Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

MATERI 2

IDENTIFIKASI KATION SECARA KUALITATIF

NAMA : YOENIDEA DASENTA


NIM : 19513005
KELOMPOK : 2A
ASISTEN : AINUN MARDIAH

Poin Max Score Nilai Total Paraf


Tujuan, Prinsip 2
Dasar Teori 3
Alat dan Bahan 2
Cara Kerja 3
Data dan Perhitungan 5
Pembahasan 10
Kesimpulan 3
Daftar Pustaka 2

LABORATORIUM KUALITAS LINGKUNGAN


TEKNIK LINGKUNGAN FTSP UII
YOGYAKARTA
2019
Praktikum Kimia Dasar 2019/2020
Laporan Semester Ganjil

Nama Praktikan : Yoenidea Dasenta

NIM Praktikan : 19513005

Hari dan Tanggal Praktikum : Senin, 7 Oktober 2019

Topik Praktikum : Identifikasi Kation Secara Kualitatif

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi unsur Ag dan Pb.

II. Prinsip
Mengidentikasi kation yang terdapat dalam suatu sampel dengan mereaksikannya
dengan berbagai reagen tertentu yang nantinya akan memberikan tanda tertentu
berupa terbentuknya endapan, perubahan warna dan terbentuknya gas.

III. Dasar Teori


Kimia analitik dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia,
mengenali unsur-unsur senyawa apa yang ada dalam suatu sampel. Umumnya kimia
dihadapkan dengan analisis kualitatif, sejumlah unsur dipisahkan dan diidentifikasi
melalui pengendapan dengan hidrogen sulfida. Analisis kualitatif berkaitan dengan
penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat
yang ditetapkan tersebut dinyatakan sebagai analit. (Day dan Underwood, 2001: 2)

Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima


golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan
memakai apa yang disebut reagensia golongan secara spesifik, dapat kita tetapkan ada
tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini
dengan pemeriksaan lebih lanjut. Selain merupakan cara yang tradisional untuk
menyajikan bahan, urut-urutan ini juga memudahkan dalam mempelajari reaksi-reaksi.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk
endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum,

2
Praktikum Kimia Dasar 2019/2020
Laporan Semester Ganjil

didasarkan atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
(Vogel,1985:203)

Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti
prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk
suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion pada
golongangolongan diendapkan satu per satu, endapan dipisahkan dari larutan dengan
cara disaring atau diputar dengan centrifuga. Endapan dicuci untuk membebaskan dari
larutan pokok atau filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin akan dipisahkan.
(Cokrosarjiwanto,1977:14)

Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya:
1.Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion
golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam, klorida dan kation dari golongan
lain larut. Penggunaan asam klorida berlebih untuk pengendapkan kation golongan I
memiliki dua keuntungan yaitu memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan
menghindari terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan asam klorida yang
terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl2larut kembali dalam bentuk kompleks
sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2 , tetap stabil.

2.Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini
adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan II dibagi dalam dua sub-golongan
yaitu sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah
kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub
golongan tembaga tidak larut dalam regensia ini, sulfida dari sub grup arsenik melarut
dengan membentuk garam tio. Golongtan II sering disebut juga sebagai asam hidrogen
sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut
dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut.

3.Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer (buffer ammonium-
amonium klorida). Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida
dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
Logam-logam diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang
diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam
larutan air.besi, almunium, dan mangan (sering disertai sedikit mangan) atau golongan
IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium
klorida. Endapan hidroksida pada golongan ini bermacam-macam. Kation golongan IIIB
diendapkan sebagai garam sulfidnya dengan mengalirkan gas H 2S dalam larutan analit
yang suasananya basa (dengan larutan buffer NH 4Cl dan NH4OH).

3
Praktikum Kimia Dasar 2019/2020
Laporan Semester Ganjil

4.Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.

