Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum

KIMIA ANALIS
“PEMERIKSAAN KATION GOLONGAN I DAN II”

OLEH:

NAMA : NURUL AMALIA KADULLAH


NPM : 2120221014
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : 1. ADNAN MALAHA, S.PD., M.SI
2. IFTIA AURILI MAKALALAG, S.SI

LABOLATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI S-I FARMASI
FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahasi dentifikasi zat-zat.
Tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur
analisis kuantitatif berurusan denganpenetapan banyak suatu zat tertentu yang ada
dalam sampel atau contoh (Underwood,1986). Pemilihan metode ditentukan
beberapa faktor seperti kecepatan, ketepatan, sensitivitas, selektivitas, tersedianya
peralatan, jumlahsampel, tingkat analisis, konsentrasi komponen yang di analisis,
latar belakang sampel. Analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan
identifikasi suatu zat atau campuran yang tidak diketahui (Matondang et all.2015).
Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan
negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik
menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron,
disebut kation (Daud, 2011).
Reaksi yang terjadi dalam metode analisis kualitatif dapat digolongkan menjadi
reaksi spesifik, reaksi sensitif, dan reaksi selektif. Reaksi spesifik adalah reaksi
khasyang merupakan reaksi antara bahan tertentu dengan pereaksi spesifik untuk
bahan tersebut. Contoh reaksi ini adalah reaksi pada metode spot test. Reaksi
sensitif adalahreaksi peka yang mampu menunjukkan keberadaan bahan yang
hanya berjumlah sedikit sekali tetapi sudah tampak hasilnya dengan jelas. Reaksi
selektif adalah reaksiyang terjadi atas sekelompok bahan yang berbeda-beda atas
suatu pereaksi serta dapatberfungsi untuk memisahkan golongan yang berbeda.
Contoh dari reaksi selektif dapat dilihat pada uji golongan klorida dimana reaksi
selektif yang terjadi dapat memisahkan ion golongan klorida dengan ion lainnya
(Harjadi 1989).
Oleh karena itu, dilakukan percobaan ini untuk mengetahui suatu reaksi yang
spesifik untuk jenis kation tertentu serta dapat menentukan kation yang terdapat
dalam sampel contohya reaksi larutan MnSO4 dengan Na2CO3, reaksi larutan FeCl3
dengan NaOH, reaksi Ba (OH)2 dengan K2CrO4 dengan NaOH, reaksi larutan Ba
(OH)2 dengan Na2 CO3.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam percobaan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui
suatu reaksi yang spesifik untuk jenis kation tertentu dan menentukan kation yang
terdapat dalam suatu sampel.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dalam percobaan praktikum dalam praktikum kali ini
praktikan dapat membuat dan mengetahui suatu reaksi yang spesifik untuk jenis
kation tertentu dan dapat menentukan kation yang terdapat dalam suatu sampel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang atau sesuatu.


