Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia analitik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari
tentang pemisahan dan penggukuran unsur atau senyawa kimia. Dalam
melakukan pemisahan atau pengukuran unsur atau senyawa kimia,
memerlukan atau menggunakan metode analisis kimia. Kimia analitik
mencakup kimia analisis kualitif dan kimia analisis kuantitatif. Analisis
kualiatif menyatakan keberadaan suatu unsure atau senyawa dalam sampel
(Wiryawan, 2008).
Anion dan kation merupakan hal yang berlawanan dalam kimia dan
berdisi untuk dua tipe utama dari ion yang dibentuk. Ion merupakan keadaan
zat dimana kehilangan atau mendapatkan elektron di bandingkan dengan
keadaan sesungguhan. Ketika elemen tetap pada keadaan atomiknya di alami
mereka cenderung mendapat atau member I electron untuk menjaga
kestabilan seperti gas sebagai langkah awal dari formasi senyawa, atom-
atom ini merubah mereka ke posisi atau keadaan (Tillapia, 2014).
Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan untuk
analisis kualitatif. Kation-kation digolongkan berdasarkan sifat-sifat kation
terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang biasanya digunakan
untuk klasifikasi kation adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium
sulfida, karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan suatu kation
untuk bereaksi dengan regensia-regensia dengan membentuk endapan atau
tidak (Tillapia, 2014).
Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan
suatu senyawa kimia dalam suatu larutan atau atau sampel yang tidak
diketahui. Analisis disebut juga analis jenis yaitu suatu cara yang dilakukan
untuk macam, jenis zat atas komponen-komponen bahan yang dianalisa.
Dalam melakukan analisa kualitatif yang dipergunakan adalah sifat-sifat zat
atau bahan, baik sifat fisik ataupun sifat kimia. Contohnya saat melakukan
praktikum jika ingin menggetahui reaksi atau perubahan maka kita harus

1
melakukan atau menganalisis kualitatif terhadap suatu sampel yang ingin
kita ketahui (Triawan, 2017).
Sifat fisik atau sifat yang bias diamati dengan panca indera adalah wujud
atau rupa, warna, bau, rasa, tekstur, terbentuknya gelembung gas, dan
terbentuknya endapan, sedangkan sifat yang dapat diukur tanpa menggubah
susunan kimia zat antara lain bobot jenis, indeksi bias, titik didh, dan titik
leleh atau beku (Tillapia, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana cara
mengidentifikasi analisis kualitatif kation anion.

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum dari percobaan ini adalah cara mengidentifikasi
secara kualitatif kation dan anion.

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari pratikum ini mengidentifikasi suatu larutan anion
dan kation secara kualitatif.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kation Dan Anion


Kation dan Anion adalah ion-ion yang bermuatan positif dan negatif.
Analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa regensia.
Dengan memakai regensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan
ada tindaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan
golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. (Svehla G, 1985).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara
konvensional, yaitu memakaicara visual yang berdasarkan kelarutan.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama denganmengelompokkan ion-
ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam
bentuk pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu mampu
mengendapkan sekelompokion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang
namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk
mengendapkan kelompok ion tersebut. Kelompok ion-iontersebut adalah:
golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III),
golongansulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
(Svehla G, 1985).
Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti
penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam
wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat
memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan,
seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu
ini dapat digunaan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan
kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan denganmengendapkan ketiganya
sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I)
dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan
Pb sehingga endapan tersebut larut sedngkan kedua kation lainnya tidak.
(Svehla G, 1985).

