm
Log 80 = 1,9 0,5467 cm
Log 100 =2 0,83 cm
Log 125 = 2,1 0,897 cm
Log 156,25 = 2,2 1,063 cm
Persamaan regresi

a = -1,22

b= 1,02

r = 0,84

Y=bx+a

= 1,02x-1,2

Yuk= Yu + (Ys-Y3u) Ys = 1,2x-1,22


= 1,03 + (0,82- 1) = 1,2 (2)- 1,22
=0,85 = 0,82
Yuk= 1,02x -1,22
0,85= 1,02x-1,22
2,07= 1,02x
2,07
X = 1,02

X = 2,03
Anti log 2,03 = 107,152
Jadi, konsentrasi antibiotik 107,152 μg/mL
VI. Pembahasan
Antibiotik adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang pada konsentrasi rendah dapat memusnahkan atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Pengujian potensi
antibiotik dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa kualitas dan mutu
antibiotik yang digunakan dalam pengobatan memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang
beragam.
Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh
diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar diameternya maka
semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar acuan
untuk menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu
antibiotik.
Pada praktikum ini digunakan medium Nutrien Agar (NA).
pertama-tama dibuat agar inokula 0,4%, fungsi dibuat agar inokula 0,4%
adalah agar media yang digunakan tidak bersifat antagonis dan dapat
mempengaruhi antimikroba. Setelah itu agar inokula dimasukan kedalam
masing-masing cawan petri. Dibuat pengenceran ampisilin trihidrat dengan
5 variasi dosis (S1-S5) yang berfungsi sebagai pembanding pada setiap
konsentrasi. Setelah agar inokula memadat, dimasukan larutan
pengenceran ampisilin trihidrat sesuai konsentrasi yang diperlukan
kedalam lubang tersebut sebanyak 20 mikro gram sebagai pembanding.
Diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37°C sebagai waktu dan suhu
optimal bagi pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Pada pengujian yang telah dilakukan terbentuk zona bening di
sekeliling lubang. Ini menunjukkan bahwa antibiotik yang digunakan
berpotensi menghambat pertumbuhan Escherichia coli pengaruh
konsentrasi antibiotika terhadap pertumbuhan bakteri adalah semakin
besar konsentrasi dari antibiotika maka kemampuan antibiotika untuk
menghambat atau membunuh bakteri akan semakin besar.
Dari hasil percobaan uji potensi antibiotik yang dilakukan,
didapatkan hasil berupa konsentrasi antibiotik sebesar 107,152 μg/mL dan
hasil ini menunjukkan bahwa konsentrasi antibiotik ampisillin trihidrat
tersebut masuk ke rentang yang aman, karena rentang yang aman sesuai
literatur adalah berkisar antara 64-156,25 μg/mL.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan serta berdasarkan hasil
pengamatan yang didapat, dapat kami simpulkan bahwa:
1. Antibiotik yang diuji berpotensi menghambat pertumbuhan E.coli yang
ditandai dengan terbentuknya zona bening atau zona hambat
2. Konsentrasi antibiotik uji yang berupa Ampisilin trihidrat adalah
sebesar 107,152 μg/mL yang menandakan antibiotik tersebut aman
untuk digunakan
DAFTAR PUSTAKA

Adams MR, Moss MO. 2008. “Food Microbiology” 3rd Edition. Cambridge:
RSC Pub
Berg HC. 2004. “Eschericia coli in Motion”. New York: Springer
Bhunia A. 2008. “Foodborne Microbial Pathogens”. New York: Springer
Carter GR, Wise DJ. 2004. “Essential of Veterinary Bacteriology and Mycology”.
6 th Ed. Iowa: Blackwell Publishing
Duffy G. 2006. “Emerging Pathogenic E. coli.. Dalam Motarjemi Y, Adams M,
editor. Emerging Foodborne Pathogens”. New York: CRC Pr
Elsevier Saunders. Tizard IR. 2004. “Veterinary Immunology: an Introduction
Sixth Edition”. Pennsylvania: WB Saunders
Ganiswarna, S.G, 1995. “Farmakologi dan Terapi Edisi IV”. Jakarta: Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Manning SD. 2010. “Escherichia Coli Infections”. New York: Infobase
Publishing
Post KW. 2005. “Veterinary Microbiology Bacterial and Fungal Agents of
Animal Disease”. New York: CRC Pr
Radji, DR. Maksum. 2010. “Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa
Farmasi & Kedokteran”. Makassar.
Ray B. 2004. “Fundamental Food Microbiology”, Ed. ke-3. Washington, DC:
CRC PrSonger JG
Tjay, Tann Hoan., Rahardja, Kirana. 2002. “Obat-Obat Penting”. Jakarta: Penerbit
Elexmedia Komputindo
Tjay, Tann Hoan., Rahardja, Kirana. 2008. “Obat-Obat Penting”. Jakarta: Penerbit
Elexmedia Komputindo
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI
PERCOBAAN VII
UJI POTENSI ANTIBIOTIK (5+1)

Disusunoleh :
Kelompok7
Shift E

DiniWahidah 10060316211
MarwaSafira R.A. 10060316213
Farah YumnaAmbaro 10060316215
DillaNurulAisyah 10060316216
IndartiUlfayani 10060316217

Asisten : Dina Rosdiana, S.Farm.

Tanggal Praktikum : 20 Desember 2017


Tanggal Pengumpulan : 27 Desember 2017

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT D


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1439 H/2017 M

Anda mungkin juga menyukai