5.Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia


golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini
meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk menentukan adanya kation NH 4+harus diambil dari larutan
analit mula-mula. Untuk kotion-kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+. Identifikasi dapat
dilakukan dengan uji nyala. (Harjadi, 1990)

Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka
setelah di lakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok campuran
yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi
saat pengindentifikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat
semula dan berbeda sifat fisiknya. (Chadijah 2012: 84-85)

Identifikasi kation banyak digunakan terhadap terutama sampel yang berupa bahan
garam yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi dan sebagainya. Uji
kation ini, bahan-bahan galian tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan
waktu yang lama. Dengan adanya suatu unsur berguna untuk memisahkan bahan galian
yang tercampur. Selain itu, dapat juga di gunakan untuk kasus-kasus keracunan logam
berat, seperti Hg dan Pb. Identifikasi kation banyak digunakan atau dilakukan,
mengingat karena bahan-bahan tersebut merupakan bagian bahan obat, bahan baku,
dan sedian obat. Namun, dapat juga sebagai pencemar yang perlu di ketahui
keberadaannya agar dapat diantisipasi bila membahayakan. Klasifikasi kation yang
paling umum di dasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat
tersebut. (Chadijah, 2012: 83-84)

4
Praktikum Kimia Dasar 2019/2020
Laporan Semester Ganjil

IV. Alat dan Bahan


IV.1 Alat
1. Erlenmeyer 250 mL
2. Pipet ukur 10 mL
3. Gelas ukur 50 mL
4. Pipet tetes
5. Kompor listrik
6. Tabung reaksi
7. Krustang
8. Karet hisap
9. Rak tabung reaksi
10. Sendok sungu

IV.2 Bahan
1. Analit (sampel uji)
2. Asam klorida (HCl) 0,1 M
3. Asam oksalat (H2C2O4) 0,1 N
4. Asam sulfat (H2SO4) 0,1 N
5. Kalium hidroksida (KOH) 0,1 N
6. Mangan sulfat (MnSO4) 0,1 N
7. Kertas saring

5
Praktikum Kimia Dasar 2019/2020
Laporan Semester Ganjil

V. Prosedur Percobaan

Sampel/Analit 10mL

Aquades 30 mL Erlenmeyer A HCl 0,1 N 10 mL

Dipanaskan

Kertas Saring

Filtrat Residu KOH+MnSO4

H2C2O4 0,1 M Erlenmeyer B H2SO4 0,1 M

Tabung reaksi A Tabung reaksi B

Amati perubahan Amati perubahan Amati perubahan

6
Praktikum Kimia Dasar 2019/2020
Laporan Semester Ganjil

VI. Hasil Pengamatan

6.1 Tabel Pengamatan

Hasil Pengamatan Kesimpulan

10 mL sampel + 10 mL HCl Keruh kekuningan Ada Ag dan Pb

Bagi larutan menjadi dua


Bening, tidak terdapat
Tabung A + H2C2O4 0,1 M Tidak ada Ag dan Pb
endapan
Tabung B + H2SO4 0,1 M Putih, terdapat endapan Ada Ag

Kertas saring + KOH + MnSO4 Dikelilingi endapan hitam Ada Ag

6.2 Reaksi yang Terjadi

1. (Pb, Ag) + HCl (PbCl2, AgCl2) + H+

2. Ag2+ + H2C2O42- AgC2O4 + 2H+

3. Ag2+ + H2SO42- PbSO4 + 2H+

7
Praktikum Kimia Dasar 2019/2020
Laporan Semester Ganjil

VII. Pembahasan

Pada praktikum mengenai Identifikasi Kation secara Kualitatif, diketahui praktikan


mampu mengidentifikasi unsur Ag dan Pb yang terkandung dalam suatu sampel.
Adapun prinsip percobaan yang diguakan dalam praktikum ini adalah mereaksikannya
dengan berbagai reagen tertentu yang nantinya akan memberikan tanda tertentu
berupa terbentuknya endapan, perubahan warna dan terbentuknya gas.

Percobaan identifikasi kation pada praktikum kali ini menggunakan metode analisis
kualitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat
tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut dinyatakan
sebagai analit. Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan
dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara spesifik, dapat kita
tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan
golongan-golongan ini dengan pemeriksaan lebih lanjut. Dalam analisa kualitatif cara
memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang
diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita
harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion pada golongangolongan diendapkan satu per
satu, endapan dipisahkan dari larutan dengan cara disaring atau diputar dengan
centrifuga. Endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau filtrat dan tiap-
tiap logam yang mungkin akan dipisahkan. Analisis kualitatif dilakukan untuk
mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam suatu cuplikan yang tidak diketahui.
dalam uji analisis ada dikatakan menguji suatu sampel dengan menggunakan metode
sepesifik dan metode selektif, metode spesifik yaitu metode pengujian suatu unsur
dengan menggunakan beberapa pereaksi, dan uji selektif yaitu metode pengujian suatu
unsur dengan menggunakan satu unsur saja.