3
2.2 Definisi Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi
keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan sampel yang tidak
dietahui. Analisis kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan. Reagensia
golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfide, dan ammonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema
yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam
lebih dari satu golongan. (Keenan, 1999).
Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel yang
berupa  bahan  garam  yang  menggandung  banyak  logam-logam. Reaksi ini
adalah cara untuk mengenal ion-ion, baik kation maupun anion dalam larutan
dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu. Setiap ion akan
memberikan hasil  reaksi tertentu  yang dapat membedakan  dengan ion-ion
lain. (Svehla G, 1985).
Kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan untuk
analisis kualitatif. Kation-kation digolongkan berdasarkan sifat-sifat kation
terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang biasanya digunakan
untuk klasifikasi kation adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium
sulfida, karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan suatu kation
untuk bereaksi dengan regensia-regensia dengan membentuk endapan atau
tidak. (Tillapia, 2014).
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya
ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif untuk mengetahui jenis unsur
atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Penggolongan kation atau anion
dilakukan untuk memudahkan analisa kualitatif anorganik. Dalam hal ini

4
untuk memudahkan mencari pereaksi untuk mengindentifikasinya, karena
kation suatu golongan tidak diketahui dalam satu campuran, maka dapat
dianalisis dengan mudah dengan cara menambahkan reaksi dengan kondisi
tertentu, sehingga dapat terpisah pada tiap golongan. Anion dan kation juga
merupakan hal yang berlawanan dalam kimia dan berdiri untuk dua tipe
utama dari ion yang di bentuk. Ion merupakan keadaan zat di mana
kehilangan atau mendapat electron di bandingakan dengan keadaan
sesungguhnya. Ketika elemen tetap pada keadaan atomiknya di alami mereka
cenderung mendapat atau memberi elektron untuk menjaga kestabilan seperti
gas sebagai langkah awal dari formasi senyawa, atom-atom ini merubah
mereka ke posisi atau keadaan. ( Tillapia, 2014)
Tujuan utama analisis adalah untuk menemukan dan mengidentifikasi
komponen dalam zat kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif.
Contohnya seperti terbentuknya endapan, warna, gas maupun data non
numerik lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya dapat diperoleh
indikasi kasar dan komponen penyusun suatu analit. Analisis kualitatif
biasanya digunakan sebagai langkah untuk analisis kuantitatif. Pada
berbagai cara analisis modern, seperti cara-cara analisis spektroskopi dapat
dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif secara
bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis yang dilakukan dapat ditekan
seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih akurat (Chadijah, 2012)
Tujuan analisis kualitatif sistematik, anion diklasifikasikan dalam
beberapa golongan. Reagen golongan yang dipakai pada umumnya AgNO3,
Ba(NO3)2, dan HNO4. Prinsipnya adalah terbentuknya endapan atau tidak.
Untuk penentuan CO3- dan HCO3- bahan ditambahkan HCl encer dan jika
perlu disertai dengan proses pemanasan. Akan terjadi penguraian H2CO3
karena pemanasan tersebut lalu dihasilkan gas CO2 (Anwar, 1981).

2.3 Kation
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif untuk tujuan analisis
kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan
berdasarkan sifat–sifatnya. reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi

5
kation yang paling umum adalah asam klorida hydrogen sulfida ammonium
sulfida dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu
kation bereaksi dengan reagensia-reagensia dengan membentuk endapan atau
tidak (Chang,2005).
Pemisahan  kation Ag, Hg(I), dan  Pb dapat dilakukan dengan  mengend
apkan sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan
Hg(I)dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar
kelarutan Pb

2.4 Klasifikasi Golongan Kation


2.4.1 Golongan I
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion-ion golongan ini adalah timbal, merkurium(1) (raksa), dan
perak (Clark, 2013).
2.4.2 Golongan II
Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga,
bismut, cadmium, arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), timah(II), dan
timah(III) (IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan
IIa dan keenam yang terakhir sub-golongan II B.Sementara sulfida dari
kation dalam golongan IIa tak dapat larut dalam ammonium polisulfida,
sulfida dari kation dalam golongan II B justru dapat larut (Purwanto,
2012).
2.4.3 Golongan III
Kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer.Namun, kation ini membentuk endapan dengan ammonium
sulfida dengan suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan
ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III),
aluminium, zink, dan mangan(II) (Fyuzha, 2013).