Tugas identifikasi yaitu membedakan komponen yang satu dengan yang lainnya,
sehingga menghasilkan suatu komponen yang dikenal dan diketahui masuk dalam
golongan mana (Kaufman, 1994).
Dalam analisis identifikasi, senyawa-senyawa anorganik dan organik memiliki
perbedaan yang penting. Sebagian besar senyawa-senyawa anorganik merupakan
senyawa ionik yang dapat ditentukan dengan membuat identifikasi bagan tertentu
dalam secara konvensional (secara kimiawi). Senyawa-senyawa organik pada
umumnya terikat melalui ikatan kovalen, dan belum ada suatuskema yang dapat
digunakan untuk melakukan identifikasinya secara konvensional (Graham, 1995).
Kation adalah kemampuan mempolarisasi yang tinggi mempunyai pusat muatan
positif dengan kerapatan yang tinggi, sehingga akan menghasilkan interaksi yang kuat
dengan ligan. Ion dengan ukuran kecil bermuatan tinggi akan memiliki kekuatan ikatan
yang tinggi (Nur dkk, 2007).
Kation merupakan ion-ion yang memiliki muatan positif untuk ngenalisis secara
kualitatif, kation-kation dimasukkan dalam lima golongan dengan tiap-tiap golongan
memiliki sifat dan reaksi yang berbeda dari beberapa reagenlia. Jika dalam suatu
sampel terdapat reaksi yang menunjukan positif dari suatu golongan, maka hasilnya
dipisahkan untuk pemeriksaanion/analit yang lebih lanjut reagenlia atau pereaksi yang
paling umum dipakai yaitu hidrogen sulfida, asam klorida, ammonium sulfida dan
ammonium karbonat. Prinsip yang digunakan dalam hal ini ialah pengendapan jadi
dapat dikatakan reksi yang paling umum merupakan reaksi perbedaan kelarutan dari
kation-kation tersebut (Svehla, 1985).
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun
PbCl2 sedikit larut dalam air, karena itu timbale tidak pernah mengendap sempurna
bila ditambahkan HCl encer kepda suatu cuplikan, ion timbale yang tersisa itu di
endapkan secara kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam bersama-sama kation
golongan IV (Mulyono HAM, 2005).
Kation golongan II diatas dua subgolongan yaitu subgolongan tembaga dan sub
golongan arsenik. Subgolongan tembaga terdiri dari Hydrargium (II), Plumbum (II),
Bismut (III), Cuprun (II), dan Codmium(II). Subgolongan arsenik terdiri dari arsen
(III), stibium (II), stibium (V), starnum (II), dan starnum (IV) (Svehla G, 1985).
Untuk analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan atau
dikelompokkan menjadi lima golongan berdasarkan sifat kation itu terhadap beberapa
pereagen. Dengan memakai pereagen golongan secara spesifik, dapat menentukan ada
tidaknya golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini dengan
menganalisis lebih lanjut. Selain cara dasar untuk menyajikan bahan, pengurutan juga
dapat memudahkan mempelajari berbagai reaksi. Golongan pereagen yang digunakan
dalam klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan
ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan pereagen ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa klasifikasi kation, didasarkan atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida,dan
karbonat dari kation tersebut (Vogel,1985).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa
kualitatif, endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang
berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun
sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari
larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi eperti tekanan, suhu,
konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan
tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan
dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat
memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium
sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunaan sebagai
dasar pemisahan kation (Masterlon, 1990).
Reaksi basah merupakan jenis reaksi yang mencakup pembentukan endapan atau
perubahan warna melalui reaksi yang mengandung media atau bahan air, seperti reaksi
pada larutan. Terjadinya endapan dapat diakibatkan oleh berbagai macam sebab, seperti
pencampuran larutan dengan kation dan anion berbeda sehingga ada pengendapan,