Cara kerja untuk melakukan percobaan identifikasi kation secara kualitatif ini dimulai
dari mengambil sampel atau analit berupa campuran Pb dan Ag yang terkandung di
dalamnya sebanyak 10 mL yang kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer A yang
sudah ditambahkan aquades sebanyak 30 mL dan HCl 0,1 M sebanyak 10 mL. Kemudian
larutan dipanaskan sekitar 10 menit atau hingga mendidih, hingga menimbulkan uap.
Adapun larutan dipanaskan dengan tujuan mempercepat reaksi. Setelah dipanaskan
larutan disaring menggunakan kertas saring, kemudian filtrate dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer B. Untuk Erlenmeyer B, larutan dipisahkan ke dalam dua tabung reaksi yang
berbeda sama banyak. Tabung reaksi A ditambahkan C 2H2O4 0,1 M, sementara tabung
reaksi B ditambahkan H2SO4 0,1 M. Sementara itu, residu yang tertinggal di kertas
saring ditetesi dengan KOH dan MnSO4.

8
Praktikum Kimia Dasar 2019/2020
Laporan Semester Ganjil

Hasil percobaan yang didapat adalah adanya perubahan warna yang terjadi ketika
sampel ditambah dengan HCl, dimana larutan berubah warna menjadi keruh. Lalu
larutan yang dibagi menjadi dua, pada tabung A yang ditetesi H 2C2O4 tidak terjadi
perubahan adanya endapan dan warna yang berarti tidak ada unsur logam didalamnya.
Sementara tabung B yang ditetesi H 2SO4 larutan berubah warna menjadi putih dan
terdapat endapan, yang menandakan adanya unsur logam Ag didalamnya. Pada residu
yang tertinggal di kertas saring yang ditetesi KOH dan MnSO 4, di sekeliling residu
berubah menjadi warna hitam, yang menandakan adanya unsur logam Ag atau positif
Ag.

Adapun reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. (Pb, Ag) + HCl (PbCl2, AgCl2) + H+


2. Ag2+ + H2C2O42- AgC2O4 + 2H+
3. Ag2+ + H2SO42- PbSO4 + 2H+

Fungsi dari adanya penambahan H 2SO4, H2C2O4 adalah untuk menguji adanya
kandungan logam yang terdapat dalam larutan tersebut. Begitu pula pemberian KOH +
MnSO4 adalah untuk menguji apakah ada unsur Ag yang tersaring oleh residu. Salah
satu pereaksi yaitu H2SO4 juga berperan sebagai katalisator, yaitu mempercepat
terjadinya reaksi.

Kendala yang ditemui pada saat praktikum adalah ketika akan mengambil
Erlenmeyer yang didalamnya terdapat larutan yang mendidih dengan menggunakan
krustang dikarenakan jika tidak berhati-hati dapat menyebabkan Erlenmeyer terjatuh
dan pecah. Selain itu ditemukan kendala ketika akan menambahkan larutan-larutan
dengan volume tertentu, karena jika tidak sesuai dapat memengaruhi hasil percobaan.

9
Praktikum Kimia Dasar 2019/2020
Laporan Semester Ganjil

VIII. Kesimpulan

1. Setelah melakukan praktikum, dapat mengidentifikasikan keberadaan unsur logam


Pb dan Ag yang terdapat dalam suatu larutan yang dicampur dengan HCL, dan
mengidentifikasi bahwa jika tidak terjadi perubahan warna atau tidak terdapat
endapan, maka hasilnya negatif logam. Sementara jika terjadi perubahan warna
atau terbentuk endapan, maka hasilnya positif terdapat unsur logam.

10
Praktikum Kimia Dasar 2019/2020
Laporan Semester Ganjil

IX. Daftar Pustaka

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta: PT Gramedia

Chadijah, Sitti. 2012. Dasar-dasar Kimia Analitik. Makassar: UIN Press

Day, R.A dan A.L, Underwood. Quantitative Analysis. Terj, Dr. Ir. Lis sopyan, M. Eng.
2001. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta: Erlangga

Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro . Jakarta: PT.
Kalman Pusaka

Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Analitik Kualitatif I. Yogyakarta : UNY Press

11
Praktikum Kimia Dasar 2019/2020
Laporan Semester Ganjil

X. Lampiran

12

Anda mungkin juga menyukai