6
2.4.4 Golongan IV
Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III.Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion
golongan ini adalah Ba, Ca, Sr (Febriani, 2013)
2.4.5 Golongan V
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-
regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang
terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk
menentukan adanya kation NH4+harus diambil dari larutan analit mula-
mula. Untuk kotion-kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+.
Identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala (Harjadi, 1990).

2.5 Anion
Anion adalah ion atau gugus yang memiliki muatan negatif. Reaksi dalam
anion digunakan untuk memudahkan reaksi asam-asam organik. Anion
dikelompokkan menjadi beberapa termasuk lebih dari satu sub golongan dan
tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai
dapat (Mulyono, 2005).

2.6 Klasifikasi Anion


Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik seperti pada metode
untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu
skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-
anion yang umum kedalam golongan utama, dan dari masing-masing
golongan menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan
anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam
pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh
dianggap berguna untuk member indikasi dari keterbatasan-keterbatasan
metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang kaku, karena satu
anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla).

7
2.7 Uraian Bahan
Menurut( Dirjen POM, 2019) berdasarkan buku farmakope uraian bahan
adalah sebagai berikut
1. Aquades
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau
Kelarutan :-
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. AgNO3
Nama resmi : ARGENTINII NITRA
Nama lain : Perak nitrat
RM / BM : AgNO3 / 169,87
Pemerian : Hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi
gelap bila terkena sinar
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sampel
3. KI
Nama resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : Kalium iodide
RM / BM : KI / 66,0
Pemerian : Hablur heksahedral, transparan, atau tidak
berwarna atau agak buram dan putih atau serbuk
granul putih agak higroakopik, larutan menunjuk
kapereaksi netral atau basa terhadaplakmus
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam air
mendidih, mudah larut dalam gliserin, larut dalam
etanol

8
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi golongan kation
4. CuSO4
Nama resmi : CUPRII SULFAT
Nama lain : Tembaga (II) sulfat
RM / BM : CuSO4 / 159,60
Pemerian : Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa dingin
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian
gliserol P, sangat larut dalam etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
5. NaOH
Nama resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
RM / BM : NaOH / 40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran massa hablur atau keeping
kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur, putih, mudah meleleh, basah, sangat alkalis
dan korosif, segera menyerap karbon dioksida
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi golongan kation
6. Besi (III) Klorida
Nama resmi : FERII CHLORIDUM
Nama lain : Besi (III) klorida
RM / BM : FeCl3 / 162,2
Pemerian : Hablur atau serbuk, hitam kehijauan, bebas warna
jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh
oleh kelembaban
Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalensi berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel

9
7. KSCN
Nama resmi : KALLI TIOSIANAT
Nama lain : Kalium tiosianat
RM / BM : KSCN / 97,18
Pemerian : Hablur tidak berwarna, meleleh, basah
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan 15 bagian etanol
mutlak P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi golongan kation
8. CaCO3
Nama resmi : CALCII CARBONAS
Nama lain : Kalsium karbonat
RM / BM : CaCO3 / 100,09
Pemerian : Hablur mikro, putih, tidak berbau dan tidak
memiliki rasa
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan etanol, tetapi larut
dalamasam asetat, asam klorida, dan asam nitrat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
9. HCL
Nama resmi : ACIDUM HIDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
RM / BM : HCL / 36,46
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasa asam, bau
merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian /
volume air, asap hilang
Kelarutan : dalam air dan etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi golongan ani

10
BAB III

METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum Analisis Kualitatif Kation dan Anion dilaksanakan pada pukul
15.00 – selesai, pada hari Selasa, 30 November 2021. Bertempat di
Laboratorium Kimia Universitas Bina Mandiri Gorontalo.