menambahkan konsentrasi zat dan senyawa hingga melewati batas kelarutannya, atau
menurunkan suhu larutan. Ekstraksi untuk endapan juga dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti filtrasidan evaporasi (Dian, 2015).
Adapun keuntungan reaksi basah terutama dalam analisis kualitatif adalah
sebagian besar jalannya reaksi kimia mudah dilihat dari perubahan warna atau
timbulnya endapan. Bau gas yang timbul juga membantu dalam mengidentifikasi
beberapa substansinya (Petrucci, 1992).
Adapaun reaksi-reaksi untuk kation golongan I dan II yaitu:
1.) Merkurium (Hg2+)
Merkurium (raksa) adalah logam cair yang berwarna putih keperakan pada
suhu kamar, penghantar panas yang buruk, dan dapat bereaksi dengan oksigen.
Unsur ini mudah membentuk campuran logam dengan logam-logam yang lain
seperti emas, perak, dan timah (disebut juga amalgam). Logam ini banyak
digunakan di laboratorium untuk pembuatan termometer, barometer, pompa difusi
dan alat-alat dan alat-alat elektronik lainnya. Kegunaan lainnya adalah dalam
membuat pestisida, soda kaustik, produksi klor, gigi buatan, baterai dan katalis
(Barroroh, 2010).
2.) Bismut (Bi3+)
Bismut adalah logam yang putih kemerahan,kristalin dang etas.Titik leburnya
271,5oC.Ia tidak larut dalam asam klorida di sebabkan oleh potensial standarnya,
(0,2 V), tetapi melarut dalam asam pegoksid seperti asam nitrat pekat, air raja, atau
asam sulfat pekat yang paling umum. Hidroksidanya, Ba (OH)3+ merupakan basa
lemah maka garam-garam bismuth mudah terhdrolisis. Bismut dapat di deteksi
dengan adanya garam dan logam. Bila suatu senyawa bismuth di panaskan di atas
arang dengan natrium karbonat dalam nyala pipa-tiup, kita memperoleh sebutir
manic logam getas, yang di kelilingi oleh kerak kuning oksidanya (Salsabila,2021)
3.) Tembaga (Cu2+)
Tembaga adalah logam merah-muda, yang lunak, dapat di tempa, dan liat.Ia
melebur pada 1038oC. Karena potensial electrode standarnya positif, ia tak larut
dalam asam klorida dan asamsulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bias
larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya(8M) dengan mudah melarutkan
tembaga (Sochib, 2014).
4.) Kadmium (Cd2+)
Kadmium adalah logam putih keperakan, yang dapat di tempa dan liat. Ia
melarut dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan hydrogen (di
sebabkan potensial elektrodenya yang negative (Rosita, 2019).
5.) Arsenik (As3+)
Arsenik adalah zat padat yang berwarna abu-abu seperti baja, getas dan
memiliki kilap logam. Jika di panaskan, arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti
bau bawang putih yang khas, ketika di panaskan dalam aliran udara yang bebas,
arsenic dengan nyala biru, menghasilkan asap putih arsenic (III) oksida, As4O6+
semua senyawa arsenic beracun. Unsur ini tak larut dalam
asam klorida, dan asam sulfat encer, tetapi larut dengan mudah dalam asam
nitrat encer, menghasilkan ion arsenit, dan dalam asam nitrat pekat atau dalam air
raja atau dalam larutan natrium hipoklorit membentuk arsenat, Sultan dkk, 2022).
6.) Stibium (Sb3+)
Stibium adalah logam putih keperakan yang mengkilap, dan melebur pada
630oC. Stibium tak larut dalam asam klorida, dalam asam sulfat encer. Dalam asam
sulfat pekat yang panas ia melarut perlahan-lahan dengan membentuk ion stibium
(III) (Ilham dkk, 2021).
7.) Timah (Sn2+)
Timah adalah logam putih perak, yang dapat di tempah dan liat pada suhu
biasa, tetapi pada suhu rendah menjadi getas karena berubah menjadi suatu
modifikasi alotropi yang berlainan. Ia meleleh pada 231,8oC. Logam ini melarut
dengan lambat dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer, dengtan membentuk
garam-garam timah (II) (Trio Atmojo, 2017).
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat
Adapun alat yang akan digunakan yaitu:
1.) Tabung Reaksi
2.) Rak Tabung Reaksi
3.) Pipit Tetes
3.2 Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan yaitu:
1.) AgNO 3 : (Perak Nitrat)
2.) Pb (CH3 COO)2 : (Timbal (II) asetat)
3.) HgCL2 : (Merkuri KLorida)
4.) CuSO4 : (Tembaga Sulfat)
5.) HCl : (Asam Klorida)
6.) NaOH : (Natrium Hidroksida)
BAB IV
METODE KERJA DAN PENGAMATAN