3.2 Pra Analitik


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum analisis kualitatif
kation dan anion sebagai berikut:
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam analisis kualitatif kation dananion
ialah:
1. Tabung Reaksi
2. Rak Tabung Reaksi
3. Pipet Tetes

3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini:
1. Aquades
2. HCL 2 M
3. NaOH
4. Kl
5. AgNO3
6. CuSO4
7. KSCN
8. CaCO3
9. FeCl3

3.3 Analitik
3.3.1 Uji Golongan Kation
1. Golongan I Ag+

11
AgNO3 (Perak Nitrat), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu
tambahkan KI.
2. Golongan II Cu²+
CuSO4 (Kupri Sulfat), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu
tambahkan NaOH.
3. Golongan III Fe³+
FeCl3 (Besi (III) klorida), Masukkan kedalam tabung reaksi lalu

tambahkan KCN.

3.3.2 Uji Golongan Anion


Aquadest dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan
CaCO3. Kemudian amati apabila terjadi pengendapan dan gelembung
pada sampel yang di uji.

3.4 Pasca Analitik


Adapun langkah kerja pada tahap pasca analitik ialah sebagai berikut:
1. Amati perubahan yang terjadi apabila terbentuk endapan
2. Amati perubahan spesifik dari sampel yang diuji meliputi perubahan
warna/terjadinya gas atas penambahan asam sulfat encer atau pekat.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil pengamatan identifikasi kation
No Perlakuan Reaksi Hasil keterangan
1. Golongan I (Ag+): Larutan KI
AgNO3 terjadi reaksi Kation (+)
endapan putih. Golongan I

2. Golongan II (Cu2+) Larutan Kation (+)


CuSO4 NaOH. Golongan
II
terjadi reaksi
endapan biru.

3. Golongan III (Fe3+)


Larutan KSCN Kation (+)
FeCl3  Golongan
terjadi reaksi
III
Endapan
coklat

TabeL 4.2 Hasil pengamatan identifikasi anion


No Perilaku Hasil Keterangan
1. Aquadest Pada larutan.
+ CaCO3. Aquadest + CaCO3. Anion (+)
Terjadi Reaksi
endapan gelembung

13
4.2 Pembahasan
4.2.1 Golongan kation
1. Golongan I kation
Dalam mengidentifikasi kation Ag+ menggunakan larutan
AgNO3, yang diawali dengan memipet larutan AgNO 3 sebanyak 1
mil ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan KI
sebanyak 1 mil, yang menghasilkan endapan kuning kation (+)
golongan I.
2. Golongan II kation
Dalam megidentifikasi kation Cu2+ menggunakan larutan
CuSO4, yang diawali dengan memipet larutan CuSO4 sebanyak 1
mil ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan NaOH
sebanyak 1 mil, yang menghasilkan endapan biru kation (+)
golongan II.
3. Golongan III kation
Dalam megidentifikasi kation Fe3+ menggunakan larutan
FeCl3, yang diawali dengan memipet larutan FeCl3 sebanyak 1 mil
ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan KSCN
sebanyak 1 mil, yang menghasilkan endapan coklat kation (+)
golongan III.
4.2.2 Golongan Anion
Dalam megidentifikasi Anion.Masukkan aquades kedalam tabung
reaksi secukupnya kemudia direaksikan dengan CaCO 3. Yang
sehingga menghasilkan endapan bergelembung atau bergas , anion (-).

14
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Adapun reaksi-reaksi yang terjadi terhadap kation dan anion yaitu:
a) Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer.
b) Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer.
c) Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer.
Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral/amoniakal.
2. Analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk
mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam
suatu sampel. Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada
identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan
anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium,
barium dan seng.

5.2 Saran
Laboratorium merupakan tempat dimana tenaga kesehatan melakukan
suatu pemeriksaan. Dan dengan adanya laboratorium di lingkungan
perkuliahan merupakan tempat dimana mahasiwa mempelajari dan
memperdalam skil dalam melakukan praktikum. Harapan dari para
mahasiswa agar lebih diperlengkap untuk bahan dan alat yang ada di
laboratorium agar lebih mempermudah mahasiswa pada saat melakukan
praktikum, agar mahasiswa tidak menunggu alat yang seharusnya ia gunakan
karena sedang di gunakan oleh mahasiswa lain.

15

Anda mungkin juga menyukai