4.1 Metode Kerja Dan Hasil Pengamatan


No. Langkah Kerja Hasil Pengamatan Gambar
1. Tabung 1: Tabung 1:
- Masukkan + 2 ml AgNo3 - Sebanyak + 2 ml
kedalam tabung reaksi AgNo3 berwarna awal
- Tambahkan pereksi + 2 ml bening dan HCl
HCL berwarna awal bening
- Amati perubahan yang terjadi - Endapan warna putih
susu, cairan warna
putih
2. Tabung 2: Tabung 2:
- Masukkan + 2 ml CH3COO2 - Sebanyak + 2 ml
kedalam tabung reaksi CH3COO2 berwarna
- Tambahkan pereksi + 2 ml awal bening dan HCl
HCL berwarna awal bening
- Amati perubahan yang terjadi - Tidak ada endapan,
cairan bening

3. Tabung 3: Tabung 3:
- Masukkan + 2 ml HgCL2 - Sebanyak + 2 ml
kedalam tabung reaksi HgCL2 berwarna awal
- Tambahkan pereksi + 2 ml putih keruh dan HCl
HCL berwarna awal bening
- Amati perubahan yang terjadi - Tidak ada endapan,
Cairan warna putih
keruh
4. Tabung 4: Tabung 4:
- Masukkan + 2 ml CuSO4 - Sebanyak + 2 ml
kedalam tabung reaksi CuSO4 berwarna awal
- Tambahkan pereksi + 2 ml biru tua dan NaOH
NaOH berwarna awal bening
- Amati perubahan yang terjadi - Terdapat endapan biru
tua, Cairan warna biru
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan di laboratorium kimia Farmasi Universitas
Bina Mandiri Gorontalo pada pukul 15.00-17.00. Dalam hal ini kami sebagai
praktikan bertujuan untuk mengetahui suatu reaksi yang spesifik untuk jenis kation
tertentu dan menentukan kation yang terdapat dalam suatu sampel.
Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan
negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik
menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron,
disebut kation (Daud, 2011).
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun
PbCl2 sedikit larut dalam air, karena itu timbale tidak pernah mengendap
sempurna bila ditambahkan HCl encer kepda suatu cuplikan, ion timbale
yang tersisa itu di endapkan secara kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam
bersama-sama kation golongan IV (Mulyono HAM, 2005).
Kation golongan II diatas dua subgolongan yaitu subgolongan tembaga dan sub
golongan arsenik. Subgolongan tembaga terdiri dari Hydrargium (II), Plumbum
(II), Bismut (III), Cuprun (II), dan Codmium(II). Subgolongan arsenik terdiri dari
arsen (III), stibium (II), stibium (V), starnum (II), dan starnum (IV) (Svehla G,
1985).
Pada Percobaan pertama dilakukan dengan cara mereaksikan sebanyak + 2 ml
larutan AgNo3 kedalam tabung reaksi ditambah dengan + 2 ml larutan HCl. AgNo3
+ Hcl → Agcl + Hno3. Hasilnya larutan menjadi berwarna putih susu dan terjadi
endapan yaitu gumpalan AgCl. Penambahan larutan HCl berfungsi untuk
mempercepat terjadinya gumpalan. Pada percobaan tabung 1 ini termasuk kation
golongan I (Rohmah,2020).
Gambar 5.1.1 Gambar 5.1.2
Memasukkan larutan AgNo3 larutan AgNo3+ HCL
kedalam tabung reaksi ditambahkan
HCL

Pada Percobaan 2 dilakukan dengan cara mereaksikan sebanyak + 2 ml larutan


CH3COO2 kedalam tabung reaksi ditambah dengan + 2 ml larutan HCl. Pb
(CH3COO)2 + HCl → PbCl2 + CH3 COOH. Hasilnya tidak ada endapan dan warna
cairan tetap bening. Faktor yang mempengaruhinya karena HCl+ CH3COONa
bukanlah reaksi yang lengkap karena natrium asetat adalah garam dari asam lemah,
sehingga sebagian terdisosiasi ke dalam media berair. Oleh karena itu hasil bagi
kelarutannya di bawah konstanta hasil kali kelarutan. Pada percobaan tabung 2 ini
termasuk kation golongan I (Cairns, 2004).

Gambar 5.1.3 Gambar 5.1.4


Memasukkan larutan
larutan CH3 COO2+ HCL
CH3COO2 + HCL kedalam Tabung
Reaksi
Percobaan 3 dilakukan dengan cara mereaksikan sebanyak + 2 ml larutan
HgCL2 kedalam tabung reaksi ditambah dengan + 2 ml larutan HCl.
HgCl2+HCl→Hg2l+ HCl2. Hasilnya tidak ada endapan dan warna cairan putih
keruh. Faktor yang mempengaruhi Larutan berwarna putih keruh karena endapan
belum sepenuhnya mengendap. Hal ini terjadi karena terbentuk endapan putih dari
Merkuri (I) klorida (kalomer). Pada percobaan tabung 3 ini termasuk kation
golongan I (Hastuti, 2007).

Gambar 5.1.5 Gambar 5.1.6


Memasukkan larutan larutan HgCL2 + HCL
HgCL2 + HCL kedalam Tabung
Reaksi

Percobaan 4 dilakukan dengan cara mereaksikan sebanyak + 2 ml larutan


CuSO4 kedalam tabung reaksi ditambah dengan + 2 ml larutan NaOH. CUSO4 +
NaOH →CU(OH)2 + Na2SO 4. Hasilnya terdapat endapan biru tua, Cairan warna
biru. Endapan/gumpalan yang terbentuk adalah tembaga (II) hidroksida. Pada
percobaan tabung 2 ini termasuk kation golongan II (Hastuti, 2007).

Gambar 5.1.7 Gambar 5.1.8


Memasukkan larutan Larutan CuSO4 + NaOH
CuSO4 + NaOH kedalam Tabung
Reaksi
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa pada praktikum ini kami
praktikan dapat membuat dan mengetahui suatu reaksi yang spesifik untuk jenis
kation tertentu dan dapat menentukan kation yang terdapat dalam suatu sampel.
Kation dalam beberapa golongan dapat diidentifikasi dalam analisis kualitatif. Tiap
golongan ataupun ion memiliki regaen atau pereaksinya masing-masing yang dapat
menunjukan hasil positif ion dalam suatu sample yang belum diketahui. Reaksi
yang terjadi antara lain pengendapan dan lain-lain.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum percobaan pemeriksaan kation golongan I dan II ini
adalah perlunya kelengkapan bahan, kemurnian bahan, dan kelengkapan serta
kebersihan alat. Praktikan juga harus selalu mengamati dan fokus terhadap tiap
percobaan yang dilaksanakan. Terakhir, praktikan diharapkan selalumenggunakan
alat pelindung diri dan selalu berhati-hati di laboratorium
DAFTAR PUSTAKA

Abudarin. 2002. Analisis Kualitatif (Pemisahan dan Identifikasi Kation). FKIP UNPAR:
Palangka Raya

Barroroh, Himmatul. "Studi adsorpsi fasa gas logam merkuri pada biomassa daun dan
batang enceng gondok (Eichornia crassipes)." (2010).

Cairns, Donald. "Intisari kimia farmasi." EGC, 2004.

Hastuti, Sri, dkk. 2007. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar. Surakarta : Jurusan
kimia F.MIPA UNS. Hal 6-13

Ilham, Bayu Muhammad, and Fadhilah Fadhilah. "Pengaruh Tegangan Listrik Dan
Konsentrasi Larutan Elektrolit Pada Proses Pemurnian Timah (Sn)
Berdasarkan Metoda Electrolytic Refining di Unit Metalurgi PT. Timah Tbk,
Mentok, Bangka Barat, Bangka Belitung." Bina Tambang 6.2 (2021): 197-
207.

Kaufman, Gershen. 1994. Dinamika Kuasa. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia.

Matondang R, A; Rochima E; KurniawatiN. 2015. Studi KandunganFormalin dan Zat


Pemutih PadaIkan Asin Di Beberapa Pasar KotaBandung. Universitas
Padjajaran.Jurnal perikanan kelautan Vol. VINo. 2. Bandung.

Nur, Adrian. "Immobilisasi Limbah Fermentasi Pabrik Alkohol Terhadap Adsorpsi


Logam Berat Kadmium (Cd)." Ekuilibrium 6.1 (2007): 27-31.

Rohmah, Jamilatur, and Chylen Setiyo Rini. "Buku ajar kimia analisis." Umsida
Press (2020): 1-141.
Rosita, Betti, and Fadhlika Andriyati. "Perbandingan Kadar Logam Kadmium (Cd)
dalam Darah Perokok Aktif dan Pasif di Terminal Bus." Sainstek: Jurnal
Sains dan Teknologi 11.2 (2019): 70-77.

Salsabila, Calista Tasya, and Marissa Cory A. Siagian. "Pengaplikasian Bismut Sebagai
Embellishment Pada Produk Fesyen Dengan Konsep
Futuristic." eProceedings of Art & Design 8.6 (2021).

Sochib, Mochammad, and Gh Rifqi Syaifullah. "Uji ketahanan korosi material baja
karbon a 283gr c, ss 317l, ss 304, ss hg-30, ss alloy-31 terhadap liquid
sodium metabisulphite." Wahana Teknik 3.1 (2014).

Topayung, Daud. "Pengaruh arus listrik dan waktu proses terhadap ketebalan dan massa
lapisan yang terbentuk pada proses elektroplating pelat baja." Jurnal Ilmiah
Sains 11.1 (2011): 97-101.
Trio Atmojo, Trio. "Bahan konduktor timah." Bahan Konduktor Timah (2017).

Underwood, Day. 2002. Analisis KimiaKuantitatif. Edisi 5 PenerjemahAloysius H.


Penerbit Erlangga: Jakarta

Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.Jakarta :
Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai